Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa "identitas" ada di mana-mana dalam ilmu sosial kontemporer, di mana-mana


memotong lintas disiplin ilmu, dari psikoanalisis hingga psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan
sejarah. Teori Identitas telah berkembang menjadi dua yang agak berbeda, namun sangat terkait,
arah. Keduanya adalah contoh dari program teori dan penelitian yang diberi label struktural
interaksionisme simbolik (Stryker 1980), memiliki tujuan untuk memahami dan menjelaskan
bagaimana struktur sosial berdampak pada diri sendiri dan bagaimana dampak diri terhadap
perilaku sosial. Namun demikian pertama berkonsentrasi pada meneliti bagaimana struktur sosial
berdampak pada struktur diri dan dampak yang terakhir pada perilaku sosial, sedangkan yang
kedua berkonsentrasi pada internal dinamika proses-diri sebagai dampak perilaku sosial. Jadi,
dalam derajat, yang pertama mengabaikan dinamika internal proses-diri, cara kedua di mana
sosial eksternal struktur menimpa pada proses internal.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas kami dapat merumuskan masalah, yaitu:

1. Apa latar belakang yang terdapat dalam Teori Identitas ?


2. Apa inti dari pemikiran Teori Identitas ?
3. Apa hubungan Teori Identitas dengan Teori Komunikasi lainnya ?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuannya yaitu:

1. Mengetahui latar belakang yang terdapat dalam Teori Identitas


2. Mengetahui inti dari pemikiran Teori Identitas
3. Mengetahui hubungan Teori Identitas dengan Teori Komunikasi lainnya.
BAB II

Pembahasan

A. Teori Identitas

Identitas adalah sekumpulan makna itu mendefinisikan siapa seseorang ketika seseorang
adalah penghuni peran tertentu dalam masyarakat, anggota kelompok tertentu, atau mengklaim
karakteristik tertentu yang mengidentifikasiti dia sebagai orang yang unik. Misalnya, individu
memiliki makna bahwa mereka berlaku untuk diri mereka sendiri ketika mereka seorang pelajar,
pekerja, pasangan, atau orang tua (ini adalah peran yang mereka tempati), ketika mereka adalah
anggota persaudaraan, ketika mereka milik Partai Demokrat, ketika mereka Latin (ini
keanggotaan dalam kelompok tertentu), atau ketika mereka mengklaim bahwa mereka keluar
individu atau orang bermoral (ini adalah karakteristik pribadi yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai orang yang unik). Orang memiliki banyak identitas karena mereka menempati banyak
peran, adalah anggota berbagai kelompok, dan mengklaim beberapa karakteristik pribadi, namun
makna dari identitas-identitas ini adalah dibagikan oleh anggota masyarakat. Teori identitas
berusaha menjelaskan secara spesifik makna yang dimiliki individu untuk berbagai identitas
yang mereka klaim; bagaimana identitas-identitas ini berhubungan satu sama lain untuk setiap
orang; bagaimana identitas mereka memengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan atau emosi
mereka; dan bagaimana mereka identitas mengikat mereka ke masyarakat luas.

B. Tokoh Teori Identitas dan Pemikiran Teorinya

Teori Identitas dikemukakan oleh Sheldon Stryker (1980). Teori Stryker mengombinasikan
konsep peran (dari teori peran) dan konsep diri (dari teori interaksi simbolis). Bagi setiap peran
yang kita tampilkan dalam berinteraksi dengan orang lain, kita mempunyai definisi tentang diri
kita sendiri yang berbeda dengan diri orang lain, yang oleh Stryker dinamakan “identitas”. Jika
kita memiliki banyak peran maka kita memiliki banyak identitas. Perilaku kita dalam suatu
bentuk interaksi, dipengaruhi oleh harapan peran dan identitas diri kita, begitu juga perilaku
pihak yang berinteraksi dengan kita.

Teori Identitas erat kaitannya dengan Perspektif Interaksionis (Interactionist Perspective).


Menurut Mead (Mead 1934) untuk bisa memahami perilaku sosial , maka yang harus dikaji tidak
hanya aspek eksternal (perilaku yang teramati) tetapi juga aspek internal (seperti mental) sama
pentingnya untuk dikaji. Karena ketertarikan Mead pada hal tersebut maka, dia menyebut aliran
perilakunya “social behaviourism” . Dalam Perspektif Interaksionis,Teori Identitas dan Teori
Interaksi Simbolis saling berkaitan.

Intinya teori interaksi simbolis dan identitas menempatkan individu sebagai pihak yang aktif
dalam menetapkan perilakunya dan membangun harapan-harapan sosial. Perspektif
interaksionisme tidak menyangkal adanya pengaruh struktur sosial,namun jika hanya struktur
sosial saja yang dilihat untuk menjelaskan perilaku sosial,maka hal tersebut kurang memadai.
Oleh karena itu aspek internal (mental) sangat perlu dipelajari.

Contoh; A adalah seorang pegawai kantoran bagi atasannya saat berada di lingkungan pekerjaan.
Saat pulang ke rumah, A bertemu dengan anaknya dan suaminya. A merupakan seorang ibu bagi
anaknya, dan seorag istri bagi suaminya. A juga seorang anak bagi ibunya.

Maka, identitas kita ialah fleksibel dimana peran kita sebagai manusia tergantung dimana kita
berda, dan dengan siapa kita berinteraksi.

C. Tradisi

D. Hubungan Teori Identitas dengan Teori Identitas Lainnya

Teori Identitas erat kaitannya dengan Perspektif Interaksionis (Interactionist Perspective).


Teori Stryker mengkombinasikan konsep peran dari teori peran yang menggambarkan interaksi
sosial dalam terminologi aktor- aktor yang bermain peran sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan oleh budaya dan konsep diri (self) (dari teori interaksi simbolis). Bagi setiap peran
yang kita tampilkan dalam berinteraksi dengan orang lain,kita mempunyai definisi tentang diri
kita sendiri yang berbeda dengan diri orang lain,yang oleh Stryker dinamakan identitas ( si A
memiliki definisi dan peran tersendiri tentang dirinya dan si B memiliki definisi dan peran
tersendiri tentang dirinya, antara A dan B memiliki identitas yang tidak sama,berbeda satu sama
lain). Perilaku kita dalam suatu bentuk interaksi,dipengaruhi oleh harapan peran dan identitas
diri kita,begitu juga perilaku pihak yang berbicara dengan kita.

E. Kritik terhadap teori identitas


Teori idenitas merupakan kombinasi dari teori peran dan teori interaksi simbolis. Teori identitas
memfokuskan pada seberapa bannyaknya identitas yang dimiliki seseorang karena memiliki
peran yang beragam. Menurut pendapat penulis, secara stratifikasi teori identitas berada di
tengah-tenah antara teori peran dn teori interaksi simbolis. Dalam teori peran menyatakan
bagaimana dampak tindakan individu saling terkait terhadap masyarakat serta bagaimana suatu
sudut pandang teori peran dapat diuji secara empiris.

Teori komunikasi memiliki kekurangan dimana peran/identitas yang dimiliki bisa berubah
sewaktu-waktu dan bersifat sementara menyesuaikan kondisi individu tersebut (tidak tetap)
sehingga identitas yang dimiliki bisa dimanipulasi

Anda mungkin juga menyukai