Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmanirrahiem

Bismillahi tawakkalna 'alallah wala hawla wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim.
Hasbunallah wani'mal wakil ni'mal mawla wani'man nashier.
Allahumma iyyaka na'budu waiyyaka nasta'ien ihdinash shirathal mustaqiem shirathalladzina an'amta
'alaihim ghayril maghdhubi 'alaihim waladh dhollin.
Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar la ilaha illallahu wallahu akbar Allahu akbar wslillahilhamdu.
Allahu akbar kabira walhamdulillahi katsira wasubhanallahi bukrataw washila. La ilaha illallahu wala
na'budu illa iyyahu mukhlishina lahuddiena walau karihal kafirun, walau karihal musyrikun, walau karihal
munafiqun.
Lailaha illallahu wahdahu shadaqa wa'dahu wanashara 'abdahu wa a'azajundahu wahazamal ahzaba
wahdahu.
La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahiihamdu.
Assalamu'alaikum w.w.
Alhamdulillahilladzi arsala radulahu bil hyda wa dienil haq liyudzhirahu 'aladdieni kullihi walau karihal
musyrikun wakafa billahi syahida.
Yaa ayyuhannasu ittaquullaha haqqa tuqatihi wala tamutunna illa wa antum muslimun. Fattaqullaha
mastatha'tum la'allakum tuflihun.
Asyhadu anla ilaha illallah wa adyhadu anna muhammdar rasulullah.
Allahumma shali 'ala Muhammad wa'alaihi wa ashabihi wal mujahidinat thahirin alladzi jahadu anfusahum
wa amwalahum, waman tabi'ahum ila yaumiddien.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamdu.
Segala tasbih, tahmid dan takbir msrilah kita tujukan kepada satu-satunya dzat yang maha menguasai alam
semesta, Allah Rabbul 'alamin. Allah pemilik kerajaan langit dan bumi, pengatur dan pengendali segala
urusan, dan Dia tidak merasa berst memikulnya.
Alhamdulillah pada pagi hari ini, tanggal 10 Dzulhijjah 1441, kita dapat berkumpul, bersama-sama,
berbaris bershaf-shaf di tempat ini dalam rangka tadzkirah dan tasyakur bi ni'mah atas karunia Allah kepada
Ummat Islam berupa Hari 'Iedul Adha, atau 'Iedul Qurban. sebuah hari yang menjadi hak milik Ummat
Islam di seluruh dunia sebagai sebagai satu tubuh, kal jasadil wahid. Karena demikianlah Allah berfirman
di dalam Al-Qur'an : "innamal mu'minuna ikkhwah.." Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah
bersaudara, adalah terikat dan mengikatkan diri di dalam persaudaraan Islam, yang disebut Pan Islamisme.
Yaitu suatu tatanan dunia baru yaitu Dunia Islam yang Satu. Persatuan dan Persaudaraan Dunia Islam ini
disimbolkan di dalam Arkanul Islam kelima, yaitu Hajj.
'Iedul Qurban adalah salah satu dari dua hari raya Internasional Ummat Islam seluruh dunia, yang
memeloki arti Hari Berqurban atau Hari Bernahar karena di momentum hari raya inilah Ummat Islam
diperintahkan untuk menyembelih hewan qurban yangbtelah digariskan ketentuannya di dalam Ad-Dien.
Qurban sendiri terambil dari kata "qaraba-yaqribu-qurban-waqurbanan" yang berarti dekat, yaitu dekat
kepada Sang Pencipta dan Pengatur manusia - Allah Rabbunnaas. Dekat karena mendekat kepada Allah
dengan cara "Tha'at", yaitu tunduk, patuh, setia dan loyal kepada Allah dan kepada segala perintah-Nya.
Oleh karena itulah maka, berqurban dalam pengertian seperti ini adalah merwka yang tha'at dan patuh
tanpa teserve, kepada Allah.
Qurban seperti ini telah ditampilkan oleh Nabiyullah Ibrahim as dan putranya Isma'il ketika Ibrahim
menerima perintah Allah melalui mimpinuntuk menyembelih putranya Isma'il, dan keduanya membenarkan
perintah itu dengan segenap penyerahan jiwa raga secara khalishan mukhlishan lillahi ta'ala. Maka, kedua
manusia pilihan Allah tersebut dikatakan sebagai Muqarrabun. Mereka telah mengorbankan kemerdekaan
dirinya untuk tha'at kepada perintah Allah. Dalam makna inilah, orangnyang berqurban adalah orang yang
menyerahkannkemerdekaan dirinya kepada Allah secara totalitas. Apapun yang diperintahkan Allah kepada
dirinya, maka mereka menjawab dan membenarkannya dengan jawaban, "sami'na wa atha'na", kami dengar
dan kami tha'at. Seperti yang difirmankan Allah di dalam Al-Qur'an yang menyatakan bahwa, "tidak ada
pilihan bagi setiap muslimin dan muslimah jika Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan sesuatu terhadap
urusan mereka". Artinya adalah, mereka sudah menyerahkan kemerdekaan dirinya kepada apa yang
dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar walillahilhhamdu.
Waminannasi mayyasyri intigha-a mardhatillah. Demikian Al-Qur'an menyatakan. Bahwa ada sebagian
manusia yang mengorbankan dirinya untuk meraih dan mengharap-harap mardhatillah. Mereka menyerah
segala apa yang dimilikinya baik harta maupun jiwa-raga demi mendapatkan mardhatillah dunia dan
akhirat. Oleh sebab itulah dalam hal motivasi dan orientasi, Qurbam haruslah dalam rangka mengharapkan
ridha Allah belaka, tidak keluar dan diluar mardhatillah. Inilah yang dikatakan dengan ikhlas atau suci-
murni dengan sebersih-bersih tauhid uluhiyah. Tauhid pengabdian atau mono loyalitas kepada Allah dan
perwujudannya di dalam uluhiyatullah di muka bumi, tegasnya kepada Kepemimpinan Allah di muka bumi.
Menjadi sesuatu yang muthlaq bahwa persyaratan diterimanya qurban itu adalah berada di dalam Garis
Kepemimpinan Allah. Periksalah, "Allahu waliyyulladzina amanu, tukhrijuhum minad dzulumati ilannur
walladzina kafaru awliyanujumuth thaghut yukhrijunahum minanuri ilad dzulumat".
Menurut para mufassirin, ayat "waminannnasi mayyasyri ibtigha-a mardhatillah" memiliki asbanun nuzul
yang mengisahkan tentang seorang mu'min yang dengan "jiwa berqurbannya" rela meninggalkan seluruh
harta-benda yang dimilikinya untuk menunaikan perintah hijrah ilallah wa ila rasulihi, yaitu berhijrah
secara teritorial dari makkah ke yatsrib karena Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan hal itu kepada
setiap mu'min muslim. Padahal ridak sedikit pula mu'min yang tidak menunaikan perintah Allah tersebut,
hingga para malaikat bertanya kepada mereka, "dalam keadaan apakah kalian diwafatkan, mereka
menjawab dalam keadaan menganiaya diri sendiri dengan alasan mereka adalah orang-orang yang
tertindas. Namun jawaban itu disanggah oleh Allah, "bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat
berhijrah...". Ayat ini lebih menegaskan bahwa berqurban adalah bagian dari pembuktian hijrah yang nyata,
yaitu meninggalkan yang bathil menuju kepada yang haq.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allaahu akbar walillahilhamdu.
Dengan demikian kandungan makna yang terdapat di dalam qurban itu demikian luas dan dalam, serta
terkandung di dalamnya sejumlah makna kontekstual, seperti tha'at, merdeka, pengorbanan, kepemimpinan,
penyerahan, hijrah, shabar, dllsb. Yang pada intinya adalah mengorbankan dan memberikan apa dan siapa
yang dicintainya untuk sebuah maksud dan tujuan agar Allah ridha kepadanya. Dan puncak kecintaan setiap
manusia adalah kepada nyawa, tidak sesuatu yang lebih berharga dan bernilai leboh tinggi yang melebihi
nyawa, nyawa dirinya dan nyawa orang-orang yang dicintainya. Peristiwa penyembelihan Ismai oleh
Nabiyullah Ibrahim merupaka peristiwa qurban paling besar, dimana Ibrahim melakukan nahar terhadap
anaknya sendiri atas perintah Allah. Peristiwa PEMBUNUHAN Isma'il oleh Ibrahim itulah yang disebut
dengan QURBAN DDALAM BENTUK NAHAR.
Maka, dalam konteks inilah kita menemukan sebuah pengertian lagi bahwa menyerahkan Puncak
KECINTAAN hanya kepada Allah itulah yang disebut qurban. Qurban yang seperti inilah yang sarat
dengan nilai AQIDAH TAUHID. Periksalah QS.-@.9.24. "jika bapak²mu, anak²mu, saudara²mu, pasangan²
mu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu miliki, perdagangan yang kamu khawatiri kerugiannya,
tempat tinggal yang kamu senangi, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasulnya, dan Jihad di jalan-Nya,
maka tunggulah hingga Allah menurunkan ketetapanNya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
fasiqin". Dari ayat ini, kita pin menangkap bahwa Qurban berhubungan erat dengan Jihad fi sabilillah,
dengan berjuang dan berjihad di jalan Allah, berperang membela fan meninggikan Kalimah Allah.
Sehingga, bolehlah kita mengatakan bahwa seorang yang sedang berjihad, seorang pelaku jihad, seorang
MUJAHID itulah yang sedang BERQURBAN. Bahkan qurban yang seperti inilah setinggi-tinggi qurban.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Allahu akbar walillahilhamdu.
Qurban adalah JIHAD FI SABILILLAH, yaitu memelihara, mempertahankan, membela, dan
memperjuangkan ISLAM, KEMU'MINAN dan KEMUSLIMAN. Dari sekup mikro hingga makro, dari
level syakhsiyah hingga baldah, dari SYAKHSIYAH ISLAM, USRAHNISLAM, UMMAH ISLAM hingga
BALDAH ISLAM. Bagi kita Ummat Islam Bangsa Indonesia, selain ber'iedul Qurban secara internasional
pada 10 Dzulhijjah, juga ber'iedul qurban secara nasional, yaitu Baldah Islam di Indonesia. Iedul Qurban
dalam memperjuangkan tegaknya Baldah Islam, yaitu Darul Islam atau Negara Islam Indonesia yang secara
keindonesiaan jatuh pada 17 Pebruari 1948. Inilah IEDUL QURBAN bagi UIBI. Sebuah peristiwa sangat
bersejarah, di mana pertama kalinya darahh syuhada membasahi tanah tumpah darah dan tanah air setelah
UIBI memiliki BALDAHNYA sendiri pada 10 Pebruari 1948. Hari Iedul Qurban bagi UIBI ini dikenal
dengan HARI ANGKAT SENJATA APNII. Para Mujahid TII telah mempersembahkan bakti sucinya ke
hadirat Allah demi satu cita-cita, yaitu berdiri dengan tegak-teguhnya NII keluar kedalam de facto dan de
yure 100% dalam rangka menjalankan perintah Allah berupa "memberlakukan hukum-hukum Allah",
menjalankan dan memformilkan SYARI'AT ALLAH, syari'at islam di Indonesia. Para mujahid telah
menyerahkan jiwa-raga dan nyawanya dan menukarnya dengan pembayaran jannah Allah. Periksalah QS.-
@.9.111. "Sungguh, Allah telah membeli dari orang-orang beriman jiwa dan hartanya dengan pembayaran
syurga. Mereka membunuh atau terbunuh, hal itu telah janji yang benar di dalam taurat, injil, dan qur'an.
Maka, siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah, dan gembirakanlah atas BAI'AT yang telah
mereka lakukan, itulah KEMENANGAN yang besar". Inilah PUNCAK QURBAN, PUNCAK
PENDAKIAN DAN PUNCAK PENGORBANAN seorang mu'min muslim, sehingga layaklah kiranya jika
mereka didekatkan oleh Allah dengan Golongan NABIYYIN dan SHIDDIQIEN.
Mereka telah berjual-beli dengan Allah, yelah berbai'at kepada Allah dan membuktikan bai'atnya dengan
'AMAL SHALIH tertinggi yaitu JIHAD bima'na QITAL. Dan gugurnya mereka diberikan nnama mulia
oleh Allah sebagai SYUHADA. Bolehlah kita tambahkan pengertian kontekstual qurban melalui ayat ini
sebagai JUNDILLAH, sebagai TENTARA ALLAH, sebagai TENTARA ISLAM. Mereka itulah garda
terdepan, sebagai BENTENG ISLAM.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allahu akbar walillahilhamdu.
Dalam tadzkirah 'Iedul Qurban kali ini marilah kita mengambil nilai-nilai MENDASAR daripada qurban
itu dari ddua peristiwa besar, yaitu sekup internasional dan mendunia seperti yang DIUSWAHKAN oleh
Nabiyullah Ibrahim dan Isma'il serta sekup nasional baldah islam di indonesia melalui perjuangan dan
pengorbanan yang militan, suci-murni LILLAHI TA'ALA dari para MUJAHID AWAL, MUJAHID
GUNUNG TJUPU, MUJAHID BADAR INDONESIA. Yang dengan keduanya, kita tidak salah di dalam
memahami dan memaknai QURBAN. Dan sanggup serta mampu merefleksikannya dalam konteks
PELAKSANAAN TUGAS-TUGAS JIHAD hari ini. Barakallahu li walakum... Selamat 'Iedul Qurban
1441, selamat dan semangat Gunung Tjupu, semangat KHALISHAN MUKHLISHAN, semangat SEPI
ING PAMRIH RAME ING GAWE dalam rangka THA'AT, PATUH, SETIA dan LOYAL kepada Allah dan
kepada ISLAM, dan kepada BAALDAH ISLAM, dan kepada JIHAD FI SABILILLAH.
Inna fatahna laka fathan mubiena
Fa yuqtal aw yaghlib
Ish kariman awmut syahidan
Fastabiqul khayrat
Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah
Billahi fi sabilillah
Wassalamu'alaikum w.w.

Anda mungkin juga menyukai