Bab II (Galonggong) RKAB PDF
Bab II (Galonggong) RKAB PDF
BAB II
1. Kegiatan Eksplorasi
Apabila unit telah datang, maka tahapan pertama yang dilakukan setelah tahapan-
tahapan persiapan dilakukan adalah melakukan pembersihan lahan (Land Clearing).
Pembersihan lahan ini selain mempersiapkan untuk area kerja, juga untuk
menuntukan tempat parkir dari unit sebelum semua persiapan lanjutan dilakukan
seperti akses tambang dan sebagainya.
Adapun peralatan yang digunakan untuk aktifitas land clearing ini adalah : Chain Shaw,
excavator dan alat sederhana lainnya.
Perencanaan tambang yang akan dilakukan oleh Sigit Prabowo dengan kedalaman 8-
10 meter disesuaikan dengan level yang berada di sisi selatan dari batas IUP PT. Sigit
Prabowo. Penambangan pertama kali akan dilakukan dari sisi selatan batasan IUP dan
proses pengembangan kemajuan tambang akan dilakukan per blok dengan cakupan
luasan sekitar 2 Ha setiap bloknya.
Metode Penambangan
Perencanaan Design tambang terbuka pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor
utama (Soderberg dan Rousch, 1968, Atkinson, 1983 dalam Hartman, 1987 yaitu:
2. Faktor Ekonomi
Kadar bahan galian, berat jenis bahan galian, nisbah pengupasan, kadar rata-
rata (prosentase), biaya produksi, biaya investasi, keuntungan yang di inginkan,
tingkat produksi dan kondisi pemasaran.
3. Faktor Teknologi
Peralatan, Pit Slope, tinggi jenjang, kemiringan jalan, batas properti dan batas
pit, dengan ketinggian 7-12 meter, lebar jengjang 20-40 meter dan kemiringan
80%.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan oleh tim Sigit
Prabowo metode penambangan yang akan dilakukan adalah continous mining yaitu
menggunakan peledakan, excavator, crushing plant dan truck, kemudian diangkut
dan dibawa ke stockpile.
Adapun untuk jalan angkut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Sigit
Prabowo, yaitu :
2. Konstruksi/Infrastruktur
Yang menjadi tujuan kegiatan penambangan adalah pengelolaan batu yang melalui
proses pemilihan area peledakan, pengeboran dan peledakan, pengangkutan batu
hasil peledakan ke crushing plant dan dipisahkan berdasarkan ukurannya. Untuk
merealisasikan hal tersebut, seperti yang telah disampaikan sebelumnya diperlukan
screen yang sesuai ukuran yang disiapkan dilokasi tambang, sehingga pada saat
aktifitas pengerukan, terlebih dahulu dipisahkan dulu semua material yang ada
sehingga didapatkan produk pasir yang diharapkan. Untuk material lumpur, kerikil ,
kerakal maupun berangkal dapat dimanfaatkan untuk proses reklamasi dan dapat
dijadikan sebagai produk sampingan.
Target produksi akan sulit tercapai jika perusahaan tidak didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai. Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus
menyiapkannya agar target-target tercapai.
Kami membangun dengan desain yang sederhana dan menggambar denahnya.
28
16
ckp
ile mm
sto
mm
5 24
12 BBM
gudang
One way m
olla
bengkel
9m
mu
sh
58
ka n
tor
12
ss
me
tin
kan
18
60
Pos satpam
mm
2M
Petugas keamanan berfungsi sebagai kontrol jika ada pegawai tidak memakai
peralatan safety. Sehingga manajemen pun akan sangat terbantu.
3. Tempat Parkir
Seperti umumnya kegiatan usaha yang berhubungan dengan masyarakat dan pihak
lain, maka sarana tempat parkir haruslah ada. Tempat parkir disini terbagi menjadi
tiga yaitu tempat parkir armada (truk pengangkut), mobil roda empat dan motor.
Area yang dibutuhkan kurang lebih 500 M 2 dan dibuatkan separator sedemikian
rupa, sehingga tidak tercampur menjadi satu semua kendaraan yang ada. Hal ini
penting disiapkan sehingga area kerja lebih tersusun rapi sehingga memudahkan
dalam monitor keluar masuknya kendaraan.
Ruangan kantor kami terdiri dari ruangan KTT, Direktur, ruang tamu dan ruang
rapat. Ruangan dibangun sederhana tapi nyaman buat bekerja.
Dengan karyawan yang hanya 16 orang maka dibutuhkan luas musholla minimal 6 x
9 M2 . Musholla tidak hanya digunakan untuk sholat melainkan juga untuk
pembinaan ruhani dan agama. Direncanakan ada kultum atau kuliah tujuh menit
setiap selesai sholat dzuhur berjama’ah. Kultum akan disampaikan secara
bergantian setiap harinya.
Untuk mess juga akan kami bangun sebagai tempat karyawan menginap jika
mengharuskan mereka lembur sehingga kemalaman.
7. Kantin
Tujuan utama kantin disediakan di lokasi tambang yang mempunyai pekerja yang
ramai adalah semata-mata untuk mengadakan makanan yang bernutrisi
(makananan berkhasiat), bersih dan murah untuk pekerja atau untuk penuntut.
Penyediaan Kantin juga akan menambah baik produktivitas pekerja melalui
menyediakan makanan yang sehat. Kadangakala tanpa kantin, pekerja akan
berkerja tanpa makanan yang amat diperlukan untuk mengembalikan tenaga yang
banyak hilang dalam perkerjaan harian akan menjadi lesu dan tak bisa meneruskan
pekerjaannya.
Kantin yang disediakan cukup sederhana saja. Pekerja memerlukan makanan yang
nutrisi, bersih dan murah untuk produktivitas mereka. Seluruh SDM kantin perlu
diberi latihan secukupnya untuk mengelola dan menyediakan makanan bersih di
kantin. Mereka boleh melakukan apa saja untuk memperolehi keuntungan tapi
dengan tetap perhatikan kebersihan makanan.
8. Gudang
Gudang adalah tempat menyimpan tool ataupun peralatan kerja untuk perbaikan,
baik itu spare part ataupun suku cadang dan ban . Gudang memiliki fungsi yang
penting dalam operasional. Dikarenakan tingkat keausan suku cadang yang cepat
dan tingkat kerusakan yang tinggi maka gudang harus mudah dijangkau, aman dan
mendapatkan sirkulasi udara yang memadai. Dikarenakan beberapa suku cadang
seperti olie dan grease memiliki bau yang tajam.
BBM
Gambar model penyimpanan BBC yang ingin kami buat
Kebutuhan bahan bakar cair (BBC) pada rencana produksi kami adalah 20 L x 8 jam
x 25 hari = 400 L perbulan. Rencana pengadaan BBC adalah untuk 2 bulan sehingga
kebutuhan 800 L.
Gambar stockpile
Demikian sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi yang akan
kami siapkan guna tercapainya tujuan dari perusahaan. Tentunya sarana dan
prasarana yang ada akan meningkat seiring dengan peningkatan aktifitas
perusahaan. Diawal memang akan dipersiapkan sangat sederhana. Namun dengan
meningkatnya aktifitas perusahaan, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana pendukungpun akan mengikuti.
3. Kegiatan Penambangan
Perhitungan rencana penambangan akan dilakukan dengan membangun beberapa
asumsi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Waktu Kerja
Waktu kerja yang dimaksud dalah waktu yang berlaku di tambang untuk
melaksanakan kegiatan penambangan, yaitu penggalian, peledakan, pemuatan,
pengangkutan dan penimbunan lapisan penutup. Waktu kerja yang digunakan
adalah 8 jam/shift dan 1 shift/hari. Jam kerja efektif di tambang dapat dilihat pada
tabel dibawah.
Selain itu, penentuan jenis alat yang digunakan juga dipengaruhi oleh metode
penambangan yang dilakukan. Berdasarkan rencana kerja tahun 2017 dan hasil
perhitungan material yang diperoleh dari penjadwalan produksi, dapat ditentukan
berapa jumlah alat yang harus dipenuhi sehingga produksi dapat berjalan lancar.
Untuk jumlah alat angkut, excavator, ayakan, pompa yang dibutuhkan dapat dihitung
berdasarkan jumlah material yang harus digali. Berikut ini tabel rencana penggunaan
peralatan tahun 2017.
6 Kompresor 1 Airman
Perancangan Batas Akhir Penambangan adalah batas akhir atau paling luar dari suatu
tambang terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini jenjang masih
tetap stabil (aman). Dalam Menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus di
tinjau dari 2 segi, yaitu:
Segi ekonomis masih menguntungkan.
Segi teknis keamanannya bisa dijamin.
a. Jarak tempuh dari tambang ke stockpile kurang lebih 8 – 9 Km, hal tersebut
tergolong jauh dan menelan waktu terlebih ada beberapa titik yang melalui
pemukiman masyarakat.
b. Perhitungan biaya pengangkutan material hasil penambangan dengan sistem
ritasi lebih produktif dalam mendukung kegiatan penambangan,
dibandingkan dengan perhitungan biaya pengangkutan berdasarkan jam
kerja unit tersebut. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh psikologis masing –
masing supir truck dalam mengangkut material hasil penambang yang akan
lebih termotivasi dengan metode ritasi.
Pertimbangan ekonomis dari sistem pengangkutan tersebut sangat dipengaruhi
oleh besarannya target produksi perhari. Berdasarkan proses tersebut dapat
dianalisa banyaknya unit yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan penambangan
serta jumlah ritase maksimum alat angkut. Proses pengangkutan untuk muatannya
akan disesuaikan dengan tonase yang diizinkan.
Bahan galian yang belum terpasarkan akan kami kumpulkan kedalam stockpile. Bahan
galian tersebut berbentuk pasir dalam ukuran besar atau kerakal, batu ukuran kecil
dan bongkahan batu ukuran agak besar. Bahan galian tersebut dikumpulkan di
stockpile sehingga akan memudahkan jika suatu saat dibutuhkan atau ekonomis jika
dijual.
Bahan galian dan mineral ikutan akan digunakan sebagai bahan pemadatan jalan
tambang, bahan untuk reklamasi dan juga bisa dijual.
Pada pasca tambang maka semua material dimanfaatkan untuk kegiatan reklamasi.
Rencana kegiatan reklamasi akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan
tambang dalam hal ini kegiatan penambangan selesai, dilakukan perblok setelah
aktivitas penambangan dilakukan. Setelah blok pertama selesai seiring dengan
kemajuan tambang ke pembukaan blok selanjutnya secara paralel, hal yang dilakukan
secara bertahap. Reklamasi sendiri merupakan kegiatan untuk memperbaiki atau
menata lahan kembali yang terganggu akibat aktivitas penambangan agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
5. Perlindungan Lingkungan (mengacu kepada dokumen Amdal atau UKL dan UPL)
a. Dampak kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
Dalam melaksanakan serta melakukan pekerjaan tersebut terbagi dengan
beberapa tahapan- tahapan yang meliputi berbagai penyelesaian masalah
penyempurnaan dan kesempatan serta peluang lapangan kerja bagi penduduk
sekitarnya tahapan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
2. Tahap penambangan
3. Tahap pasca penambangan
Disamping pengelolaan dengan berbagai tahapan juga pemantauan dari beberapa
komponen sebagai arahan titik pantau, tentunya yang terkena dampak paling
besar yang mempunyai perubahan yang mendasar akan diuraikan terbagi dua
jenis kegiatan
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PENAMBANGAN
a. Untuk memperkecil resiko terjadinya erosi dan sedimentasi, maka pemrakarsa proyek
akan :
Menata bentuk jenjang, kemiringan total (overall slope) = sudut zenith 10% s/d
15 % dan ketinggian jenjang 15 meter. Jenjang sebaiknya dibuat dengan arah
Utara – Selatan dan Barat – Timur, karena lapisan batu memiliki struktur joint
dengan arah dominant Timur Laut dan Tenggara, lebar jenjang antara 15 s/d 20
Meter
Menebarkan lapisan penutup (over burden) dan tanah pucuk (top soil) diikuti
dengan penanaman tumbuhan (revegetasi)
Pada bagian lereng yang miring akan dibuat system sengkedan (teras) dengan
saluran pembuangan air, kemudian ditanami tumbuhan merambat (jenis
rumput) dan pohon pelindung
Membuat saluran air penirisan (drainage) pada daerah penambangan dan kiri
kanan badan jalan.
b. Efek getaran peledakan dikurangi dengan merencanakan pola peledakan yang baik
serta memakai bahan peledak seoptimal mungkin (tidak berlebih)
c. Mengutamakan pekerja lokal untuk mengisi kesempatan kerja yang tersedia,
khususnya tenaga yang tidak memerlukan keterampilan (non skilled labour). Apabila
memungkinkan tenaga tersebut ditingkatkan kemampuannya melalui latihan
keterampilan, misalnya sebagai sopir, operator alat berat dan sebagainya.
Berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan desa/kampung disekitar lokasi tambang,
baik pembangunan fisik (sarana desa) maupun pembangunan ekonomi masyarakat
desa (koperasi, penyerapan hasil bumi, dll)
Secara garis besar rencana upaya pengelolaan lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut
ini :
Sigit Prabowo
b. Pengelolaan Lingkungan
i. Pengelolaan Air
Proses pengolahan air bersih dengan saringan pasir lambat konvensional
terdiri atas unit proses yakni bangunan penyadap, bak penampung, saringan
pasir lambat dan bak penampung air bersih .
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air
baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat
kekeruhannya tidak terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup
tinggi misalnya pada waktu musim hujan, maka agar supaya beban saringan
pasir lambat tidak telalu besar, maka perlu dilengkapi dengan peralatan
pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan awal dengan atau tanpa
koagulasi bahan dengan bahan kimia.
Umumnya disain konstruksi dirancang setelah didapat hasil dari survai
lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain
telah ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit
yang beroperasi. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai
macam ukuran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari
beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan
media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet,
outlet dan peralatan kontrol.
Untuk sistem saringan pasir lambat konvensional terdapat dua tipe saringan
yakni :
Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet.
Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet.
Kedua sistem saringan pasir lambat tersebut mengunakan sistem penyaringan
dari atas ke bawah (down Flow).
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya
terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau
bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini
dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.
4. Pelindung Pendengaran
a.Alat pelindung pendengaran (ear plug) yang sesuai harus selalu digunakan
bila berada ditempat yang telah ditentukan.
5. Pelindung pernafasan
a.Alat pelindung pernafasan yang sesuai harus selalu digunakan bila terdapat
potensi cedera akibat udara masuk melalui saluran pernafasan.
b. Potensi cedera pada saluran pernafasan dapat disebabkan, antara lain
oleh debu, uap organik, asap rokok, udara beracun atau udara yang
telah terkontaminasi bahan berbahaya lainnya.
c. Bicarakan dengan supervisor anda untuk mendapatkan alat pelindung
pernafasan yang sesuai sebelum bekerja ditempat yang tidak ada
fahami, jagalah kebersihan alat perlindungan pernafasan anda.
6. Perlindungan tangan
a. Sarung tangan harus dikenakan apabila ada potensi cedera pada tangan
saat bekerja.
b. Sarung tangan anti bahan kimia harus dikenakan bila meangani bahan
kimia.
c. Sarung tangan las harus digunakan pada saat mengelas atau memotong
dengan menggunakan peralatan gas bertekanan atau listrik.
d. Sarung tangan kulit harus digunakan saat menangani kabel baja.
7. Pelindung kaki.
a.Guna selalu sepatu safety standar mining disemua lokasi kerja anda.
b. Sepatu safety khusus terhadap bahan kimia harus digunakan bila
terdapat potensi cedera pada kaki akibat bahan kimia.
c. Pakailah kaus kaki yang tepat.
8. Perlindungan terhadap bahaya terjatuh.
a.Alat perlindungan diri dari bahaya jatuh harus dikenakan bila ada
kemungkinan cedera akibat terjatuh seperti safety harness
b. Peralatan perlindunan jatuh harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.
9. Pelampung
Gunakanlah selalu pelampung apabila anda bekarja dilokasi yang berair yang
berpotensi menimbulkan bahaya tenggelam.
1. KEGIATAN PEMBONGKARAN
Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material
batuan dari batuan induknya dengan cara peledakan, agar kemudian dapat dimanfaatkan
untuk keperluan bahan baku industry dan dapat bernilai ekonomis.
Dalam suatu proses penambangan bahan galian, kegiatan pembongkaran batuan
termasuk kedalam salah satu unsur penting, dimana kegiatan ini merupakan bagian dari
proses untuk pengadaan bahan baku untuk diolah.
Kecepatan pemboran dipengaruhi oleh kekerasan batuan, diameter mata bor dan
masalah-masalah yang dihadapi saat proses pemboran dilakukan. Berdasarkan data dan
perhitungan diketahui cycle time rata-rata pemboran, maka didapat persamaan sebagai
berikut :
Vdr = H/CTp
Dimana :
Dimana :