Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN PADA SISTEM IMUNITAS

(IPPD)

Nama Kelompok: 1. Jessica Anya Angelica (8132)

2. Septia Suci Rahmanti (8146)

SMK Negeri 28 Jakarta

Jl.Maritim No 26,Cilandak Barat,Jakarta Selatan (12430)

(2019)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita begitu banyak Nikmat dan Rahmat-Nya, sehingga dengan nikmatnya itu
penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Gangguan pada Sistem Imunitas ”
dengan baik tanpa ada satu halangan apapun.

Makalah ini berisikan tentang materi sistem pertahanan tubuh pada manusia. Kami
berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pemahaman bagi pemakalah ataupun
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir harapan dari penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Jakarta, 31Juli 2019

Penyusun,

Jessica Anya Angelica

Septia Suci Rahmanti

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Tujuan Masalah................................................................................................................1

1.3 Ruang Lingkup...................................................................................................................1

Bab II GANGGUAN PADA SISTEM IMUNITAS.................................................................................. 2

2.1. HIV/AIDS............................................................................................................................... 2

2.1.1 Definisi ......................................................................................................................2

2.1.2 Etiologi ......................................................................................................................2

2.1.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis.....................................................................................2

2.1.4 Pemeriksaan Diagnosa..............................................................................................3

2.1.5 Masalah Keperawatan..............................................................................................3

2.1.6 Terapi Farmatologi....................................................................................................3

2.2 Alergi.....................................................................................................................................4

2.2.1 Definisi......................................................................................................................4

2.2.2 Etiologi......................................................................................................................4

2.2.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis.....................................................................................5


.
2.2.4 Pemeriksaan Diagnosa..............................................................................................5

2.2.5 Masalah Keperawatan..............................................................................................6

2.2.6 Terapi Farmatologi.....................................................................................................6

ii
2.3 Asma ......................................................................................................................................6

2.4.1 Definisi......................................................................................................................6

2.4.2 Etiologi......................................................................................................................7

2.4.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis.....................................................................................7

2.4.5 Pemeriksaan Diagnosa..............................................................................................7

2.4.6 Masalah Keperawatan..............................................................................................8

2.4.7 Terapi Farmatologi....................................................................................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9

3.2 Saran............................................................................................................................9-10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11

BIODATA ....................................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan
atau imun seseorang berbeda beda , sesuai dengan kondisi seseorang , proses mekanisme
tubuh terhadap keadaan di sekitar lingkungannya berbeda beda ,karena pertahan tubuh
seseorang dalam respon cuaca atau kondisi dimana si tubuh rentan terhadap virus atau
penyakit di sekitarnya , antibody dalam tubuh seseorang sesuai dengan kondisi badan .

1.2 Tujuan Masalah


1.2.1 Mengetahui tentang system kekebalan tubuh

1.2.2 Mengetahui fungsi dan komposisi pada system kekebalan tubuh manusia

1.2.3 Mengetahui macam –macam system kekebalan tubuh pada manusia

1.2.4. Mengetahui imunisasi dasar pada manusia

1.2.5 Mengetahui kelainan /gangguan yang dapat terjadi pada system kekebalan tubuh
manusia

1.2.6 Mengetahui makanan yang meningkatkan system kekebalan tubuh

1.3 Ruang Lingkup


1.3.1 Menjelaskan klasifikasi penyakit imunitas yang bersumber dari internet dan buku
1.3.2 Menjelaskan bahaya yang harus dihindarkan untuk mencegah penyakit imunitas

1
Bab II

Gangguan Pada Sistem Imunitas

2.1. HIV/AIDS
2.1.1 Definisi

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang
dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.

2.1.2 Etiologi

Masalah kegagalan sistem imun yang serius. Merupakan penyebab terbanyak kematian.
AIDS akan terjadi pada tahap akhir dari perkembangan HIV. Kesehatan klien akan memburuk
secraa perlahan. AIDS akan membuat penderita rentan pilek dan flu dan yang serius seperti
pneumonia dan kanker.

2.1.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis

Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS


adalah diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditunjukan pada umumnya adalah bermula
dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada berbagai Penderita penyakit lain, namun
secara umum dapat kiranya dikemukakan sebagai berikut :

a. Rasa lelah dan lesu


b. Berat badan menurun secara drastis
c. Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
d. Mencret dan kurang nafsu makan
e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f. Pembengkakan leher dan lipatan paha
g. Radang paru
h. Kanker kulit

2
2.1.4 Pemeriksaan Diagnosa

Untuk memastikan apakah pasien terinfeksi HIV, maka harus dilakukan tes HIV. Skrining
dilakukan dengan mengambil sampel darah atau urine pasien untuk diteliti di laboratorium.
Jenis skrining untuk mendeteksi HIV adalah:

 Tes antibodi.
 Tes antigen.
 Hitung sel CD4.
 Pemeriksaan viral load (HIV RNA).
 Tes resistensi (kekebalan) terhadap obat.

2.1.5 Masalah Keperawatan


1. Kehilangan nafsu makan.
2. Diare.
3. Kelelahan.
4. Mual dan Muntah.
5. ruam.

2.1.6 Terapi Farmatologi

 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs) seperti zidovudine (Retrovir),


abacavir (Ziagen), dan emtricitabine (Emtriva), yang memblokir salah satu enzim yang
diperlukan HIV untuk mereplikasi diri di dalam sel.
 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs) seperti efavirenz (Sustiva),
etravirine (Intelence), dan nevirapine (Viramune), yang menargetkan ensim yang sama
seperti NRTIs, tetapi dengan struktur kimia yang berbeda.
 Protease inhibitors (PIs) seperti atazanavir (Reyataz), ritonavir (Norvir), dan tipranavir
(Aptivus), yang menghentikan produksi satu komponen dari HIV.
 Entry inhibitors, yang menghalangi masuknya HIV ke dalam sel CD4. Jenis obat ini
meliputi 2 divisi kecil: yang pertama adalah antagonis CCR5 (juga disebut entry
inhibitors), seperti maraviroc (Selzentry) yang memblokir CCR5, suatu protein reseptor
pada permukaan sel CD4 (sel sistem kekebalan tubuh) yang diikat virus supaya dapat
masuk ke dalam sel. Yang kedua adalah fusion inhibitors, seperti enfuvirtide (Fuzeon)
yang juga memblokir kemampuan HIV untuk memasuki sel CD4.

3
 Integrase inhibitors seperti dolutegravir (Tivicay), elvitegravir (Vitekta), dan raltegravir
(Isentress), yang memblokir HIV dari memasukkan DNA virusnya ke dalam sel inang.

2.2 Alergi

2.2.1 Definisi

Kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap sesuatu yang biasanya tidak
berbahaya. Pemicu alergi yang sebut alergen, dapat mencakup serbuk sari, jamur, bulu
binatang, makanan tertentu, dan hal-hal yang mengiritasi kulit Anda.

2.2.2 Etiologi

Reaksi alergi timbul ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap benda-benda yang
tidak menimbulkan reaksi pada orang lain. Normalnya, sistem imun akan bereaksi terhadap
benda-benda yang berbahaya bagi tubuh seperti virus, bakteri, dan zat racun. Reaksi ini akan
terjadi pada pada semua orang yang tidak memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, pada penderita alergi, sistem kekebalan tubuh tidak hanya bereaksi terhadap
benda atau zat yang berbahaya, juga bereaksi terhadap zat khusus yang tidak menimbulkan
reaksi apa-apa terhadap orang lain. Zat tersebut pada penderita alergi menjadi alergen.
Sistem imun akan menganggap benda-benda pemicu alergi atau alergen tersebut sebagai zat
berbahaya, sehingga sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dan menimbulkan reaksi alergi.
Beberapa jenis alergen yang dapat menyebabkan alergi adalah:
 Gigitan atau sengatan serangga, misalnya sengatan lebah.
 Makanan, misalnya kerang, kacang-kacangan, makanan laut, atau susu.
 Partikel di udara, misalnya bulu hewan, tungau debu, atau serbuk sari.
 Obat-obatan, misalnya antibiotik penisilin.
 Zat yang bersentuhan dengan kulit secara langsung, misalnya bahan kimia pada parfum,
sabun, sampo, atau bahan lateks.

Seseorang lebih mudah mengalami alergi jika ada anggota keluarganya yang memiliki alergi,
meski jenis alerginya tidak selalu sama. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi risiko alergi.
Menurut penelitian, makin lama dan sering seseorang terpajan alergen tertentu, maka risikonya
untuk memiliki alergi akan makin tinggi. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang
mengalami alergi adalah:
 Tinggal di lingkungan yang memiliki tingkat polusi tinggi.

4
 Merokok.
 Menderita penyakit infeksi.
 Memiliki sistem imun yang lebih lemah, misalnya anak-anak.

2.2.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis

Gejala reaksi alergi biasanya muncul beberapa menit setelah kontak dengan alergen.
Gejala ini juga dapat berkembang secara bertahap dalam beberapa jam.
Gejala alergi yang muncul tergantung kepada jenis alergen dan bagaimana Anda melakukan
kontak dengan alergen. Meskipun demikian, terdapat beberapa gejala alergi yang umumnya
muncul pada penderitanya, seperti:
 Bersin-bersin, hidung gatal, berair dan tersumbat.
 Kulit memerah dan gatal.
 Kulit kering dan pecah-pecah.
 Mata memerah, gatal, dan berair.
 Pembengkakan pada bibir, lidah dan kelopak mata.
 Sakit perut, muntah, dan diare.
 Batuk, bengek, dan sesak napas.

Gejala alergi yang muncul tergantung kepada faktor pemicunya. Agar lebih jelas, rinciannya
dapat dilihat di bawah ini:
 Alergi karena gigitan atau sengatan serangga
 Alergi karena partikel di udara
 Alergi akibat makanan
 Alergi akibat obat

2.2.4 Pemeriksaan Diagnosa

Untuk mendiagnosis alergi dan zat penyebabnya (alergen), dokter akan menanyakan
gejala yang muncul serta aktivitas yang dilakukan sebelum munculnya gejala tersebut, dan
melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk mengonfirmasi apakah penderita memiliki alergi dan untuk menentukan pemicu
alerginya, dokter dapat melakukan beberapa tes alergi, seperti:
 Tes tempel (patch test)
Pada tes ini, alergen akan diletakkan pada tempat tertentu, lalu ditempelkan pada kulit
selama dua hari sambil memantau reaksi kulit.

5
 Tes tusuk kulit
Pada tes ini, kulit pasien akan ditetesi cairan alergen yang umum, lalu ditusuk secara
halus dan pelan-pelan dengan jarum untuk melihat reaksinya. Jika muncul benjolan
merah dan terasa gatal, pasien positif mengalami alergi.
 Tes darah
Tes ini digunakan untuk mengukur kadar antibodi IgE dalam darah yang berperan dalam
reaksi alergi.
 Tes eliminasi
Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis makanan yang diduga menjadi alergen.
Setelah beberapa minggu, makanan yang sama kembali dimakan untuk mengetahui
reaksi yang muncul.

2.2.5 Masalah Keperawatan


1. Pusing
2. Perasaan Lelah
3. Mual
4. Sembelit

2.2.6 Terapi Farmatologi

Pengobatan alergi termasuk menghindari alergen penyebab alergi yang berbeda-beda


pada setiap orang, pemberian kortikosteroid, antihistamin, dan dekongestan untuk mengurangi
gejala-gejala. Banyak dari obat-obatan ini dilakukan secara per oral, kecuali injeksi epinefrin,
untuk mengobati reaksi anafilaksis. Imunoterapi alergen menggunakan injeksi alergen untuk
menetralkan sesitivitas dari tubuh.

2.3 Asma

2.3.1 Definisi

Jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai
dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri
dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau
tua.

6
2.3.2 Etiologi

Etiologi asthma berhubungan dengan faktor-faktor risiko tertentu. Namun pemahaman


mengenai patofisiologi athsma telah berkembang dan telah mengidentifikasi bentuk asthma
yang heterogen hingga variasi secara molekular yang disebut sebagai fenotip dan endotip.
Etiologi asthma berhubungan dengan genetik dan fenotip. Asthma merupakan penyakit yang
disebabkan oleh faktor genetika dan faktor lingkungan dengan inflamasi kronis sebagai patologi
utamanya.
Walaupun begitu pasien asthma memiliki heterogenitas yang tinggi dan 30-45% pasien
asthma tidak respon dengan pemberian kostikosteroid inhalasi. Dari heterogenitas asthma
dapat dinilai perbedaan fenotipnya.
Fenotip adalah sifat atau karakteristik individu yang dapat diobservasi dan merupakan
hasil interaksi antara genotip dan lingkungan. Pembagian fenotip asthma dikelompokkan dalam
berbagai level antara lain fenotip selular, fenotip klinis, dan fenotip molekular.

2.3.3 Manisfestasi Klinis dan Jenis

Ciri-ciri dan gejala asma adalah:


 Batuk. Batuk asma sering lebih buruk pada malam hari atau pagi, sehingga sulit untuk
tidur.
 Mengi. Mengi adalah suara siulan yang melengking yang muncul ketika Anda bernapas.
 Dada sesak. Ini mungkin terasa seperti ada sesuatu menekan dada Anda.
 Sesak napas. Beberapa orang yang memiliki asma mengatakan mereka tidak bisa
bernapas atau mereka merasa kehabisan napas. Anda mungkin merasa seperti Anda
tidak bisa menghembuskan udara dari paru-paru Anda.

Jika Anda memiliki gejala-gejala ini, tidak selalu berarti Anda menderita asma. Cara
terbaik untuk mendiagnosis asma dengan pasti adalah menggunakan tes fungsi paru-paru,
riwayat medis (termasuk jenis dan frekuensi gejala), dan pemeriksaan fisik.
Gejala berat bisa berakibat fatal sehingga penting untuk mengobati gejala ketika Anda pertama
kali menyadarinya sehingga tidak menjadi parah.

2.3.4 Pemeriksaan Diagnosa

 Riwayat medis dan keluarga.


 Pemeriksaan fisik.
 Tes fungsi paru.

7
Tes lain mungkin termasuk:

 Tes alergi untuk mengetahui alergen yang mempengaruhi Anda, jika ada.
 Tes untuk mengukur seberapa sensitif saluran pernapasan Anda. Ini disebut tes
bronkus. Menggunakan spirometri, tes ini berulang kali mengukur fungsi paru-paru
Anda selama aktivitas fisik atau setelah Anda menerima peningkatan dosis udara dingin
atau kimia khusus untuk dihirup.
 Sebuah tes untuk menunjukkan apakah Anda memiliki kondisi lain dengan gejala yang
sama seperti asma, seperti penyakit refluks, disfungsi pita suara, atau apnea tidur.
 Rontgen dada atau EKG (electrocardiogram). Tes ini akan membantu mengetahui
apakah benda asing atau penyakit lainnya dapat menyebabkan gejala Anda.

2.3.5 Masalah Keperawatan

 Gangguan pertumbuhan
 Hipertensi
 Iritasi faring
 Jamur di sekitar mulut

2.3.6 Terapi Farmatologi

 Simpatomimetik 

 Xantin

 Antikolinergik

 Kromolin Sodium dan Nedokromil

 Kortikosteroid

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

o HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan
timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah
terserang penyakit dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia
yang selalu ingin merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya :
melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat
manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut sangat dilarang,baik
menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan hukum yang berlaku.
o Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diinisiasi oleh mekanisme imunologis
spesifik yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE). Proses alergi meliputi dua langkah
yaitu langkah pertama dimulai dengan kepekaan, selama tahap awal dari sensitisasi,
menghasilkan sejumlah besar antibodi IgE terhadap alergen yang dihirup, ditelan, atau
zat disuntikkan. Sebagian sel B memori akan muncul yang mampu menghasilkan lebih
banyak antibodi IgE spesifik jikaterpapar kembali dengan alergen yang sama di
kemudian hari. Tahap keduapembentukan antibodi IgE untuk menempel pada reseptor
yang dimiliki oleh basofil atau sel mast di mukosa permukaan kulit, saluran pencernaan,
dan sistem pernafasan.

o Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang
bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan
jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma gabungan. Dan ada
beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronkhial
yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress,
lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat).

3.2 Saran
1.Untuk meningkatkan system imun di dalam tubuh agar tidak mudah terkena penyakit

2.Untuk menjaga pola makan dan Istirahat yang baik dan sehat

3.Melakukan Peningkatan terhadap Sistem kekebalan tubuh dan melakukan imunisasi d


asar untuk menjaga tubuh

9
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu saya juga mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://bowan-prakoso.blogspot.com/2011/10/sistem-imun-dan-gangguan-imun.html?
m=1,https://www.academia.edu/7537645/MAKALAH_BIOLOGI_SISTEM_IMUNITASPADA_TUBU
H_MANUSIA,http://duniakeperawatandanstorytina.blogspot.com/2016/05/babi-pendahuluan-
1.html?m=1.
https://www.alodokter.com/alergi/diagnosis

https://id.wikipedia.org/wiki/Alergi

https://www.alodokter.com/alergi/penyebab
https://hellosehat.com/penyakit/asma/https://www.alomedika.com/penyakit/pulmonologi/as
ma/etiologihttp://khoirulanisastikes.blogspot.com/2013/01/makalah-hiv-dan-aids.html

11
Biodata
Nama Anggota

1. Jessica Anya Angelica,Jakarta 30 Maret 2004

No tlp : 089635803523

Alamat : Jl. Poncol ll

Email : jessicanyangelica@gmail.com

2. Septia Suci Rahmanti,jakarta 21 September 2002

No.tlp : 081542780542

Alamat : Jl. Haji Jaidi ,Pejaten Timur

Emai l: septiasucirahmanti@gmail.com

12

Anda mungkin juga menyukai