Anda di halaman 1dari 4

Nama : Septiana Dwi Lestari

NIM :12030119420067

RESUME FRAUD DETECTION (Chapter 7)

Mendeteksi Axioms Fraud

Kunci dalam mendeteksi fraud yang harus diingat adalah fraud dapat terjadi disebabkan karena
tidak adanya kontrol internal. Lemahnya kontrol internal lebih baik dari pada tidak ada sama
sekali kontrol internal dalam suatu entitas. Selanjutnya, kecurangan (fraud) sering kali terdeteksi
oleh intuisi, kecurigaan para penyelidik, dan manajer. Namun, dalam bab ini akan mendeteksi
kecurangan (fraud) dalam bentuk metode data pada mendeteksi bukti fraud

Metode Deteksi Umum

Asosiasi Certified Fraud Examiners (ACFE) Secara berkala melakukan studi tentang
penipuan diselesaikan sebelumnya 12 sampai 18 bulan dan melaporkan statistik
kepada masyarakat dalam bentuk Laporan Laporan berhak Bangsa (RTTN). The
ACFE telah mengeluarkan RTTN pada tahun 1996, 2002, 2004, 2006, dan 2008.
Dalam setiap RTTN, statistik menunjukkan metode pendeteksian yang lebih umum.
Di semua tahun, metode deteksi yang paling umum telah menjadi tips. Dalam
beberapa tahun, Tips mencakup sekitar dua kali lebih banyak dalam persentase deteksi
sebagai apa pun metode peringkat kedua. Dalam semua tahun, metode deteksi yang
paling tidak efektif, selain penegakan hukum, adalah audit eksternal.

Metode Umum Efektifitas

Berdasarkan tabel 7.1 dapat dilihat bahwa perbandingan antara 2008 dengan 2006 berdasarkan
efektifitas hasilnya yaitu posisi pertama TIP sebesar memiliki efektifitas metode dalam
mendeteksi fraud yang baik yaitu sebesar 46,2% di tahun 2008 dan 34,2% di tahun 2006, posisi
kedua by accident yaitu sebesar 20,0% di tahun 2008 dan 25,4% di tahun 2006, posisi ketiga
internal audit yaitu sebesar 19,4% di tahun 2008 dan 20,2% di tahun 2006, posisi keempat
internal kontrol yaitu sebesar 23,3% di tahun 2008 dan 19,2% di tahun 2006, posisi kelima audit
eksternal 9,1% di tahun 2008 dan 12,0% di tahun 2006, dan posisi yang keenam pemberitahuan
polisi 3,2% di tahun 2008 dan 3,8% di tahun 2006.

Metode Umum Lainnya

Metode lain selain keenam metode efektifitas tersebut yang dapat dikembangkan untuk skema
kelompok fraud tertentu atau skema individu fraud yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi audit internal yang harus secara aktif terlibat dalam kegiatan anti fraud.
b. Mengidentifikasi kelemahan dalam kontrol internal yang dapat menyebabkan tingginya
resiko fraud.
c. Melakukan analisis secara vertikal maupun horizontal dalam laporan keuangan entitas
dan melakukan perbandingan antara unit bisnis dengan datanya.
d. Melakukan analisis rasio dari tren selama beberapa tahun periode dan membandingkan
unit bisnis lain dengan entitas secara keseluruhan.
e. Melakukan audit suprise (SIDAK).
f. Menindaklajuti pelaporan atau keluhan jika karyawan sedang melihat terindikasinya
sebuah fraud.
g. Penggalian data dalam red flags.

METODE DETEKSI SPESIFIKASI

1. Skema Penyalahgunaan Aset


a. Mengaplikasikan laporan keuangan auditor berdasarkan SAS No. 99.
b. Menganalisis laporan keuangan secara horizontal dan vertikal.
c. Melakukan analisis rasio dari tren selama beberapa tahun periode dan membandingkan
unit bisnis lain dengan entitas secara keseluruhan.
d. Mennjalankan pemeriksaan pada para eksekutif.
e. Auditor eksternal mempertahankan skeptisme profesional pada klien.
2. Skema Penyalahgunaan Aset
a. Melakukan rotasi secara rutin kepada karyawan kunci.
b. Merekonsiliasi inventaris dan mengonfirmasi piutang secara teratur.
c. Memeriksa semua jenis transaksi jenis transaksi persetujuan, mengekstraksi semua
transaksi, dan mengelompokkan mereka menurut karyawan, vendor, dan pelanggan.
 Pencurian Kas
- Menginvestigasi perputaran kas, deposit, dan yang telah diregisterasi.
- Menginvestigasi transaksi penjualan yang telah di catat atau yang hilang.
- Mempertahankan dan meninjau jumlah ketersediaan kas harian.
- Mengamati penerimaan kas di semua titik arus masuknya.
- Meninjau ketepatan waktu deposito dari lokasi terpencil ke fungsi bendahara pusat.
 Skema Penagihan
 Shell Company
- Meninjau cek yang dibatalkan.
- Meninjau faktur yang tidak bayar / vendor yang mencurigakan dan
menindak lanjuti seseorang yang tidak melakukan pembayaran.
- Memverfikasi keabsahan setiap vendor yang menggunakan yang dihasilkan
oleh excel.
 Pass-Through Vendor
- Meninjau faktur apa saja yang dibeli dan berapa harganya.
- Membandingkan harga pasar dengan harga pada faktur.
 Nonaccomplice Vendor
- Memverfikasi faktur yang menyebabkan pengembalian barang kepada
vendor.
- Menyortir faktur vendor dan mencari nomor faktur yang tidak biasa.
- Mengklasifikasikan vendor dengan jumlah faktur dan mencari jumlah harga
faktur yang tidak biasa.
 Pembelian Pribadi
- Melakukan audit secara mendadak (SIDAK) kepada karyawan yang
diberikan wewenang untuk menggunakan kartu kredit atau mencairkan
chek.
- Mengenalisis kecenderungan pembayaran vendor.
- Menganalisis kecenderungan pembayaran vendor.
- Ekstraksi semua pembelian tanpa pesenan, dan diringkas.
- Pengecekan spot-checking pada kartu kredir atau barang yang dibeli.
 Skema Penagihan
 Ghost Karyawan
- Melakukan rekonsiliasi karyawan yang ada dalam perusahaan dengan
database penggajian sumber daya manusia.
- Mendapatkan salinan nomor Jaminan Sosial dan merekonsialiasi file
tersebut dengan SSN karyawan perusahaan.
- Melakukan rotasi secara rutin untuk karyawan penggajian.
 Komisi
- Melecak faktur penjualan yang tidak dikumpulkan oleh karyawan.
- Membuat laporan untuk karyawan yang komisinya setiap tahun meningkat secara
tidak wajar.
- Periksa secara acak semua transaksi yang terlibat dalam komisi penjualan untuk
periode pembayaran atau tenaga penjualan.
- Menginvestigasi tingkat pengembalian atau kredit yang lebih tinggi untuk faktur
penjualan.
- Meninjau korelasi linear antara penjualan dan komisi yang dibayarkan oleh
karyawan.
 Upah yang di Palsukan
- Membuat laporan untuk karyawan yang kompensasinya telah meingkat dari tahun
ke tahun dan mempresentasikanya.
- Melakukan secara acak pengverifikasian tingkat pembayaran dalam periode
pembayaran atau untuk karyawan selama periode pembayaran.
- Mengangkat pejabat yang independen untuk memverfikasi semua perubahan dalam
tingkatan pembayaran.
 Check-Tempering
- Mengunakan sistem pembayaran positif di bank entitas.
- Meninjau pernyataan cek yang di batalkan sebelum menyampaikan pernyataan
kepada orang yang akan melakukan rekonsiliasi bank.
- Mengharuskan tanda tangan ganda untuk pemeriksaan pencairan chek di atas
ambang batas yang ditentukan.
 Skimming
- Melakukan pengawasan untuk di tempat kerja karyawan penjualan (misalnya
CCTV).
- Menyelidiki kesenjangan dalam tanda terima yang beri nomor.
- Memeriksa register untuk transaksi tanpa penjualan yang berlebihan, void, atau
pengembalian uang.
- Memberikan lebel harga pada barang dagangan.
- Melakukan penyelidikan tentang lebel harga barang inventory yang tidak sesuai
harga pasaran.
 Lapping
- Melakukan pengecekan dengan melukan panggilan layanan telepon pelanggan atas
keterlambatan konfirmasi pembayaran piutang/hutang
- Melakukan audit suprise (SIDAK) atas kas yang ada di kasir atau bank.
- Menglasifikasikan penghapusan memo kredit oleh karyawan dan menyelidiki
penyebab terjadi penghapusan memo kredit tersebut.
- Mengawasi karyawan yang menghabiskan banyak waktu setelah jam kerja.
- Melakukan survei kepuasan pelanggan secara acak dan tanpa pemberitahuan atas
lamanya waktu dari cek yang dikirim melalui pos pada akun.
3. Skema Korupsi
a. Mengklasifikasi transaksi oleh vendor dan memeriksa volume yang tidak biasa dan
yang tidak dapat dijelaskan lebih tinggi dari perkiraan.
b. Menginvestigasi secara acak semua vendor, termasuk pemilik, pemegang saham
utama, dan hubungan apa pun dengan karyawan.
c. Meninjau kontrak dan persetujuan faktur secara berkala.
d. Memverfikasi keaslian vendor sebagai bagian dari audit internal.
e. Mencari transaksi pihak terkait dan meninjau tidak adanya hubungan yang di
sembunyikan.
 Penyuapan dan Pemeresan Ekonomi
- Merotasi tugas dan tanggungjawab atas penyetujuan kontrak dan vendor.
- Memisahkan tugas dalam penyetujuan vendor.

Anda mungkin juga menyukai