NIM : 20190101229
Pancasila Buddhis adalah lima peraturan yang harus dilaksanakan oleh semua
umat Buddha tanpa terkecuali. Ini terbukti pada saat Umat Buddha melakukan
kebaktian di Vihara, pasti akan membaca Pancasila Buddhis berikut artinya.
Begitupun kebaktian yang dihadiri oleh anggota Sangha, maka umat akan
meminta tuntunan Tisarana dan Pancasila Buddhis secara khusus kepada
aggota Sangha. Ini berarti Pancasila Buddhis merupakan pegangan atau
pedoman hidup bagi umat Buddha, terutama juga bagi upasaka dan upasika
yang sudah di visudhi. Pada saat prosesi visudhi pun para upasaka dan upasika
berikrar untuk melaksanakan dan menjalankan Pancasila Buddhis dalam
kehidupan sehari-hari. Barangsiapa yang melatih diri dan melengkapi hidupnya
dengan melaksanakan lima sila serta melatih delapan sila, maka akan
memperoleh kebahagiaan, kemakmuran, kedamaian , dan kesejahteraan dalam
kehidupan yang sekarang ini. Serta akan sangat mungkin untuk mencapai
pembebasan dari derita dan dapat meraih kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana.
Sila Kesatu:
Pāṇatipātā veramaṇi sikkhāpadaṁ samādiyāmi artinya Aku bertekad akan
melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. Yang dimaksud dengan
sila ini yaitu bahwa kita harus menghindari perbuatan-perbuatan seperti dibawah
ini:
Membunuh manusia dan binatang
Menyiksa manusia dan binatang
Menyakiti (jasmani) manusia dan binatang
Sila Kedua:
Adinnādānā veramaṇi sikkhāpadaṁ samadiyāmi artinya: Aku bertekad melatih
diri menghindari, mengambil ataupun menggunakan barang yang bukan
miliknya. Yang termasuk dalam sila kedua ini, yang harus kita hindari adalah:
Mencuri, mencopet, merampok dan sejenisnya
Korupsi, manipulasi, penggelapan barang atau uang dan sejenisnya.
Berjudi, taruhan dan sebagainya.
Ada kisah dalam Perang Dunia II, yang diceritakan oleh seorang bhikkhu Jerman
di Melbourne. Ternyata ada seseorang Buddhis di Jerman pada masa Perang
Dunia II yang menyembunyikan beberapa orang Yahudi. Kemudian, ketika
tentara rahasia Nazi, Gestapo, datang dan menanyakan apakah ada orang
Yahudi yang bersembunyi di sana, umat Buddha ini berkata, "Lihat sajalah
sendiri". Ternyata, karena dilihat dari sifat kejujurannya, tentara rahasia Nazi itu
malah pergi dan meninggalkannya. Mungkin saja karena ia terlindungi oleh
karma baik dari karena ia jujur dan tidak berdusta.
Jadi dapat disimpulkan jika semua jenis kebohongan entah gunanya demi
kebaikan atau demi tidak menyakiti perasaan orang lain, maka tetap saja
melanggar sila keempat dari Pancasila Buddhis yang Guru Agung Buddha
ajarkan dan harus dipatuhi oleh semua umat Buddha.
Memang benar jika Pancasila dan Pancadhamma adalah dua hal yang saling
berhubungan, Pancasila adalah penghindaran siri dari perbuatan yang tidak baik,
sedangkan pancadhamma adalah pelaksanaan dari perbuatan yang tidak baik.
Pancasila berguna untuk mengendalikan diri, dan pancadhamma berguna untuk
mengembangkan perbuatan baik.
Ada lima sifat mulia yang bersifat berpasangan/berhubungan dengan salah satu
dari lima sila yang terdapat dalam Pancasila. yaitu :
1. Cinta-kasih dan belas-kasihan, berhubungan dengan pantangan
membunuh
2. Kesabaran dan cara-cara penghidupan yang benar, berhubungan demgan
pantangan untuk mencuri baik langsung maupun tidak langsung
3. Kepuasaan dalam hidup perkawinan, berhubungan dengan pantangan
untuk melakukan perbuatan asusila.
4. Kebenaran, berhubungan dengan pantangan untuk berbohong
5. Kewaspadaan, berhubungan dengan pantangan untuk makan dan minum-
minuman keras yang menyebabkan lemahnya kesadaran atau mabuk.