Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN STASE KEPERAWATAN GAWAT

DARURAT DAN KRITIS

PADA TN. J DENGAN COMBUSTIO DI RUANG IGD

DISUSUN OLEH :

SETYO BUDI NUGROHO


071191035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
TA 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA TN. J DENGAN COMBUSTIO DI IGD

A. Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat & Kritis


Tanggal Masuk :12 Mei 2020 pukul 06.00
Tanggal Pengkajian :12 Mei 2020 pukul 09.00

1. Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tusam Raya Rt/Rw : 05/01 Surakarta
Diagnosa Medis : Combustio
No. RM : 14101926

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. K
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tusam Raya Rt/Rw : 05/01 Surakarta
Hub. Dengan Klien : Ibu

2. Keluhan Utama
Pasien mengalami luka bakar pada hampir seluruh tubuh GCS 15 (E: 4,
M: 6, V: 5).
3. Alasan Masuk IGD
Pasien dibawa ke IGD RSDM dengan luka bakar pada hampir

seluruh tubuh. Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran


komposmentis, gizi kesan baik, tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi: 82x/menit, pernafasan 32x/menit, suhu 37 0 C. GCS 15
(E: 4, M: 6, V: 5). Pada status lokalis pasien didapatkan di regio

cranial tampak luka bakar grade II 8 %, dan palpasi didapatkan


nyeri tekan, diregio toraks-abdomen terlihat tampak luka
bakar grade II-III kurang lebih 33%, kemerahan, dan pada
penekanan terdapat nyeri tekan. Pada regio ekstremitas
superior terlihat luka bakar grade II-III 16% dan pada
penekanan didapatkan nyeri tekan. Pada regio ekstremitas
Inferior terlihat luka bakar grade II 33%, kemerahan, dan
terasa nyeri.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. J berusia 22 tahun dirawat di ruang IGD dengan luka bakar pada

hampir seluruh tubuh. Keadaan umum tampak sakit berat,


kesadaran komposmentis, gizi kesan baik, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi: 82x/menit, pernafasan 32x/menit, suhu
37 0 C. GCS 15 (E: 4, M: 6, V: 5). Pada status lokalis pasien
didapatkan di regio cranial tampak luka bakar grade II 8 %, dan
palpasi didapatkan nyeri tekan, diregio toraks-abdomen
terlihat tampak luka bakar grade II-III kurang lebih 33%,
kemerahan, dan pada penekanan terdapat nyeri tekan. Pada
regio ekstremitas superior terlihat luka bakar grade II-III 16%
dan pada penekanan didapatkan nyeri tekan. Pada regio
ekstremitas Inferior terlihat luka bakar grade II 33%,
kemerahan, dan terasa nyeri.
5. Riwayat Penyakit Terdahulu
Keluarga mengatakan bahwa pasien sebelumnya belum pernah
mengalami atau mengeluhkan kondisi seperti saat ini
6. Primary Survey
a. Airway
Look (melihat obstruksi jalan nafas)
Obstruksi jalan napas : Tidak ada
Jika ada berupa : secret/ darah/ benda asing/ lidah jatuh ke belakang
Listen (mendengarkan suara jalan nafas)
Gurgling/ snoring/ crowing/ whezzing/ suara jalan nafas bersih
Feel(meraba)
Hembusan udara : hidung/ mulut
Fraktur servikal : tidak ada
Deviasi trakea : tidak ada
Temuan yang lain : terpasang o2 nasal kanul
b. Breathing
Look (lihat pergerakan dada)
Sesak napas/ retraksi intercosta/ cuping hidung/ distensi vena leher/
jejas di dada/ luka terbuka di dada/
Irama pernapasan : cepat/dangkal/ normal
Gerakan dada : simetris
Respiratory rate : 32x/menit
Listen (mendengarkan suara pernafasan)
Vesikuler/ bronkhovesikuler/ bronchial/ tracheal/ wheezing/ ronkhi/
krekles/ stridor
Feel (meraba)
Krepitasi/ nyeri tekan/ devisiasitrakhea/ sonor/ hipersonor/ dullness
(redup)
Temuan yang lain : taktil fremitus baik
c. Circulation
Nadi : Teraba/ Tidak teraba
Nadi : 82x/menit, Irama nadi : Teratur/ Tidak teratur
Perdarahan : ada/ tidak ada
Perfusi/CRT :>2 detik
Sianosis : Ya/ Tidak
Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Temuan yang lain : pasien terpasang infuse O2 3-4 L/menit Infus

cairan Ringer Lactat (RL)


d. Disability
Kesadaran : Alert/ Verbal respon/ Pain respon/ Unresponsible
Kesadaran : Composmentis/ Apatis/ Somnolent/ Sopor/ Coma
GCS : 15
Mata : 4 , Motorik : 6 , Verbal : 5
Pupil : Isokor/ Miosis/ Pin/ Medriasis
Papil Edema : Tidak ada
e. Exposure
Deformitas : tidak ada
Contusio : tidak ada
Abrasi : tidak ada
Laserasi : tidak ada
Penetrasi : tidak ada
Edema : tidak ada
Temuan yang lain:tidak ada

7. Secondary Survey
a. Keadaan Umum
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 32x/menit
Suhu : 370C
Riwayat Penyakit Saat Ini : Tn. J berusia 22 tahun di ruang IGD

dengan luka bakar pada hampir seluruh tubuh. Keadaan

umum tampak sakit berat, kesadaran komposmentis, gizi


kesan baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi: 82x/menit,
pernafasan 32x/menit, suhu 37 0 C. GCS 15 (E: 4, M: 6, V: 5)..
Alergi : tidak ada alergi
Medikasi : tidak mengonsumsi obat-obatan
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Keluarga mengatakan bahwa pasien
sebelumnya belum pernah mengalami atau mengeluhkan kondisi
seperti saat ini. Dan juga keluarga pasien mengatakan tidak memiliki
penyakit menurun maupun menular
Makan Minum Terakhir : teh hangat, nasi sayur.
Even/Peristiwa Penyebab : pasien mengalami luka bakar hampir
seluruh tubuh dengan luka bakar grade II-III
Pemeriksaan Tiap Lubang Tubuh :
Lubang hidung : Tampak jelaga hitam pada area lubang hidung
Lubang telinga : bersih, tidak ada perdarahan maupun cairan yang
keluar.
Lubang anus : bersih, tidak ada perdarahan maupun cairan yang
keluar.
Lubang kelamin : bersih, tidak ada perdarahan maupun cairan yang
keluar.

b. Kulit dan Kuku


Inspeksi
Warna kulit :coklat, sawo matang, tampak kehitaman dan
kemerahan
Lesi kulit :tidak ada
Jaringan parut : tidak ada
Distribusi rambut :distribusi rambut merata, tidak terjadi kebotakan
pada rambut kepala.
Kebersihan kuku : kuku bersih dan pendek, berwarna pucat, sianosis.
Sudut kuku : normal
Kelainan pada plat kuku : tidak ada
Palpasi
Tekstur kulit : lembab
Turgor kulit : baik
Pitting edema :tidak ada
CRT : 3 detik
Temuan yang lain: tidak ada nyeri tekan
c. Kepala
Inspeksi
Bentuk Kepala : Mesochepal/ Makrochepal/ Mikrochepal
Warna rambut : hitam
Kulit kepala : kemerahan
Distribusi rambut : tidak merata
Rambut rontok : ada
Benjolan di kepala: tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan : ada
Temuan yang lain : terdapat nyeri tekan
d. Mata
Inspeksi
Kelopak mata mengalami ptosis : Tidak mengalami ptosis
Konjungtiva : Pucat/Merah muda
Sklera : Putih/ Kekuningan
Iris : Coklat/ Kebiruan
Kornea : Jernih/ Keruh
Pupil : Isokor/ Miosis/ Pin/ Medriasis
Ketajaman penglihatan : penglihatan tampak tajam
Gerak bola mata : normal
Medan penlihatan:normal
Buta warna :tidak
Palpasi
Kelopak mata : Tidak ada nyeri pada kelopak mata
Temuan yang lain: terdapat kehitaman (hangus) pada area mata
e. Hidung
Inspeksi
Bentuk hidung : normal
Warna kulit hidung : coklat, sawo matang, sama dengan warna
kulit.
Lubang hidung : 2 terpisah oleh septum, terdapat jelaga
Palpasi
Mobilitas septum hidung :tidak ada fraktur, tidak ada nyeri tekan.
Sinusitis : tidak ada sinusitis
Temuan yang lain : tidak ada
f. Telinga
Inspeksi
Bentuk telinga :normal, simetris antara kanan dan kiri, ada luka,
tidak ada cairan yang keluar dari kedua lubang telinga.
Lesi pina :tidak ada lesi pada daun telinga
Kebersihan telinga luar :terlihat bersih, ada luka
Kebersihan lubang telinga : tidak ada serumen pada kedua lubang
telinga.
Membran timpani: normal, tidak ada peradangan, tidak pecah
Tes arloji : normal, karena masih dapat mendengarkan dengan
baik.
Tes bisikan bilangan: normal, karena masih dapat mendengarkan
dengan baik
Tes webber : normal, karena masih dapat mendengarkan dengan
baik antara telinga kanan dan kiri
Tes rinne : normal, karena masih dapat mendengarkan dengan
baik antara telinga kanan dan kiri
Tes swabach :
Palpasi
Daun telinga : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
Prosessus mastoideus : normal, tidak ada kebiruan, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan.
Temuan yang lain: terdapat kehitaman (hangus)
g. Mulut
Inspeksi
Warna bibir :sedikit kehitaman dikarenakan pasien perokok
aktif, pucat.
Bibir pecah-pecah: bibir pecah-pecah
Mukosa bukal : tidak terdapat mukosa bukal
Mukosa : tidak ada luka, berwarna kehitaman.
Kebersihan gigi : gigi bersih, tidak terdapat plak
Gigi berlubang : tidak ada
Gusi berdarah : tidak ada
Kebersihan lidah : bersih, terdapat sedikit warna putih pada lidah
Pembesaran tonsil: tidak ada
Temuan yang lain:
h. Leher
Inspeksi
Kesimetrisan leher (mucus strenokleidomastoideus) :leher simetris,
tidak ada memar, tidak ada benjolan, ada luka, tidak ada fraktur
cervical.
Palpasi
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenja limfe
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Temuan yang lain: tidak ada
i. Dada dan Tulang Belakang
Inspeksi
Bentuk dada : Simetris/ Tidak simetris
Kelainan bentuk dada : Pigeon chest/ Funnel chest/ Barrel chest
Kelainan tulang belakang: Skoliosis/ Kifosis/ Lordosis
Temuan yang lain :tidak ada kelainan pada bentuk dada, dada
berbentuk normal, terdapat luka bakar berwarna kemerahan dan
sedikit kehitaman pada dada.
j. System Pernafasan
Inspeksi
Pengembangan dada : Simetris
Pernafasan cepat/ dangkal : cepat dan dangkal
Retraksi intercosta : Tidak ada
Cuping hidung : Tidak ada
Palpasi
Taktil fremitus : taktil fremitus antara kanan dan kiri pada
lapang dada terdengar normal/sama.
Perkusi
Sonor/ Hipersonor/ Redup
Auskultasi
Vesikuler/Bronkhovesikuler/ Bronkhial/ Trakheal/stridor
k. System Kardiovaskuler
Inspeksi
Titik impuls maksimal :normal/ tidak terlihat
Palpasi
Titik impuls maksimal :teraba pada ICS 5 midklavikula sinistra
Katup aorta :teraba pada ICS 2 dextra
Katup pulmonal :teraba pada ICS 2 sinistra
Katup trikuspidal :teraba pada ICS 5 dekat dengan sternum
Katup bikuspidal :teraba pada ICS 4 diatas apex jantung
Perkusi
Batas jantung
Kanan atas : terletak pada ICS II linea parasternalis dextra
Kanan bawah : terletak pada ICS IV linea parasternalis dextra
Kiri atas : terletak pada ICS II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : terletak pada ICS IV linea medioclavicularis
sinistra
Auskultasi
Bunyi jantung :bunyi jantung S1 dan S2 normal dan teratur.
Temuan yang lain: hasil pemeriksaan EKG berupa sinus ritme.

l. Pencernaan
Inspeksi
Bentuk abdomen :normal, ada jejas, sedikit cembung, ada lesi, tidak
ada kelainan kulit.
Auskultasi
Peristaltic usus : 10x/menit
Perkusi
Ginjal : pekak
Hati : pekak
Limpha : timpani
Abdomen : timpani
Usus : timpani
Palpasi
Ada nyeri tekanpada seluruh kuadran abdomen, tidak ada pembesaran
hati, limfe, dan ginjal, tidak ada massa.

m. Genitalia
Inspeksi :normal, tidak ada luka, tidak ada perdarahan, penyebaran
rambut kemaluan merata, tidak ada pembengkakan, tidak ada
benjolan, lubang uretra normal terletak di tengah kepala penis.
Palpasi :tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, testis teraba
elastic, licin, tidak ada benjolan atau massa, ukurannya sekitar 4cm.
n. Rectum
Tidak terdapat massa atau benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
luka.
o. Musculoskeletal
Inspeksi
Lesi kulit : terpasang infuse pada tangan kiri pasien, ada luka
kemerahan akibat terbakar, tidak ada kelainan bentuk otot.
Palpasi
Tonus otot ekstremitas atas :
 Kanan : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot.
 Kiri : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot.
Tonus otot ekstremitas bawah :
 Kanan : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot.
 Kiri : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot.

Kekuatan otot ekstremitas atas :


 Kanan : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot (5).
 Kiri : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot(5).
Kekuatan otot ekstremitas bawah:
 Kanan : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot (5).
 Kiri : ada gerakan, teraba adanya kontraksi otot(5).
Reflex bisep :
 Kanan : terlihat gerakan fleksi pada siku kanan akibat
kontraksi otot bisep dan terasa tarikan tendon otot bisep
(dilakukan dengan tanpa bantuan).
 Kiri : terlihat gerakan fleksi pada siku kiri melemah
akibat kontraksi otot bisep dan terasa tarikan tendon otot bisep
(dilakukan dengan tanpa bantuan).
Reflex trisep :
 Kanan : terlihat gerakan ekstensi pada siku kanan akibat
kontraksi otot trisep dan terasa tarikan tendon otot trisep
(dilakukan dengan tanpa bantuan).
 Kiri : terlihat gerakan ekstensi pada siku kiri melemah
akibat kontraksi otot trisep dan terasa tarikan tendon otot trisep
(dilakukan dengan tanpa bantuan).
Reflex patella :
 Kanan : terlihat gerakan ekstensi pada lutut kanan akibat
kontraksi otot quadrisep femoris (dilakukan dengan tanpa
bantuan).
 Kiri : terlihat gerakan ekstensi pada lutut kiri akibat
kontraksi otot quadrisep femoris (dilakukan dengan tanpa
bantuan).
Reflex achiles :
 Kanan : terasa gerakan plantar fleksi kaki kanan dan
tampak kontraksi otot gastrocnemius (dilakukan dengan tanpa
bantuan).
 Kiri : terasa gerakan plantar fleksi kaki kiri dan tampak
kontraksi otot gastrocnemius (dilakukan dengan tanpa bantuan).
Temuan yang lain: pasien mengalami penurunan kesadaran sehingga
untuk pengkajian reflex dibantu sepenuhnya oleh perawat.
p. Neurology
 NC I : pasien mengatakan mampu mencium bau dengan benar,
karena saat pasien di suruh memejamkan mata dan mencium untuk
membedakan bau, pasien mampu membedakan baunya.
 NC II : pasien mengatakan mampu melihat dengan jelas, karena
saat pasien dilakukan pemeriksaan dengan lapang pandang mata
pasien tampak masih normal untuk melihatnya, pasien tidak
menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata.
 NC III : pasien tampak bisa mengangkat kelopak mata keatas,
konstriksi pupil, karena saat pasien di suruh menggerakan
kongjutiva pasien masih mampu serta saat tes putaran bola mata
pasien mampu mengangkat kelopak mata ke atas.
 NC IV : pasien tampak bisa menggerakkan mata kebawah dan
kedalam, karena saat pasien di tes dengan putaran bola mata untuk
ke bawah dan kedalam pasien masih mampu melakukannya.
 NC V : pasien masih ada reflek kedip karena saat dilakukan
pemeriksaan dengan pasien memejamkan mata lalu disentuh
dengan kapas pada dahi atau pipi, menyentuh permukaan kornea
dengan kapas pasien tampak masih ada refleknya serta pasien
mampu menggerakan rahangnya ke semua sisi.
 NC VI : pasien saat dilakukan pemeriksaan dengan menguji reflek
pupil dan inspeksi kelopak mata , mata pasien tampak mampu
menggeserkan matanya atau peka dengan reflek tersebut.
 NC VII : pasien tampak mampu menunjukkan ekspresi wajahnya
dengan cara pasien mampu menutup kelopak mata dengan tahanan,
mengangkat alis mata dan mampu menjulurkan lidah untuk
membedakan gula dan garam.
 NC VIII : saat dilakukan test webber dan rinne pada pasien yang di
letakkan di atas kepala agar bunyinya seimbang , pasien mampu
mendengarkan suara webber dan rinne itu dari telinga sebelah kiri
dan telinga sebelah kanan.
 NC XI : pasien mengatakan mampu membedakan sesansi rasa yaitu
pasien mampu membedakan rasa manis, asin dan rasa asam.
 NC X : pasien mengatakan mampu menelan dengan cara pasien di
suruh menelan air ludah dan di suruh mengucap ah..
 NC XI : pasien mengatakan mampu menggerakan bahu karena saat
pasien di suruh untuk menggerakan bahu dan dilakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut pasien mampu.
 NC XII : pasien mengatakan mampu mmenggerakan lidahnya
karena saat pasien di suruh untuk menjulurkan lidah dan
menggerakan dari sisi ke sisi pasien mampu melakukannya.
8. Tertiary Survey : Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium, tanggal 04 Mei 2020

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


BGA
Ph 7,30 - 7,35 – 7,45
PO2 78 mmHg 71 – 104
PCO2 49 mmHg 35 – 45
HCO3 30 mEq/L 22 – 26
Dari data laboratorium di atas dapat disimpulkan bahwa :
 Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
b. Pemeriksaan Rontgen : tidak ada
c. Pemeriksaan EKG : tidak ada
d. Pemeriksaan CT-Scan : tidak ada
e. Pemeriksaan USG : tidak ada
f. Pemeriksaan yang lain : tidak ada
9. Data Tambahan
Tidak ada
B. Analisa Data

DATA FOCUS ETIOLOGI MASALAH


Ds:
Pasien mengeluh nafas cepat dan dangkal Gangguan pertukaran gas
Adanya Inhalasi
Do: b/d ketidakseimbangan
RR : 32x/menit ventilasi-perfusi
Terpasang
Ds :
Luka bakar
Pasien mengatakan sering harus, terasa panas dan perih
mengakibatkan
pada lukanya Resiko tinggi kekurangan
terganggunya
Do: volume cairan.
metabolisme cairan dan
Pasien tampak lemah, pasien terpasang infus NaCl 24
elektrolit
tpm, suhu tubuh pasien 38.8˚C
Ds: agen cidera kimiawi Nyeri akut
pasien mengeluh nyeri di sekitar area luka bakar (dada ( luka bakar)
dan kedua ekstremitas)
P : pasien mengatakan merasakan nyeri dan panas
Q : pasien mengatakan nyeri terbakar
R : pasien mengatakan nyeri di kepala, tangan, kaki dan
bagian dada
S : pasien mengatakan nyeri di skala 7
T :pasien mengatakan nyeri terus menerus

Do:
pasien tampak lemah dan melindungi area nyeri
Ds : Adanya lesi, luka atau Kerusakan integritas kulit
pasien mengatakan ada luka bakar di tangan, kaki dan area eritema pada kulit di
dada. kepala, tangan, kaki dan
Do : area dada
a. Stadium luka : luka grade II dan III
b. Warna dasar luka : coklat kehitaman
c. Ukuran luka : jumlah luas luka 90%
Ds: Adanya luka bakar pada Resiko infeksi
Pasien mengatakan luka bakarnya gosong. Badanya terasa area tangan, kaki, dan
panas dingin. bagian dada
Do:
Suhu tubuh pasien 38.8˚C
 Ekstremitas superior bilateral derajat II AB 18%

 Cruris bilateral derajat II AB 18%

 Thorax posterior derajat III 3%

a. Stadium luka : luka grade III


b. Warna dasar luka : coklat kehitaman
c. Ukuran luka : jumlah luas luka 39%
C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan.
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Nyeri akut.
4. Kerusakan integritas kulit
5. Resiko infeksi
D. Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATTAN TUJUAN INTERVESI


Resiko tinggi kekurangan volume Setelah diberikan tindakan  Monitor status hidrasi
cairan berhubungan dengan keperawatan selama 1x30 menit  Monitor tanda – tanda vital pasien
Kehilangan cairan melalui rute diharapkan dengan kriteria hasil:  Berikan cairan dengan tepat
abnormal. Peningkatan kebutuhan : Hidrasi, 0602  Distribusikan asupan cairan selama
status hypermetabolik, ketidak 24 jam
cukupan pemasukan. Kehilangan  Monitor makanan/cairan yang
perdarahan. dikonsusmsi dan hitung asupan
kalori harian

Gangguan pertukaran gas b/d Setelah diberikan tindakan  Monitor kecepatan, irama,
keperawatan selama 1x30 menit kedalaman dan kesulitan bernafas
ketidakseimbangan ventilasi-
diharapkan dengan kriteria hasil:  Catat pergerakan dada, catat
perfusi Status pernafasan : pertukaran ketidaksimetrisan, penggunaan otot
gas, 0402 – otot bantu nafas, dan retraksi
pada otot supraclaviculas dan
interkosta.
 Monitor suara nafas tambahan
seperti ngorok atau mengi.
 Monitir pola nafas (misalnya,
bradipneu, takipneu, hiperventilasi,
pernafasan kusmaul, pernafasan
1:1, apneustik, respirasi biot dan
pola ataxic)
 Monitor kemampuan batuk efektif
pasien
 Monitor sekresi pernafasan pasien
Nyeri berhubungan dengan Setelah diberikan tindakan  Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan selama 1x30 menit komprehensif yang meliputi lokasi,
Kerusakan kulit/jaringan;
diharapkan dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, frekuensi,
pembentukan edema. Manipulasi Kontrol nyeri, 1605 intensitas dan faktor pencetus
 Pastikan perawatan analgesik pada
jaringan cidera contoh debridemen
pasien dilakukan dengan
luka. pemantauan yang ketat
 Kurangi faktor yang dapat
meningkatkan nyeri
 Ajarkan menggunakan teknik non -
farmakologis
.

Anda mungkin juga menyukai