Anda di halaman 1dari 31

DOKUMEN RKAB

Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo


Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

BAB II

REALISASI KERJA DAN BIAYA TAHUN N – 1 DAN RENCANA TAHUN N

1. Kegiatan Eksplorasi

Struktur Geologi Regional lokasi tambang daerah Cianjur adalah Pola


Meratus mempunyai arah timur laut-barat daya (NE-SW). Pola ini tersebar di daerah
lepas pantai Jawa Barat dan Banten. Pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri, Sesar Naik
Rajamandala, dan sesar-sesar lainya. Meratus lebih diartikan sebagai arah yang
mengikuti pola busur umur Kapus yang menerus ke Pegunungan Meratus di Kalimantan
(Katili, 1974, dalam Martodjojo, 1984).

Berdasarkan hasil penelitian, metode penambangan yang akan dilakukan oleh


penambangan Sigit Prabowo adalah metode penambangan opet pit/tambang terbuka.
Luas bukaan lahan tambang yang akan dibuka pada semester ke-1 2019 kurang lebih 2
Ha dari 10 ha. Untuk persiapan yang akan dilakukan direncanakan akan dilakukan di
awal bulan April, seperti penentuan area stockpile, untuk kedatangan unit yang akan
digunakan saat beraktifitas, Penyiapan crushing plant, perencanaan peledakan dan
persiapan kolam endapan.

Apabila unit telah datang, maka tahapan pertama yang dilakukan setelah tahapan-
tahapan persiapan dilakukan adalah melakukan pembersihan lahan (Land Clearing).
Pembersihan lahan ini selain mempersiapkan untuk area kerja, juga untuk
menuntukan tempat parkir dari unit sebelum semua persiapan lanjutan dilakukan
seperti akses tambang dan sebagainya.

Adapun peralatan yang digunakan untuk aktifitas land clearing ini adalah : Chain Shaw,
excavator dan alat sederhana lainnya.

Perencanaan tambang yang akan dilakukan oleh Sigit Prabowo dengan kedalaman 8-
10 meter disesuaikan dengan level yang berada di sisi selatan dari batas IUP PT. Sigit
Prabowo. Penambangan pertama kali akan dilakukan dari sisi selatan batasan IUP dan
proses pengembangan kemajuan tambang akan dilakukan per blok dengan cakupan
luasan sekitar 2 Ha setiap bloknya.

Bab II Page |II - 1


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Peta Rencana Tambang

Metode Penambangan

Metode Penambangan yang akan dilakukan disesuaikan dengan kondisi endapan


batupasir, pola penyebaran dan kemenerusannya serta kondisi Topografi. Dimana
ketebalan disetiap tempat bervariasi, sehingga penambangan yang digunakan
adalah metode tambang terbuka (Open pit Mining/surface Mining).

Perencanaan Design tambang terbuka pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor
utama (Soderberg dan Rousch, 1968, Atkinson, 1983 dalam Hartman, 1987 yaitu:

1. Faktor Alamiah dan Geologi


Kondisi geologi,jenis bahan galian, kondisi hidrologi, topografi dan karakteristik
bahan galian.

2. Faktor Ekonomi
Kadar bahan galian, berat jenis bahan galian, nisbah pengupasan, kadar rata-
rata (prosentase), biaya produksi, biaya investasi, keuntungan yang di inginkan,
tingkat produksi dan kondisi pemasaran.

3. Faktor Teknologi
Peralatan, Pit Slope, tinggi jenjang, kemiringan jalan, batas properti dan batas
pit, dengan ketinggian 7-12 meter, lebar jengjang 20-40 meter dan kemiringan
80%.

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan oleh tim Sigit
Prabowo metode penambangan yang akan dilakukan adalah continous mining yaitu
menggunakan peledakan, excavator, crushing plant dan truck, kemudian diangkut
dan dibawa ke stockpile.

Adapun untuk jalan angkut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Sigit
Prabowo, yaitu :

Bab II Page |II - 2


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

a. Letak Jalan Keluar Tambang


Untuk Suatu tambang yang baru ataupun tambang yang sudah berjalan, sangat
penting diperhitungkan dimana letak jalan keluar dari tambang. Biasanya kita
ingin akses yang baik ke lokasi pembuangan, pengolahan dan pengangkutan.

b. Lebar dan Kemiringan Jalan


Jalan tambang diambil sisi kiri area rencana tambang tahun I. Pedoman lebar jalan
angkut direkomendasikan 4 kali lebar alat angkut terbesar. Tapi kami putuskan
cukup 3 kali lebar alat angkut terbesar. Dengan asumsi alat angkut terbesar adalah
dump truck dengan index kapasitas angkut sebesar (18 – 20) M3 dan lebar 2 M,
maka lebar jalan angkut sebesar 6 M.

Gambar Dimensi jalan angkut tambang


Pada kedua sisi jalan angkut perlu dibuatkan tanggul dengan tinggi sekitar 0,5 x
tinggi ban dump truck (5-6) M3 setinggi 0,5 M.
Pada tikungan jalan angkut, lebar jalan perlu ditambah karena adanya sudut yang
ditimbulkan oleh panjang alat angkut sehingga lebar jalan tambang menjadi 8 M.

Bab II Page |II - 3


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Dimensi Tikungan Jalan Angkut Tambang

c. Dampak Penggalian Untuk Membuat Jalan


 Dalam material apapun dalam aktivitas penambangan, material yang diatasnya
menjadi jalan tambang (atau yang harus digali untuk membuat jalan),
volumenya cukup besar, sehingga dampak ekonomis dari pembuatan jalan
sangat berarti.
 Dampak jalan angkut pada tahap awal penambangan (yaitu tahap yang
menghasilkan uang untuk mengembalikan modal) biasanya jauh lebih besar
daripada dampaknya pada rancangan akhir penambangan.

Tahapan Kegiatan Penambangan (Termasuk Penanganan Tanah Penutup)


Sebelum melakukan aktifitas penambangan, ada beberapa pekerjaan – pekerjaan yang
harus dilakukan, antara lain :

a. Pembangunan Sarana dan Prasarana


Penyelesaiaan pembangunan sarana dan prasarana seperti crushing plant, akses
masuk tambang, pos penjagaan dan kolam pengendapan serta persiapan
stockpile beserta kantor.

b. Tahapan Kegiatan Penambangan

Bab II Page |II - 4


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Pembersihan lahan (land clearing) mencakup pembersihan dan penebangan


pepohonan, semak – semak dan tanah maupun bongkahan – bongkahan batu
untuk persiapan penambangan batu. Pembersihan lahan akan dilakukan secara
manual menggunakan tenaga manusia dan peralatan sederhana seperti : kapak,
gergaji, cangkul dan lain –lain maupun dengan peralatan mekanis seperti excavator
atau ripper.

2. Konstruksi/Infrastruktur
Yang menjadi tujuan kegiatan penambangan adalah pengelolaan batu yang melalui
proses pemilihan area peledakan, pengeboran dan peledakan, pengangkutan batu
hasil peledakan ke crushing plant dan dipisahkan berdasarkan ukurannya. Untuk
merealisasikan hal tersebut, seperti yang telah disampaikan sebelumnya diperlukan
screen yang sesuai ukuran yang disiapkan dilokasi tambang, sehingga pada saat
aktifitas pengerukan, terlebih dahulu dipisahkan dulu semua material yang ada
sehingga didapatkan produk pasir yang diharapkan. Untuk material lumpur, kerikil ,
kerakal maupun berangkal dapat dimanfaatkan untuk proses reklamasi dan dapat
dijadikan sebagai produk sampingan.

Untuk menunjang tercapainya tujuan dari operasi produksi dan penambangan


maka perusahaan juga perlu membuat sarana dan prasarana berupa bangunan
yang dapat menunjang kegiatan penambangan, seperti :

1. Akses jalan masuk


2. Pos kemanan
3. Tempat parkir
4. Kantor
5. Musholla
6. Kamar mandi & WC
7. Kantin
8. Gudang
9. Tempat penyimpanan bahan bakar
10. Stockpile hasil produksi

Bab II Page |II - 5


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Target produksi akan sulit tercapai jika perusahaan tidak didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus
menyiapkannya agar target-target tercapai.
Kami membangun dengan desain yang sederhana dan menggambar denahnya.

28
16
ckp
ile mm
sto

mm
5 24
12 BBM

gudang

One way m
olla
bengkel
9m
mu
sh
58
ka n
tor
12
ss
me
tin
kan
18
60
Pos satpam
mm

Gambar Denah Sarana Prasarana


Penjelasan masing – masing bagian adalah sebagai berikut :
1. Akses Jalan Masuk
Dari jalan utama, tempat kegiatan usaha tambang ini menempuh jarak kurang lebih
200 M dan dipisahkan oleh sungai, oleh karenanya diperlukan adanya akses jalan
masuk menuju tambang yang melintasi sungai dengan dibuatkan jembatan. Karena
jalan diperuntukkan bagi kendaraan yang bermuatan berat, akan dibangun dengan
perkerasan dan gorong – gorong. Adapun untuk lebar jalan yang disiapkan kurang
lebih 10 M.
2. Pos Keamanan
Pos keamanan adalah pintu gerbang untuk masuk kedalam aktifitas perusahaan,
dimana berfungsi sebagai tempat para petugas keamanan berjaga, menerima
tamu, mencatatnya dan kemudian melaporkannya. Kadang pos keamanan
berfungsi juga sebagai monitor penjualan. Sebagai kontrol untuk mengantisipasi
kecurangan.
Portal
2M

2M

Gambar Pos keamanan yang rencananya akan kami buat

Bab II Page |II - 6


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Petugas keamanan berfungsi sebagai kontrol jika ada pegawai tidak memakai
peralatan safety. Sehingga manajemen pun akan sangat terbantu.

3. Tempat Parkir
Seperti umumnya kegiatan usaha yang berhubungan dengan masyarakat dan pihak
lain, maka sarana tempat parkir haruslah ada. Tempat parkir disini terbagi menjadi
tiga yaitu tempat parkir armada (truk pengangkut), mobil roda empat dan motor.
Area yang dibutuhkan kurang lebih 500 M 2 dan dibuatkan separator sedemikian
rupa, sehingga tidak tercampur menjadi satu semua kendaraan yang ada. Hal ini
penting disiapkan sehingga area kerja lebih tersusun rapi sehingga memudahkan
dalam monitor keluar masuknya kendaraan.

Gambar contoh aktivitas parkir


4. Kantor
Kantor adalah tempat segala perencanaan produksi dibuat, pekerjaan administrasi,
pelaporan, keuangan produksi dan pengerjaan hasil produksi, pencatatan delivery
dan hasil penjualan dibukukan. Maka ruangan kantor haruslah dibuat nyaman.
Kantor dilengkapi dengan aliran listrik, penerangan, penyejuk ruangan, proyektor
dan peralatan komputer tempat semua aktifitas dibukukan, dievaluasi dan
dilaporkan. Ruangan kantor dibuat efektif dan efisien serta mampu menampung
semua staf. Kantor juga seharusnya memiliki kelengkapan meja dan kursi serta
ruangan kecil untuk meeting.

Bab II Page |II - 7


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Ruangan kantor kami terdiri dari ruangan KTT, Direktur, ruang tamu dan ruang
rapat. Ruangan dibangun sederhana tapi nyaman buat bekerja.

Gambar Denah kantor yang akan kami buat

5. Musholla dan mess


Sebagai bentuk kewajiban bagi umat islam adalah sholat lima waktu. Oleh
karenanya tempat ibadah (musholla) tidak dapat dipisahkan dari sebuah kegiatan.
Maka kami harus memiliki tempat ibadah sebagai perwujudan toleransi umat
beragama. Makin taat beribadah setiap karyawannya maka perusahaanpun akan
mendapatkan manfaat yang besar.

Gambar Contoh musholla yang akan kami buat


Ibadah merupakan hak asasi manusia, oleh karena itu wajib difasilitasi oleh
perusahaan.

Bab II Page |II - 8


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Dengan karyawan yang hanya 16 orang maka dibutuhkan luas musholla minimal 6 x
9 M2 . Musholla tidak hanya digunakan untuk sholat melainkan juga untuk
pembinaan ruhani dan agama. Direncanakan ada kultum atau kuliah tujuh menit
setiap selesai sholat dzuhur berjama’ah. Kultum akan disampaikan secara
bergantian setiap harinya.
Untuk mess juga akan kami bangun sebagai tempat karyawan menginap jika
mengharuskan mereka lembur sehingga kemalaman.

Gambar Rencana desain mess

6. Kamar Mandi dan WC


Dalam setiap kegiatan manusia tidak bisa dipisahkan dari keinginan buang air kecil
maupun besar seta juga kebersihan diri. Maka sebagai bentuk dari pelayanan untuk
pekerja pekerja maupun tamu tidak lupa kami perlu membuat kamar mandi dan
WC. Hal ini sebagai syarat wajib dari sebuah sarana pendukung suatu kegiatan.
Sarana pendukung ini sangatlah penting sehingga kenyamanan untuk orang yang
berada disekitarnya tetap terpenuhi. Untuk kebutuhan sarana ini sebagai awal
dibangun 1 unit terlebih dahulu dan akan menyesesuaikan untuk kedepannya
seiring dengan kemajuan dari aktifitas. Bisa juga nanti kami buatkan dari bekas
container.

Gambar Desain Toilet yang akan kami buat.


Dibuat sederhana dan 2 unit agar tidak ada antrian.

Bab II Page |II - 9


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

7. Kantin
Tujuan utama kantin disediakan di lokasi tambang yang mempunyai pekerja yang
ramai adalah semata-mata untuk mengadakan makanan yang bernutrisi
(makananan berkhasiat), bersih dan murah untuk pekerja atau untuk penuntut.
Penyediaan Kantin juga akan menambah baik produktivitas pekerja melalui
menyediakan makanan yang sehat. Kadangakala tanpa kantin, pekerja akan
berkerja tanpa makanan yang amat diperlukan untuk mengembalikan tenaga yang
banyak hilang dalam perkerjaan harian akan menjadi lesu dan tak bisa meneruskan
pekerjaannya.
Kantin yang disediakan cukup sederhana saja. Pekerja memerlukan makanan yang
nutrisi, bersih dan murah untuk produktivitas mereka. Seluruh SDM kantin perlu
diberi latihan secukupnya untuk mengelola dan menyediakan makanan bersih di
kantin. Mereka boleh melakukan apa saja untuk memperolehi keuntungan tapi
dengan tetap perhatikan kebersihan makanan.

Gambar Desain kantin 4 X 5 M2 yang akan kami buat

8. Gudang
Gudang adalah tempat menyimpan tool ataupun peralatan kerja untuk perbaikan,
baik itu spare part ataupun suku cadang dan ban . Gudang memiliki fungsi yang
penting dalam operasional. Dikarenakan tingkat keausan suku cadang yang cepat
dan tingkat kerusakan yang tinggi maka gudang harus mudah dijangkau, aman dan
mendapatkan sirkulasi udara yang memadai. Dikarenakan beberapa suku cadang
seperti olie dan grease memiliki bau yang tajam.

Bab II Page |II - 10


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Desain gudang 4 x 4 M2 yang ingin kami buat


9. Tempat Penyimpanan Bahan Bakar
Sebagai bahan bakar untuk semua unit operasional, dalam hal ini menggunakan
solar/ biodiesel maka diperlukan sebuah tangki timbun yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan bahan bakar dan diposisikan ditempat yang lebih tinggi
sehingga penuangan bahan bakar ke unit tidak memerlukan pompa dan
memudahkan juga saat pengurasan.

BBM
Gambar model penyimpanan BBC yang ingin kami buat
Kebutuhan bahan bakar cair (BBC) pada rencana produksi kami adalah 20 L x 8 jam
x 25 hari = 400 L perbulan. Rencana pengadaan BBC adalah untuk 2 bulan sehingga
kebutuhan 800 L.

10. Stockpile Hasil Produksi


Produk jadi hasil produksi ditempatkan pada area tertentu dengan perhitungan
dibuat dengan beda tinggi sedemikian rupa sehingga disaat hujan tidak tergenang
air hujan. Luasan area yang dibutuhkan antara 4.000 – 5.000 M2 dan mampu
menampung produk yang siap kirim antara 15.000 – 20.000 M3.

Bab II Page |II - 11


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar stockpile
Demikian sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi yang akan
kami siapkan guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Tentunya sarana dan
prasarana yang ada akan meningkat seiring dengan peningkatan aktifitas
perusahaan. Diawal memang akan dipersiapkan sangat sederhana. Namun dengan
meningkatnya aktifitas perusahaan, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendukungpun akan mengikuti.

3. Kegiatan Penambangan
Perhitungan rencana penambangan akan dilakukan dengan membangun beberapa
asumsi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Waktu Kerja
Waktu kerja yang dimaksud dalah waktu yang berlaku di tambang untuk
melaksanakan kegiatan penambangan, yaitu penggalian, peledakan, pemuatan,
pengangkutan dan penimbunan lapisan penutup. Waktu kerja yang digunakan
adalah 8 jam/shift dan 1 shift/hari. Jam kerja efektif di tambang dapat dilihat pada
tabel dibawah.

b. Efisiensi dan Ketersediaan Alat


Efisiensi kerja dalam perhitungan peralatan adalah 80 % (Use of Availability).
 Efisiensi kerja : 75 %
 Ketersediaan alat : 83 %
 Efisiensi kerja alat : 80 %
No. Deskripsi Tahun 2017 dst.

Bab II Page |II - 12


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

1 Hari kalender/tahun 365 Hari/tahun


2 Jumlah hari libur 48 Hari/tahun
3 Hari kerja/tahun 317 Hari/tahun
4 Ketersediaan jam kerja/hari 8 Jam/hari
5 Ketersediaan jam kerja / tahun 2.536 Jam/tahun
6 Waktu yang hilang yang direncanakan/hari 1 Jam/hari
7 Waktu yang hilang yang direncanakan/tahun 365 Jam/tahun
8 Ketersediaan jam/tahun 2.555 Jam/tahun

Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)


Penentuan jenis dan kebutuhan alat dipengaruhi oleh berapa banyak jumlah material
yang harus ditambang (digali) untuk setiap tahun penambangan berjalan, dimana
dalam hal ini diwakili oleh penggalian untuk setiap tahunnya. Dalam penentuan
kebutuhan alat, perancangan penggalian harus benar-benar diperhatikan agar tidak
terjadi pembelian atau penyewaan alat yang sia-sia, sehingga biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian atau penyewaaan alat tidak semakin besar.

Selain itu, penentuan jenis alat yang digunakan juga dipengaruhi oleh metode
penambangan yang dilakukan. Berdasarkan rencana kerja tahun 2017 dan hasil
perhitungan material yang diperoleh dari penjadwalan produksi, dapat ditentukan
berapa jumlah alat yang harus dipenuhi sehingga produksi dapat berjalan lancar.
Untuk jumlah alat angkut, excavator, ayakan, pompa yang dibutuhkan dapat dihitung
berdasarkan jumlah material yang harus digali. Berikut ini tabel rencana penggunaan
peralatan tahun 2017.

Tabel Rencana Penggunaan Peralatan Tahun 2019

No. Jenis Jumlah Keterangan


1 Excavator 1 Jenis PC 200
2 Truck 4 Kapasitas 7 kubik
3 Crushing plant 1 unit
4 Whell Loader 1 Komatsu
5 Bor CRD 1 Zega

Bab II Page |II - 13


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

6 Kompresor 1 Airman

Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang


Untuk Tahun 2019 di Semester pertama, Sigit Prabowo akan melakukan pengupasan
tanah penutup baik soil ataupun sampai lereng tambang. Target produksi tiap
bulannya kurang lebih 300 M3 perhari x 26 hari kerja = 7.800 M3 .

Tabel Rencana Produksi 2019- 2024

BULAN TARGET BULAN TARGET


PROD. (MT) PROD.
(MT)
Mei 2019 7.800 Januari 2020 7.800
Juni 2019 7.800 Feb.2020 7.800
Juli 2019 7.800 Maret 2020 7.800
Agus.2019 7.800 April 2020 7.800
Sept. 2019 7.800 Mei 2020 7.800
Okto. 2019 7.800 Juni 2020 7.800
Nov. 2019 7.800 Juli 2020 7.800
Des. 2019 7.800 Agustus 2020 7.800
Januari 2020 7.800 Sept. 2020 7.800
Feb.2020 7.800 Okto. 2020 7.800
Maret 2020 7.800 Nov. 2020 7.800
Mei 2019 7.800 Des. 2020 7.800
Juni 2019 7.800 Januari 2021 7.800
Juli 2019 7.800 Feb.2021 7.800
Agus.2019 7.800 Maret 2021 7.800
Sep. 2019 7.800 Mei 2021 7.800
Okt. 2019 7.800 Juni 2021 7.800
Nov. 2019 7.800 Juli 2021 7.800
Des. 2019 7.800 Agus.2021 7.800

Bab II Page |II - 14


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Perancangan Batas Akhir Penambangan adalah batas akhir atau paling luar dari suatu
tambang terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini jenjang masih
tetap stabil (aman). Dalam Menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus di
tinjau dari 2 segi, yaitu:
 Segi ekonomis masih menguntungkan.
 Segi teknis keamanannya bisa dijamin.

4. Pengangkutan dan Penimbunan Bahan Galian


Pengangkutan merupakan suatu aktifitas pemindahan hasil material baik tanah
penutup (top soil), overburden dan endapan pasir yang tergali dari tambang setelah
dilakukan proses pengayakan dan pemisahan ke tempat penumpukan (stokpile).

Pertimbangan teknis tentang rencana pengangkutan merupakan salah satu faktoryang


sangat berpengaruh dalam kegiatan produksi. Hasil dari pengamatan dilapangan
bahwa akifitas pengangkutan hasil tambang menuju stockpile pada beberapa
perusahaan menggunakan unit truck jenis Dump Truck yang rata – rata memiliki rata –
rata kapasitas 8 – 10 ton. Biaya pengangkutan hasil produksi tersebut pada umumnya
menggunakan jumlah hitungan ritasi. Hal tersebut sangat memungkinkan dalam
pelaksanaannya dikarenakan beberapa pertimbangan teknis sebagai berikut :

a. Jarak tempuh dari tambang ke stockpile kurang lebih 8 – 9 Km, hal tersebut
tergolong jauh dan menelan waktu terlebih ada beberapa titik yang melalui
pemukiman masyarakat.
b. Perhitungan biaya pengangkutan material hasil penambangan dengan sistem
ritasi lebih produktif dalam mendukung kegiatan penambangan,
dibandingkan dengan perhitungan biaya pengangkutan berdasarkan jam
kerja unit tersebut. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh psikologis masing –
masing supir truck dalam mengangkut material hasil penambang yang akan
lebih termotivasi dengan metode ritasi.
Pertimbangan ekonomis dari sistem pengangkutan tersebut sangat dipengaruhi
oleh besarannya target produksi perhari. Berdasarkan proses tersebut dapat
dianalisa banyaknya unit yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan penambangan
serta jumlah ritase maksimum alat angkut. Proses pengangkutan untuk muatannya
akan disesuaikan dengan tonase yang diizinkan.

Bab II Page |II - 15


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Perkerasan Jalan Angkut


Perkerasan jalan adalah kontruksi yang dibangun diatas lapisan tanah dasar (sub
grade) yang berfungsi untuk menopang beban lalu lintas. Tujuan utama
perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun dasar jalan yang mampu
menahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan fondasi,
sehingga tidak melampaui daya dukung tanah dasar (sub grade). Dengan demikian
perkerasan jalan angkut dipengaruhi oleh faktor – faktor kepadatan lalu lintas ,
sifat fisik dan mekanik bahan (material) yang digunakan dan daya dukung tanah
dasar.

Bahan galian yang belum terpasarkan akan kami kumpulkan kedalam stockpile. Bahan
galian tersebut berbentuk pasir dalam ukuran besar atau kerakal, batu ukuran kecil
dan bongkahan batu ukuran agak besar. Bahan galian tersebut dikumpulkan di
stockpile sehingga akan memudahkan jika suatu saat dibutuhkan atau ekonomis jika
dijual.

Bahan galian dan mineral ikutan akan digunakan sebagai bahan pemadatan jalan
tambang, bahan untuk reklamasi dan juga bisa dijual.

Pada pasca tambang maka semua material dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi.
Rencana kegiatan reklamasi akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan
tambang dalam hal ini kegiatan penambangan selesai, dilakukan perblok setelah
aktivitas penambangan dilakukan. Setelah blok pertama selesai seiring dengan
kemajuan tambang ke pembukaan blok selanjutnya secara paralel, hal yang dilakukan
secara bertahap. Reklamasi sendiri merupakan kegiatan untuk memperbaiki atau
menata lahan kembali yang terganggu akibat aktivitas penambangan agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

5. Perlindungan Lingkungan (mengacu kepada dokumen Amdal atau UKL dan UPL)
a. Dampak kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
Dalam melaksanakan serta melakukan pekerjaan tersebut terbagi dengan
beberapa tahapan- tahapan yang meliputi berbagai penyelesaian masalah
penyempurnaan dan kesempatan serta peluang lapangan kerja bagi penduduk
sekitarnya tahapan tersebut diantaranya sebagai berikut :

Bab II Page |II - 16


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

1. Tahap persiapan
2. Tahap penambangan
3. Tahap pasca penambangan
Disamping pengelolaan dengan berbagai tahapan juga pemantauan dari beberapa
komponen sebagai arahan titik pantau, tentunya yang terkena dampak paling
besar yang mempunyai perubahan yang mendasar akan diuraikan terbagi dua
jenis kegiatan

A. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN ( UKL )


B. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ( UPL )

A. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Upaya pengelolaan lingkungan ditujukan untuk mengantisipasi, menanggulangi dan
mengendalikan dampak potensial dari kegiatan penambangan batu terhadap
lingkungan sekitarnya. Upaya pengelolaan akan dilakukan pada setiap tahapan
kegiatan dari mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pasca penambangan.

TAHAP PERSIAPAN

a. Menyelesaikan permasalahan yang menyangkut pembebasan lahan untuk


penambangan dengan pemilik tanah yang bersangkutan.
b. Menyempurnakan sarana jalan masuk tambang dengan memperbaiki saluran air
dikiri/kanan badan jalan serta meratakan permukaan jalan.
c. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk setempat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan sarana penunjang.

TAHAP PENAMBANGAN

a. Untuk memperkecil resiko terjadinya erosi dan sedimentasi, maka pemrakarsa proyek
akan :
 Menata bentuk jenjang, kemiringan total (overall slope) = sudut zenith 10% s/d
15 % dan ketinggian jenjang 15 meter. Jenjang sebaiknya dibuat dengan arah
Utara – Selatan dan Barat – Timur, karena lapisan batu memiliki struktur joint
dengan arah dominant Timur Laut dan Tenggara, lebar jenjang antara 15 s/d 20
Meter

Bab II Page |II - 17


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

 Menebarkan lapisan penutup (over burden) dan tanah pucuk (top soil) diikuti
dengan penanaman tumbuhan (revegetasi)
 Pada bagian lereng yang miring akan dibuat system sengkedan (teras) dengan
saluran pembuangan air, kemudian ditanami tumbuhan merambat (jenis
rumput) dan pohon pelindung
 Membuat saluran air penirisan (drainage) pada daerah penambangan dan kiri
kanan badan jalan.
b. Efek getaran peledakan dikurangi dengan merencanakan pola peledakan yang baik
serta memakai bahan peledak seoptimal mungkin (tidak berlebih)
c. Mengutamakan pekerja lokal untuk mengisi kesempatan kerja yang tersedia,
khususnya tenaga yang tidak memerlukan keterampilan (non skilled labour). Apabila
memungkinkan tenaga tersebut ditingkatkan kemampuannya melalui latihan
keterampilan, misalnya sebagai sopir, operator alat berat dan sebagainya.
Berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa/kampung disekitar lokasi tambang,
baik pembangunan fisik (sarana desa) maupun pembangunan ekonomi masyarakat
desa (koperasi, penyerapan hasil bumi, dll)

TAHAP PASCA PENAMBANGAN

a. Untuk pemanfaatan selanjutnya lahan bekas tambang, pihak pemrakarsa akan


membuat rencana pemanfaatannya disesuaikan dengan peruntukkan lahan ditempat
itu dengan memperhatikan rencana pengembangan wilayah pembangunan
Kabupaten Bandung
b. Kerusakan terhadap flora maupun fauna akan ditanggulangi dengan melaksanakan
reklamasi/revegetasi untuk pemilihan jenis tanaman yang sesuai, pihak pemrakarsa
akan berkonsultasi dengan penyuluh pertanian yang ada dilapangan.
c. Menyelesaikan masalah pemutusan hubungan kerja dengan cara terbaik dengan
melibatkan instansi terkait agar tidak menimbulkan gejolak sosial pada masa
berakhirnya kegiatan penambangan.

Secara garis besar rencana upaya pengelolaan lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut
ini :

Bab II Page |II - 18


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Tabel Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

Sigit Prabowo

Sumber Dampak Jenis Dampak Upaya Lingkungan


TAHAP PERSIAPAN
1. Penguasaan Tanah Masalah status  Penyelesaian masalah pembebasan
penggunaan lahan lahan dengan pemilik tanah
2. Pembuatan jalan masuk tambang  Membuat saluran penirisan di kiri –
dan sarana penunjang Kenaikan air limpahan kanan jalan
(erosi dan sedimentasi)  Merevegetasi bagian lahan yang
terbuka dengan tanaman yang
menjalar (cover crop) pada bagian
tebing/datar diselang seling dengan
pohon lindung
Kesempatan Kerja  Melibatkan sebanyak mungkin tenaga
kerja lokal
 Meningkatkan keterampilan pekerja
local dengan latihan dilapangan
Persepsi Masyarakat  Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan memenuhi
sebagian kebutuhan sehari-hari
pekerja proyek dari hasil usaha
penduduk setempat (makanan,
sayuran, dll)
TAHAP PENAMBANGAN
1. Pembersihan belukar dan Kenaikan air limpasan  Struktur pelapisan tanah akan
pengupasan tanah (Erosi dan Sedimentasi) diperhatikan dalam pengupasan dan
penutup dalam penimbunannya kembali
 Mengatur ketinggian dan kemiringan
jenjang tanah pada tempat
penimbunan agak landai untuk
menjaga stabilitas dan menghambat
laju erosi.
 Merevegetasi bagian lahan yang

Bab II Page |II - 19


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

terbuka dengan tanaman yang


menjalar (cover crop) atau rumput-
rumputan.
2. Penambangan Kestabilan jenjang/Bench  Menata ketinggian sekitar 7 m,
kemiringan + 150, arah jenjang barat –
timur
 Membuat saluran penirisan yang
mampu menampung air limpasan
sebesar + 20 M3/hari hujan
Debu dan bising  Menyiram daerah berdebu dan
mengurangi aktifitas di malam hari.
 Melibatkan sebanyak mungkin tenaga
kerja local
Kesempatan kerja  Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dengan memenuhi
Persepsi masyarakat kebutuhan pekerja dari warung
penduduk
 Berpartisipasi dalam pembangunan
desa/kampung
 Meningkatkan kesejahteraan
karyawan dengan memberikan upah
dan jaminan social sesuai dengan
peraturan yang berlaku

TAHAP PASCA PENAMBANGAN


1. Reklamasi Tambang Nilai estetika  Penataan jenjang dan penimbunan
kembali tanah penutup sesuai dengan
perlapisan
 Pemupukan tanah dan penanaman
kembali tumbuhan yang cocok
dengan kondisi tanah setempat (jati,
lantoro,Kanesta , albasia, pinus,
mahoni, dll)

Bab II Page |II - 20


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

 Penggunaan lahan yang telah


direklamasi sesuai dengan rencana
pembangunan wilayah Kabupaten
Tasikmalaya.
2. Pemutusan Hubungan Hilangnya pekerjaan  Menyelesaikan masalah PHK secara
Kerja tuntas dan baik dengan melibatkan
instansi terkait Pembina tenaga kerja
(Pemda Disnaker)
 Menyalurkan tenaga kerja terampil
pada proyek sejenis
3. Penutupan Tambang Persepsi Masyarakat  Memberikan pengertian/alasan
penutupan kegiatan penambangan
yang mudah diterima masyarakat.

b. Pengelolaan Lingkungan
i. Pengelolaan Air
Proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat konvensional
terdiri atas unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan
pasir lambat dan bak penampung air bersih .
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air
baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat
kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup
tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan
pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan
pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau tanpa
koagulasi bahan dengan bahan kimia.
Umumnya disain konstruksi dirancang setelah didapat hasil dari survai
lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain
telah ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit
yang beroperasi. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai
macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari
beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan

Bab II Page |II - 21


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet,
outlet dan peralatan kontrol.
Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional terdapat dua tipe saringan
yakni :
 Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet.
 Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet.
Kedua sistem saringan pasir lambat tersebut mengunakan sistem penyaringan
dari atas ke bawah (down Flow).
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya
terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau
bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini
dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.

Gambar Kolam Pengendapan

Bab II Page |II - 22


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

ii. Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang.


Reklamasi dilakukan bertujuan untuk menjadikan lahan bekas tambang
sebagai area yang stabil dengan fungsi lingkungan pulih kembali sesuai dengan
tata guna lahan sebelumnya.

Rencana kegiatan reklamasi akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan


kemajuan tambang dalam hal ini kegiatannya tidak menunggu sampai kegiatan
penambangan selesai, melainkan dilakukan perblok setelah aktivitas
penambangan dilakukan. Setelah blok pertama selesai seiring dengan
kemajuan tambang ke pembukaan blok selanjutnya secara paralel, Hal yang
dilakukan secara bertahap. Reklamasi sendiri merupakan kegiatan untuk
memperbaiki atau menata lahan kembali yang terganggu akibat akibat
aktivitas penambangan agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Lokasi yang akan direklamasi :

 lokasi bekas tambang


 lokasi bekas kolam endapan
 jalan tambang yang tidak digunakan
c. Pemantauan Lingkungan
Upaya pemantauan lingkungan digunakan untuk memantau sampai seberapa
besar komponen lingkungan akan mengalami perubahan akibat terkena dampak
potensial. Dengan demikian tidak seluruh komponen yang harus dipantau,
melainkan hanya beberapa komponen tertentu yang terkena dampak paling
besar dan mengalami perubahan mendasar.

Hal yang tercakup upaya pemantauan lingkungan antara lain :

 Jenis dampak yang dipantau


 Lokasi pemantauan
 Periode/waktu pemantauan
 Metode yang digunakan
 Instansi pengawas
6. Keselamatan Pertambangan

Bab II Page |II - 23


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat


teknologi dan memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin
kelancaran operasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya
dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian
yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak
dapat digantikan oleh teknologi apapun.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.Secara keilmuan K3, didefinisikan
sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat
ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang K3. Bahkan ditingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-
konvensi yang mengatur tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang dikeluarkan oleh organisasi dunia
seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.
Ditinjau dari aspek ekonomis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan
akan menurun, sehingga kompensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya
tenaga kerja dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat
meningkatkan produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil produksi. Hal
ini pada gilirannya kemudian dapat mendorong semua tempat kerja/industri
maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk
diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya
industrial.

Bab II Page |II - 24


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari


risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu
melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3,
diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja
yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas
perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban
manusia.
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya
terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek
perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh
perusahaan, mulai diterapkan manajemen risiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3.
Penerapan ini sudah mulai menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan kerja
yang akan terjadi.
Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya
sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan
perhitungan dan prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah
pengontrolan risiko.
Ditahap pengontrolan risiko, peran manajemen sangat penting karena
pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan, karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan
ini. Semua konsep-konsep utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya
kebutuhan pengelolaan K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan
mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain.
Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk mengelola K3
menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
a. Organisasi
Masalah kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang terpenting dan
menjadi perhatian perusahaan, sebab pekerja adalah sebagai sumber daya (asset)
yang berpengaruh langsung terhadap aktivitas dan produksi tambang.

Bab II Page |II - 25


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Dalam pelaksanaan operasional penambangan baik tahap persiapan hingga


tahapan pelaksanaan berdasarkan kepada standar kesehatan kerja (K3). Untuk
mendapatkan dan terjaminnya keselamatan kerja tambang maka dilokasi
tambang para pekerjanya senantiasa diwajibkan memakai perlengkapan
keselamatan kerja serta mematuhi semua kebijakan K3L yang ada dan mematuhi
prosedur yang telah dibuat.

Untuk mendapatkan dan terjaminnya keselamatan kerja yang tinggi dilapangan,


beberapa hal yang diperhatikan Sigit Prabowo selama aktivitas penambangan
berlangsung antara lain dengan membuat SOP (Standar Operasional Procedure)
yang berisikan antara lain :

 Tata cara sebelum dan sesudah melakukan kegiatan


 Peringatan dan Nasihat
 Penggunaan dan Penelolaan Lingkungan
 Penggunaan Peralatan Kerja Sesuai dengan fungsinya
b. Peralatan
Alat pelindung diri merupakan garis akhir perlindungan diri terhadap cedera,
gunakan dan rawatlah agar dapat berfungsi dengan baik.
1. Pakaian Pelindung
a.Pakaian kerja standar mining yang dilengkapi dengan scotch light atau
rompi pantul.
b. Celana panjang dan baju berlengan harus digunakan saat bekerja di
tempat kerja.
2. Pelindung kepala
a.Safety helmet harus selalu dipakai di semua lokasi kerja
b. Safety helmet hanya boleh diberi peralatan tambahan yang diizinkan
3. Pelindung wajah dan mata
a.Alat pelindung mata yang sesuai harus selalu digunakan bila tedapat
potensi kemungkinan cedera terhadap mata.
b. “Safety Goggles” harus digunakan pada saat menggerinda, atau pekerjaan
sejenis lainnya.
c. Pelindung wajah harus digunakan pada saat menangani asam, soda api
atau logam cair panas.

Bab II Page |II - 26


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

4. Pelindung Pendengaran
a.Alat pelindung pendengaran (ear plug) yang sesuai harus selalu digunakan
bila berada ditempat yang telah ditentukan.
5. Pelindung pernafasan
a.Alat pelindung pernafasan yang sesuai harus selalu digunakan bila terdapat
potensi cedera akibat udara masuk melalui saluran pernafasan.
b. Potensi cedera pada saluran pernafasan dapat disebabkan, antara lain
oleh debu, uap organik, asap rokok, udara beracun atau udara yang
telah terkontaminasi bahan berbahaya lainnya.
c. Bicarakan dengan supervisor anda untuk mendapatkan alat pelindung
pernafasan yang sesuai sebelum bekerja ditempat yang tidak ada
fahami, jagalah kebersihan alat perlindungan pernafasan anda.
6. Perlindungan tangan
a. Sarung tangan harus dikenakan apabila ada potensi cedera pada tangan
saat bekerja.
b. Sarung tangan anti bahan kimia harus dikenakan bila meangani bahan
kimia.
c. Sarung tangan las harus digunakan pada saat mengelas atau memotong
dengan menggunakan peralatan gas bertekanan atau listrik.
d. Sarung tangan kulit harus digunakan saat menangani kabel baja.
7. Pelindung kaki.
a.Guna selalu sepatu safety standar mining disemua lokasi kerja anda.
b. Sepatu safety khusus terhadap bahan kimia harus digunakan bila
terdapat potensi cedera pada kaki akibat bahan kimia.
c. Pakailah kaus kaki yang tepat.
8. Perlindungan terhadap bahaya terjatuh.
a.Alat perlindungan diri dari bahaya jatuh harus dikenakan bila ada
kemungkinan cedera akibat terjatuh seperti safety harness
b. Peralatan perlindunan jatuh harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.
9. Pelampung
Gunakanlah selalu pelampung apabila anda bekarja dilokasi yang berair yang
berpotensi menimbulkan bahaya tenggelam.

Bab II Page |II - 27


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Gambar Alat Untuk Keselamatan Diri

c. Langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangan


JOB SAFETY AND ENVIRONMENTAL ANALYSIS (JSEA) adalah proses yang dilakukan
untuk mengetahui potensi bahaya yang ada dalam setiap tahapan pekerjaan dan
membuat perbaikannya baik dengan menghilangkan atau mengontrol sumber
bahayanya.
1. JSEA harus dilakukan pada :
a. Pekerjaan yang sering menyebabkan kecelakaan.
b. Pekerjaan yang mengakibatkan cedera berat atau kerusakan alat
c. Perubahan prosedur untuk pekerjaan yang beresiko tinggi.
d. Pekerjaan baru
2. JSEA dibuat dengan melibatkan supervisor, Engineer, pekerja dan petugas
safety.
3. JSEA harus dijelaskan kepada semua karyawan di kedua shift dan copynya
tersedia di tempat kerja.
4. Pekerjaan akan diperiksa untuk memastikan bahwa pekerjaan dilaksanakan
dengan mengikuti JSEA yang telah dibuat

Bab II Page |II - 28


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

Perusahaan mempunyai kebijakan bahwa semua kecelakaan yang berakibat


cedera, kerusakan alat atau property perusahaan, seberapapun kecilnya harus
segera dilaporkan ke supervisor. Semua kecelakaan termasuk near miss (hampir
celaka) akan di investigasi secara menyeluruh dan tindakan perbaikan yang
diperlukan harus dilakukan. Seperti yang tergambar pada segitiga accident
dibawah, apabila kejadian near miss tidak segera dilakukan perbaikan dapat
berujung pada cedera serius atau cacat permanen.

d. Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan Berbahaya


lainnnya.
Dalam melakukan penambangan batu ini Tambang Sigit Prabowo akan
menggunakan bahan peledak. Sebelumnya akan dilakukan pemboran dengan
menggunakan CRD.

Kegiatan penambangan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk


mengambil endapan bahan galian dari dalam dan luar permukaan bumi berupa batuan
atau material yang berharga, kemudian dapat dimanfaatkan secara ekonomis.

Adapun kegiatan penambangan yang dilakukan meliputi beberapa tahap, yaitu :


- Kegiatan pembongkaran
- Kegiatan pemuatan.
- Kegiatan pengangkutan dan proses pengolahan batuan.

1. KEGIATAN PEMBONGKARAN
Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material
batuan dari batuan induknya dengan cara peledakan, agar kemudian dapat dimanfaatkan
untuk keperluan bahan baku industry dan dapat bernilai ekonomis.
Dalam suatu proses penambangan bahan galian, kegiatan pembongkaran batuan
termasuk kedalam salah satu unsur penting, dimana kegiatan ini merupakan bagian dari
proses untuk pengadaan bahan baku untuk diolah.

1.1. KEGIATAN PEMBORAN


Adapun kondisi batuan yang akan digali atau dimanfaatkan bermaca-macam
karakteristik, tekstur, struktur dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu
diterapkan suatu metode yang tepat. Misalnya terhadap batuan yang keras (andesit), maka

Bab II Page |II - 29


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

proses pemanfaatannya dapat dilakukan dengan metode peledakan. Tetapi sebelum


pelaksanaan keputusan pekerjaan peledakan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
adanya fakto-faktor pemilihan bahan peledak dan factor-faktor teknis yang mempengaruhi
hasil dari suatu proses tersebut, sehingga ketetapan pekerjaan dapat tercapai.
Metode pemboran yang utama dipergunakan dalam tambang terbuka
atau quarry adalah pemboran pertikal atau miring. Dalam pekerjaan tambang, pemboran
ini dilakukan untuk media bahan peledak. Sehingga dapat difungsikan sebagaimana
mestinya dan juga pemboran ini sangat berpengaruh terhadap bentuk permukaan tambang
khususnya bentuk bench yang diledakkan. Oleh karena itu, agar hasil dari suatu proses
peledakan baik itu dilihat dari fragmentasi batuan dan kondisi dari tambang yang terbentuk
terkoordinasi dengan baik, maka pola pemboran yang baik, aman dan efisien adalah
“Staggered Dill Pattern” dan pola peledakan yang digunakan adalah “Staggered ‘V’ Cut”.
Sedangkan dalam pemilihan alat bor untuk tambang terbuka dan quarry yang
memakai metoda peledakan jenjang, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, antara
lain : ukuran dan kedalaman lubang ledak, jenis batuan, kondisi lapangan dan lain
sebagainya.
a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotary-
rushing, dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan sedimen.
b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi jenjang
ditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau ditentukan setelah
mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry diusahakan tinggi
jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang
tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c. Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran diameter lubang ledak
adalah besarnya target produksi. Diameter yang lebih besar akan memberikan laju produksi
yang tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran diameter lubang ledak
adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang diijinkan.
d. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan.
e. Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah
peledakan dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya.

Kecepatan pemboran dipengaruhi oleh kekerasan batuan, diameter mata bor dan
masalah-masalah yang dihadapi saat proses pemboran dilakukan. Berdasarkan data dan

Bab II Page |II - 30


DOKUMEN RKAB
Pertambangan Batu An. Sigit Prabowo
Kp. Galonggong Kabupaten Cianjur – Provinsi Jawa Barat

perhitungan diketahui cycle time rata-rata pemboran, maka didapat persamaan sebagai
berikut :

Vdr = H/CTp

Dimana :

= 60 menit/CTp = lubang bor/jam

Dimana :

H : Kedalaman lubang bor rata-rata (meter/lubang)


CTp : Waktu daur pemboran rata-rata (menit/lubang)
Vdr : Kecepatan pemboran kotor (meter/menit)

1.2. KEGIATAN PELEDAKAN

Tujuan dari peledakan adalah untuk mempersiapkan material atau broken


rock sebagai umpan pabrik pengolah, untuk diolah sesuai dengan kebutuhan serta tanpa
mengabaikan aspek keselamatan kerja.

Bab II Page |II - 31

Anda mungkin juga menyukai