Anda di halaman 1dari 18

Transformasi Balikan

Suatu transformasi pada suatu bidang V adalah suatu fungsi yang bijektif dengan
daerah asal V dan daerah hasilnya juga V. Jika g sebuah garis dan Mg refleksi pada garis
g, maka M g M g (P ) = P . Kita tulis juga M 2 g (P ) = P . Jadi M2 adalah suatu transformasi

yang memetakan setiap titik pada dirinya. Transformasi yang demikian dinamakan
transformasi Identitas, dilambangkan dengan huruf I. Jadi I (P ) = P, ∀P .
Apakah I memang benar suatu transformasi?
 Apakah I injektif?
Untuk menunjukkan I injektif ditunjukkan ∀x1 , x2 ∈V , x1 ≠ x2 ⇒ I ( x1 ) ≠ I ( x2 ) .
Bukti:
Ambil x1 , x 2 ∈ V dengan x1 ≠ x 2 .
Menurut definisi identitas, x1 ∈ V ⇒ I ( x1 ) = x1
x2 ∈ V ⇒ I ( x2 ) = x2
Karena x1 ≠ x2 maka I ( x1 ) ≠ I ( x 2 )
Jadi, I injektif.
 Apakah I surjektif?
Untuk menunjukkan I surjektif, ditunjukkan ∃x ∈ V ∋ I ( x) = x
Bukti:
Akan dibuktikan ∃y '∈ V ∋ I ( y ) = y '
Ambil y '∈ V , menurut definisi identitas jika y ∈ V maka I ( y ) = y ' = y
Sehingga ∀ y '∈ V ∃ y ∈ V ∋ y ' = I ( y ) = y . Jadi y ' = y .
Jadi, I surjektif.
Benar bahwa I suatu transformasi.

Karena I transformasi, T trasnformasi, berlaku sifat berikut:


TI (P ) = IT (P ) = I [T ( p )] = T (P ), ∀P
Jadi TI = T
IT (P ) = I [T (P )] = T (P ), ∀P
Jadi IT = T , sehingga TI = IT = T
Dengan demikian, transformasi identitas I berperan sebagai bilangan I dalam
himpunan transformasi-transformasi dengan operasi perkalian antara transformasi-
transformasi.
Dalam himpunan bilangan-bilangan real dengan operasi perkalian pada setiap
x ≠ 0 ada balikan x −1 sehingga xx −1 = x −1 x = 1 . Demikian juga dalam transformasi,
jika terdapat dua transformasi misal T dan Q, yang hasil kalinya adalah I (transformasi
identitas) ditulis TQ = QT = I . Transformasi balikan dari T ditulis sebagai T −1

sehingga TT −1 = T −1T = I .

Teorema yang berkaitan dengan transformasi balikan:


1. Setiap transformasi T memiliki balikan.
Bukti:
Dipunyai T transformasi, akan dibuktikan T memiliki balikan.
Misal balikan dari T adalah L, maka TL = LT = I
Oleh karena T suatu transformasi, maka T surjektif.
Karena surjektif, ∀x ∈ V∃ prapeta A ∈ V ∋ T ( A) = X

Kita tentukan L( X ) = A .
Kita punya T ( A) = X . Karena L( X ) = A , maka T [L( X )] = X
Jadi L( X ) adalah prapeta dari X .
Diperoleh T [L( X )] = X atau (TL )( X ) = X .
Karena (TL )( X ) = X maka menurut definisi identitas I ( X ) = X
(TL )( X ) = I ( X ) = X
Jadi, TL = I
Selanjutnya (LT )( X ) = L[T ( X )]
Andaikan T ( X ) = B

Karena transformasi maka ∃x prapeta dari B dengan X = L(B )


Jadi, karena T ( X ) = B , maka L[T ( X )] = L(B ) = X .
Jadi (LT )( X ) = X = I ( X ), ∀X ∈ V .
Jadi, LT = I . Sehingga TL = LT = I .
Sekarang akan dibuktikan bahwa L adalah suatu transformasi.
Dari definisi L, jelas L suatu padanan yang surjektif.
Selanjutnya akan dibuktikan L injektif.
Andaikan L( X 1 ) = L( X 2 ) dan andaikan pula T ( A1 ) = X 1 , T ( A2 ) = X 2 dengan
L( X 1 ) = A1 dan L( X 2 ) = A2
Karena T transformasi, dan jika A1 = A2 maka T ( A1 ) = T ( A2 ) , sehingga kita peroleh
X1 = X 2 .
Jadi karena T transformasi dan L( X 1 ) = L( X 2 ) maka:

T [L( X 1 )] = T [L( X 2 )]
⇔ T ( A1 ) = T ( A2 )
⇔ X1 = X 2
Jadi, L injektif. Sehingga L bijektif, maka L suatu transformasi.
Karena TL = LT = I , maka L merupakan balikan dari transformasi T yang
dilambangkan dengan T −1 . Jadi L = T −1 .

Contoh:
Pada suatu sistem sumbu ortogonal XOY didefinisikan transformasi F dan G sebagai
berikut:
 1 
∀P ( x. y), F ( P) =  x + 2, y  dan G ( P ) = ( x − 2,2 y )
 2 
Sehingga (FG )(P ) = F [G ( P)] = F [( x − 2,2 y )] = ( x, y ) = P

 1 
Dan (GF )(P ) = G[F ( P )] = G ( x + 2, y ) = ( x, y ) = P
 2 
Jadi (FG )(P ) = (GF )( P) = P = I (P ), ∀P
Atau FG = GF = I
Jadi F dan G balikan satu sama lain. Kita tulis G = F −1

2. Setiap transformasi hanya memiliki satu balikan.


Bukti:
Andaikan T suatu transformasi dengan dua balikan S1 dan S 2 .
Karena S1 balikan dari T, maka (TS1 )( P) = ( S1T )( P) = I ( P), ∀P
dan karena S 2 balikan dari T, maka (TS 2 )( P) = ( S 2T )( P) = I ( P), ∀P
Sehingga (TS1 )( P) = (TS 2 )( P)
⇔ T [S1 ( P)] = T [S 2 ( P)]
Karena T transformasi maka S1 ( P) = S 2 ( P), ∀P.
Sehingga S1 = S 2 . Jadi balikan T adalah S1 = S 2 = S .
Dengan kata lain transformasi T hanya memiliki satu balikan.

3. Balikan setiap pencerminan pada garis adalah pencerminan itu sendiri


Bukti:
Andaikan pencerminan pada garis g adalah M g .

Andaikan M g ( X ) = Y , X ∉ g maka M g [M g ( X ) ] = X atau

( M g M g )( X ) = I ( X ), ∀X ∉ g. jadi M g o M g = I .

Jika X ∈ g maka M g ( X ) = X sehingga M g ( X ) = M g [M g ( X ) ] atau M g o M g = I

Jadi untuk setiap X diperoleh M g o M g = I .

Jadi M −1 g = M g .

Definisi : Suatu transformasi yang balikannya adalah transformasi itu sendiri


dinamakan suatu involusi.
Andaikan T dan S transformasi maka masing-masing memiliki balikan, yaitu
T −1 dan S −1 . Komposisi transformasi, yaitu T o S juga suatu transformasi. Jadi ada
balikan (T o S )−1
4. Apabila T dan S transformasi-transformasi, maka (T o S )−1 = S −1 o T −1 .
Bukti:
Diketahui (T o S )−1 o (T o S ) = I .

( ) ( )
Tetapi S −1 o T −1 o (T o S ) = S −1 o T −1 o T o S = S −1 o I o S = S −1 o S = I .
Oleh karena suatu transformasi hanya memiliki satu balikan, maka
(T o S )−1 = S −1 o T −1 .
Jadi balikan hasil kali transformasi adalah hasil kali balikan – balikan transformasi
dengan urutan yang terbalik.

Contoh:
Pada sebuah sistem sumbu ortogonal ada garis g = {( x, y ) y = x} dan

h = {( x, y ) y = 0}.

Tentukan P sehingga ( M h M g )( P ) = R, dengan R = (2,7).

Jawab :
Andaikan P = (x, y ) .

Kita peroleh berturut-turut ( M −1 g M −1 h )( M h M g )( P ) = ( M −1 g M −1 h )( R ),

[
Jadi P = M −1 g M −1 h ( R) .]
Oleh karena R = (2,7) dan M −1 h = M h , maka M −1 h ( R ) = M h ( R ) = ( 2,−7 ) sehingga

M −1 g M −1 h ( R ) = M −1 g ( 2,−7) = M g ( 2,7) = (7,2) sehingga P = (−7,2) .

Tugas:
Dalam tugas dibawah ini kita definisikan padanan-padanan sebagai berikut:
a) Apabila g sebuah garis. W g adalah padanan yang didefinisikan untuk segala

titik P sebagai berikut:


Apabila P ∈ g maka W g ( P ) = P

Apabila P ∉ g maka W g ( P ) adalah titik tengah ruas garis tegak lurus dari P

pada g.
b) Apabila g sebuah garis. V g adalah padanan yang didefinisikan untuk semua

titik P sebagai berikut:


Apabila P ∈ g maka V g ( P ) = P

Apabila P ∉ g maka V g ( P) = P ' sehingga P titik tengah ruas garis tegak

lurus dari P ' pada g.


c) Apabila A sebuah titik. UA adalah padanan yang didefinisikan sebagai
berikut :
Untuk P ≠ A,U A ( P) = P1 sehingga P 1 adalah titik tengah ruas garis PA .

Untuk P = A,U A ( P) = P .

1. Jika g sebuah garis dan A sebuah titik, tentukan balikan transformasi–transformasi


berikut:
a) Wg b) Vg c) Mg d) UA

Penyelesaian:
Kasus 1 untuk A ∈ g
a) Menurut definisi identitas
Jika A ∈ V maka I (A) = A
⇔ I ( A) = A
[ ]
⇔ Wg −1Wg ( A) = A
⇔ Wg −1 [Wg ( A)] = A

Wg −1 ( A) = A

Jadi, Wg −1 ( A) = A
Kasus 2 untuk A ∉ g
Menurut definisi dari padanan Wg
1 1
Apabila A ∉ g maka Wg ( A) = A ' = h = A dimana h adalah ruas garis tegak
2 2
lurus dengan g dari A.
1 A1 = Vg ( A) = 2 A
Diketahui Wg ( A) = A
2
A
V g ( A) = 2 A
g
1
Karena Wg ( A) = A
2 h
V g ( A) = 2 A
−1
Maka W g ( A) = V g ( A)

b) Kasus 1 untuk A ∈g
Menurut definisi identitas
Jika A ∈ V maka I (A) = A
⇔ (Vg −1Vg )( A) = A
⇔ Vg −1 (Vg ( A)) = A

Vg −1 ( A) = A
Untuk kasus 2, A ∉ g
Menurut definisi identitas
1
Diketahui Wg ( A) = A
2
V g ( A) = 2 A A1 = Vg ( A) = 2 A

1 A
Karena Wg ( A) = A
2
g
V g ( A) = 2 A
−1 h
Maka V g ( A) = W g ( A)

c) Kasus 1 untuk A ∈g
Menurut definisi pencerminan
Jika A ∈g, maka Mg(A) = A maka Mg −1 ( A) = A

Untuk kasus 2, A ∉ g
Menurut definisi pencerminan
Jika A ∉ g, maka Mg ( A) = A1
Menurut Teorema 6.3
Mg ( A) = A1
⇔ I ( A) = A
⇔ (MgMg )( A) = A
⇔ Mg ( Mg ( A)) = A

⇔ Mg ( A1 ) = A
⇔ Mg −1
d) Jika P = A jelas U A ( P) = P . Jadi balikan dari U A adalah U A .

Jika P ≠ A maka U A ( P) = P ' dimana P ' adalah titik tengah ruas garis PA

Dari hipotesis ”Jika P ∉ G , V g ( P ) = P 1 , sehingga P adalah titik tengah ruas

garis tegak lurus dari A pada g, dan misalkan A ∈ g , dan merupakan titik

potong garis yang tegak lurus dengan g dan melalui titik P dan P ' , maka P

titik tengah ruas garis P ' A . Jadi VA balikan dari U A .


2. Sederhanakanlah:
a) ( M gV h ) −1 b) (W g V g ) − 1 c) (W g M s ) − 1

d) (V g W s ) − 1 e) (M g M s ) −1 f) (V sW g ) − 1 o W s

Penyelesaian:
Menurut teorema apabila T dan S transformasi maka (T o S )−1 = S −1 o T −1 maka:
−1 −1
a) (M gVh )−1 = Vh M g = Wh M g

b) ( M g V g ) −1 = V g
−1
M g
−1
= W gV g

c) (M g M s ) −1 = M s
−1
M g
−1
= M sV g

d) (V g W s ) − 1 = W s V g
−1 −1
= V sW g

e) ( M g M s ) −1 = M s
−1
M g
−1
= M sM g

f) (V s W g ) − 1 o W s = ( M g
−1
Vs
−1
) oW s = (M gW s ) o W s

3. Andaikan g sebuah garis,


a. Apakah Wg sebuah isometri?

b. Apakah Wg sebuah involusi ?

c. Apabila A, B dan C segaris (kolinear), apakah yang dapat katakana tentang peta-
petanya ?
Penyelesaian:
a) Ambil sebarang tiga titik A, B, dan C dengan A ≠ B ≠ C dan A, B, C ∉ g

 Karena A ∉ g maka W g ( A) = A ' adalah titik tengah garis tegak lurus dari A

pada g.
 Karena B ∉ g maka W g ( B) = B ' adalah titik tengah garis tegak lurus dari B
pada g.
 Karena C ∉ g maka W g (C ) = C ' adalah titik tengah garis tegak lurus dari C

pada g.
b) Ambil sebarang titik A ∉ g .

Karena A ∉ g maka W g ( A) = A ' adalh titik tengah ruas garis tegak lurus dari

A pada g. Ini berarti W g ( A ' ) bukan merupakan balikan dari W g ( A)

Jadi W g bukan suatu involusi.

c) Ambil tiga titik A, B, dan C yang segaris.

A ∉ G , W g ( A) = A ' ∋ AA ' ⊥ g dan AA' = A ' r ,

B ∉ G , W g ( B ) = B ' ∋ B ' ⊥ g dan BB ' = B ' r ,

C ∉ G , W g (C ) = C ' ∋ CC ' ⊥ g dan CC ' = C ' r ,

AA' ⊥ g

BB ' ⊥ g

CC ' ⊥ g

Jadi AA' // BB ' // CC ' // atau Ap // Bq // Cr.

Sehingga AB = pq, dan BC = qr . Akibatnya AB = A' B ' dan BC = B ' C ' .


Dapat disimpulkan jika A, B, dan C segaris maka W g adalah sebuah isometri.

4. Diketahui garis-garis g dan h yang berpotongan dan titik P dan Q tidak pada garis-
garis tersebut. Lukislah:
a) R sehingga M g M h ( R ) = P .

Penyelesaian:
M g M h ( R) = P ⇔ M h ( R) = M g ( P)

[
⇔ R = M h M g (P ) ]
P ' = M g (P )
g

P
Q
h

[ ]
R = P ' ' = M h M g (P )
b) K sehingga Wh M g ( K ) = Q

Penyelesaian:
−1
W h M g ( K ) = Q ⇔ M g ( K ) = W h (Q )

⇔ M g ( K ) = Vh (Q)
⇔ K = M g [Vh (Q)]
g

P
Q
Q' = Vh (Q ) h

K = Q ' ' = M g [Vh (Q )]


c) E sehingga VhW g ( E ) = P

Penyelesaian:
−1
V hW g ( E ) = P ⇔ W g ( E ) = V h ( P )

⇔ W g ( E ) =W h( P )
⇔ E = W g [Wh ( P ) ]
−1

⇔ E = V g [Wh ( P )]
g

P
Q
P' = Wh ( P)
h
E = V g [W h (P )]
d) D sehingga Wh M g ( D ) = D

Penyelesaian:
Wh M g ( D ) = D ⇔ M g ( D ) = Vh ( D )

⇔ D = M g [Vh (D )]

Karena WhW g ( D ) = D = M g [Vh ( D )] berarti Wh M g = M g V h = I (Transformasi

Identitas).
Maka haruslah D terletak pada perpotongan antara garis g dan h.
g
D P
Q
h

5. Diketahui garis-garis g, h dan k dan sebuah titik A tidak pada garis-garis tersebut.
Lukislah garis-garis:
a) v sehingga Wh (v) = v dan A ∈ v

b) u sehingga V g Wh (u ) = k

k ' = Wg ( k )
h
k g
R R'
P
P'

Q
v S v S'
Q'

c) z sehingga U AVh ( z ) = g

g
h S' S
P
v v
P' Q
Q'
A

R' R

g''= z g ' = VA ( g )
d) w sehingga W 2 g ( w) = h

[
W 2 g ( w) = h ⇔ WgWg ( w) = h ⇔ Wg ( w) = Vg ( h) ⇔ w = Vg Vg ( h) ]
g
h

S
P
S' P'

R Q

Q'
R'

[
h ' ' = w = Vg Vg ( h ) ]
h ' = Vg ( h)

6. Diketahui titik-titik A(2,3), dan B (−2,9) .

a) Tentukan koordinat-koordinat U A (B) .


Penyelesaian:
 x − xA y − yA 
U A ( B) =  x A + B , yA + B 
 2 2 
 −2−2 9 − 3
= 2 + ,3 + 
 2 2 
= (0,6)

Jadi, koordinat U A (B) adalah (0,6).


b) Tentukan koordinat-koordinat U A ( P), dengan P( x, y ) .
Penyelesaian:
 x − xA y − yA 
U A ( P) =  x A + P , yA + P 
 2 2 
 x−2 y − 3
= 2 + ,3 + 
 2 2 
 x + 2 y + 3
= , 
 2 2 
 x + 2 y + 3
Jadi, koordinat U A (P) adalah  , 
 2 2 
c) Apakah U A sebuah isometri? Apakah U A sebuah involusi?
Penyelesaian:
 Ambil sembarang titik P( x1 , y1 ) dan Q( x 2 , y 2 )

Jarak P ke Q adalah PQ = (x2 − x1 )2 + ( y 2 − y1 )2


 x + 2 y1 + 3   x + 2 y2 + 3 
U A ( P) = P' =  1 ,  , dan U A (Q) = Q' =  2 , 
 2 2   2 2 
Sehingga jarak P’ ke Q’ adalah:

 x + 2 x1 + 2   y 2 + 3 y1 + 3   x − x   y − y1 
2 2 2 2

P' Q' =  2 −  + −  =  2 1  + 2  Ka
 2 2   2 2   2   2 
rena PQ ≠ P'Q' maka U A tidak mengawetkan jarak.

Jadi, U A bukan sebuah isometri.


 Ambil sembarang titik P( x1 , y1 )

 x + 2 y1 + 3 
Jelas U A ( P) =  1 , 
 2 2 

 x +2 y +3
 2+ 1 3+ 1 
 x + 2 y1 + 3   2 2 
Jelas U A ( P' ) = U A  1 , = ,
 2 2   2 2 
 
 

 x1 + 4 y1 + 6 
 
= 2 , 2 
 2 2 
 
 

 x + 4 y1 + 6 
= 1 ,  ≠ ( x, y )
 4 4 

Jadi, U A bukan sebuah involusi.

d) Tentukan koordinat-koordinat U −1 A ( P)
Penyelesaian:
Andaikan U −1 A ( P) = (ax + c, by + d )

[ ]
Jelas U A U −1 A ( P) = P
⇔ U A (ax + c, by + d )

 2 + ax + c 3 + by + d 
⇔ ,  = ( x, y )
 2 2 
2 + ax + c 3 + by + d
⇔ = x dan =y
2 2
⇔ ax + c = 2 x − 2 dan by + d = 2 y − 3

Jadi, koordinat U −1 A ( P) = (ax + c, by + d ) = ((2 x − 2), (2 y − 3) )

7. Apabila g = {( x, y ) x = 3} tentukanlah:

a) Koordinat-koordinat W g ( P ) untuk P ( x, y )

Penyelesaian:
Jelas W g ( P ) = W g ( x, y ) = W{( x , y ) x = 3} ( x, y )

 x p − xg 
=  x g + , y p 
 2 
 x−3 
= 3 + , y
 2 
 x+3 
= , y
 2 
 x+3 
Jadi, koordinat W g (P ) untuk P ( x, y ) adalah  , y
 2 
b) Koordinat-kordinat W −1 g ( P)
Penyelesaian:
Andaikan W −1 g ( P) = (ax + c, by + d )

[ ]
Jelas W g W g−1 ( p ) = P

⇔ W g ( ax + c, by + d ) = ( x, y )

 ax + b + 3 
⇔ , by + d  = ( x, y )
 2 
ax + b + 3
⇔ = x dan by + d = y
2
⇔ ax + b = 2 x − 3 dan by + d = y

Jadi, koordinat W −1 g ( P) = (ax + c, by + d ) = (2 x − 3, y )


c) C dengan VhW g (C ) = B apabila h sumbu Y dan B = (−1,6)

Penyelesaian:
Jelas VhW g (C ) = B ⇔ W g (C ) = Wb ( B ) ⇔ C = V g [Wb ( B )]

⇔ C = V g [W h (−1,6) ]

 1 
⇔ C = V g  − ,6 
 2 
1
⇔ C = ( 2( − − 3,6)
2
⇔ C = (−4,6)

8. Apabila T, L, S transformasi-transformasi buktikan bahwa (TLS )−1 = S −1 L−1T −1 .


Penyelesaian:
Menurut Teorema 6.4 : Apabila S dan T transformasi-transformasi, maka
(ToS )−1 = S −1oT −1
Sehingga (TLS) −1 = (TL(S)) −1 = S −1 (TL) −1 = S −1 L−1T −1
9. Sederhanakanlah:
a) (W g V h M g )− 1 b) (M h V hW g V g )
−1

Penyelesaian:
a). (W g V h M g )− 1 = ((W g V h ) M g ) −1 = M g −1 (W g V h ) −1 = M g−1V h−1W g−1 = M g W h V g

b). (M hVhWgVg ) = ((M hVhWg )Vg ) = Vg ((M V )W ) (M hVh )−1


−1 −1 −1 −1 −1 −1
h h g = Vg Wg
−1 −1 −1 −1
= V g W g Vh M h
= W g V g Wh M h

10. Apabila A titik asal dan g = {( x, y ) y = −2} tentukan koordinat-koordinat titik D

sehingga U AVg ( D ) = ( −3,4) .

Penyelesaian:
Jelas U AVg ( D ) = ( −3,4) ⇔ Vg ( D ) = VA ( −3,4) ⇔ D = Wg [V A ( −3,4) ]

⇔ D = W g (2.(−3),2.(4) )
⇔ D = W g (− 6,8)
 8−2
⇔ D =  − 6, 
 2 
⇔ D = (− 6,2 )
11. Andaikan g = {( x, y ) 3 x − y = 6} dan h sumbu –Y. Apabila A titik asal, tentukan

persamaan garis k sehingga VhU A (k ) = g .


Penyelesaian:
Jelas VhU A (k ) = g ⇔ U A (k ) = Wh ( g ) ⇔ k = V A [Wh ( g )]

y = 3x − 6
y
Wh (g )
0 1 2 x

V A [Wh (g )]
-6

-12

Persamaan garis k yang melalui dua titik yaitu titik (2,0) dan (0,12) adalah:
y − y1 x − x1 y−0 x−2
= ⇔ =
y 2 − y1 x 2 − x1 12 − 0 0 − 2
12( x − 2 )
⇔ y=
−2
⇔ y = −6 x + 12
Jadi persamaan garis k adalah y = −6 x + 12
12. Apabila g = {( x, y ) y = x} tentukan:

a) Koordinat-koordinat titik W g ( A) dengan A = (6,2)

Penyelesaian:

Jelas titik A = (6,2) akan memotong (tegak lurus) g di

sehingga koordinat adalah

b) Koordinat-koordinat titik W −1 g ( P) untuk P = ( x, y )


Penyelesaian:
Koordinat-koordinat titik untuk P = (x,y)
Jelas titik P = (x,y) memotong (tegak lurus) garis g di

dan

Misal koordinat adalah


Jelas =P

dan

dan

dan

dan

dan

Sehingga koordinat adalah


13. Diketahui g // h . Titik A ∈ g dan B terletak di tengah-tengah antara g dan h . Jarak
antara g dan h adalah 4 cm dan jarak antara proyeksi-proyeksi A dan B pada h
adalah 16 cm. Tentukan jarak terpendek jalur antara A dan B yang dipantulkan oleh
g dan h sebanyak tiga kali (A tidak dihitung).
14. Tentukan jarak dalam soal 13, apabila pemantulan itu adalah n kali.
15. Diketahui persegi panjang ABCD dan sebuah titik P di dalam ABCD yang terletak di
tengah-tengah antara sisi-sisi AB dan DC; jarak antara P dan sisi AD adalah 1 cm.
Panjang sisi AD = 1 cm dan panjang sisi DC = 4 cm.
a) Lukis jajargenjang dalam persegi panjang yang salah satu sisinya melalui P dan
yang titik-titik sudutnya terletak pada sisi-sisi persegi panjang itu.
b) Tentukan keliling paralellogram.

Anda mungkin juga menyukai