dilakukan tidak lebih dari 4 jam setelah penelitian ini, peneliti Ingin mengetahui Jenis
pengambilan sampel. Urine yang dibiarkan dan Jumlah Sedimen Urine Menggunakan
dalam waktu lama pada suhu kamar akan Variasi Konsentrasi Pengawet Formalin
menyebabkan perubahan pada urine. Unsur- dengan menggunakan 5 perlakuan yaitu :
unsur berbentuk di urine (sedimen) mulai T0 = Urine Segar sebagai kontrol
mengalami kerusakan dalam 2 jam (Rosalita T1 = Penambahan Formalin dengan
2007). konsentrasi 37% kedalam urine segar
Sedimen urine adalah unsur- unsur T2 = Penambahan Formalin dengan
yang tidak larut di dalam urine yang berasal konsentrasi 30% kedalam urine segar
dari darah, ginjal, dan saluran kemih seperti T3 = Penambahan Formalin dengan
eritrosit, lekosit, sel epitel, torak, bakteri, konsentrasi 20% kedalam urine segar
kristal, jamur dan parasit. Tes sedimen urine T4 = Penambahan Formalin dengan
atau tes mikroskopis dipergunakan untuk konsentrasi 10% kedalam urine segar
mengidentifikasi unsur-unsur sedimen Dalam penelitian ini juga dilakukan
sehingga dipakai untuk mendeteksi kelainan pengulangan atau replikasi untuk memperoleh
ginjal dan saluran kemih, selain itu tes dan menambah ketepatan hasil eksperimen.
sedimen urine dapat juga dipakai untuk Besar sample yang digunakan dalam penelitian
memantau perjalan penyakit ginjal dan saluran ini yaitu sebanyak 5 sample.
kemih setelah pengobatan (Hardjoeno, 2007). Teknik Pengambilan Sampel
Formalin yang umum digunakan Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
sebagai pengawet urine adalah formalin 40%, teknik Porposive Sampling yaitu pengambilan
khusus dipakai untuk mengawetkan sedimen sample didasarkan pada suatu pertimbangan
urine penting sekali bila hendak mengadakan tertentu yang dibuat oleh peneliti itu sendiri,
penilaian kuantitatif atas unsur - unsur dalam berdasarkan ciri atau sifat sifat populasi yang
sedimen. Akan tetapi formalin yang dipasaran sudah diketahui sebelumnya. (Notoadmodjo.S
hanya terdapat formalin dengan konsentrasi 2010).
37% sehingga untuk pemakaian pengawet Adapun kreteria urine yang
formalin perlu diturunkan konsentrasinya. digunakan adalah urine yang segar dengan
Pemakaian formalin yang berlebihan dapat sampel urine yang patologis seperti orang DM
mempengaruhi hasil pemeriksaan urine atau ISK.
terhadap jenis dan jumlah sedimen urine oleh
sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk Analisis Data
mencari konsentrasi pengawet formalin yang Untuk jenis dan jumlah sedimen urine
baik dan tidak berpengaruh terhadap hasil dianalisi secara Deskriptif analitis yaitu analisa
pemeriksaan sedimen urine.(Gandasoebrata dengan melakukan evaluasi terhadap
2013) kebenaran data yang dipakai maupun sebagai
masukan untuk analisa kebijakan atau
Rancangan Penelitian melakukan intervensi terhadap sampel berupa
Penelitian ini bersifat pre-eksperiment eksperimen. (Sugiyono 2004)
merupakan rancangan penelitian yang belum
dikategorikan sebagai eksperimen sungguhan. Hasil Penelitian
Hal tersebut karena pada rancangan ini belum Data hasil penelitian jenis dan jumlah sedimen
dilakukan pengambilan sampel secara acak urine sebelum diberikan formalin dan setelah
atau random serta tidak dilakukann control diberi formalin 10%, 20%, 30% dan 37 %.
yang cukup terhadap variabel pengganggu Adapun hasil pemeriksaan Sedimen urine yang
yang dapat mempengaruhi variabel terikat. menggunakan 5 sampel dapat dilihat pada
Rancangan penelitian yang digunakan tabel 4.1
adalah Rancangan Acak Lengkap. Dalam
88 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 11 No. 2, November 2017. e ISSN 2655-2434 (online)
Tabel 1
Hasil pemeriksaan Jenis dan jumlah Sedimen Urine
Ket :
T0 : Sebelum diberi formalin
T1 : Setelah diberi formalin 37%
T2 : Setelah diberi formalin 30%
T3 : Setelah diberi formalin 20%
T4 : Setelah diberi formalin 10%
1–5 : Sampel urine
Tabel 4.1 menunjukkan bawa hasil penelitian yang eritrosit, lekosit, sel epitel, torak, bakteri,
telah dilakukan pada pengawet formalin kristal, jamur dan parasit. Untuk pemeriksaan
konsentrasi 37%, 30%, 20% dan 10% diketahui sedimen urinee dengan penundaan perlu diberi
tidak terdapat perbedaan jenis sedimen urine dan pengawet agar tidak membuat hasil menjadi
jumlah yang tidak berkurang dari sebelumnya.
negative palsu. Pengawet yang umum
Adapun rata rata dari masing masing sampel yaitu
tanpa formalin Lekosit 24, Eritrosit 4, dan Epitel digunakan sebagai pengawet urinee adalah
13, sampel dengan formalin 37 % Lekosit 20, formalin 40%, khusus dipakai untuk
Eritrosit 4, dan Epitel 13, sampel dengan formalin mengawetkan sedimen urinee penting sekali
30 % Lekosit 20, Eritrosit 4, dan Epitel 13, sampel bila hendak mengadakan penilaian kuantitatif
dengan formalin 20 % Lekosit 20, Eritrosit 4, dan atas unsur - unsur dalam sedimen. Akan tetapi
Epitel 13 dan sampel dengan formalin 10 % formalin yang dipasaran hanya terdapat
Lekosit 20, Eritrosit 4, dan Epitel 13. formalin dengan konsentrasi 37% sehingga
Pembahasan untuk pemakaian pengawet formalin perlu
Sedimen urinee adalah unsur- unsur diturunkan konsentrasinya. Pemakaian
yang tidak larut di dalam urinee yang berasal formalin yang berlebihan dapat mempengaruhi
dari darah, ginjal, dan saluran kemih seperti
89 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 11 No. 2, November 2017. e ISSN 2655-2434 (online)
hasil pemeriksaan urinee terhadap jenis dan sedimen urinee. Sehingga dengan ataupun
jumlah sedimen urinee. tanpa di berikan pengawet formalin tidak
Tes sedimen urinee (mikroskopik) mempengaruhi hasil pemeriksaan sedimen
digunakan untuk mengidentifikasi jenis atau urinee.
unsur sedimen urinee, yaitu eritrosit, leukosit, Penelitian ini dilakukan dengan
dan sel epitel,. Untuk pemeriksaan sedimen menghitung jenis dan jumlah sedimen urinee
urinee dibutuhkan urinee sewaktu yang masih sebelum diberi konsentrasi formalin dan
segar dalam penampungan yang tertutup rapat setelah diberi konsentrasi formalin dan ditunda
dan tidak terkontaminasi. Pemeriksaan harus selama 2 jam pemeriksaan 5 sampel urinee
dilakukan secepat mungkin, paling lambat 1 yang mengandung leukosit ini mengalami
jam setelah urine ditampung. Melakukan penurunan jumlah leukosit, dimana disebabkan
penundaan pemeriksaan dapat menjadi sumber karena lamanya penyimpanan, dimana
kesalahan, sehingga hasil yang diharapkan penurunan jumlah leukosit akibat lamanya
tidak sesuai denga kondisi klinis pasien. penyimpanan urinee ini didukung oleh
Unsur-unsur berbentuk (sedimen) dalam penelitian (Supardi 1985) yang menyatakan
urinee mulai rusak dalam waktu 2 jam dan bila bahwa lama waktu penyimpanan saat
dibiarkan lama dalam suhu kamar tanpa diberi menunggu pemeriksaan menyebabkan
pengawet akan terjadi lisis sel serta torak dan menurunnya jumlah leukosit yang dikandung
urinee akan berubah menjadi alkalis. didalamnya sebanyak 15 % setiap jam
Berdasarkan hasil peneitian yang penyimpanan. Leukosit dalam urinee akan
menunjukkan pemeriksaan sedimen urinee mengalami otolisis sejalan dengan satuan
segar tanpa pemberian pengawet formalin waktu. Dimana dalam penelitian sebelumnya
menunjukkan rerata hasil jenis dan jumlah juga menyatakan terdapat pengaruh yang
sedimen urinee yaitu leukosit 24, eritrosit 4 bermakna lama penyimpanan urinee pada suhu
dan epitel 13, pemeriksaan sedimen urinee kamar terhadap jumlah leukosit pada penderita
segar dengan pemberian pengawet formalin diabetes melitus. (Kustiningsih et al 2008).
10% menunjukkan hasil jenis dan jumlah Menurut penelitian sebelumnya
sedimen urinee yaitu leukosit 20, eritrosit 4 disimpulkan bahwa tes sedimen urine leukosit,
dan epitel 13, pemeriksaan sedimen urinee eritrosit dengan metode Shih-Yung dan sel
segar dengan pemberian pengawet formalin epitel berdasarkan CCLS dengan melakukan
20% menunjukkan hasil jenis dan jumlah penundaan waktu pemeriksaan 2 jam dan 3
sedimen urinee yaitu leukosit 20, eritrosit 4 jam, masih dalam batas normal adanya
dan epitel 13, pemeriksaan sedimen urinee leukosit, eritrosit, dan sel epitel dalam urine
segar dengan pemberian pengawet formalin dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan
30% menunjukkan hasil jenis dan jumlah terhadap hasil pemeriksaan sedimen urine
sedimen urinee yaitu leukosit 20, eritrosit 4 leukosit, eritrosit dan sel epitel pada
dan epitel 13 dan pemeriksaan sedimen urinee pemeriksaan segera, tunda 2 jam, dan 3 jam.
dengan pemberian pengawet formalin 37% (Naid, et al 2014)
menunjukkan hasil jenis dan jumlah sedimen Sehingga dalam menggunakan
urinee yaitu leukosit 20, eritrosit 5 dan epitel pengawet formalin untuk pemeriksaan
13. sedimen urinee yang dilakukan penundaan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan menggunkan konsentrasi
berdasarkan pemeriksaan mikroskopis urinee yang lebih kecil yaitu 10% karena tidak
yang dilakukan diketahui bahwa hasil yang mempengaruhi hasil yang signifikan terhadap
diperoleh jika pemeriksaan sedimen urinee jumlah dan jenis sedimen urine.
yang diberikan pengawet formalin dengan Kesimpulan
konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 37% Sedimen urine segar tanpa pengawet
kemudian ditunda selama 2 jam menunjukkan formalin sebanyak leukosit 24, eritrosit 4 dan
hasil yang tidak jauh berbeda dengan epitel 13. Sedimen urine segar dengan
pemeriksaan sedimen urinee tanpa diberikan pengawet formalin 37% sebanyak leukosit 20,
pengawet formalin. Dalam menggunakan eritrosit 4 dan epitel 13. Sedimen urine segar
pengawet pemeriksaan sedimen urinee dapat dengan pengawet formalin 30% sebanyak
menggunakan konsentrasi formalin 10% leukosit 20, eritrosit 4 dan epitel 13. Sedimen
dimana pada hasil penelitian menunjukkan urine segar dengan pengawet formalin 20%
tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan sebanyak leukosit 20, eritrosit 4 dan epitel 13.
90 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 11 No. 2, November 2017. e ISSN 2655-2434 (online)