Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR TUGAS BELUM LENGKAP

KELAS : XI IPS 1
Mata Pelajaran : Sejarah Peminatan

TGS YANG BELUM


NO NAMA SISWA LENGKAP
1 Alifia Rahmahesa Tgs: -
2 Alivia Salsabilla Tgs: -
3 Alya Delpiyani Putri Tgs: -
4 Andriana Muhamad Pajar Tgs: 3,4,5
5 Arul Anugrah Tgs: 5
6 Delfira Siti Azzahra Tgs: -
7 Dendi Septian Tgs: 5
8 Desti Mulyati Tgs: -
9 Destia Handayani Tgs: -
10 Dika Saptian Tgs: -
11 Dita Prahasari Nurul Putri Tgs: 4
12 Dwi Melianti Istiqomah Tgs: -
13 Elisa Natalia Tgs: -
14 Fadlan Nawri Lubis Tgs: -
15 Faisal Muhamad Rizky Tgs: -
16 Fakhril Nur Anfasa Fathurrahman Tgs: 5
17 Gilang Purnama Tgs: -
18 Hana Rafifah Tgs: -
19 Herdiana Nugraha Tgs: -
20 Maulana Nurmulia Syachputra Tgs: -
21 Meti Nauli Nurul Husna Tgs: -
22 Muhamad Fahreza Nurparatama Tgs: 2,3,4
23 Muhammad Al Ziqri Tgs: -
24 Muthia Zahra Ariviana Tgs: -
25 Nabila Rayanti Tgs: -
26 Nayra Fitrianita Efna Tgs: -
27 Niken Ayu Anggraeni Tgs: -
28 Pani Rahmasari Tgs: -
29 Rachma Anisa Zahra Tgs: -
30 Randyka Dwi Cahya Saputra Tgs: 3,5
31 Ranti Azhari Septiani Tgs: -
32 Rifky Shidqy Pratama Tgs: -
33 Suci Sukmiawanti Tgs: -
Keterangan:
1. Materi sudah tersedia di edubox. Kalian bisa mencari informasi dengan menambahkan dari referensi
lain di buku atau di internet.
2. Tugas dan materi terlampir dibawah ini. Diharapkan kalian membaca dulu materinya lalu jawab
pertanyaan.
3. Tugas ditulis di buku catatan lalu difoto.
4. Tugas yang belum lengkap dikumpulkan maksimal sampai hari Jumat tanggal 5 Juni 2020 pukul
21.00 WIB.
TUGAS 1
(KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA)
Pertanyaan:
Bagaimana kolonialisme dan imperialisme di Indonesia itu terjadi? Coba kalian perhatikan kronologi pada di
bawah ini lalu kalian lakukan analisis bagaimana kolonialisme dan imperialisme di Indonesia itu terjadi yaitu
pada masa:
1. Portugis
2. Spanyol
3. VOC
4. Pemerintahan Hindia Belanda (1807)
5. Pemerintahan Inggris (1811)
6. Pemerintahan Hindia Belanda (1814)
7. Jepang
Kronologi Sejarah Indonesia
 1511: Portugis Menaklukan Malaka dan kerajaan Samudra Pasai (Alfonso d Albuquerque)
 1512: Portugis tiba di Maluku
 1513: Ekspedisi Militer I (Penyerangan Portugis oleh Pati Unus dari kerajaan Demak)
 1518: Ekspedisi Militer II
 1521: Spanyol dibawah Magelhaens tiba di Maluku
 1521: Perjanjian Saragosa
 1521: Fatahillah mengusir Portugis di Sunda Kelapa
 1575: Portugis terusir dari Ternate oleh raja Baabulah
 1596: Cornelis de Houtman tiba di Banten
 1602: Dibentuknya VOC
 1619: Jan Pieterzoon Coen mendirikan Bataviasebagai pusat perdagangan dan kekuasaan
 1628-1629 : Sultan Agung (K Mataram) mengirimkan utusannya untuk menyerang Belanda ke
Batavia.
 1667: Perjanjian Bongaya (Antara Kesultanan Gowa oleh sultan Hasanuddin dan VOC oleh Cornelis
Speelman, dampak: pengesahan monopoli perdagangan sejumlah barang di pelabuhan Makkassar)
 1755: Perjanjian Giyanti
 1799: VOC dibubarkan dan digantikan oleh Republik Bataafsche
 1803-1821: PERANG PADRI I (Kaum Adat+ Belanda vs Padri). Tokoh: Tuanku Imam Bonjol
 1807: Republik Bataafsche dibubarkan Napoleon Bonaparte dan digantikan kerajaan Holland dibawah
Louis Bonaparte
 1808: Herman Willem Deandles diangkat menjadi Gubernur Hindia Belanda
 1809: Dibuatnya jalan Anyer Panarukan
 1811: Deandles digantikan oleh Jenderal Jansens
 1811: Kapitulasi Tuntang( Penyerahan Indonesia dari Belanda ke Inggris).Masa Pemerintahan Raffles
 1811: EIC berkuasa di Indonesia
 1814: Traktat London: kesepakatan Inggris dan Belanda. Belanda setelah kembali mendapatkan
tanah jajahan kembali tidak dibenarkan menggangu kedauatan Aceh.
 1816: Inggris menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Politik devide et impera, yaitu
memecah belah bangsa IndonesiaHal ini mengakibatkan permusuhan antar kerajaan kerajaan di
wilayah Indonesia. Dimpimpin oleh Van Der Capellen
 1817: PERANG PATIMURA ( dipimpin oleh Thomas Matulessy dan Martha Christina Tiahahu)
 1821-1839: PERANG PADRI II ( Kaum Padri +Kaum Adat vs Belanda)= kalah
 1825-1830: PERANG DIPONOGORO. LT: Bld mengacuhkan adat isti adat, taktik geriliya (pasukan
Diponogoro), taktik Benteng Stesel (mempersempit ruang gerak Diponogoro), perundingan namun
gagal kesepakatana, menculit Diponogoro ke Batavia, pindah ke Manado dan Makassar dan meninggal
di Benteng Rotterdam tahun 1855.
 1830-1870: Masa Van Den Bosch
 1834: Adanya Sistem Tanam Paksa/ Cultuurstelsel)
 1850: Masa kaum Liberal (menginkan penghapusan STP
 1859: PERANG BANJAR (Belanda ingin menguasai daerah Banjar serta ikut campurnya Belanda
dalam urusan kesultanan. Dimpimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari)
 1860 : Terbit buku Max Havelaar oleh Eduard Douwes Dekker/ Multatuli. Inti: kritik STP
 1870: Politik Pintu Terbuka (Latbel: STP, Paham liberalism, kemenangan partai liberal di Belanda,
Traktat Sumatera 1871)
 1871: PERANG ACEH (LT: Traktat Sumatera yang menyatakan Belanda bebas berkuasa di Aceh.
Belanda mengutus Snouck Hurgronje). Traktat Sumatra: Inggris memberi kebebasan kepada
Belanda untuk bisa memperluas kekuasaanya di Sumatera sampai Aceh, namun Inggris meninta
Belanda agar menerapkan ekonomi liberal sehingga pihak swasta termasuk Inggris dapat menanamkan
modal di tanah jajahan Belanda di Hindia. Belanda mengancam dan memberi ultimatum kepada
kesultanan Aceh supaya tunduk di bawah kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda.
 1871: STP dihapus dan diterapkan system politik liberal
 1901: Politik Etis/ Politik Balas Budi Van Deventer (Irigasi, emigrasi, edukasi)
 1908: Lahirnya Budi Utomo ( tahun 1900-an disebut masa PERGERAKAN NASIONAL: banyak
bermunculan organisasi organisasi pergerakaran nasional seperti SI, ISDV, PNI, dll)
 1926: Kongres pemuda I
 1928: Kongres pemuda II
 1942: Jepang tiba di wilayah Tarakan Kalimantan Utara (tidak lepas dari PD II)
 9 Maret 1942: Berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia (Kalijati Subang)
 7 September 1944: Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
 1 Maret 1945: Dibentuknya BPUPKI
 29 April 1945: Dilantiknya anggota BPUPKI, ketua Radjiman Wedyodiningrat dan Ichibangase
(Jepang)
 28 Mei 1945: Dilantiknya anggota BPUPKI
 29, 30, 31 Mei, dan 1 Juni 1945: Sidang pertama BPUPKI (PEMBAHASAN : pembentukan dasar
Negara)
 1 Juni 1945: Hari lahirnya Pancasila
 22 Juni 1945: Piagam Jakarta oleh panitia Sembilan: KH. Kahar Muzakir, Wahid Hasyim, Soekarno,
M. Hatta, AA Maramis, Agus Salim, Abikusno Tjkorrosoejoso, Soebarjo, M. Yamin
 10- 17 Juli 1945: sidang kedua BPUPKI (PEMBAHASAN: Rancangan UUD)
 6 Agustus 1945: Bom Hirosima
 9 Agutus 10945: Dibentuknya PPKI
 12 Agustus 1945: Peristiwa Dalat Vietnam
 14 Agustus 1945: Bom Nagasaki
 15 Agustus 1945: Jepang menyerah kepada sekutu.
 16 Agusrus 1945: Peristiwa Rengasdengklok
 17 Agustus 1945: Proklamasi Kemerdekaan RI
TUGAS 2
(RESPON TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DALAM BIDANG EKONOMI)
Perlawanan Demak terhadap Portugis:
 Portugis mendominasi perdagangan di wilayah tersebut.
 Raden Patah menyerang Portugis di bawah pimpinanAdipati Unus pada tahun 1513.
 Portugis lalu menyerang Sunda Kelapa, Demak melakukan penyerangan kembali [ada tahu 1527
dibawah pimpinan Fatahillah. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa yang namanya diganti menjadi
Jayakarta.

Perlawanan Ternate terhadap Portugis:


 Perlawanan Ternate ini didorong oleh tindakan Portugis yang sewenang wenang dan merugikan rakyat.

Perlawanan Aceh terhadap Portugis:


 Penyerangan untuk melawan Portugis yang berada di Malaka.

Perlawanan Mataram terhadap VOC:


 Raja Mataram yaitu Sultan Agung yang ingin mneguasai seluruh pulau Jawa di bawah kerajaan
Mataam. Namun dominasi VOC menghambat tujuan tersebut.

Perlawanan Banten terhadap VOC:


 Pertentangan antara Banten dan VOC memuncak ketika VOC berhasil menguasai Jayakarta (Batavia)
sebagai basis kekuasaan VOC.

Perang Jawa melawan Pemerintah Hindia Belanda:


 Sistem pajak yang dilakukan oleh Belanda dilakukan sangat memberatkan rakyat Matataram.
 Tindakan Gubernur Jendral van der Capellen terhadap kaum bangsawan
 Ketidakpuasan Pangeran Diponogoro terhadapa lingkungan istana
 Sebab khusus perang ini adalah tindakan Belanda yang ingin membuat jalan dengan melewati tanah
makam leluhur Pangeran Diponogoro.

Perang Aceh Melawan Pemerintah Hindia Belanda:


 Sumatra Timur merupakan wilayah kekuasaan Aceh, tetapi dikalim oleh Belanda sebagai salah satu
wilayahnya beradasarkan Traktat Siak.
 Pelabuhan Aceh dianggap penting setelah dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869
 Belanda dibebaskan untuk memperluas wilayahnya tanpa dihalangi oleh Inggris berdasarkan Treaty
of Sumatra (1871)
 Aceh ingin mempertahankan kedaulatannya.

Untuk lebih jelasnya silahkan kalian untuk membaca buku paket halaman 219-226.

Pertanyaan:
Analisis persamaan dari respon terhadap kolonialisme dan imperialisme dalam bidang ekonomi di berbagai
daerah daerah tersebut minimal 3 poin dan jelaskan!
TUGAS 3
(RESPON TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DI INDONESIA DALAM BIDANG SOSIAL, BUDAYA,
POLITIK)
A. Respon Melalui Politik
Disadari atau tidak, bentuk pemerintahan kita sekarang juga merupakan “warisan” dari pemerintahan
kolonial Belanda. Zaman dahulu, sistem kepemimpinan kita bersifat pamong praja. Jabatan yang sifatnya
turun-temurun dan upetinya didapat dari rakyat. Artinya, kalau kamu baru bisa menjadi "penguasa" kalau
kamu keturunan raja. Kalau tidak, ya tidak.
Daendels dan Raffles kemudian mengubahnya menjadi pemerintahan modern. Bupati dijadikan pegawai
negeri dan digaji. Bagi mereka, bupati adalah alat kekuasaan. Ya, baik Belanda maupun Inggris melakukan
intervensi terhadap kerajaan. Alhasil, elit kerajaan kurang leluasa dalam pergerakan politik.
Imperialisme dan kolonialisme yang pernah mendera Indonesia juga mengakibatkan hal lain: aktivitas
pemerintahan berpusat di jawa. Hal ini akhirnya terbawa sampai sekarang. Meskipun saat ini kita sudah
melakukan desentralisasi, tapi tetap terasa bahwa wilayah Jawa seakan adalah pusat pemerintahan.
Tentu, saat pemerintah kolonial Belanda menguasai Indonesia, tidak sedikit perlawanan yang
menghadang. Salah satunya adalah perlawanan ciamik lewat dunia politik.

B. Respon melalui Sosial Budaya


Sayangnya, kedatangan kolonial memperburuk sosial budaya kita. Adanya Belanda membuat kita
terbiasa hidup dalam kotak-kotak masyarakat. Mereka, dengan sengaja membuat kasta antargolongan. Buat
mereka, bangsa eropa adalah yang tertinggi. Disusul Asia, Timur Jauh, dan, kasta terendah adalah
kaum pribumi.
Tidak hanya itu, penindasan dan pemerasan secara kejam juga terjadi. Upacara adat di istana-istana
kerajaan dihilangkan. Merka menggantinya dengan tradisi pemerintahan Belanda.
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa pengaruh
tersendiri. Sedikit banyak kita punya bahasa serapan yang berasal dari bahasa Belanda. Kantor yang berasal
dari kata “Kantoor”. Dan koran yang berasal dari kata “krant”.
Pengaruh lain dari Belanda ada pada karya sastra kita. Belanda yang memperkenalkan surat kabar pada
tahun 1659 tentu membantu dalam penyebaran informasi. Bahkan, penyebaran Katolik dan Protestan juga
dapat ditemui dari koran.
Respon bangsa Indonesia terhadap penjajah bukan hanya dengan senjata tetapi juga dengan pemikiran
pemikiran yang diwujudkan dengan karya karya sastra yang isinya mengkritik pemerintahan kolonial.
Diantaranya:
1. Multatuli: orang Belanda dengan karyanya yang berjudul Max Havelaar.
2. R.A. Kartini: orang pribumi Jawa dengan karyanya Door Duisternis tor Licht (Habis gelap terbitlah
terang)
Dan masih banyak lagi yang lainnya.

C. Respon melalui Ekonomi


Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus membuat
infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. Makanya, mereka punya andil dalam
pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga membangun waduk dan saluran
irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambahan dengan membuka kilang minyak bumi di
Tarakan, Kalimantan Timur.
Oke, mungkin paragraf di atas membuat kamu merasa kalau “Belanda itu baik” karena membangun
infrastruktur dan perekonomian kita. Tapi, satu hal yang perlu diingat adalah, cara mereka memperlakukan
rakyat kita. Kebijakan tanam paksa dan ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia
dipaksa menjadi penghasil bahan mentah aja.

D. Respon melalui Pendidikan


Di bidang pendidikan, Pemerintah Kolonial berhasil memanfaatkan rakyat kita untuk dijadikan
pegawai administrasi yang terdidik, terampil, tapi dihargai murah. Secara pendidikan formal, Belanda
menyusun kurikulum pengajarannya sendiri sampai abad ke-19. Makanya, ada kecenderungan politik dan
kebudayaan yang dimasukkan melalui pendidikan.
Masalahnya, akses untuk pendidikan ini dibatasi oleh mereka. Belanda lagi-lagi membuat sekat dan
kasta. Karena mereka takut kalau rakyat kita terlalu pintar, kita bisa bersatu untuk menggulingkan kekuasaan
mereka. Makanya, hanya orang-orang "berada" yang bisa masuk. Seperti keturunan raja, bangsawan, dan
pengusaha kaya.
Lama-kelamaan, hal ini membuat sebagian kalangan menjadi geram. Alhasil, mulai bermunculan
akademisi yang mementingkan pendidikan di Indonesia. Mulai dari bedirinya Budi Utomo. Masuknya
pendiidikan berbasis agama seperti Muhammadiyah. Dan, tentu saja, lewat bapak pendidikan kita, Ki Hajar
Dewantara.
1. Taman Siswa
Setiap 2 Mei kita dihadapkan pada kesibukan rutin memperingati Hari Pendidikan Nasional. 2 Mei itu
merupakan tanggal kelahiran tokoh pendidikan nasional, Ki Hadjar Dewantara, yang bernama asli Suwardi
Suryaningrat yang lahir pada 2 Mei 1879 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari pangeran di Paku Alam.
Ki Hadjar Dewantara sebetulnya bukan hanya seorang tokoh pendidikan, tapi juga tokoh pergerakan
nasional. Dalam sejarah pergerakan kemerdekaan, kita mengenal istilah Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes
Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, dan Ki Hadjar Dewantara. Mereka mendirikan partai politik pertama di
Hindia Belanda yang dikenal dengan sebutan Indische Partij pada 25 Desember 1912.
Ki Hadjar juga dikenal sebagai jurnalis dan penulis ulung. Dia menulis esai berjudul Als ik een
Nederlander was… (Seandainya saya seorang Belanda….). Esai ini merupakan kritik yang sangat tajam
terhadap rencana pemerintah kolonial untuk menyelenggarakan 100 tahun kemerdekaan Belanda. Karena
kritiknya yang sangat tajam tersebut, Ki Hadjar kemudian dikirim ke Negeri Belanda selama enam tahun
(1913-1919).
Namun, pengasingannya ke Negeri Belanda itu tidak membuat idealisme perjuangan Ki Hadjar surut.
Sebaliknya ia justru belajar banyak hal, terutama dalam bidang politik dan pendidikan. Ia juga berkenalan
dengan gagasan pendidikan Friederich Wilhelm August Frobel (1782-1852), yang menjadikan permainan
sebagai media pembelajaran, dan Maria Montessori (1870-1952), yang memberikan kemerdekaan kepada
anak-anak.
Pemikiran kedua tokoh itu menjadi dasar pengembangan Perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki
Hadjar Dewantara tiga tahun berikutnya setelah pulang dari Negeri Belanda, tepatnya pada 3 Juli 1922.
Tujuan Perguruan Tamansiswa itu adalah menuju Indonesia merdeka, demi terwujudnya masyarakat
tertib dan damai. Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan Nasional Tamansiswa adalah antitesa terhadap
sistem pendidikan penjajah yang mengutamakan intelektualistis, individualistis, dan materialistis.
Perguruan Tamansiswa juga didirikan untuk menampung minat masyarakat Hindia yang ingin
bersekolah namun terkendala oleh berbagai hal, termasuk status sosial. Sebab, pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Hindia Belanda saat itu lebih diperuntukkan bagi kaum bangsawan maupun
pangreh praja (pegawai pemerintah), sehingga rakyat jelata tidak bisa bersekolah.
Kehadiran Perguruan Tamansiswa membuka kesempatan bagi semua orang untuk bisa bersekolah
secara mudah dan murah. Mudah karena tidak ada persyaratan-persyaratan khusus, sedangkan murah dalam
artian biayanya terjangkau oleh semua golongan. Tidak mengherankan bila dalam kurun waktu delapan tahun
(1922-1930) jumlah Perguruan Tamansiswa telah mencapai 100 cabang dengan jumlah puluhan ribu murid.

Bisa kalian baca lagi materi ini di buku paket sejarah peminatan halaman 227-229

REFERENSI
https://geotimes.co.id/kolom/pendidikan/tamansiswa-ki-hadjar-dewantara-dan-sistem-pendidikan-kolonial/
https://blog.ruangguru.com/imperialisme-dan-kolonialismep
Permadi, Rudi; Sarkonah. Sejarah untuk SMA/ MA kelas XI kelompok Peminatan Ilmu Ilmu Sosial. Depok:
CV. Arya Duta

Pertanyaan:
Silahkan kalian baca mengenai materi tersebut dan beri kesimpulan dari materi tersebut.
TUGAS 4
(AKARNYA NASIONALISME DI INDONESIA)
Akar Nasionalisme Indonesia lahir bersamaan dengan tumbuhnya keinginan untuk membentuk negara
kebangsaan Indonesia. Hal ini ditandai dengan lahirnya organisasi organisasi pergerakan nasional seperti Budi
Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij. Coba kamu jawab pertanyaan berikut ini!

1. Jelaskan yang dimaksud dengan organisasi!


2. Mengapa pergerakan nasional di Indonesia muncul ditandai dengan adanya sebuah organisasi!
3. Buatlah peta konsep di buku catatan atau infografis menggunakan aplikasi canva tentang salah satu
organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dll. Kirim dalam
bentuk foto.

TUGAS 5
(AKARNYA DEMOKRASI DI INDONESIA)
Pertanyaan:
1. Apa yang bisa kau petik hikmahnya dari adanya peristiwa peristiwa yang menjunjung tinggi sikap
nasionalisme yang ditunjukan oleh para pemuda di Indonesia?
2. Apa yang bisa kamu simpulkan dari peristiwa peristiwa akar demokrasi di Indonesia dengan adanya
sidang sidang BPUPKI dan PPKI?

Anda mungkin juga menyukai