Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Metode dan Media Pendidikan dan Promosi Kesehatan Pada Remaja

2.3.1 Metode promosi kesehatan pada remaja sesuai tahapan usia

Dalam promosi kesehatan terdapat banyak metode untuk menyampaikan informasi.


Pemilihan metode promosi kesehatan pada remaja harus dipertimbangkan secara cermat
dengan memperhatikan materi atau informasi yang akan disampaikan, keadaan penerima
informasi (termasuk sosial budaya), dan hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi
seperti ruang dan waktu. Setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan, oleh karena itu
seringkali metode promosi kesehatan sering digabungkan untuk memaksimalkan hasilnya.

Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir
menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi 3 tahap yaitu masa remaja awal, masa remaja
pertengahan dan masa remaja akhir. kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-
15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada
perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa
remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib,
2010).

Metode promosi kesehatan pada remaja yang sering digunakan sesuai tahapan usia itu
sendiri ada beberapa macam, diantaranya:

1. Metode Individual (perorangan)

Metode individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang
yang sudah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Pada
metode pendekatan individual ini ada 2 bentuk pendekatan yakni:

- Bimbingan dan penyuluhan


- Interview
2. Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan
lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya
sasaran pendidikan.
A. Kelompok besar
Disebut kelompok besar apabila peserta kegiatan lebih dari 15 orang, metode
yang digunakan dalam pendekatan pada kelompok besar antara lain:
• Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Merupakan
metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan.
Metode
ini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan
menjadi membosankan jika terlalu lama.
• Seminar
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas. Seminar
adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di
masyarakat.
B. Kelompok kecil
Disebut kelompok kecil apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Dalam
pendekatan pada kelompok kecil antara lain:
• Diskusi kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima
informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong
penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara
bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
• Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali
dengan pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari
peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan
kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,
tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota
dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya
terjadi diskusi.
• Bola salju (Snow Balling)
Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi kelompok
yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar.
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka
tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian
seterusnya sehingga akhirnya
akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
• Kelompok-kelompok kecil
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group)
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
• Role play (memainkan peran)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain
sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan
tugas. 6) Permainan Simulasi (Simulation Game) Metode ini merupakan
gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu,
gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

Remaja merupakan suatu tahap perkembangan dari masa anak – anak menuju masa
dewasa akan terjadi perubahan fase kehidupan dalam hal fisik, fisiologis dan sosial. Banyak
permasalahan yang dapat dialami oleh remaja diantaranya: masalah emosi pribadi, perilaku,
kesehatan reproduksi, sosial, pubertas yang terlalu cepat atau terlambat, serta adanya masalah
psikologi. Faktor penyebab masalah- masalah tersebut dapat berasal dari dalam individu anak
tersebut, keluaarga, masyarakat, atau bahkan dari lingkungan sekolah. Untuk melakukan
promosi kesehatan paada remaja, kita perlu menerapkan beberapa pendekatan atau metode
yang sesuai dengan usia sasaran agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Referensi:

drg. Marlina Ginting, M.Kes, dkk. 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah
Kesehatan.

Jakarta : . Kementrian Kesehatan Indonesia Pusat Promosi Kesehatan

IDAI. 2013. Kesehatan Remaja di Indonesia (online). Diakses dari


http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-remaja-di-indonesia

pada Sabtu, 28 Maret 2020 pukul 22.00

Santrock, John W. 2003. Adolescence. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta: PT. Rhineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai