Anda di halaman 1dari 17

URBANESHA

www.urbanesha.com

Pemodelan Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan berbasis Cellular


Automata dan Sistem Informasi Geografis

URGEOS2020 Pengenalan Antar Muka Aplikasi


LanduseSim dan Data yang
Urban Geographic Exploration, Observation and
Simulation Webinar Series

Planning 4.0 with Urban


digunakan
Modeling Software
Nursakti Adhi Pratomoatmojo *
pratomoatmojo@urplan.its.ac.id

* Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-SPK


* Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class URGEOS2020 | www.urbanesha.com


Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Tampilan GUI LanduseSim

Tampilan Awal Layar Proses


Akan muncul di awal ketika software dibuka Akan bekerja selama proses dilakukan, segala
kondisi selama proses analisis akan ditampilkan
dalam layar ini

Cara Membuka Aplikasi


-Pastikan connect dengan internet untuk proses
log in pertama kali
-Klik icon LanduseSim yang ada di Dekstop atau
menu Windows
Toolbar Menu
Berisi beberapa
menu tab untuk
analisis 2
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Toolbar – Basic Module Import/Export File


Untuk mengkonversi file map dari Arc-Gis ke
LanduseSim dan sebaliknya

Preview Grid File


Untuk mengetahui jumlah cell yang terdapat pada peta tersebut dalam format tif.

Map Comparasion
Untuk membandingkan 2 peta sekaligus,
antara peta eksisting dengan peta hasil
simulasi LanduseSim. Dapat digunakan
untuk uji akurasi (Kappa Akurasi) dan
validasi
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Fuzzy Set
Untuk mengkonversi peta ke 2 tipe:
Toolbar – Spatial Operation • Increasing: Nilai berbanding lurus
dengan jarak
• Dcreasing: Nilai berbanding terbalik
dengan jarak
File akan ter-convert dalam bentuk tif.

Weighted Raster
Guna memberikan bobot besar pengaruh
tiap peta (faktor2) yang berpengaruh. Total
jumlah skor tidak terbatas. Output dari tahap
ini adalah peta potensi perkembangan lahan.

4
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Toolbar – Spatial Operation

Filter Map
Untuk melakukan perhitungan filter

Rank Map
Mekanisme merangking dari nilai terkecil hingga terbesar

5
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Tp with Zoning
Untuk merumuskan peta tertentu yang
Toolbar – Simulation Modules memiliki batasan (faktor penghambat) dalam
pengembangan lahannya.

Neighborhood Filter
Terdapat cell 3x3 dan 5x5

Elasticity of Land Change


Nilai elastisitas perubahan lahan untuk
masing-masing cell landuse yang akan
diprediksikan berkembang

6
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Transition Rules
Toolbar – Simulation Modules Menentukan ketentuan:
• Jenis landuse yang
dikembangkan;
• Besar jumlah cell yang
dikembangkan;
• Peta potensi perkembangan;
• Jenis faktor penghambat; dan
• Elastisitas cell

LUCC Simulation
Untuk me-running
semua ketentuan2 yang
telah dibuat pada tahap
sebelumnya shg
dihasilkan peta
perkembangan suatu
lahan berbasis cellular
automata.

7
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Mekanisme Operasi Umum

8
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Jenis dan Kebutuhan Data

LanduseSim membutuhkan beberapa data antara lain:


1. Peta Penggunaan Lahan (Format Raster)
2. Penentuan Land use yang diestimasikan berubah
3. Penentuan jumlah sel yang tumbuh
4. Peta Transisi Perubahan (Format Raster)
5. Land use constraint
6. Elasticity of change
7. Neighborhood filter type and operation
8. Time-step simulation

Dari beberapa data yang dibutuhkan diatas, data primer yang perlu disiapkan adalah Peta penggunaan lahan
dan peta transisi perubahan. Dikarenakan LanduseSim tidak dikembangkan untuk modifikasi/manipulasi
data spasial, maka diperlukan aplikasi GIS yang dapat melakukannya, seperti ESRI ArcGIS (shareware)
ataupun QGIS (opensource).

9
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Peta Landuse

Peta Penggunaan Lahan dan Nama landuse harus direpresentasikan dalam bentuk
berformat raster angka/Gridcode
(Land use map) (Land use map)

10
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Driving Factors (1)

Contoh:
Simulasi perkembangan permukiman

Pendorong (Driving-forces):
- Kedekatan terhadap permukiman eksisting
- Kedekatan terhadap jaringan jalan

Penghambat Zonasi (Zoning Constraint):


-

Penghambat Land use (Land use constraint):


- Sungai
- Industri

Peta Penggunaan Lahan dan


berformat raster
(Land use map)
11
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Driving Factors (2)

Peta transisi dapat dibangun dengan


berbagai metoda, baik peta kesesuaian
(fisik) ataupun aksesibilitas

Contoh pengembangan peta


potensi transisi, yaitu
berdasarkan aksesibilitas

Contoh: 2 faktor yang mempengaruhi,


yaitu kedekatan terhadap permukiman
eksisting dan kedekatan terhadap
jaringan jalan
12
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Besaran Growth

Penetapan angka pertumbuhan, dapat digunakan 2 pendekatan yaitu trend ataupun target/scenario.

1) Penetapan besaran angka untuk proyeksi bersifat trend, dapat dilakukan berdasarkan pengamatan beberapa
peta secara temporal. Misal pengamatan besaran luas penggunaan lahan antara tahun 2000 dan 2010.
Dengan begitu dapat dihitung berdasarkan kecepatan pertumbuhan untuk tahun yang diestimasikan.

2) Growth Cell dapat dihasilkan melalui trend peta landuse (melihat distribusi tiap unit lahan secara
temporal). Dapat juga dengan melihat luas lahan dari data BPS yang kemudian ditrendkan. Selain trend,
dapat juga dianalisis dengan metode lainnya. Growth Cell juga dapat dihasilkan melalui target (ditargetkan
oleh pemerintah, biasanya dalam rencana tata ruang).

3) Growth Cell memiliki satuan sel, sehingga apabila satuan luasan (Hektar, Meter2, dll) yang digunakan maka
perlu dikonversi menjadi luasan per 1 sel/grid. Misalkan per satu sel/grid dalam peta raster memiliki ukuran
2500 m2 (50m x 50m), sedangkan dalam prediksi dibutuhkan sebesar 1500 Ha. Maka caranya adalah
merubah nilai 1500Ha 15000000 m2. Kemudian kebutuhan luasan dibagi dengan satuan luas per grid;
15000000/250 = 60000. Maka luasan yang diinputkan pada landuse yang akan disimulasikan adalah 60000
sel/grid.

Catatan : Growth Cell tidak dapat berupa bilangan desimal, harus merupakan bilangan bulat. Apabila ada angka
desimal maka harus dibulatkan terlebih dahulu.

13
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Parameter Transition Rules

Sequence:
Urutan simulasi partumbuhan
Code:
Kode penggunaan lahan yang akan disimulasikan untuk tumbuh
Growth:
Besar area yang diharapkan tumbuh (unit dalam sel)
ITP Map:
Peta transisi awal untuk perkembangan, biasanya dapat berupa peta kesesuaian
Land Constraints:
Jenis penggunaan lahan yang tidak dapat dikonversi bagi LU yang disimulasikan, perlu dipertimbangkan
hirarki dalam pemodelannya
Elasticity of Change:
Nilai elastisitas perubahan terhadap jenis penggunaan lahan yang lain
14
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Format Data: Input – Parameter Simulasi

15
Materi PDF dapat diakses di www.urbanesha.com/class
URBANESHA
www.urbanesha.com

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

MENENTUKAN UKURAN SEL


Ukuran sel didapat dengan mempertimbangkan tingkat kedetailan peta yang ingin dihasilkan,
atau juga dapat disesuaikan dengan skala peta yang dikehendaki. Pada umumnya studi dengan
tingkat pemetaan 1:50,000 dapat menggunakan cell size 25x25 meter, 1:25,000 ~ 12,5x12,5 meter,
atau dapat mengacu pada studi-studi pemodelan landuse yang pernah ada.
Penentuan sel/grid umumnya dapat ditetapkan mengacu tingkat kedetailan peta
Landuse/Landcover yang digunakan. Contohnya, apabila peta LU/LC berasal dari citra seperti
Landsat yang memiliki ukuran sel sebesar 60mx60m maka raster lainnya dibangun megikuti
ukuran tersebut.

MENENTUKAN NEIGHBORHOOD FILTER


Dikarenakan NF merupakan efek ketetanggan, menurut pendapat saya jika cell sizenya berukuran
kecil (5mx5m) pada wilayah luas menggunakan filter 5x5. Sedangkan apabila cellsize besar
(100x100) dapat menggunakan filter 3x3 agar hasilnya lebih kompak. Secara umum tidak ada
ketentuan yang pasti untuk penggunaan filter (mayoritas untuk mengejar nilai valid jika
pemodelan bersifat trend)

LAND CONSTRAINT
Land constraint dibuat berdasarkan hirarki yang diinginkan dan/atau berdasarkan logika di
lapangan. Dalam urutan Landuse permukiman memiliki hirarki dibawah Industri, atau dapat
dikatakan dilapangan yang terjadi permukiman tidak mungkin merubah/ menempati lahan yang
sudah menjadi lahan industri, namun dapat berlaku sebaliknya.
16
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai