Anda di halaman 1dari 35

Nama Kelompok:

1. Anggun Nayla Azalia (04/7H)


2. Ayunda Kurniasih K (09/7H)
3. Farhan Cahya Permana (14/7H)
4. Ghina Maulidya S (16/7H)
5. M. Hillel Friziqulla (20/7H)
6. Nadya Puteri Prasetya (24/7H)
7. Nadya Wahyu Aulia (25/7H)
8. Oxta Fia Ningrum (30/7H)
PERJUANGAN PAHLAWAN DALAM MERAIH
KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA

1. Perjuangan Rakyat Maluku:


 a. Masa Perjuangan : 16 Mei-16 Desember 1817
 b. Perjuangan Melawan : VOC
 c. Ringkasan Perjuangan : -Berawal dari monopoli perdagangan belanda dan
pelayaran Holgi

-Perlawanan terhadap belanda dengan menyerang benteng duurstede dan memukul


mundur Belanda dengan terbunuhnya Jenderal Van der Berg

-Belanda membalas dengan kekuatan lebih besar dan menangkap Pattimura dan teman
temannya.Pattimura dihukum gantung di Ambon.
2. Perlawanan Kaum Padri:
 a. Masa Perjuangan : 1821-1837
 b. Perjuangan Melawan : Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : -Dikenal dengan perang paderi karena perselisihan antara kaum
adat dan kaum ulama
-Perselisihan ini dimanfaatkan Belanda dengan politik adu domba sehingga terjadi perang
saudara
-Belanda menggunakan siasat benteng yaitu membangun benteng Fort de Kock yang
menyimbolkan telah dikuasai daerah tsb
-Kaum adat akhirnya bersatu dengan kaum ulama melawan Belanda
-Persatuan ini merisaukan Belanda yang akhirnya mengeluarkan pernyataan yang disebut Plakat
panjang dengan isi:
1.Tanam paksa dengan kerja paksa bagi rakyat Minangkabau
2.Kepala Kepala daerah akan digaji
3.Belanda bertindak penengah
-Dibawah pimpinan Letkol Michiels Belanda menyerang dan menaklukkan Bonjol dengan
ditangkapnya Imam Bonjol Diasingkan ke Cianjur-Ambon-Manado
-Imam Bonjol wafat dan dimakamkan di Pinelang,Manado
3. Perlawanan Pangeran Diponegoro:
 a. Masa Perjuangan : 1825-1830
 b. Perjuangan Melawan : Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : Pertempuran pertama meletus pada tgl 20 Juli 1825 di tegalrejo.
Setelah pertempuran di tegalrejo, pangeran diponegoro dan pasukannya menyingkir ke Dekso.
Ada pertempuran 2 kali tahun 1825-1825, saat itu pasukan belanda banyak yang terdesak.
Akhirnya belanda menggunakan usaha tipu daya untuk menang, akibatnya banyak pemimpin
seperti pangeran suryamataram dan ario pangwadono tertangkap. Di ponegoro terjadi
perundingan pada tgl 28 Maret 1830 dengan Jenderal De Kock. Pangeran diponegoro ditangkap
ketika perundingan gagal. Pangeran diponegori kemudian dibawa ke Batavia, setelah itu
dipindahkan di Manado tahun 1834 , dan akhrinya ia wafat di Makassar 8 Januari 1855
4. Perlawanan Rakyat Sulawesi:
 a. Masa Perjuangan : 1829-1907
 b. Perjuangan Melawan : Belanda.
 c. Ringkasan Perjuangan : Berakhirnya pemerintahan Inggris yaiu pada tahun 1811-1816
menyebabkan Belanda kembali ke Sulawesi Selatan dan hanya Kerajaan Gowa yang mengakui
kekuasaan Belanda sehingga Belanda mengundang raja-raja Sulawesi Selatan untuk meninjau
kembali Perjanjian Bongaya (1667). Pertemuan itu hanya dihadiri Raja Gowa dan Sidenreng.Pada
1824, Belanda menyerang Tanette dan berhasil menguasainya. Belanda juga menyerang Kerajaan
Suppa tapi mendapat perlawanan keras dari rakyatnya sehingga menderita kekalahan. Belanda
mengadakan serangan kedua ke Kerajaan Suppa yang dibantu oleh pasukan dari Gowa dan
Sidenreng sehingga pada akhirnya Belanda berhasil menduduki menang. Pada Oktober 1824,
pasukan Bone dapat merebut kembali Tanette. Kemudian Tanette bergabung dengan Bone.
Kekuatan Bone makin besar dan daerah kekuasaannya makin luas.
5. Perlawanan Rakyat Kalimantan:
 a. Masa Perjuangan : 1859-1905
 b. Perjuangan Melawan : Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : -Perlawanan terhadap Belanda karena mencampuri urusan
pemerintahan kerajaan banjar
-Dipimpin Pangeran Hidayat yang ditangkap dan dibuang ke Cianjur dan dilanjutkan Pangeran
Antasari
-Perjuangan terhenti karena Pangeran Antasari wafat karena penyakit cacar dan dimakamkan di
Banjarmasin
6. Perjuangan Rakyat Aceh:
 a. Masa Perjuangan : 1873-1904
 b. Perjuangan Melawan : Pemerintahan Hindia Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : Dibawah pimpinan Mayor Jenderal Kohler, Belanda mendahului
menyerang Aceh pada 1873 dan Belanda berhasil dipukul mundur, dengan Kohler yang diketahui
telah tewas. Pada akhir tahun 1873, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Van Swieten Belanda
melakukan serangan lagi dengan kekutan 8.000 orang tentara. Pada akhirnya Belanda berhasil
menduduki istana kesultanan pada 1874. Sultan dan para tokoh yang meninggalkan istana terus
melakukan perlawanan di luar kota. Pada 28 Januari 1874, Sultan Mahmud Syah wafat lalu
digantikan oleh putranya yaitu Muhammad Daud Syah. Aceh juga melakukan persiapan mapan
dengan menyiapkan pasukan sebanyak-banyaknya sebelum perlawanan dilakukan, namun Aceh
berhasil jatuh ke dalam kekuasaan Belanda pada tahun 1904.
7. Perlawanan Rakyat Tanah Batak:
 a. Masa Perjuangan : 1878 - 1907
 b. Perjuangan Melawan : Pemerintahan Hindia Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : Bermula dari Penyerang Hindia Belanda Ke daerah di Sumatera
Utara yang mengakibatkan Sisingamangaraja X Gugur dalam peperangan dan perluasan agama
Kristen di daerah Batak. Hal ini dianggap berbahaya dan Sisingamangaraja XII mulai melancarkan
serangan ke pos - pos Belanda pertempuran pun meluas hingga ke seluruh sumatra Utara pada
akhirnya kekuasaan Belanda yang semakin luas dan kekuasaan Sisingamangaraja XII yang
semakin kecil dan jumlah pasukan yang tidak memadai lalu Sisingamangaraja XII meluncurkan
serangan di Dairi dan Sisingamangaraja XII Gugur dalam Pertempuran tersebut.
8. Perlawanan Rakyat Bali:
 a. Masa Perjuangan : 1846 - 1849
 b. Perjuangan Melawan : Belanda
 c. Ringkasan Perjuangan : - Terjadi karena belanda menentang hukum tawan karang yang
berlaku di Bali
- Hukum tawan karang yaitu Kerajaan di Bali memiliki hak untuk merampas muatan kapal yang
teradampar di pantai wilayah kerajananya
- Dalam perangnya raja Buleleng dibantu Gusti ketut Jelantik
- Dalam perangnya menggunakan sistem perang puputan yg dikenal sebagai perang puputan
margarana.
9. Sumpah Pemuda:
Sumpah Pemuda dengan keputusan Kongres Pemuda II yang dilaksanakan dua hari yaitu pada tanggal 27-8
Oktober 1928 di Jakarta. Keputusannya menegaskan cta-cita dan tujuan akan ada :
 “tanah air Indonesia”
 “bangsa Indonesia”
 “Bahasa Indonesia”

Kongres Pemuda Indonesia II diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta. Untuk melaksanakan
konggres disusunlah sebuah panitia dengan susunan :
 · Ketua : Sugondo Joyopuspito dari PPPI
 · Wakil Ketua : Joko Marsaid dari Jong Java
 · Sekretaris : Muhammad Yamin dari Jong Sumatra Bond
 · Bendahara : Amir Syarifuddin dari Jong Batak Bond
 · Pembantu I : Johan Muh. Tai dari JIS
 · Pembantu II : Koncosungkono dari Pemuda Indonesia
 · Pembantu III : Senduk dari Jong Celebes
 · Pembantu IV : J. Leimena dari Jong Ambon
 · Pembantu V : Rohyani dari Kaum Betawi
Keputusan ini juga diharapkan menjadi asa bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan
agar disiarkan dalam segala surat kabar ataupun di rapat perkumpulan.

Sumpah Pemuda yang tercntum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda
menggunakan ejaan van Ophyusen, yaitu:
1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia
2. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
3. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengdjoengdjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia

Kongres ini dihadiri kurang lebih 750 orang yang mewakili dari organisasi-organisasi
pemuda :
· PPPI
· Jong Java
· Jong Islamiten Bond
· Jong Sumatranen Bond
· Jong Batak
· Pemuda Indonesia
· Jong Celebes
· Jong Ambon
· Pemuda Kaum Betawi.
10. BPUPKI
Tugas pokok BPUPKI melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia.

 Pada tanggal 1 Maret 1945 panglima tentara ke-16 Letnan Jenderal Kumakichi Harada
mengumumkan dibentuknya suatu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia atau disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk
mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan segi politik, ekonomi,
dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara merdeka
Indonesia.

 Pengangkatan anggota BPUPKI yang berjumlah 67 orang diumumkan pada tanggal 29 April
1945. Sebagai ketua BPUPKI adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, sebagai wakil ketua diangkat
dua orang, yaitu R.P Suroso dan orang Jepang yang bernama Ichibangase. Upacara peresmian
BPUPKI dilaksanaklan pada tanggal 28 Mei 1945 dihadiri oleh seluruh anggota dan dua
pembesar Jepang yaitu Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Wilayah ke-7 yang bermarkas di
Singapura dan membawahi tentara-tentara yang bertugas di Indonesia) dan Panglima tentara
ke-16 yang baruyaitu Letnan Jenderal Nagano. Sidang-sidang yang dilaksanakan BPUPKI.
a. Sidang I (29 Mei -1 Juni 1945)
Hasil sidang I ini yaitu membahas rumusan dasar filsafat bagi negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin mengusulkan lima asas dan dasar negara
Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno mengucapkan pidato tentang lima asas yang
dikenal dengan istilah Pancasila.

Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan orang anggota yaitu Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, Moh.
Yamin, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakir, Wachid Hasyim, Agus Salim dan
Abikusno Cokrosuyoso membentuk panitia kecil yang merumuskan asas dan tujuan negara
Indonesia merdeka. Rumusan itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang kelak setelah
mengalami sedikit perubahan ketika dijadikan Pembukaan UUD 1945.

b. Sidang II (10-17 Juli 1945)


Sidang BPUPKI ke-2 ini merupakan kelanjutan sidang panitia kecil. Hasil sidang yaitu
membahas rancangan hukum dasar yang nantinya setelah Indonesia merdeka disahkan
menjadi UUD 1945.
11. Proklamasi Kemerdekaan:
6 Agustus 1945
2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

7 Agustus 1945
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

9 Agustus 1945
Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

10 Agustus 1945
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.
Syahrir memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki dan
bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir mengetahui hal
itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di
lingkungan para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
11 Agustus 1945
Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno,
Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan
dalam beberapa hari.

14 Agustus 1945
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah
timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang,
karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi
menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro dengan
Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi dan bahkan
mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka akan
menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah dikirimkan
ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat
menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika
para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak
berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
15 Agustus 1945
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke
tangan Belanda. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan
Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di
kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di
Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas
keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih
menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera
mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10
malam 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan
Hatta.

16 Agustus 1945
Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin
memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka berkumpul di rumah
Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan.
Mereka juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
12. PPKI:
 PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau atau dalam bahasa Jepang
disebut Dookuritsu Junbi Iinkai adalah panitia yang bertugas melanjutkan hasil kerja BPUPKI
setelah BPUPKI dibubarkan Jepang pada 7 Agustus 1945. Selain itu, PPKI juga bertugas
meresmikan pembukaan atau preambule dan batang tubuh UUD 1945. PPKI diresmikan oleh
Jendral Terauchi pada 9 Agustus 1945 di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Peresmian ini dihadiri oleh
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Keanggotaan PPKI
 PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, dengan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Anggotanya sendiri
berjumlah 21 orang yang merupakan tokoh utama pergerakan nasional Indonesia. Anggota PPKI
terdiri dari berbagai etnis Nusantara, meliputi 12 orang etnis Jawa, 3 orang etnis Sumatera, 2
orang etnis Sulawesi, 1 orang etnis Kalimantan, 1 orang etnis Nusa Tenggara, 1 orang etnis
Maluku, dan 1 orang etnis Tionghoa.
 Yang termasuk anggota PPKI antara lain: Mr. Soepomo, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, R. P.
Soeroso, Soetardjo Kartohadikoesoemo, Kiai Abdoel Wachid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto
Iskandardinata, Abdoel Kadir, Pangeran Soerjohamidjojo, Pangeran Poerbojo, Dr. Mohammad
Amir, Mr. Abdul Maghfar, Mr. Teuku Mohammad Hasan, Dr. GSSJ Ratulangi, Andi Pangerang, A.H.
Hamidan, I Goesti Ketoet Poedja, Mr. Johannes Latuharhary, Drs. Yap Tjwan Bing. Kemudian,
tanpa sepengetahuan pemerintah Jepang, anggota PPKI bertambah lagi 6 orang, yaitu: Achmad
Soebardjo, Sajoeti Melik, Ki Hadjar Dewantara, R.A. A. Wiranatakoesoema, Kasman
Singodimedjo, Iwa Koesoemasoemantri.
Golongan muda memberikan sikap tidak suka pada PPKI. Mereka menganggap PPKI
sebagai suatu badan bentukan pemerintah pendudukan militer Jepang yang sudah
tentu memihak Jepang. Akan tetapi, di lain pihak, PPKI adalah sebuah badan yang
sangat berguna dalam mempersiapkan kemerdekaan. Untuk mewujudkan
Indonesia merdeka, perlu dipersiapkan segala macam keperluan bagi berdirinya
suatu negara. Meski demikian, baik cepat atau lambat, kemerdekaan Indonesia
yang dijanjikan oleh pemerintah Jepang tergantung kepada kerja PPKI.
Pada akhirnya, Jendral Terauchi memberikan keputusan bahwa pemerintah Jepang
akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Seluruh persiapan kemerdekaan Indonesia tersebut diserahkan sepenuhnya kepada
PPKI.

Setelah dibentuknya PPKI maka dilangsungkan beberapa sidang dengan


beberapa hasil sebagai beikut. Sidang tersebut dilakukan selama 3 kali
yaitu pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945 dengan hasil sidang
PPKI sebagai berikut.
Hasil Sidang PPKI 18 Agustus 1945
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945
2. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
3. Dibentuk Komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sementara, sebelum
dibentuknya MPR dan DPR.

Sidang PPKI 19 Agustus 1945


1. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
2. Membentuk Komite Nasional (Daerah).
3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai departemen dan 4
menteri negara.

Sidang PPKI ke-3 22 Agustus 1945


1. Pembentukan Komite Nasional.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia.
3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
PERJUANGAN MENUJU NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Menceritakan kembali tentang peristiwa sebelum proklamasi


dilaksanakan.

Menjelang proklamasi kemerdekaan, pejuangan rakyat Indonesia semakin memuncak. Semangat


akyat Indonesia semakin menyala-nyala sejak rakyat Indonesia mendengar kekalahan Jepang
terhadap sekutu. Penyebab kekalahan Jepang adalah keberhasilan sekutu dalam memborbadir
kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.
Akbatnya, Jepang menyerah kalah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 9
Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan dr. Rajiman Wediodiningrat berangkat ke
Dalat, Vietnam. Kedatangan mereka ke Dalat untuk memenuhi undangan penguasa perang
tertinggi di Asia Tenggara, yaitu Marsekal Terauci. Di Dalat ketiga pemimpin Indonesia tersebut
diberitahu tentang keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia. Untuk pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
 Golongan pemuda tidak menerima keputusan Ir. Sukarno yang menolak melakukan proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945. Kemudian, mereka mengadakan pertemuan di
Gedung Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh ini
dihadiri oleh beberapa tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Armansyah, Subadio,
Darwis, Adam Malik, dan Singgih. Rapat tersebut menghasilkan keputusan untuk mengajukan
kepada golongan tua agar segera menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu
juga, yaitu 15 Agustus 1945 pukul 22.00, utusan pemuda yang diwakili oleh Wikana dan Darwis
didampingi oleh Shodanco Singgih menghadap Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta. Mereka kembali
meminta tokoh dari golongan tua tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada esok hari, yaitu 16 Agustus 1945. Permintaan mereka tetap tidak dapat dipenuhi
oleh golongan tua. Golongan muda merasa tidak puas atas tindakan kedua tokoh tersebut.
Karenanya, mereka mengadakan rapat kembali di Asrama Baperpi yang terletak di Jalan Cikini
71.
 Rapat yang diadakan sekitar pukul 24.00 tersebut menghasilkan keputusan golongan muda akan
membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh
tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa pengaruh Jepang. Pada pukul
04.00 dini hari (16 Agustus 1945), kelompok pemuda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, Yusuf Kunto,
dan Singgih membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok, Karawang. Pada hari
yang sama juga terjadi pertemuan antara golongan muda dan golongan tua di Jakarta. Golongan
muda diwakili oleh Wikana, sedangkan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subarjo. Selain itu, ada
pula Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat untuk membawa kembali Ir. Sukarno dan Drs. Moh.
Hatta ke Jakarta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pukul 16.00 sore hari Ahmad
Subarjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi ke Rengasdengklok. Ahmad Subarjo memberi jaminan
kepada para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta
selambat lambatnya pukul 12.00 WIB. Kemudian, rombongan pun kembali ke Jakarta sekitar
pukul 21.00 dengan menggunakan tiga buah mobil.
2.MENGAPA TERJADI KETEGANGAN ANTARA GOLONGAN PEMUDA
DAN GOLONGAN TUA DALAM MENENTUKAN PROKLMASI?
 Karena para pemuda ingin segera proklamasi tersebut dilangsungkan, namun sebaliknya
golongan tua ingin menunggu proklamasi diberikan oleh Jepang. Para pemuda beranggapan jika
menunggu proklamasi yang diberikan Jepang, maka sama saja kita Negara ini berharap belas
kasihan oleh Jepang. Sehingga para golongan muda menculik Soekarno yang dibawa di
Rengasdengklok yang membahas agar proklamasi segera dilaksanakan agar merdeka lebih cepat.
3. SEBUTKAN MINIMAL EMPAT TOKOH PENDIRI
NEGARA DENGAN PERANNYA MASING –MASING DALAM
PROKLAMASI.
1. Ir. Soekarno : Menyusun, menandatangani, dan
membaca teks Proklamasi
2. Drs. Moh. Hatta : Bapak Koperasi
3. Ibu Fatmawati : Menjahit Bendera Merah Putih
4. Ki Hajar Dewantara : Mendirikan Taman Siswa
5. Sayuti Melik : Pengetikan teks Proklamasi
6. RA Kartini : Mengantisipasi hak-hak wanita
ISI UNDANG –UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
SEBAGAIMANA DIUBAH DEGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
2 TAHUN 2015 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.

1. Arti otonomi daerah


Adalah hak yang diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan untuk
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan
pembangunan yang sesuai peraturan perundangan-undangan.
2. Arti Daerah Otonom
Adalah kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri brdasarkan aspirasi masyarakat dalam system
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Arti Desentralisasi.
Adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurus urusan yang ada di daerah.
4. Arti Dekosentrasi.
Adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada aparat pemerintah pusat yang ada
di daerah untuk melaksanakan tugas pemerintah pusat di daerah.
5. Arti Tugas Pembantuan.
merupakan penyertaan tugas-tugas atau program-program Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I yang diberikan untuk turut dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II, dimana
pelaksanaannya dapat tercermin dari adanya konstribusi Pusat atau Propinsi dalam hal pembiayaan
pembangunan, maka besarnya konstribusi tersebut dapat digunakan untuk mengukur besarnya
penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat sentralistik.
6. Urusan Pemerintah Pusat.
Pemerintah pusat adalah salah satu pemerintahan yang dipengang oleh presiden dengan dibantu
wakil presiden dan juga mentri – mentri yang lainnya juga, dengan kata lain pemerintahan pusat itu
pemerintahan secara nasional yang berkedudukan di wilayah ibukota negara Indonesia. Berikut
rusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan pusat.
Urusan Pemerintah Pusat

 Politik Luar Negri, Politik luar negri juga menjadi urusan pemerintah pusat, politik luar negeri
juga dapat dilakukan dengan mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk berbagai warga
negara untuk duduk dalam lembaga internasional, yang menetapkan perjanjian dengan negara
lain, yang menetapkan kebijakan perdagangan dengan luar negeri, menetapkan kebijakan
apapun dengan luar negeri dan sebagainya yang berhubungan dengan luar negeri.
 Pertahanan Militer, Menyatakan perdamaian dan perang, mendirikan dan membentuk angkatan
bersenjata, membangun serta mengembangkan sistem persenjataan militer dan pertahanan
negara, menyatakan negara dalam keadaan aman ataupun bahaya, menetapkan kebijakan wajib
militer dan juga bela negara bagi setiap warga negara dan sebagainya.
 Keamanan Negara, Membentuk dan mendirikan kepolisian negara, selain itu menetapkan
kebijakan keamanan nasional, menindak dengan tegas orang yang melanggar aturan – aturan
negara, memberantas kelompok – kelompok kriminal atau organisasi yang dapat menganggu
keamanan negara dan sebagainya.
 Peradilan Negara (Yustisi), Mendirikan lembaga keadilan, mengangkat hakim atau jaksa,
membentuk undang – undang, menetapkan kebijakan perhakiman, emberikan abolisi, amnesti,
dan grasi, selain itu juga menetapkan kebijakan keimigrasian, membentuk peraturan
pemerintah pengganti undang – undang, dan peraturan lain yang berskala nasional dll.
 Moneter dan Fiskal Nasional, Menentukan nilai mata uang, mencetak mata uang, menetapkan
kebijakan moneter, dan juga mengendalikan peredaran mata uang.
 Agama, Menetapkan hari libur keagamaan yang berlaku secara nasional, menetapkan kebijakan
dalam menyelenggarakan kegiatan keagamaan
Dan pembagian urusan pemerintahan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu urusan pemerintahan
absolut, urusan pemerintahan konkuren, urusan pemerintahan umum. Ketiga urusan tersebut dibagi
menjadi urusan domain pemerintah pusat dan daerah dan asas yang di gunakan ini terdiri dari asas
dekonsentrasi, desentralisasi, serta asas tugas pembantuan.

7. Urusan pemerintah Daerah.


adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerahmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Pemerintah Daerah
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah
untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota.
Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur,
untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil
kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga
mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta
menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah
provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang
kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan
kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden.
9. Pemilihan Kepala Daerah
 Pemilihan kepala daerah (Pilkada atau Pemilukada) dilakukan secara langsung
oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah
dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala
daerah yang dimaksud mencakup:
 Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi
 Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten
 Wali kota dan wakil wali kota untuk kota
10. Keuangan Daerah
 Menurut UU Nomor UU Nomor 23 tahun 2014. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat
dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
 Menurut PP Nomor 58 tahun 2005 Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut
11. Peraturan Daerah
 Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah (gubernur atau
bupati/walikota).
 Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi
khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.

Peraturan Daerah terdiri atas:


 · Peraturan Daerah Provinsi, yang berlaku di provinsi tersebut. Peraturan Daerah
Provinsi dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.
 · Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang berlaku di kabupaten/kota tersebut.
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan
persetujuan bersama Bupati/Walikota. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tidak
subordinat terhadap Peraturan Daerah Provinsi.
12. Wewenang DPRD
Tugas dan wewenang DPRD menurut (pasal 42 UURI no.32 tahun 2004)
 1. Membentuk peraturan daerah (perda) bersama kepala daerah (bupati/walikota)
 2. Membahas dan menyetujui RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dengan
kepala daerah.
 3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah 4 perundang-undangan
lain.
 4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah.
 5. Memilih wakil kepala daerah jika ada kekosongan jabatan.
 6. Memberi pendapat dan pertimbangan serta persetujuan terhadap rencana kerjasama
internasional dan pemerintah daerah.
 7. Menerima laporan pertanggungjawaban kepala daerah.
 8. Membentuk panitia pengawas pemilukada.
 9. Melaksanakan pengawasan meminta laporan penyelenggaraan pemilukada kepada KPUD yang
menyelenggaraka otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai