Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL.

4 JUNI ISSN 2338 - 6649

Analisis Penurunan Unsur Fe Pada Pelumas Final Drive RH dan LH Unit


HD 785-7 di PT. Petrosea .Tbk Site Gunung Bayan Kalimantan Timur
dengan Proses Kidney loop
Randis 1), Sidi Na’ali 2)
1, 2)
Teknik Mesin Alat Berat, Politeknik Negeri Balikpapan
e-mail : randis@poltekba.ac.id

Abstract
The purpose of this study is to determine lubricants contamination reduction of final drive LH and RH in
the ppm unit by using the kidney loop process. The kidney loop process of systems are used for circulating
lubricants oil from the thoughtful system to the filtration (screening), therefore hopefully this process is able to
reduce the contamination that occurs in the lubricant. Data is collected in PT. Petrosea.Tbk Site Gunung Bayan
East Kalimantan by comparing between the result of contamination that occurred in the final drive lubricant
sample testing LH and RH unit HD 785-7 without treatment and contamination lubricant after the process of
kidney loop filtration. The results obtained that 42% reduction particle level on the final drive lubricant RH
occurred, or there is declining lubricant contamination element Fe on the final drive RH from 111 ppm to 54
ppm. Whereas, on the final drive lubricant LH occurred 58% reduction, or there is decreasing lubricant
contamination Fe element final drive LH from 131 ppm to 55 ppm.

Keywords: kidney loop, contamination, lubricants

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penurunan kontaminasi pelumas final drive LH dan RH
dalam satuan ppm dengan menggunakan proses kidney loop. Proses kidney loop pada sistem digunakan untuk
mensirkulasikan minyak pelumas dari dalam sistem menuju filterasi (penyaringan) sehingga diharapkan proses
ini mampu mengurangi kontaminasi yang terjadi pada pelumas. Pengambilan data dilakukan di PT. Petrosea
.Tbk Site Gunung Bayan Kalimantan timur dengan membandingkan hasil kontaminasi yang terjadi pada
pengujian sampel pelumas final drive LH dan RH unit HD 785-7 tanpa perlakuan dan kontaminasi pelumas
setelah dilakukan proses filtrasi dengan kidney loop. Hasil yang diperoleh, terjadi reduksi tingkat partikel
sebesar 42% pada pelumas final drive RH, atau terjadi penurunan kontaminasi unsur Fe pada pelumas final
drive RH dari 111 ppm ke 54 ppm. Sedangkan pada pelumas final drive LH terjadi reduksi sebesar 58%, atau
terjadi penurunan kontaminasi unsur Fe pada pelumas final drive LH dari 131 ppm ke 55 ppm.

Kata kunci : kidney loop, kontaminasi, pelumas

1. Pendahuluan sendiri serta menambah waktu pemakaian


(life time) oli tersebut [4].
Minyak pelumas merupakan salah Minyak pelumas (Oli) yang layak
satu hal terpenting dalam proses kerja unit digunakan adalah yang mampu menjaga
yang berfungsi sebagai bahan pelumas, kinerja mesin tetap prima, memiliki
pendingin dan penyekat. Pelumas juga kemampuan pelumasan yang baik,
merupakan salah satu hal terpenting yang peredam dan perapat untuk menghindari
sangat rentan terhadap kerusakan berupa keausan serta memiliki standar ISO yang
kontaminasi partikel sehingga dapat aman dan disarankan sehingga
mempengaruhi kualitas oli itu sendiri. kontaminasi yang terjadi dapat
Dalam penggunaannya tak dapat diminimalisir [4]. Kontaminasi yang
dipungkiri minyak pelumas pasti memiliki terjadi pada minyak pelumas dapat
kontaminasi, namun kontaminasi disini menyebabkan terjadinya kerusakan dini
harus dapat dikendalikan /dikontrol pada berbagai komponen mesin.
sehingga dapat menjaga kualitas oli itu Kontaminasi pada pelumas juga dapat

1
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN 2338 - 6649

menyebabkan pengantian pelumas yang Hal ini sering sekali terabaikan karena
lebih cepat diluar penjadwalan yang telah tidak dapat terlihat dengan kasat mata
diatur sebelumnya [1]. Hal ini sehingga kita sering tidak menyadarinya.
mengakibatkan terjadinya penurunan Jenis kontaminasi yang terjadi pada
efesisensi dan efektifitas kerja unit suatu sistem dapat terjadi akibat adanya
sehingga memungkingkan tidak partikel luar yang masuk kedalam sistem
tercapainya target produksi perusahaan. sehingga sistem terkontaminasi. Adapun
Dari data yang dikumpulkan, sebagian jenis partikel tersebut antara lain kotoran,
besar kerusakan tidak wajar ini didapati partikel bekas pengelasan, Cat, Serpihan
karena pengaruh kontaminasi oli dalam plastic, Partikel akibat keausan logam,
sistem yang berlebih. Berdasarkan hal Debu rokok , Gemuk (grease), Material
tersebut dibuatlah Kidneyloop yang yang timbul akibat oksidasi oli (jelaga).
berfungsi untuk mengurangi kontaminasi Jenis kontaminasi juga dapat
yang terjadi pada pelumas dengan system dibedakan atas contaminant yang masih
kerja yang menyerupai ginjal manusia bisa dilihat oleh mata yaitu ≥ 40 mikron
(filterisasi). Tujuan penelitian ini adalah dan yang tak dapat dilihat ≤ 40 mikron.
mengetahui seberapa besar penurunan Meskipun partikel tidak dapat dilihat
tingkat kontaminasi kandungan Fe pada namun masih dapat merusak sistem.
pelumas final drive RH dan LH pada unit
HD 785-7 di PT. Petrosea .Tbk Site
Gunung Bayan Kalimantan timur sehingga
diharapkan dan dipastikan life time oli
sesuai dengan standar sehingga dapat
mengurangi biaya maintenance dan
meminimalisir terjadinya kerusakan
terhadap komponen uni sebelum Gambar 2 : Jenis-jenis kontaminasi[1].
waktunya.
Clearance pada komponen berkisar
2. Kajian Pustaka antara 2-30 mikron. Clearance ini begitu
kecil bila dibandingkan dengan ukuran
Kontaminasi rambut manusia (80 mikron) dan
Kontaminasi merupakan berbagai clearance sebesar ini cenderung tidak
macam material asing di dalam sistem terlihat karena kemampuan mata manusia
yang bukan merupakan bagian dari sistem untuk melihat hanya terbatas hingga 40
tersebut. Kontaminasi merupakan salah mikron. Satu mikron sama dengan
satu penyebab banyaknya kerusakan yang sepersejuta meter, sebagai perbandingan
terjadi pada unit alat berat terutama pada 100 microns = sebutir garam, 80 microns =
engine, hidrolik dan trans misi. Untuk diameter rambut manusia[1].
menanggulangi kontaminasi pada suatu
system, maka dilakukan pengendalian
kontaminasi yaitu suatu program
pengontrolan masuknya kontaminasi ke
dalam sistem.
Hal ini bertujuan untuk menjaga
kinerja unit tetap prima sehingga target
produksi dapat tercapai sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Pengendalian
kontaminasi sangat penting diterapkan
dalam melakukan perawatan unit demi
menjaga kondisi kinerja unit yang prima. Gambar 3. Component life vs umur pemakaian oli
[1]

2
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN 2338 - 6649

Dari gambar 3 diperlihatkan bahwa di lakukan untuk pelumas pada pelumas


umur komponen sangat berpengaruh final drive RH dan final drive LH.
terhadap kontaminasi yang terjadi pada oli Prosedur penelitian ini ditunjukkan
dalam sistem. Semakin besar nilai ISO pada gambar dibawah ini:
pada sistem akan semakin memendekan
umur komponen namun jika oli dijaga
pada nilai 18/15 atau dibawahnya maka
usia komponen akan semakin meningkat
umur pemakaiannya[1].

Kidney loop
Kidneyloop terdiri dari dua kata
yaitu Kidney (Ginjal) dan Loop (putaran).
Merupakan sebuah alat yang berfungsi
mereduksi partikel pada pelumas dengan
cara mensirkulasikan dan memfilterasi
pelumas secara berurutan melalui
Differential atau Final drive RH dan LH, Sebelum dilakukan kidney loop,
pompa diafragma, magnetic screen, filter 4 minyak pelumas minyak pelumas di dalam
micron dan 7 micron kemudian kembali ke final drive RH dan LH di ambil sampelnya
Differential atau Final drive RH dan LH. untuk dilakukan pengukuran kontaminasi
Serupa dengan ginjal manusia Kidney unsur yang terkandung didalamnya,
loop digunakan juga untuk menyaring oli selanjutnya magnetig plug juga diperiksa
baru masuk ke dalam storage. Kidneyloop di range mana kontaminasi pelumas yang
dibuat dengan dengan tujuan untuk terjadi[5]. Selanjutnya sampel pelumas
meminimalisir kontaminasi pada sistem dari final drive RH dan LH setelah proses
pelumasan, juga menjaga kualitas kinerja kidney loop juga diambil untuk sampel
unit dalam kondisi prima. Berdasarkan pengujian pengukuran kontaminasi logam
kegunaannya tersebut Kidneyloop mampu yang terkandung didalamnya. Adapun
menjaga life time dari sebuah komponen- prosedur dari kidney loop adalah sebagai
komponen mesin karena mengurangi berikut:
adanya kontaminasi pada sistem. a. Pasang Transduser pada Differential
Kidneyloop merupakan alat Housing Breather, sambungkan dengan
sederhana yang hanya memiliki beberapa Hose angin supaya Differential
komponen utama. Kegunaan komponen- Housing menjadi Vakuum.
komponen ini tentunya demi menunjang b. Pasangkan Connector di LH Final
kerja sirkulasi oli dalam meminimalisir Drive, RH Final Drive dan Differential
kontaminasi yang terjadi di dalam sistem. Housing (Magnetic Plug dan Drain
berikut merupakan komponen-komponen Plug).
sederhana pada Kidneyloop: Pompa c. Sambungkan hose A dengan connector
diafragma, Filter, Magnetic Screen,Hose, RH Final Drive, Hose B dengan Drain
dan Connector[7]. Plug Differential Housing, Hose C
dengan LH Final Drive dan Hose D
3. Metode Penelitian dengan Magnetic Plug Differential
Pengambilan data dilakukan di PT. Housing.
Petrosea. Tbk site Gunung Bayan. d. Reset Flowmeter keposisi 0000 dengan
Pengambilan data dilakukan dengan memutar Knob secara CW (Clock
kondisi pelumas normal (tanpa kidney Wise).
loop) dan pengambilan data untuk pelumas Setelah tool Kidney loop sudah siap, bisa
yang di lakukan kidney loop. Pengujian ini dimulai proses Kidney loop. Tool

3
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN 2338 - 6649

e. Kidney loop mempunyai dua system unit Komatsu HD 785-7, berikut


pemompaan Oli, dengan Diaphragm merupakan data S.O.S nya:
Pump dan Electric Pump.
f. Selanjutnya proses monitoring (particle Berdasarkan oli sampel yang diuji,
counter) dengan memasang transduser didapatkan hasil berupa trending SOS
pada differential housing Breather, Final Drive RH dan LH yang
kemudian Hose angin juga menggambarkan tingkat keausan material
disambungkan supaya Differential pada pelumas terhadap standar maksimum
Housing menjadi Vakuum. Pasangkan yang diizinkan. Hasil perbandingan
Connector di LH Final Drive, RH Final pengujian kontaminasi oli tersebut
Drive dan Differential Housing disajikan kedalam Gambar 4.1 dan 4.2.
(Magnetic Plug dan Drain Plug).
g. Sambungkan hose A dengan connector a. Reduksi Fe Pada Final Drive RH
RH Final Drive, Hose B dengan Drain
Plug Differential Housing, Hose C
dengan LH Final Drive dan Hose D
dengan Magnetic Plug Differential
Housing.
h. Reset Flowmeter keposisi 0000 dengan
memutar Knob secara CW (Clock
Wise). Setelah tool Kidney loop sudah
siap, bisa dimulai proses Kidney loop.
Tool Kidney loop mempunyai dua
system pemompaan Oli, dengan Grafik 4.1 Grafik Trend hasil SOS Final drive RH
Diaphragm Pump dan Electric Pump.
Diaphragm Pump Tutup Inlet Valve ke Pada grafik 4.1 nilai Limit minimum
Electric Pump, sambungkan Hose dan maksimum partikel yang diizinkan
angin dengan Connector Diaphragm pada kandungan pelumas yaitu sebesar
Pump[3]. Fe=85-135 ppm (Grafik hijau dan ungu).
Dari hasil pengujian laboratorium
Setelah proses kidney loop dilakukan, menggunakan sampel normal (tanpa
sampel pelumas final drive RH dan LH kidneyloop) didapatkan kadar Fe=111 ppm
diambil dan disimpan kedalam botol (Grafik Biru). Sementara itu untuk hasil uji
sampel dengan menggunakan peralatan sampel oli dengan kidneyloop didapatkan
Schedule Oil Sampling (SOS) berupa kadar Fe=52 ppm (Grafik Merah).
Selang kecil, Vacum Pump, dan Botol Berdasarkan gambar 4.5 Trend hasil SOS
SOS. Sampel ini selanjutnya akan dikirim pada Final drive RH diatas, maka ada
dan diuji di SOSLAB[2]. penurunan kadar partikel Fe rata-rata
sebesar:
4. Hasil Penelitian
∑𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝐹𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑑𝑛𝑒𝑦𝑙𝑜𝑜𝑝
Data Trending S.O.S before and after 𝑃=1− 𝑥100%
∑𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝐹𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑖𝑑𝑛𝑒𝑦𝑙𝑜𝑜𝑝
kidneyloop merupakan data yang di dapat
dari laboratorium PT. Trakindo
52
Utama.Tbk kota Balikpapan dari unit-unit =1− 𝑥100% = 53%
perusahaan PT.PETROSEA.Tbk Site 111
Gunung Bayan[6]. Data yang diperoleh ini
bertujuan untuk dapat mengetahui
kandungan-kandungan yang ada di dalam
oli/pelumas dari final drive dan differential

4
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN 2338 - 6649

b. Reduksi Fe Pada Final Drive LH 5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di


lapangan menggunakan kidneyloop
terhadap umur pemakaian oli Final Drive
unit HD 785-7 di PT. Petrosea .Tbk Site
Gunung Bayan Project, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pengaruh filterasi oli final drive
dengan menggunakan Kidneyloop
memiliki kemampuan mereduksi
Grafik 4.2 Grafik Trend hasil SOS Final drive LH tingkat partikel sebesar :

Pada grafik 4.2 besarnya nilai limit No Penyaringan pada Reduksi Fe


minimum dan maksimum partikel yang 1 Final Drive RH 53%
diizinkan pada kandungan pelumas yaitu 2 Final Drive LH 58%
sebesar Fe=85-135 ppm (Grafik hijau dan
ungu). Dari hasil pengujian laboratorium Reduksi yang terjadi tersebut
menggunakan sampel normal (tanpa menurunkan jumlah keausan terhadap
kidneyloop) didapatkan kadar Fe=131ppm partikel metal pada komponen sebesar :
(Grafik Biru) hal ini menunjukkan kadar
Fe yang terkandung dalam pelumas sudah Sebelum Sesudah
hamper mencapai batas maksimum yang No Komponen
Filterasi Filterasi
diizinkan. Sementara itu untuk hasil uji 1 Final Drive RH 111 52
sampel oli dengan kidneyloop didapatkan 2 Final Drive LH 131 55
kadar Fe=52 ppm (Grafik Merah).
Berdasarkan grafik 4.2 Trend hasil SOS Penurunan partikel Fe tersebut
pada Final drive LH diatas, maka ada mempengaruhi kinerja pelumasan pada
penurunan kadar partikel Fe rata-rata komponen final drive dalam menjalankan
sebesar: fungsi-fungsi oli secara optimal dan
∑𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑑𝑛𝑒𝑦𝑙𝑜𝑜𝑝 membentuk oil film yang akan bekerja
𝑃 = 1− 𝑥100% memberikan complete separation of
∑𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑖𝑑𝑛𝑒𝑦𝑙𝑜𝑜𝑝
moving surface sehingga life time
55 komponen tersebut dapat tercapai sesuai
= 1 − 131 𝑥100% = 58%. dengan standar life time yang ditentukan..
2. Penyebab kenaikan nilai partikel Fe
Dari kedua hasil grafik di atas dapat disebabkan oleh adanya Friction yang
disimpulkan bahwa kidneyloop mampu terus-menerus terjadi pada proses kerja
mereduksi partikel material menjadi lebih komponen final drive.
sedikit, salah satu presentase reduksi
partikel terbesar terjadi pada nilai Fe yaitu 6. Saran
sebesar 131 ppm menjadi 52 ppm. Secara
keseluruhan pada Final Drive LH reduksi Dari kesimpulan di atas, maka sangat
yang tercapai adalah sebesar 58%. memungkinkan untuk mengembangkan
Presentase pada Final Drive LH penelitian ini lebih lanjut:
menunjukan bahwa efektifitas kidneyloop a. Penilitian lebih lanjut dapat melakukan
di nilai mampu dan tepat dalam analisa berupa prediksi kerusakan
penggunaannya sebagai alat Filterasi oli komponen mesin dengan melakukan
demi memaksimalkan pemakaian umur oli pengujian pada minyak pelumas pada
pada Final Drive. system.

5
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 4 JUNI ISSN 2338 - 6649

b. Penelitian juga dapat dikembangkan PT. Petrosea. Tbk (2000). Basic


dengan melakukan pengujian pada knowledge of engine oil. Training Center
minyak pelumas pada engine, Department
differensial dan system hidrolik pada
unit. Trakindo. (2003). Magnetic Plug Rating.
Maintenance Division
7. Daftar Pustaka
Database PT. Petrosea. Tbk site Project
Trakindo. (2003). Contamination control Gunung bayan
of Training Center. Caterpillar basic
training,Cileungsi.
Dory S, Hansen T. (2002), Contamination
Control Program. Diakses 10 Januari 2016.
Trakindo, (2003). Schedule Oil Sampling.
Available from: http://machinery
Jakarta.
lubrication.com/Read/497/ mobile-
equipment contamination.
Petrosea. (2000). Work Instruction of
kidney loop.

Anda mungkin juga menyukai