JAM MATAHARI
DISUSUN OLEH:
NAMA NPM
Semester/Kelas : 4/K
Dosen Pengampu:
Deviyanti Pangestu, M.Pd
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada dasarnya matahari merupakan salah satu bintang yang berada di
tata surya dan menjadi pusatnya. Matahari termasuk bintang karena dapat
menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya matahari dibandingkan bintang yang lain
terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan pada waktu siang hari kita tidak
dapat melihat bintang selain matahari.
B. B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud matahari ?
2. Apakah lapisan-lapisan matahari?
3. Bagaimanakah energi pancaran matahari?
4. Bagaimanakah perputaran matahari?
5. Bagainamakah gerakan matahari?
6. Apakah manfaat matahari bagi bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Matahari
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium.
Matahari termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.
Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-
planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi Matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi
untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari menghangatkan bumi dan
membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.
B. Kkaraeristik Umum Matahari
C. Struktur Matahari
D. Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta
derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan
radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan
dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu
dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-
atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan
meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi
panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan
bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga
disebut termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi
nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa
sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan
seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa
keluar dari Matahari melalui radiasi.
E. Zona Radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti
dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian
Matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan
suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu
dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan
terjadinya reaksi fusi nuklir.
F. Zona Konventif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona
konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah
keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak
menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu
tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan
secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan
waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektifSaat berada di zona
konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang
beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan
bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin
menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif
yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang
menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi
seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panic. Oleh sebab itu, zona
konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi
energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
G. Fotosfer
H. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak
terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun
saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian
kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari.
Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
I. Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih,
namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan
tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona
terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari.[4]
Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari
dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa
mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
J. Pergerakan Matahari
K. Jarak Matahari
Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang dimiliki oleh Matahari:
Maaf, peramban Anda memiliki JavaScript yang dinonaktifkan atau tidak memiliki
pemutar media apapun. Anda dapat atau untuk memutar klip di peramban Anda.
Erupsi prominensa yang terjadi pada 30 Maret 2010 Prominensa adalah salah
satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat
besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali
berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena
meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak
lebih terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri. Prominensa hanya dapat dilihat dari
Bumi dengan bantuan teleskop dan filter. Prominensa terbesar yang pernah ditangkap
oleh SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350
ribu km. Sama seperti korona, prominensa terbentuk dari plasma namun memiliki
suhu yang lebih dingin. Prominensa berisi materi dengan massa mencapai 100 miliar
kg. Prominensa terjadi di lapisan fotosfer Matahari dan bergerak keluar menuju
korona MatahariPlasma prominensa bergerak di sepanjang medan magnet Matahari.
Erupsi dapat terjadi ketika struktur prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan
pecah dan mengeluarkan plasmanya. Ketika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan
menjadi bagian dari struktur magnetik yang sangat besar disebut semburan massa
korona (coronnal mass ejection/ CME). Pergerakan semburan korona tersebut terjadi
pada kecepatan yang sangat tinggi, yaitu antara 20 ribu m/s hingga 3,2 juta km/s.
Pergerakan tersebut juga menyebabkan peningkatan suhu hingga puluhan juta derajat
dalam waktu singkat. Bila erupsi semburan massa korona mengarah ke Bumi, akan
terjadi interaksi dengan medan magnet Bumi dan mengakibatkan terjadinya badai
geomagnetik yang berpotensi mengganggu jaringan komunikasi dan listrik. Suatu
prominensa yang stabil dapat bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan
ukurannya terus membesar setiap hari. Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan
mengapa prominensa dapat terjadi.
2. Bintik Matahari
3. Angin Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang
terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga
jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan
cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran
100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif
dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari
seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai Matahari
memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik,
astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang pertama kali
tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua peneliti,
Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik
Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat
sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari. Kejadian ini disebut Carrington
Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara Amerika dan
Eropa.
M. Eksplorasi Matahari
Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat
untuk mempelajari Matahari. Pesawat ulang-alik yang pertama kali berhasil masuk ke
orbit Matahari adalah Pioneer 4. Pioneer 4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959
oleh Amerika Serikat, menjadi pionir dalam sejarah eksplorasi Matahari. Keberhasilan
tersebut diikuti oleh peluncuran Pioneer 5 - Pioneer 9 selama 1959-1968 yang
memang bertujuan untuk mempelajari tentang Matahari. Pada 26 Mei 1973, stasiun
luar angkasa Amerikas Serikat bernama Skylab diluncurkan dengan membawa 3
awak. Skylab membawa Apollo Telescope Mount (ATM) yang digunakan untuk
mengambil lebih dari 150.000 gambar Matahari. Pesawat ulang-alik lainnya, Helios I
berhasil mengorbit hingga mencapai jarak 47 juta km dari Matahari (memasuki orbit
Merkuri). Helios I terus berputar untuk memastikan seluruh bagian pesawat mendapat
jumlah panas yang sama dari Matahari. Helios I bertugas mengumpulkan data-data
mengenai Matahari. Pesawat ulang-alik hasil kerjasama Amerika Serikat dan Jerman
ini beroperasi sejak 10 Desember 1974 hingga akhir 1982. Helios II diluncurkan pada
16 Januari 1976 dan berhasil mencapai jarak 43 juta km dari Matahari. Misi Helios II
selesai pada April 1976 namun dibiarkan tetap berada di orbit. Solar Maximum
Mission didesain untuk melakukan observasi aktivitas Matahari terutama bintik dan
api Matahari saat Matahari berada pada periode aktivitas maksimum. SMM
diluncurkan oleh Amerika Serikat pada 14 Februari 1980. Selama perjalanannya,
SMM pernah mengalami kerusakan namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat
ulang alik Challenger. SMM terus berada di orbit Bumi selama melakukan observasi.
SMM mengumpulkan data hingga 24 November 1989 dan terbakar saat masuk
kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Desember 1989. Pesawat ulang alik Ulysses adalah
hasil proyek internasional untuk mempelajari kutub-kutub Matahari, diluncurkan pada
6 Oktober 1990. Sedangkan Yohkoh adalah pesawat ulang alik yang diluncurkan
untuk mempelajari radiasi energi tinggi dari Matahari. Yohkoh merupakan hasil
kerjasama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31 Agustus
1991. Misi eksplorasi Matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric
Observatory (SOHO) yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA) bekerja sama dengan Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan
pada 12 Desember 1995. SOHO bertugas mengumpulkan data struktur internal, proses
fisik yang terjadi, serta pengambilan gambar dan diagnosis spektroskopis Matahari.
SOHO ditempatkan pada jarak 1,5 juta km dari Bumi dan masih beroperasi hingga
sekarang. Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah pesawat ulang alik kembar
bernama STEREO yang diluncurkan pada 26 Oktober 2006. STEREO bertugas untuk
menganalisis dan mengambil gambar Matahari dalam bentuk 3 dimensi. Solar
Dynamics Observatory Mission adalah misi eksplorasi NASA yang sedang dalam
pengembangan dan telah dipublikasikan pada April 2008. Solar Dynamics
Observatory Mission diperkirakan akan mengorbit untuk mempelajari dinamika
Matahari yang meliputi aktivitas Matahari, evolusi atmosfer Matahari, dan pengaruh
radiasi Matahari terhadap planet-planet lain.
Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar Matahari dan
mengubahnya menjadi energi listrik.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat
betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis
tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih
pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98%
massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa
matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke
permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter
persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi
kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti
yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big
bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.