Anda di halaman 1dari 34

E-MODUL

KOMUNIKASI
EFEKTIF
DI TEMPAT KERJA
MUHAMMAD GARLIANKA
WANGSADIKRAMA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kami kemudahan
dalam menyelesaikan e-modul ini yang berjudul “Komunikasi Efektif di Tempat Kerja”. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan e-modul ini
Penulis tentu menyadari bahwa e-modul ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk e-modul ini, agar buku ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.
Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada buku ini, penulis memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis berharap e-modul ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya para
orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Selain itu, e-modul ini juga diharapkan mampu
menambah khazanah keilmuan dalam bidang industri dan pendidikan
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, Juli 2020

Penulis

i|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Capaian pembelajaran 1
D. Desain Pembelajaran 2
E. Topik Pelatihan 2
KONSEP DASAR KOMUNIKASI 4
Tujuan Pembelajaran 4
F. Komunikasi 4
G. Pentingnya komunikasi 4
H. Proses dalam Komunikasi 4
I. Hambatan Dalam Komunikasi 6
MEMBERI DAN MENERIMA INSTRUKSI DI TEMPAT KERJA 8
Tujuan Pembelajaran 8
A. Pedoman Pemberian Instruksi 8
B. Keterampilan Mempertanyakan Ketika Memberikan instruksi 9
C. Keterampilan Mempertanyakan Ketika Menerima Instruksi 9
UMPAN BALIK DI TEMPAT KERJA 11
Tujuan Pembelajaran 11
A. Umpan Balik 11
B. Jenis umpan balik 11
C. Umpan Balik Negatif 12
D. Mendorong umpan balik sebagai pengirim pesan 12
E. Umpan Balik yang Salah 13
F. Karakteristik umpan balik yang efektif dan tidak efektif 13
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DI TEMPAT KERJA 15
Tujuan Pembelajaran 15
A. Pengertian Mendengarkan 15
B. Manfaat mendengarkan 16

ii | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
C. Proses mendengarkan 16
D. Memahami dan menafsirkan 18
E. Menanggapi 18
F. Mengingat 19
KETERAMPILAN NONVERBAL DI TEMPAT KERJA 20
Tujuan pembelajaran 20
A. Komunikasi Non-verbal 20
B. Karakteristik komunikasi non-verbal 20
C. Fungsi komunikasi non-verbal 21
D. Kategori komunikasi non-verbal 21
PERTEMUAN DI TEMPAT KERJA 26
Tujuan Pembelajaran 26
A. Tujuan Pertemuan di Tempat Kerja 26
B. Perencanaan 26
C. Peserta 26
D. Fungsi Rapat 27
KOMUNIKASI TATAP MUKA DI TEMPAT KERJA 28
Tujuan Pembelajaran 28
A. Pengertian Komunikasi Tatap Muka 28
B. Fungsi Komunikasi Tatap Muka 28
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tatap muka 28
D. Kiat Tentang Komunikasi Tatap Muka 29
DAFTAR PUSTAKA 30

iii | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya komunikasi selalu direalisasikan setiap saat karena itu adalah cara yang
paling vital dimana orang terhubung bersama dalam masyarakat. Namun, komunikasi saat
ini memainkan peran penting dalam hampir semua aspek kehidupan. Bekerja dalam bisnis,
pemerintah atau organisasi tidak mungkin tanpa komunikasi. Orang-orang harus
berkomunikasi satu sama lain, bertukar informasi, membuat keputusan dan berbicara
tentang inovasi. Manajemen adalah praktik komunikasi yang kompleks dengan orang lain.
Di zaman ketika lingkungan bisnis sedang bergolak dalam hal persaingan, teknologi baru,
ketidakstabilan politik, keragaman tenaga kerja, kebutuhan akan keterampilan komunikasi
yang baik semakin dirasakan oleh manajer di semua tingkatan.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi bisnis harus
dikembangkan. Agar organisasi dapat melakukan dan memiliki keunggulan kompetitif,
manajer dan pekerja harus dilengkapi dengan keterampilan komunikasi. Banyak masalah
yang terjadi dalam suatu organisasi adalah akibat langsung dari orang yang gagal
berkomunikasi secara efektif dan efisien. Perusahaan besar misalnya sektor tekstil dan
organisasi multinasional membutuhkan keterampilan komunikasi yang lebih baik pada
karyawan mereka sehingga mereka dapat bekerja dalam tim dan dengan orang-orang dari
latar belakang yang beragam. Keterampilan komunikasi yang baik dalam dunia bisnis saat
ini telah dibuktikan adanya pengaruh secara langsung terhadap produktivitas. Oleh karena
itu, modul pelatihan keterampilan komunikasi ini akan membantu meningkatkan
komunikasi di antara manajer dan pekerja untuk kinerja organisasi yang ditingkatkan,
kompetitif, dan sukses.

B. Tujuan
Tujuan e-modul ini adalah untuk membantu pengembangan kompetensi komunikasi
dengan memberikan informasi mengenai berbagai bentuk komunikasi dan penggunaannya
yang sesuai.

C. Capaian pembelajaran
Pada akhir program ini, peserta akan dapat berkomunikasi dengan lebih efektif dan
efisien dengan:
1. Mendengarkan dan merespons dengan pikiran terbuka dengan cara yang lebih efektif.

1|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


2. Menggunakan metode komunikasi yang tepat
3. Meminimalkan hambatan komunikasi
4. Gunakan pesan verbal dan non-verbal dengan tepat.
5. Berhubungan dan berjejaring dengan orang lain di tempat kerja
6. Memberi dan menerima instruksi dengan benar
7. Menjaga hubungan kerja dengan klien.
8. Gunakan umpan balik komunikasi dua arah

D. Desain Pembelajaran
E-modul ini menggunakan desain pembelajaran ADDIE. ADDIE merupakan akronim
dari Analayze (analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implement
(implementasi), dan Evaluatio (Evaluasi). Penggunaan desain ADDIE karena proses
desain instruksional ini bersifat preskriptif karena memandu, menetapkan metode dan
prosedur, menghasilkan strategi, dan berorientasi pada tujuan. Selain itu, ADDIE juga
dapat diterapkan dalam berbagai bidang dan menggunakan media yang variatif termasuk
menggunakan e-modul ini. Desain ini juga cocok diterapkan dalam ranah industri, hal ini
merujuk dari proses ADDIE yang disampaikan oleh Branch dan Dousay (2015). Oleh
karena itu penulis menggunakan desain ini dalam pembuatan e-modul ini.

E. Topik Pelatihan
1. Konsep dasar komunikasi
a. Komunikasi
b. Pentingnya komunikasi
c. Proses dalam komunikasi
d. Hambatan dalam komunikasi
2. Memberi dan menerima instruksi di tempat kerja
a. Pedoman pemberian instruksi
b. Keterampilan mempertanyakan ketika memberikan instruksi
c. Keterampilan mempertanyakan ketika menerima instruksi
3. Umpan balik di tempat kerja
a. Umpan balik
b. Jenis umpan balik
c. Umpan balik negatif

2|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


d. Mendorong umpan balik sebagai pengirim pesan
e. Umpan balik yang salah
f. Karakteristik umpan balik yang efektif dan tidak efektif
4. Meningkatkan kemampuan mendengarkan di tempat kerja
a. Pengertian mendengarkan
b. Manfaat mendengarkan
c. Proses mendengarkan
d. Memahami dan menafsirkan
e. Menanggapi
f. Mengingat
5. Keterampilan nonverbal di tempat kerja
a. Komunikasi non-verbal
b. Karakteristik komunikasi non-verbal
c. Fungsi komunikasi non-verbal
d. Kategori komunikasi non-verbal
6. Pertemuan di tempat kerja
a. Tujuan pertemuan di tempat kerja
b. Perencanaan
c. Peserta
d. Fungsi rapat
7. Komunikasi tatap muka di tempat kerja
a. Pengertian komunikasi tatap muka
b. Fungsi komunikasi tatap muka
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tatap muka
d. Kiat tentang komunikasi tatap muka

3|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Tujuan Pembelajaran
1. Untuk memahami proses yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif
2. Untuk mengidentifikasi hambatan dan situasi yang dapat menghambat komunikasi yang
efektif
3. Untuk mengidentifikasi dan menggunakan teknik mendengarkan aktif

F. Komunikasi
Komunikasi adalah tindakan dipahami. Komunikasi adalah suatu proses, yang
melibatkan berbagi informasi antara orang-orang melalui kegiatan yang terus-menerus
dari mendengarkan, dan memahami. Komunikasi adalah penerimaan yang diberikan, atau
pertukaran pendapat atau ide informasi oleh tulisan, secara verbal, sarana visual non-
verbal, atau kombinasi ketiganya, sehingga materi yang dikomunikasikan dipahami
sepenuhnya oleh semua orang yang berkepentingan.

G. Pentingnya komunikasi
Banyak ahli telah mengidentifikasi kelebihan komunikasi yang baik yaitu:
1. Mengarah pada efektivitas pribadi
2. Membantu jaringan dengan orang - orang
3. Mempengaruhi motivasi untuk meningkatkan kinerja
4. Membangun pemahaman yang lebih baik antara bos dan bawahan
5. Menciptakan hubungan interpersonal yang lebih baik
6. Meningkatkan kemampuan mendengarkan
Semua manfaat ini tidak dapat dicapai secara otomatis. Seseorang dapat memahami
sifat komunikasi yang kompleks dengan memeriksa faktor-faktor yang membuat
komunikasi menjadi proses yang dinamis.

H. Proses dalam Komunikasi


Kata proses menunjukkan bahwa komunikasi adalah kegiatan yang terhubung dengan
serangkaian langkah yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses komunikasi
terdiri dari elemen-elemen berikut:
1. Ide

4|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


Informasi ada di benak pengirim (siapa sumbernya). Ini bisa berupa konsep, ide,
informasi, atau perasaan.
2. Pengkodean
Sumber memulai pesan dengan menyandikan ide (atau pemikiran) dalam kata-kata
atau simbol dan mengirimkannya ke penerima. Pesannya adalah produk fisik aktual dari
pengkodean sumber. Ketika kita berbicara, pidato adalah pesannya. Ketika kita
menulis, tulisan adalah pesannya. Ketika kita memberi isyarat, gerakan tangan kita dan
ekspresi wajah kita adalah pesannya.
3. Saluran
Saluran dalam proses komunikasi adalah media yang digunakan pengirim untuk
mengirimkan pesan ke penerima. Kehati-hatian perlu dilakukan dalam memilih saluran
yang paling efektif untuk setiap pesan. Meskipun media lisan dan tulisan mungkin tepat
untuk mengirimkan pesan tertentu, satu media mungkin lebih efektif daripada yang lain.
Untuk mengilustrasikannya, mari kita asumsikan bahwa seseorang menginginkan
jawaban segera untuk sebuah pertanyaan. Meskipun pesannya bisa dalam bentuk lisan
atau tertulis, media lisan kemungkinan besar akan lebih efektif karena kedekatan, jika
diperlukan. Selain itu, pengirim harus mempertimbangkan keahliannya dalam
menggunakan masing-masing saluran alternatif, serta keterampilan penerima dalam
menggunakan masing-masing saluran. Komunikasi jarang terjadi hanya melalui satu
saluran; dua atau tiga bahkan empat saluran biasanya digunakan secara bersamaan.
Contoh: dalam interaksi tatap muka, kita berbicara dan mendengarkan tetapi kita juga
memberi isyarat dan menerima sinyal-sinyal ini secara visual.
4. Decoding
Decodong adalah tindakan memahami pesan (kata atau simbol). Ini dikenal sebagai
Decoding. Ketika gelombang suara diterjemahkan ke dalam ide-ide, kita
mengeluarkannya dari kode yang ada di dalamnya, maka decoding. Dengan demikian,
pendengar dan pembaca sering dianggap sebuah Decoder.
Selama pengiriman pesan, dua proses akan diterima oleh penerima. Konten dan
Konteks. Konten adalah kata-kata aktual atau simbol pesan yang dikenal sebagai bahasa
yaitu kata-kata yang diucapkan dan ditulis digabungkan menjadi frasa yang masuk akal
secara gramatikal dan semantik (makna). Kita semua menggunakan dan menafsirkan
makna kata-kata secara berbeda, sehingga bahkan pesan sederhana dapat
disalahpahami.

5|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


5. Umpan balik
Dengan komunikasi dua arah atau umpan balik. Umpan balik ini akan memberi tahu
pengirim bahwa penerima memahami pesan, tingkat kepentingannya, dan apa yang
harus dilakukan dengannya.
Jadi umpan balik adalah tautan terakhir dalam proses komunikasi. Umpan balik
adalah pemeriksaan tentang seberapa sukses kita, dalam mentransfer pesan kita seperti
yang dimaksudkan semula. Ini menentukan apakah pemahaman telah dicapai atau tidak.
Tujuan dari umpan balik adalah untuk mengubah dan mengubah pesan sehingga
maksud dari komunikator asli dipahami oleh komunikator kedua. Ini mencakup respons
verbal dan nonverbal terhadap pesan orang lain.
Ada lima kategori utama umpan balik. Berikut daftar dalam urutan di mana mereka
paling sering muncul dalam percakapan sehari-hari.
1. Evaluasi: Membuat penilaian tentang nilai, kebaikan, atau kesesuaian pernyataan
pengirim.
2. Interpretasi: Paraphrasing - berusaha menjelaskan apa arti pernyataan pengirim.
3. Dukungan: Berusaha untuk membantu atau mendukung pengirim.
4. Probing: Berusaha mendapatkan informasi tambahan, melanjutkan diskusi, atau
memperjelas poin.
5. Memahami: Berusaha untuk benar-benar memahami apa arti pengirim dengan
pernyataannya.
6. Kebisingan: Kehadiran kebisingan dapat menyebabkan masalah yang cukup
signifikan dalam proses komunikasi. Sayangnya, komunikasi dipengaruhi oleh
noise, yang merupakan apa saja - baik pada pengirim, transmisi, pada penerima -
yang menghambat komunikasi. Sebagai contoh:
a. Lingkungan yang berisik dapat menghambat perkembangan pemikiran yang
jernih.
b. Pengkodean mungkin salah karena penggunaan simbol yang ambigu.
c. Transmisi dapat terganggu oleh gangguan pada ch annel, seperti koneksi telepon
yang buruk, teks yang salah cetak, atau mungkin kesalahan ketik.
d. Penerimaan yang tidak akurat dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian.

I. Hambatan Dalam Komunikasi


Dalam proses komunikasi, kehati-hatian perlu dilakukan karena hambatan komunikasi
baik secara sadar atau tidak sadar dibangun oleh pengirim atau penerima. Hambatan-
6|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja
hambatan ini menghambat pertumbuhan komunikasi dan menurunkannya ke status
percakapan di mana umpan balik tidak diharapkan. Jika pembicara atau listene r memiliki
masalah dalam menyesuaikan frekuensinya dengan co-berinteraksi, hambatan akan secara
otomatis didirikan.
Beberapa hambatan komunikasi adalah:
1. Komunikasi berlebihan
2. Informasi yang bertentangan
3. Perbedaan Bahasa
4. Prasangka
5. Status berbeda
6. Minat dan sikap
7. Prasangka

7|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


MEMBERI DAN MENERIMA INSTRUKSI DI TEMPAT KERJA

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memberikan instruksi yang jelas, tepat waktu dan benar untuk memungkinkan
tercapainya kegiatan di tempat kerja.
2. Menerima dan mengikuti instruksi untuk menyelesaikan tugas di tempat kerja.

A. Pedoman Pemberian Instruksi


Ketika instruksi tidak jelas, orang tidak dapat menyelesaikan tugas dan aktivitas di
tempat kerja mereka sesuai dengan standar yang diperlukan. Untuk melakukan pekerjaan
dengan baik, orang perlu memahami bagaimana melakukan pekerjaan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Pedoman pemberian instruksi di tempat kerja
a. Tentukan apa yang perlu dicapai hasil yang diinginkan
b. Berikan alasan untuk melakukan pekerjaan itu
c. Gunakan kata-kata tindakan nyata daripada kata - kata abstrak
d. Minta orang lain untuk memparafrasekan instruksi kembali kepada Anda
e. Tunjukkan keterampilan dalam tugas jika instruksi Anda melibatkan mesin atau
peralatan
f. Dorong pertanyaan
g. Pastikan waktu Anda tepat.
h. Tindak lanjuti saat orang tersebut melakukan tugas di pekerjaan
i. Tawarkan umpan balik yang tepat waktu dan spesifik
j. Urutkanlah konten
Saat Anda mempersiapkan instruksi, urutkan materi dalam salah satu dari tiga cara:
1. Pindah dari yang sederhana ke kompleks.
2. Pindah dari yang akrab ke yang asing
3. Ikuti pesanan yang dilakukan di pekerjaan.
k. Pilih waktu yang tepat
Saat Anda memberikan instruksi, pastikan waktunya tepat dan iklim komunikasi positif.
Anda tidak hanya ingin memberikan instruksi. Anda juga ingin memastikan bahwa
orang yang menerima instruksi dapat:
1. Dengarkan dan pahami

8|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja


2. Katakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan
3. Tunjukkan bahwa mereka bersedia dan mampu mengikuti instruksi
Instruksi yang diberikan dengan cara yang bijaksana, tepat dan terkontrol lebih mudah
dipahami
B. Keterampilan Mempertanyakan Ketika Memberikan instruksi
Saat Anda memberikan instruksi, Anda perlu tahu seberapa banyak informasi yang
dipahami dan tingkat pemahaman. Berbagai jenis pertanyaan memberi tahu Anda jika
orang lain dapat:
1. Ingat faktanya
2. Tulis ulang informasi dengan kata - kata mereka sendiri
3. Menerapkan informasi ke situasi baru
Instruksi sederhana dan rutin biasanya hanya memerlukan pertanyaan yang memeriksa
apakah orang tersebut dapat mengingat, menyatakan kembali, dan menerapkan informasi
tersebut ke situasi baru. Ada saat-saat ketika Anda bisa memberikan instruksi verbal dan
menunjukkan bagaimana melakukan tugas itu. Pada kesempatan lain, Anda harus
mendukung arahan yang diucapkan dengan seperangkat instruksi dan gambar tertulis.
Setelah orang memahami instruksi, Anda ingin mereka dapat mengambil tindakan untuk
menyelesaikan tugas. Instruksi dan gambar tertulis adalah referensi yang berguna.
Berikut cara untuk menerima dan ikuti instruksi:
1. Dengarkan baik -baik
2. Fokus pada orang yang memberikan instruksi
3. Hindari melompat ke kesimpulan
4. Ajukan pertanyaan tentang standar yang ingin dicapai
5. Mengutip untuk memahami Anda mengerti
6. Periksa ulang semua masalah keamanan
7. Minta bantuan jika Anda merasa tidak mengerti atau tidak dapat mengikuti instruksi
C. Keterampilan Mempertanyakan Ketika Menerima Instruksi
Bersedialah untuk mengajukan pertanyaan dan untuk berbagi ide dan informasi. Anda
harus mengikuti instruksi untuk berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan.
Saat menerima instruksi, pertanyaan Anda seharusnya;
1. Singkat dan jelas
2. Berfokus pada tugas pekerjaan
3. Umum saat Anda menginginkan ikhtisar.
4. Khusus, ketika Anda mencoba memahami fakta atau ide tertentu.
9|E-Modul:Komunikasi Efektif di Tempat Kerja
5. Diulang, ketika instruktur tidak memahami pertanyaan Anda.
Ketika instruksi diberikan dan masalah yang diterima harus ditangani dengan tegas dan
kooperatif. Orang yang meluangkan waktu untuk mendengarkan instruksi dan mengajukan
pertanyaan dapat merespons untuk mencapai hasil yang diinginkan.

10 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
UMPAN BALIK DI TEMPAT KERJA

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu memberikan umpan balik yang sesuai untuk meningkatkan pengembangan kerja
yang efektif hubungan dan produktivitas bisnis.
2. Mampu mendorong umpan balik positif dan negatif dari para pekerja.

A. Umpan Balik
Umpan balik adalah bagian penting dari komunikasi interpersonal yang sukses. Hal ini
menunjukkan seberapa baik pesan pengirim dipahami atau dipahami oleh penerima.
Pentingnya umpan balik tidak bisa terlalu ditekankan. Umpan balik menjadikan
komunikasi sebagai proses dua arah, hal ini menunjukkan pemahaman atau
kesalahpahaman yang efektif terhadap pesan, itu merangsang komunikasi dan diskusi
lebih lanjut.
Umpan balik dapat membantu atau menghambat komunikasi Anda dan iklim yang
Anda buat. Di tempat kerja kebanyakan orang berkomunikasi tatap muka dengan dosen,
penyelia, dan kolega mereka sehingga kemampuan untuk memberikan umpan balik yang
tepat dapat membantu pengembangan hubungan kerja yang efektif dan prtuktivitas bisnis.
Ada bukti penelitian berkelanjutan bahwa umpan balik tidak hanya meningkatkan
komunikasi tetapi juga, pada gilirannya, mengarah pada kinerja manajer dan organisasi
yang lebih efektif.
B. Jenis umpan balik
Umpan balik dapat diklasifikasikan dengan cara yang berbeda, antara lain:
1. Lisan
2. Positif
3. Non-verbal
4. Tindakan
5. Negatif
6. Kombinasi semua ini
Mendorong umpan balik (bagian penerima). Jangan menunggu untuk dimintai
tanggapan secara sukarela. Beri tahu pengirim apa pendapat Anda sehingga Anda mengerti
juga apa yang tidak Anda ketahui

11 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
C. Umpan Balik Negatif
Anda dapat mendorong umpan balik negatif dengan menjelaskan bahwa:
1. Anda mengenalinya sebagai hal yang vital jika Anda ingin tahu apa yang berfungsi
dengan baik dan apa yang tidak.
2. Anda tidak menjadi marah atau marah kepada mereka yang siap untuk berbagi pesan
negatif dengan Anda.
3. Anda percaya memperbaiki masalah daripada menyalahkan atau menghukum mereka
yang melaporkannya.
4. Bahkan ketika Anda salah, Anda menghargai pesan semacam ini lebih dari menutup-
nutupi atau pujian palsu.
5. Anda mendorong dan mendukung orang lain yang menerima umpan balik negatif /
kesalahan.
Tentu saja, iklim di mana ada diskusi terbuka tentang kesalahan dan masalah butuh sedikit
membiasakan diri, tetapi pekerja segera merasa nyaman dengan itu. Ini adalah fondasi
ideal untuk pemecahan masalah positif karena:
1. Hal ini mempromosikan pemikiran aktif dengan melihat lebih dekat masalah daripada
menghindarinya.
2. Dapat membuat lebih sulit untuk menyembunyikan masalah.
3. Umpan balik kesalahan lebih mungkin benar dan mungkin lebih akurat daripada umpan
balik yang terlalu positif.

Catatan!
Jangan membuat kesalahan umum dengan menganggap "semuanya baik-baik saja" ketika tidak
ada tanda-tanda masalah. Adalah bijaksana untuk menjadi sedikit skeptis jika Anda hanya
menerima umpan balik positif. Dengarkan berita buruk beserta kabar baiknya.

D. Mendorong umpan balik sebagai pengirim pesan


1. Jika Anda berbicara, ajukan pertanyaan untuk melihat seberapa besar pendengar Anda
benar-benar mengerti.
2. Berikan kontak.
3. Dorong orang untuk bertanya tentang keputusan Anda
4. Jangan menganggap persetujuan atau pengertian
5. Jangan menggunakan ekspresi sebagai "Anda tidak boleh melewatkannya," mereka
tidak menganjurkan umpan balik.
12 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
6. Tunjukkan bahwa Anda menerima umpan balik dalam bentuk apa pun, baik berita baik,
berita buruk, tindakan, atau proses.
7. Kunjungi setiap bagian, cabang unit, atau departemen di bawah tanggung jawab Anda
secara teratur. Dapatkan umpan balik dari sebanyak mungkin orang dan dari semua
tingkatan.
E. Umpan Balik yang Salah
Tidak semua umpan balik adalah representasi akurat dari peristiwa atau perasaan.
Beberapa orang akan mencoba menggunakannya untuk mengubah visi Anda tentang apa
yang sebenarnya terjadi. Salah satu alasan yang jelas untuk melakukan ini adalah untuk
membuat pengirimnya keluar dari masalah.
Alasan untuk memberikan umpan balik palsu
1. Untuk menghindari kesalahan-anggota tim dapat menyesatkan manajemen tentang
bagiannya dalam masalah.
2. Untuk menjaga jarak orang - seorang penyelia mungkin memberikan umpan balik
negatif yang dingin untuk menghindari terjebak dalam situasi di tempat kerja di mana
perasaan terlibat.
3. Untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan .
4. Untuk mengecilkan masalah sehingga untuk mengurangi lain "s pejabat kesehatan
keprihatinan mungkin memberitahu perwakilan media yang sama sekali tidak ada
bahaya" epidemi terjadi, ketika mereka tidak benar-benar yakin.

Catatan!
Berhati-hatilah dengan umpan balik yang berlebihan.

F. Karakteristik umpan balik yang efektif dan tidak efektif


1. Niat
Umpan balik yang efektif diniatkan mampu meningkatkan kinerja kerja dan
membuat karyawan aset yang lebih berharga itu bukan serangan pribadi mengenai
perasaan harga diri atau gambar. Umpan balik yang efektif diarahkan pada aspek-aspek
pekerjaan.
2. Kekhususan
Umpan balik yang efektif dirancang untuk memberikan informasi spesifik kepada
penerima sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki situasi.

13 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
Tidak efektifnya umpan balik adalah umum dan daun pertanyaan di penerima pikiran.
Misalnya, memberi tahu karyawan bahwa ia adalah pekerja miskin.
3. Deskripsi
Umpan balik yang efektif lebih bersifat deskriptif daripada evaluatif. Ini memberi
tahu karyawan apa yang telah dilakukannya dalam hal obyektif, alih-alih memberikan
penilaian nilai.
4. Kegunaan
Umpan balik yang efektif adalah informasi yang dapat digunakan karyawan untuk
meningkatkan kinerja. Jika itu adalah sesuatu yang tidak bisa diperbaiki oleh seorang
karyawan, itu tidak layak disebut.
5. Ketepatan waktu
Umpan balik waktu dengan benar. Semakin cepat umpan balik, semakin baik.
6. Kesiapan
Agar umpan balik menjadi efektif, karyawan harus siap menerimanya. Ketika umpan
balik dipaksakan atau dipaksakan pada karyawan itu jauh lebih efektif.
7. Kejelasan
Umpan balik yang efektif harus dipahami dengan jelas oleh penerima.
8. Validitas
Umpan balik yang efektif harus dapat diandalkan dan valid. Ketika informasi
karyawan akan merasa bahwa super visor tidak perlu bias atau karyawan dapat
mengambil tindakan korektif yang tidak sesuai dan hanya menambah masalah.

14 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN DI TEMPAT KERJA

Tujuan Pembelajaran
1. Mampu mendengarkan secara aktif untuk memahami instruksi, prosedur dan membuat
keputusan yang tepat.
2. Mampu menerapkan proses mendengarkan ke semua komunikasi di tempat kerja untuk
interaksi yang berhasil.
3. Mampu mengidentifikasi dan atasi hambatan untuk mendengarkan secara efektif atau
mengimbangi kebisingan yang mereka ciptakan.

A. Pengertian Mendengarkan
Salah satu alat paling ampuh untuk komunikasi dua arah yang efektif adalah
mendengarkan secara aktif. Kita menghabiskan lebih banyak waktu mendengarkan
daripada menghabiskan metode komunikasi lainnya. Waktu dihabiskan untuk
mendengarkan. Jenis komunikasi:
1. Berbicara
2. Membaca
3. Menulis
4. Mendengarkan
Mendengarkan aktif adalah keterampilan yang Anda pelajari melalui latihan.
Dibutuhkan lebih banyak upaya daripada sekadar 'mendengar' tetapi membuatnya menjadi
bermanfaat. Mendengarkan melampaui mendengar. Mendengar adalah aktivitas fisiologis
yang terjadi ketika gelombang suara menghantam eardru kita. Mendengarkan jauh lebih
kompleks daripada mendengar atau sebaliknya,
Menerima pesan secara fisik. Mendengarkan mengacu pada proses interpretatif yang
terjadi dengan apa yang kita dengar. Melalui mendengarkan, manusia menyimpan,
mengklasifikasikan, dan melabeli informasi, karena itu mendengarkan, melibatkan
perhatian, interpretasi, dan pemahaman.
Menerapkan prinsip mendengarkan dalam bisnis adalah sadar, proses aktif
memunculkan informasi, ide, sikap dan emosi dalam interpersonal, pertukaran lisan untuk
tujuan meningkatkan pendengar sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan. Di
tempat kerja, orang-orang mendengarkan untuk memahami instruksi yang menerima
informasi baru, memahami perubahan dalam prosedur dan berinteraksi dengan orang lain.

15 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
Apa pun tujuannya, konsentrasi dan upaya yang disengaja untuk tertarik pada pesan
pembicara akan meningkatkan efektivitas mendengarkan.

B. Manfaat mendengarkan
1. Anda menikmati manfaat dua arah. Ketika orang-orang memperhatikan seberapa baik
Anda mendengarkan mereka, mereka biasanya mencari dan mencoba untuk memahami
Anda dengan lebih baik.
2. Hubungan dalam suatu kelompok meningkat. Anggota mengembangkan sikap yang
lebih positif terhadap satu sama lain, sehingga dukungan pribadi dan kerja tim
diperkuat. Persahabatan berkembang dan semakin dalam.
3. Anda menerima informasi yang lebih akurat . Orang yang lebih percaya diri adalah
bahwa Anda mendengarkan mereka, semakin bahagia mereka membagikan fakta yang
tidak akan mereka ungkapkan kepada pendengar yang buruk .
4. Pengaruh: memiliki efek pada sikap dan perilaku orang lain, karena orang lebih
cenderung untuk menghormati dan mengikuti orang-orang yang menurut mereka telah
mendengarkan dan memahaminya .
5. Bantuan: dapat membantu orang karena Anda lebih banyak mendengar, berempati dan
memahami orang lain lebih dalam.
6. Belajar: Anda memperoleh pengetahuan orang lain tentang dunia dan diri Anda sendiri
dan mengambilnya dari wawasan orang lain yang telah belajar atau melihat apa yang
tidak Anda miliki .

C. Proses mendengarkan
Mendengarkan adalah proses aktif, yang berarti kita harus mengerahkan upaya untuk
mendengarkan dengan baik. Kita harus terlibat dengan telinga dan pikiran kita, jika kita
ingin mendengarkan secara efektif.
1. Penuh perhatian
Langkah pertama dalam mendengarkan adalah membuat keputusan untuk berhati-
hati. Perhatian penuh hadir sepenuhnya pada saat ini. Ketika kita mendengarkan dengan
penuh perhatian, kita mendengarkan sepenuhnya orang lain dan mencoba memahami
apa yang dikomunikasikan orang itu, tanpa memaksakan pendapat atau perasaan kita
tentang gagasan.

16 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
Penuh perhatian dimulai dengan keputusan untuk menghadiri sepenuhnya kepada orang
lain. Secara fisik, ini ditandai dengan memperhatikan, mengadopsi postur yang terlibat,
menjaga kontak mata, dan menunjukkan minat pada apa yang dikatakan orang lain.
Karena mendengarkan dengan penuh perhatian melibatkan mengambil perspektif orang
lain, itu menumbuhkan perspektif ganda sebagai landasan komunikasi yang efektif.
Selain itu, perhatian meningkatkan efektivitas komunikasi orang lain , perhatian adalah
pilihan. Ini bukan bakat yang dimiliki sebagian orang dan yang lain tidak.
2. Menerima / mendengar pesan secara fisik
Proses kedua yang terlibat dalam mendengarkan adalah mendengar, atau secara fisik
menerima pesan. Mendengarkan dimulai dengan menerima pesan yang dikirim
pembicara. Pesan-pesannya baik verbal maupun non-verbal.
a. Fokuskan perhatian Anda pada pesan verbal dan non-verbal pembicara , pada apa
yang dikatakan dan pada apa yang tidak dikatakan.
b. Hindari gangguan di lingkungan.
c. Fokuskan perhatian Anda pada pembicara daripada pada apa yang akan Anda
katakan selanjutnya.
d. Pertahankan peran Anda sebagai pendengar dan hindari menyela.
Wanita dan pria agak berbeda dalam mendengarkan mereka. Sebagai aturan, wanita
lebih perhatian daripada pria terhadap keseluruhan komunikasi. Dengan demikian,
banyak pria cenderung memusatkan pendengaran mereka pada aspek-aspek konten
komunikasi tertentu sedangkan wanita umumnya lebih cenderung memperhatikan
seluruh komunikasi, memperhatikan perincian, garis singgung, dan makna tingkat
hubungan.
3. Memilih dan mengatur materi
Manusia tidak memahami segala sesuatu di sekitar kita. Manusia secara selektif
hanya memperhatikan beberapa pesan dan elemen lingkungan manusia. Apa yang kita
perhatikan tergantung pada banyak faktor termasuk minat manusia, struktur kognitif
dan harapan. Mendengarkan selektif juga dipengaruhi oleh budaya. Manusia hadir
selektif dengan mengingat bahwa manusia lebih cenderung rangsangan pemberitahuan
yang intens secara keras, tidak biasa, atau yang lain menonjol dari arus komunikasi. Hal
ini menyiratkan bahwa kita dapat mengabaikan komunikator yang berbicara dengan
tenang dan tidak meminta perhatian pada diri mereka sendiri.

17 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
D. Memahami dan menafsirkan
Memahami adalah tahap di mana Anda mempelajari apa yang dimaksud oleh pembicara
mencakup pikiran-pikiran yang diekspresikan dan nada emosional yang menyertai pikiran-
pikiran ini. Dalam memahami, cobalah untuk:
1. Ceritakan informasi baru yang diberikan pembicara kepada apa yang sudah Anda
ketahui.
2. Lihatlah pembicara dari berbagai sudut pandang, menghindari menilai pesan sampai
Anda sepenuhnya memahami sebagai pembicara dimaksudkan itu.
3. Ajukan pertanyaan untuk klarifikasi jika perlu, tanyakan detail atau contoh tambahan
jika diperlukan.
4. Ubah kata-kata (parafrase) ide pembicara dengan kata - kata Anda sendiri .
Menginterpretasikan seseorang dengan caranya sendiri adalah salah satu karunia
terbesar yang dapat kita berikan. Juga, sering kita memaksakan makna kita pada orang
lain, mencoba untuk memperbaiki atau berdebat dengan mereka tentang apa yang mereka
rasakan atau katakan dengan kata-kata kita sendiri. Pendengar yang baik menghindari cara
orang lain sehingga mereka dapat mempelajari apa yang dipikirkan dan dirasakan orang
lain.
Mengevaluasi merupakan menilai pesan dalam beberapa cara. Mengevaluasi niat atau
motif yang melatarbelakangi pembicara. Seringkali proses evaluasi ini berjalan tanpa
banyak kesadaran. Dalam mengevaluasi, cobalah untuk:
1. Tahan evaluasi sampai Anda sepenuhnya memahami sudut pandang pembicara .
2. Asumsikan bahwa pembicara adalah orang yang memiliki itikad baik, dan berikan
manfaat kepada pembicara keraguan apa pun dengan meminta klarifikasi tentang posisi
yang Anda rasa mungkin Anda keberatan.
3. Bedakan fakta dari kesimpulan, pendapat, dan interpretasi pribadi oleh pembicara .
4. Identifikasi bias, kepentingan diri sendiri, atau prasangka yang dapat menyebabkan
pembicara miring secara tidak adil tentang apa yang disajikan.

E. Menanggapi
Respons terjadi dalam dua frasa :
1. Tanggapan yang Anda buat saat pembicara sedang berbicara.
2. Tanggapan yang Anda buat setelah pembicara berhenti berbicara.

18 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
Tanggapan ini adalah umpan balik. Informasi ini memberi tahu pembicara bagaimana
perasaan Anda dan apa yang Anda pikirkan tentang pesan-pesannya. Dalam merespons,
cobalah untuk:
1. Jadilah mendukung pembicara dengan menggunakan dan berbagai isyarat back-
penyaluran Anda. Menggunakan hanya satu back-changeling misalnya mengatakan
"uh-huh" sepanjang -akan membuatnya tampak bahwa Anda tidak mendengarkan tetapi
hanya pada pilot otomatis .
2. Nyatakan dukungan untuk pembicara dalam respons fina l Anda .
3. Jujur.
4. Miliki respons Anda, nyatakan pikiran dan perasaan Anda sebagai milik Anda, dan
gunakan 1 pesan.

F. Mengingat
Aspek terakhir dari mendengarkan adalah mengingat, yaitu proses mempertahankan
apa yang telah Anda dengar. Pesan yang Anda terima dimengerti dan dievaluasi perlu
dipertahankan untuk setidaknya beberapa periode waktu. Kami mengingat kurang dari
setengah pesan segera setelah kami mendengarnya. Waktu berjalan dengan retensi
berkurang. Apa yang Anda ingat sebenarnya bukan apa yang dikatakan tetapi apa yang
Anda pikirkan (atau ingat seperti yang dikatakan). Memori untuk berbicara bukanlah
reproduksi. Alih-alih memori bersifat rekonstruktif; Anda benar-benar merekonstruksi
pesan yang Anda dengar ke dalam sistem yang masuk akal bagi Anda. Pendengar yang
efektif melepaskan banyak detail untuk mempertahankan konten yang lebih penting .
Dengan menjadi selektif tentang apa yang harus diingat, kami meningkatkan
kompetensi menyimak. Dalam mengingat, cobalah untuk:
1. Identifikasi ide sentral dan dukungan besar yang dimajukan.
2. Ulangi nama dan konsep kunci untuk diri sendiri atau, jika perlu dengan keras.
3. Ringkaskan pesan dalam bentuk yang lebih mudah dipertahankan .
4. Dengarkan dengan 'mata' Anda.
5. Buat catatan

19 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
KETERAMPILAN NONVERBAL DI TEMPAT KERJA

Tujuan pembelajaran
1. Menetapkan komunikasi non-verbal dan pentingnya di tempat kerja.
2. Menjelaskan fungsi komunikasi non-verbal di tempat kerja menggunakan contoh-contoh
dari pengalaman komunikasi sehari-hari
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman komunikasi non-verbal dalam
organisasi.
4. Menganalisis hubungan antara komunikasi verbal dan non-verbal
5. Mengidentifikasi kategori komunikasi non-verbal dan menerapkannya secara tepat di
tempat kerja

A. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi melalui pengiriman dan penerimaan
pesan tanpa kata. Komunikasi non-verbal menggambarkan semua pesan yang disengaja
dan tidak disengaja yang tidak ditulis atau diucapkan. Pesan-pesan semacam itu dapat
dikomunikasikan melalui komunikasi isyarat objek gerakan dan teks-teks tertulis seperti
pengaturan spasial gaya tulisan tangan dari kata-kata, atau penggunaan emosi

Catatan!
Hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tidak dikatakan. Pepatah populer
“Aksi berbicara lebih keras daripada kata-kata” memiliki banyak makna ketika datang untuk
memahami esensi komunikasi non-verbal.

B. Karakteristik komunikasi non-verbal


Pesan nonverbal:
1. Menyampaikan perasaan: hingga 93% makna emosional dikomunikasikan secara non-
verbal
2. Bentuk hubungan: menetapkan sifat hubungan
3. Mengungkapkan kebenaran: isyarat nonverbal dapat membocorkan perasaan.
4. Kontekstual: menyampaikan informasi relasional (emosi dan perasaan), tergantung
pada keadaan atau konteks di mana itu terjadi.

20 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
5. Budaya Terikat: isyarat dan pesan non-verbal yang bekerja dalam satu budaya mungkin
tidak berfungsi di budaya lain. Setiap budaya menyediakan anggota dengan kode
perilaku yang dapat diterima dalam situasi yang berbeda .
6. Gender terikat.

C. Fungsi komunikasi non-verbal


Total pesan berisi kata-kata yang diucapkan dan komunikasi non-verbal. Komunikasi
non-verbal menambah makna, memodifikasi atau mengubah kata-kata yang diucapkan
dalam enam cara, anatara lain:
1. Pengulangan: Menggunakan pesan non-verbal untuk menindaklanjuti dan mengulangi
pesan verbal .
2. Pengganti: Menggunakan pesan non-verbal untuk menggantikan pesan verbal .
3. Melengkapi: Pesan non-verbal yang memperkaya makna pesan verbal .
4. Mengatur: Menggunakan pesan non-verbal untuk mengontrol pola interaksi suatu
percakapan.
5. Aksen: Menekankan bagian dari pesan verbal .
6. Bertentangan; Ketika pesan non-verbal tidak sesuai dengan pesan verbal.

D. Kategori komunikasi non-verbal


1. Kinesis
Gerakan tubuh, gerak tubuh, ekspresi wajah postur, dan kontak mata termasuk dalam
bidang studi non-verbal yang disebut Kinesics. Gerakan tubuh diklasifikasikan menjadi
lima:
a. Emblem: Mereka menggantikan kata-kata. Emblem adalah gerakan tubuh yang
memiliki terjemahan verbal tertentu.
b. Ilustrator: Mereka menemani dan secara harfiah menggambarkan pesan verbal. Itu
adalah sketsa atau gambar yang bukan verbal yang menekankan aksen atau
memperkuat kata-kata. Mereka biasanya disengaja dan sering digunakan dalam
situasi di mana kode verbal sendiri tidak dapat menyampaikan makna secara akurat.
Ilustrator membuat komunikasi lebih jelas dan membantu mempertahankan
perhatian pendengar Anda.
c. Mempengaruhi tampilan: Mereka adalah ekspresi wajah dari emosi. Ekspresi wajah
berkomunikasi reaksi emosional untuk pesan dan umumnya mencerminkan

21 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
intensitas pikira dan perasaan. Ini dapat isyarat lebih akurat untuk menafsirkan
perasaan daripada kata-kata yang mereka gunakan.
d. Regulator: Mereka mengontrol interaksi, memantau Regulator mempertahankan,
atau mengontrol pembicaraan orang lain. Regulator terikat budaya: masing-masing
budaya mengembangkan aturannya sendiri untuk pengaturan percakapan.
e. Adapters: Mereka adalah gerakan tubuh yang tidak sadar yang berasal dari keadaan
gugup pikiran kita. Mereka adalah cara non-verbal untuk menyesuaikan diri dengan
situasi komunikasi.
2. Postur
Postur dapat digunakan untuk menentukan tingkat perhatian peserta atau
keterlibatan perbedaan dalam status antara komunikator, dan tingkat kesukaan
seseorang terhadap komunikator lainnya. Postur tubuh dipahami melalui indikator
seperti arah orientasi tubuh ramping, posisi lengan, dan keterbukaan tubu.
3. Sikap
Sikap adalah gerakan tubuh non-vokal yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
makna. Mereka dapat diartikulasikan dengan tangan, lengan atau tubuh.
4. Komunikasi mata / oklusi
Hal Ini adalah ilmu tentang tata bahasa gerakan mata kita dan ekspresi wajah.
Terdapat fungsi kontak mata yaitu
a. Untuk memantau umpan balik.
b. Untuk mempertahankan minat dan perhatian perilaku dominasi visual ,
meningkatkan kontak mata dengan harapan bahwa orang tersebut akan
meningkatkan perhatian.
c. Untuk memberi sinyal giliran percakapan. Komunikasi mata juga dapat berfungsi
untuk memberi tahu orang lain bahwa saluran komunikasi terbuka dan dia
sekarang harus berbicara.
d. Untuk menandai sifat hubungan: Hubungan dapat bersifat positif atau negatif ,
asmara, bermusuhan atau acuh tak acuh.
e. Untuk mengimbangi jarak fisik .
5. Penghindaran mata
a. Ketika Anda menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan Anda, Anda
mengizinkan orang lain untuk menjaga privasi mereka .
b. Ini juga bisa menandakan kurangnya minat pada seseorang, percakapan, atau
rangsangan visual.
22 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
6. Tata bahasa mata
a. Menatap mata: Terlalu banyak kontak mata yang menunjukkan superioritas atau
kurangnya minat, sikap yang mengancam atau keinginan untuk menghina.
b. Kontak mata yang terlalu sedikit : ia memiliki banyak interpretasi. Gerakan itu
menunjukkan ketidakjujuran , ketidaktulusan yang tidak sopan, dan juga rasa
malu.
c. Penarikan kontak mata: Ini dianggap sebagai tanda pengajuan.
d. Sering melihat orang dari kejauhan. Ini perilaku ekstrovert , tertarik mengetahui
reaksi, atau untuk mempengaruhi atau meneliti
e. Jarang menatap seseorang saat berada dalam jarak dekat. Introvert menunjukkan
semacam ini perilaku wh en membahas topik intim atau sulit, atau tidak suka
untuk yang lain orang.
7. Komunikasi wajah
a. Gerakan wajah dapat berkomunikasi setidaknya delapan emosi berikut .
b. Kebahagiaan, kejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, jijik, jijik, dan minat.
8. Sentuh / komunikasi Haptics
Kontak fisik dengan orang lain adalah bentuk komunikasi yang paling mendasar dan
kurangnya sentuhan dalam situasi tertentu sering kali mengomunikasikan adanya
masalah.
Sentuhan dapat mengomunikasikan lima arti utama:
a. Emosi positif misalnya di antara orang-orang yang memiliki hubungan yang
relatif dekat (dukungan, penghargaan, inklusi, minat seksual).
b. Keceriaan mencerahkan sebuah interaksi.
c. Sentuhan mengendalikan perilaku, sikap, atau perasaan orang lain.
d. Sentuhan menunjukkan kekuatan dan dominasi laki-laki terhadap perempuan.
e. Ritualistik misalnya salam dan keberangkatan.
f. Sentuhan terkait tugas - Ini terkait dengan kinerja beberapa fungsi. Apakah
Anda menjangkau atau menyentuh orang lain sering kali ditentukan oleh:
Perbedaan gender, perbedaan budaya dan jenis hubungan.) Kita harus sangat
berhati-hati tentang bagaimana kita menggunakan haptics dalam lingkungan
organisasi. Sentuhan terkadang dapat disalahartikan sebagai pelecehan seksual.
9. Paralanguage
Paralanguage adalah studi tentang isyarat suara non-verbal. Paralanguage dapat
mengubah arti kata-kata. Kategori paralinguistik meliputi:
23 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
a. Perangkat suara adalah situasi di mana pembicara berbicara: Ini dapat mencakup
situasi, jenis kelamin, suasana hati, usia dan budaya seseorang .
b. Para suara kualitas yang Volume lapangan, tempo irama artikulasi, resonansi
sengau, dan aksen. Mereka memberikan masing-masing individu " cetak suara"
yang unik.
c. Vokalisasi terdiri dari 3 subbagian.
1) Karakterisator: mereka adalah emosi yang diungkapkan saat berbicara,
seperti tertawa, menangis dan menguap.
2) Kualifikasi: adalah gaya penyampaian pesan misalnya berteriak bukan
berbisik.
3) Gangguan suara: adalah suara dan kata-kata yang kita gunakan saat kita ragu
atau tidak yakin kata yang tepat. Penggunaan pekerjaan u 'h ', e 'r ', yah, dan
'Anda tahu' untuk menunjukkan bahwa kami sedang mencari kata yang tepat.
Tetapi gangguan seperti itu menjadi masalah ketika mereka berlebihan dan
mengganggu konsentrasi dan pemahaman pendengar Anda.
Pentingnya keterampilan paralinguistik non-verbal karenanya dapat dilihat
sebagai keterampilan yang sangat memengaruhi ketika kita berkomunikasi
dengan orang-orang. Kesadaran akan nuansa halus kualitas suara akan
membantu Anda memahami hubungan kerja. Berbicara kepada rekan kerja,
karyawan, manajemen yang lebih tinggi, klien dan pelanggan membutuhkan
berbagai penggunaan perilaku vokal. Semakin cepat kita memahami kekuatan
intonasi vokal kita, semakin baik kita berada di hubungan interpersonal kita di
tempat kerja dan dalam kehidupan.
10. Diam
Diam memungkinkan pembicara memiliki waktu untuk berpikir, waktu untuk
merumuskan dan mengatur komunikasi verbal.
a. Beberapa orang menggunakan keheningan sebagai senjata untuk menyakiti orang
lain
b. Sebagai tanggapan terhadap kecemasan pribadi, rasa malu atau ancaman.
c. Digunakan untuk mencegah komunikasi pesan tertentu. Keheningan sering
membuat kita tenang sebelum mengungkapkan kebencian, mengritik, atau
serangan pribadi, yang kita tahu tidak bisa dibalikkan.
d. Dapat digunakan untuk mengkomunikasikan respons emosional. Terkadang diam
berkomunikasi pada tekad untuk tidak kooperatif atau menantang; dengan
24 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
menolak terlibat dalam komunikasi verbal, Anda menentang otoritas atau
legitimasi posisi orang lain.
e. Diam bisa digunakan ketika tidak ada yang bisa dikatakan. James Rusell Lowell
mengungkapkan ini dengan baik. "Berbahagialah mereka yang tidak memiliki
apa-apa untuk dikatakan, dan yang tidak dapat dibujuk untuk mengatakannya ".

25 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
PERTEMUAN DI TEMPAT KERJA
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu melakukan pertemuan dengan tujuan yang jelas dan keterlibatan penuh anggota
untuk membantu membuat keputusan yang baik.
2. Mampu menulis berita acara dan gunakan dokumen dengan benar dalam rapat.
3. Mampu menghindari kebiasaan buruk dalam rapat, sehingga dapat mengambil bagian
dalam rapat secara efektif.

A. Tujuan Pertemuan di Tempat Kerja


Setiap organisasi yang memiliki sejumlah anggota perlu mengadakan pertemuan rutin
dari berbagai jenis. Ini akan perlu membawa anggotanya bersama-sama untuk pertukaran
informasi untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan dan memastikan bahwa
setiap bagian atau departemen yang tahu apa yang terjadi di daerah lain dari
organization.poorly pertemuan run bisa panjang, membosankan urusan s, yang tampaknya
dikendalikan oleh orang-orang yang menyukai suara mereka dan yang jarang membuat
kesan pada sehari-hari menjalankan organisasi. Untuk melindungi ini, sangat penting
bahwa setiap orang yang terlibat dalam rapat memiliki ide yang jelas tentang tujuannya
dan memberikan kontribusi sepenuhnya dan efektif untuk diskusi. Rapat yang tidak
memiliki tujuan atau tujuan yang jelas adalah pertemuan yang diadakan demi mengadakan
pertemuan. Ini jarang mencapai banyak dan seringkali merupakan pengganti tindakan
nyata.

B. Perencanaan
Perencanaan yang buruk dapat berarti bahwa orang tidak mendapatkan informasi yang
mereka butuhkan untuk membantu mereka membuat keputusan yang tepat. Gejala yang
paling jelas dari perencanaan yang buruk adalah ketika penyelenggara / ketua tidak
menyiapkan agenda atau mengatur tempat.

C. Peserta
Peserta dapat merusak pertemuan dengan tidak memiliki keterampilan untuk
berkomunikasi secara efektif, atau dengan diizinkan untuk pergi dengan perilaku yang
mengganggu dan agenda tersembunyi. Ketua mungkin memiliki keterampilan fasilitasi

26 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
yang tidak efektif atau bekerja pada agenda yang bertentangan dengan tujuan dari
pertemuan.

D. Fungsi Rapat
1. Membantu mengoordinasikan kegiatan yang melibatkan sejumlah orang atau kelompok
kerja.
2. Rapat digunakan untuk menegosiasikan penjualan, menyelidiki masalah,
merencanakan acara, dan mengembangkan prosedur baru dan sebagainya.
3. Melalui pertemuan, orang dapat mengikuti perkembangan dan perubahan, yang berarti
perencanaan dan kerjasama yang lebih baik antar bagian.
4. Rapat memberi orang kesempatan untuk berbagi ide dan membantu mengembangkan
semangat tim .
5. Pemecahan masalah yang lebih efektif .

27 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
KOMUNIKASI TATAP MUKA DI TEMPAT KERJA
Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menggunakan komunikasi tatap muka secara efektif untuk interaksi dan kinerja
pekerjaan.
2. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi tatap muka di tempat
kerja

A. Pengertian Komunikasi Tatap Muka


Komunikasi tatap muka adalah pertukaran ide atau informasi dengan kata-kata yang
diucapkan. Dalam lingkungan bisnis, hal itu dapat terjadi antara dua orang atau dalam
kelompok dengan ukuran berapa pun, pada setiap tingkat setiap jenis komunikasi tatap
muka organisasi adalah oksigen dalam darah kehidupan organisasi dan layanan publik.
Terlepas dari efisiensi dan kecepatan telekomunikasi modern - yang penting di jalan
mereka - tidak ada pengganti yang benar-benar dapat diterima untuk orang-orang yang
berbicara dan bereaksi dalam kontak langsung yang dekat.

B. Fungsi Komunikasi Tatap Muka


1. Media ini memberi orang "kesan total" dengan cara yang tidak dilakukan oleh
komunikasi tertulis atau panggilan telepon .
2. Media memungkinkan umpan balik instan .
3. Memungkinkan penggunaan non-verbal.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi tatap muka


1. Rencana terlebih dahulu - memiliki catatan dan dokumen pendukung untuk diserahkan.
2. Jelajahi sudut pandang yang berlawanan, lihat situasi dari sudut pandang lain dan
siapkan kontra-argumen jika diperlukan.
3. Lihat lokasi kontak-
4. Sangat membantu untuk mengenal lingkungan sekitar baik untuk pertemuan atau
wawancara.
5. Kecualikan gangguan dan gangguan int -ini mencegah konsentrasi.
6. Pertimbangkan orang atau orang yang akan Anda temui - sebaiknya diberi informasi
dengan baik. Tahu apa yang membuat orang berdetak .

28 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
7. Pilih cara bicara yang sesuai dengan situasi - menjadi terlalu akrab dan 'cerewet' atau
formal dan formal dapat membuktikan hambatan komunikasi yang efektif tergantung
pada konteks dialog.
8. Periksa sinyal penampilan-gaun Anda apa yang kami wakili, atau bagaimana kami ingin
diterima.

D. Kiat Tentang Komunikasi Tatap Muka


1. Kesopanan
Hindari perilaku bicara, gerakan atau postur yang tidak menyenangkan atau tidak
sopan.
2. Berpikir
Pikirkan sebelum Anda berbicara - setelah sebuah pernyataan diucapkan mungkin
sulit untuk ditarik kembali.
3. Sopan santun
Komunikator yang efektif selalu sopan. Hindari: menyela, bertentangan, pamer,
kehilangan amarah, merendahkan atau menunjukkan kebosanan atau ketidaksabaran.
4. Pengaturan waktu
Pilih saat yang tepat untuk berbicara.
5. Mendengarkan
Gagal mendengarkan seseorang bukan hanya kekecewaan besar, tetapi juga bisa
membuat Anda terlihat konyol atau membuat kesalahan.
6. Penataan
Struktur menunjuk secara logis dan mengekspresikannya dalam frase dan kalimat
yang terhubung.
7. Gaya
Berusaha keras untuk memastikan bahwa cara Anda berbicara sesuai dengan
keadaan. Pilih kata-kata dan ekspresi Anda dengan hati-hati, perhatikan kepribadian
dan latar belakang orang lain yang hadir. Sangat mudah untuk melakukan pelanggaran
tetapi sulit untuk mengatasi efeknya.
8. Bereaksi dan berkontribusi
Pastikan Anda memberikan kontribusi positif untuk dialog.

29 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a
DAFTAR PUSTAKA

Austin, E. W., & Pinkleton, B. E. (2015). Strategic Public Relations Management: Planning
and Managing Effective Communication Campaigns. Routledge.
Branch, R. M., & Dousay, T. A. (2015). Survey of instructional design models. Indiana:
Association for Educational Communications and Technology.
Fielding, M. (2006). Effective Communication in Organizations. Juta and Company Ltd.
Laskin, A. (2010). Managing Investor Relations: Strategies for Effective Communication.
Business Expert Press.

30 | E - M o d u l : K o m u n i k a s i E f e k t i f d i T e m p a t K e r j a

Anda mungkin juga menyukai