Anda di halaman 1dari 16

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN HOMESICK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA


MAHASISWA DAN MAHASISWI SEMESTER I FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM TAHUN 2016

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

CAMELIA CHAYANDARI SURYA


61113007

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2017
NASKAH PUBLIKASI

Hubungan homesick dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa dan


mahasiswi semester I Fakultas Kedokteran Universitas Batam Tahun 2016
Camelia Chayandari Surya
Fakultas Kedokteran Universitas Batam
ABSTRAK
Camelia Chayandari Surya, 61113007, 2017.Hubungan Homesick dengan
Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa dan mahasiswi Semester 1 Fakultas
Kedokteran Universitas Batam Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Universitas Batam.

Latar Belakang: Mahasiswa dan mahasiswi baru semester 1 yang berasal dari
luar kota mengalami proses adaptasi yang lebih kompleks dari pada mahasiswa
dan mahasiswi lokal. Banyak hal yang muncul selama proses adaptasi dan tak
jarang pada masing-masing individu mengalami homesick dan kecemasan yang
dapat mengganggu kegiatan perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara homesick dengan tingkat kecemasan pada
mahasiswa dan mahasiswi baru semester 1.

Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian analitik


observasional dengan pendekatan cross sectional, yang menilai homesick
kemudian menghubungkannya dengan tingkat kecemasan. Pengambilan data
dilaksanakan pada bulan Oktober 2016. Populasi berjumlah 90 responden. Besar
sampel yang digunakan ialah sebanyak 72 orang dengan teknik purposive
sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan menggunakan
derajat kepercayaan 95%.

Hasil: Dari sampel 72 orang, didapatkan mahasiswa dan mahasiswi dengan tingkat
homesick ringan dari 47 responden didapat tidak mengalami kecemasan sebanyak
16 responden (34%), mengalami tingkat kecemasan ringan 16 responden (34%),
mengalami tingkat kecemasan sedang 14 responden (30%) dan yang mengalami
tingkat kecemasan berat 1 responden (2%). Pada kelompok mahasiswa dengan
tingkat homesick sedang dari 25 responden diantaranya tidak mengalami
kecemasan 1 responden (4%), mengalami tingkat kecemasan ringan 5 responden
(20%), mengalami tingkat kecemasan sedang 5 responden (20%) dan mengalami
tingkat kecemasan berat 14 responden (56%). Dari hasil pengujian statistik chi
square diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak
artinya bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat homesick dengan tingkat
kecemasan pada mahasiswa dan mahasiswi semester I Fakultas Kedokteran
Universitas Batam Tahun 2016

Simpulan: Ada hubungan signifikan antara homesick dengan dengan Tingkat


Kecemasan pada Mahasiswa dan mahasiswi Semester 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Batam Tahun 2016.
NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci: Homesick, Kecemasan

Correlation between Homesick and Anxiety Levels in The First Semester


Students of Medical Faculty
Camelia Chayandari Surya
Faculty of Medicine, Batam University.

ABSTRACT
Camelia Chayandari Surya, 61113007, 2017. Correlation between Homesick
and Anxiety Levels in The First Semester Students of Medical Faculty, University
of Batam on 2016. Mini Thesis. Medical Faculty, University of Batam

Background: First Semester college students who previously resided in other


cities went through a more complex adaptation process compared to local
students. A lot of problems can occur in the adaptation process, which oftenly
leads to homesick and anxiety which impairs the student’s education capabilities.
This study is aimed to determine the correlation between homesick and anxiety
levels in First Semester students.
Method: This study is an analytical observational study with a cross-sectional
approach, which focuses on homesick and its correlation with anxiety. Data were
collected on October 2016. The population are 90 respondents. A total of 72
respondents were recruited as samples through purposive sampling. Chi square
test with a confidence interval of 95% was used for statistical analysis.
Results: From 72 samples we observed 47 respondents with mild homesick, 16
(34%) had no anxiety, 16 (34%) had mild anxiety, 14 (30%) had moderate anxiety
and 1 (2%) had severe anxiety. From 26 respondents with moderate homesick, 1
(4%) had no anxiety, 5 (20%) had mild anxiety, 5 (20%) had moderate anxiety
and 14 (56%) had severe anxiety. Chi square analysis resulted in a p = 0,000
(p<0,05), which concluded the acceptance of Ha and dismissal of Ho.
Conclusion: There is a significant correlation between homesick and anxiety
levels in First Semester Students of Medical Faculty, University of Batam on
2016.

Key words: Homesick, Anxiety


NASKAH PUBLIKASI

PENDAHULUAN dialami dapat mengganggu proses


belajar pada mahasiswa dan mahasiswi
Masa transisi ke perguruan tinggi baru karena pada gangguan ini individu
atau universitas bisa jadi adalah sebuah akan berfikir yang berlebihan terhadap
pengalaman baru yang menyenangkan pengolahan informasi yang diterima, hal
bagi kebanyakan anak muda. Pada masa ini juga dapat mengakibatkan penurunan
awal perkuliahan, mahasiswa dan konsentrasi dan daya ingat karena
mahasiswi dituntut untuk mampu individu cenderung tidak fokus dengan
beradaptasi dalam waktu singkat dengan hal-hal disekitarnya. Kecemasan
lingkungan baru. Mulai dari materi sebenarnya suatu respon individu
perkuliahan, jadwal perkuliahan, proses terhadap suatu keadaan yang tidak
belajar, kebudayaan kampus, serta menyenangkan, suatu reaksi normal
pendekatan dengan teman baru. Kondisi terhadap situasi yang sangat menekan
ini akan semakin berat pada mahasiswa kehidupan seseorang. Kecemasan
dan mahasiswi yang tinggal jauh dari memiliki tingkatan yaitu kecemasan
keluarganya dan salah satu masalah yang ringan, kecemasan sedang, kecemasan
sering dialami mahasiswa dan mahasiswi berat dan kecemasan berat sekali.
baru adalah homesick. Homesick pada Kecemasan dapat menjadi reaksi
mahasiswa dan mahasiswi dapat emosional yang normal dibeberapa
disebabkan karena tidak menyukai situasi ringan, tetapi tidak disituasi yang
lingkungan baru, atau keterkaitan yang berat.
terlalu kuat dengan rumah. Homesick Sebanyak 7 % dari semua orang
pada mahasiswa dan mahasiswi dapat yang jauh dari rumah akan mengalami
terjadi apabila individu tersebut kurang homesick dengan disertai mood yang
mendapat dukungan sosial dari sedih. Penelitian mengenai homesick
lingkungan yang baru atau kurang pada mahasiswa dan mahasiswi baru
diterima dalam pertemanan, bisa juga telah dilakukan di universitas
dikarenakan individu tersebut kurang sebelas maret dan di dapatkan dari 132
mampu untuk beradaptasi terhadap orang yang diteliti yang mana
lingkungan baru, memiliki kepribadian diantaranya berjenis kelamin laki-laki
yang tertutup atau kurang mampu untuk sebanyak 40 orang dan perempuan
mengekspresikan diri. sebanyak 92 orang didapatkan prevalensi
Apabila homesick berada pada laki-laki yang mengalami homesick
tingkat yang berat dapat berimbas (30,30%) dan perempuan (69,70%).
terhadap kondisi tubuh individu seperti (Arina Sabila Haq,2015)
gangguan pencernaan karena perubahan National Comorbidity Study
nafsu makan sehingga terjadi penurunan melaporkan bahwa satu di antara empat
daya tahan tubuh akibat kurangnya orang memenuhi kriteria untuk
asupan makanan, gangguan tidur dan sedikitnya satu gangguan kecemasan dan
dapat memicu individu untuk berhenti terdapat angka prevalensi dalam setahun
melanjutkan pendidikan. sebesar 17,7%. Perempuan (prevalensi
Mahasiswa dan mahasiswi baru seumur hidup 30,5%) lebih cenderung
sering mengalami gangguan kecemasan mengalami kecemasan dari pada laki-
salah satunya pada saat berada di laki (prevalensi seumur hidup 19,2%)
lingkungan baru. Kecemasan yang
NASKAH PUBLIKASI

disebabkan karena faktor hormonal dan berjenis kelamin laki-laki. Didapatkan 6


struktur kandungan kimia diotak. dari 9 populasi mengalami homesick. 3
Prevalensi kecemasan akan menurun dari 9 populasi tidak mengalami
dengan meningkatnya status sosio homesick dikarenakan terbiasa jauh dari
ekonomi. (Kaplan dan saddock,2010). orangtua dan sebelumnya pernah tinggal
Mahasiswa dan mahasiswi baru jauh dari orangtua sehingga mudah
memiliki Tingkat kecemasan yang tinggi dalam beradaptasi. 3 dari 9 populasi
pada masa awal perkuliahan karena mengalami kecemasan dikarenakan
merasa masih sangat asing akan masih terasa asing dengan lingkungan
lingkungan baru nya, khawatir akan yang baru dan belum bisa beradaptasi.
beban perkuliahan yang akan mereka Dan 6 dari 9 populasi tidak mengalami
jalani dan ekspetasi akan program studi cemas dikarenakan merasa cocok dengan
yang mereka jalani tidak sesuai dengan lingkungan yang baru.
realita. Mahasiswa dan mahasiswi baru Berdasarkan latar belakang dan
yang mudah menyesuaikan diri dan survey pendahuluan tersebut, penulis
memiliki penyebab stres yang berbeda tertarik untuk mengetahui hubungan
akan memiliki tingkat kecemasan yang homesick dengan tingkat kecemasan
berbeda pula. Pada semester I pada mahasiswa dan mahasiswi baru
mahasiswa dan mahasiswi baru semester I Fakultas Kedokteran
mengalami perubahan lingkungan dan Universitas Batam tahun 2016. Subjek
dituntut mampu untuk beradaptasi yang akan diteliti adalah mahasiswa dan
dengan lingkungan baru nya, akan tetapi mahasiswi baru semester I angkatan
homesick yang sering dialami mahasiswa 2016, dipilih karena mahasiswa dan
dan mahasiswi baru pada saat awal mahasiswi baru fakultas kedokteran
perkuliahan menjadi masalah utama dan memiliki stressor yang tinggi atau penuh
kecemasan bisa muncul pada masing- dengan stres dibandingkan dengan
masing individu karena belum mampu populasi umum dan lebih banyak
untuk beradaptasi, merasa asing akan mengalami homesick dan kecemasan
lingkungan tempat tinggal dan pada masa awal perkuliahan.
pendidikan yang baru dan kebingungan
serta kekhawatiran pada sesuatu yang
akan terjadi dengan perasaan yang tidak SUBJEK DAN METODE
menentu dan tidak berdaya. Namun Penelitian ini merupakan jenis
homesick dan kecemasan dapat muncul penelitian observasional analitik dengan
secara bersamaan karena memiliki pendekatan potong lintang atau cross
faktor-faktor penyebab terjadi yang sama sectional, yaitu sebuah penelitian yang
tergantung situasi dan kondisi yang dilakukan dalam sekali waktu saja.
sedang dialami masing-masing individu. Teknik Sampling yang digunakan dalam
Dari hasil survey pendahuluan yang penelitian ini adalah purposive sampling,
telah dilakukan pada 9 populasi yaitu suatu teknik penetapan sampel
mahasiswa dan mahasiswi baru Fakultas dengan cara memilih sampel di antara
Kedokteran Universitas Batam semester populasi sesuai dengan yang
1 angkatan 2016 yang berasal dari luar dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
kota yang mana diantara populasi dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut terdiri dari 6 populasi berjenis tersebut dapat mewakili karakteristik
kelamin perempuan dan 3 populasi populasi yang telah dikenal sebelumnya
NASKAH PUBLIKASI

(Nursalam, 2008). Untuk menentukan Berdasarkan tabel 4.3


jumlah sampel peneliti menggunakan diketahui dari 72 Responden
table Krecjie-Morgan dengan tingkat (100%) dapat dilihat bahwa
kesalahan 5%. Jumlah Total mahasiswa distribusi frekuensi responden
dan mahasiswi semester I Fakultas yang mengalami homesick ringan
Kedokteran Universitas Batam Tahun sebanyak 47 responden (65%),
2016 adalah 90 orang, lalu digunakan dan responden yang mengalami
table Krecjie-Morgan dengan Tingkat homesick sedang sebanyak 25
kesalahan 5% jadi jumlah sampel yang responden (35%).
akan digunakan dalam penelitian ini b. Distribusi
adalah 72 orang. Frekuensi Responden
Sampel yang akan diteliti disini Berdasarkan Tingkat
adalah Mahasiswa dan mahasiswi Kecemasan Pada Mahasiswa
Semester I Fakultas Kedokteran dan Mahasiswi Semester 1
Universitas Batam. Uji statistik yang Fakultas Kedokteran Universitas
digunakan adalah chi square dengan No Tingkat Freku Persentas
P value ≤ 0,05 . Kecemasa ensi e
n
HASIL (f) (%)
a. Distribusi Frekuensi Responden 1 Tidak 17 24
Berdasarkan Homesick Pada Kecemasan
Mahasiswa dan Mahasiswi
Semester 1 Fakultas Kedokteran 2 Kecemasan 21 29
Universitas Batam Tahun 2016 ringan
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Homesick dapat dilihat 3 Kecemasan 19 26
pada tabel 4.3 4 Sedang 15 21
4.3 Distribusi Frekuensi Homesick Kecemasan
Pada mahasiswa dan mahasiswi Berat
Semester 1 Fakultas Kedokteran
Total 72 100
Universitas Batam
Batam Tahun 2016
No Homesick Frekuensi Persentase

(f) (%)

1 Homesick 47 65 Distribusi Frekuensi Responden


ringan Berdasarkan Tingkat Kecemasan
dapat dilihat pada tabel 4.4
2 Homesick 25 35
Sedang Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
Tingkat Kecemasan Pada
Tota mahasiswa dan mahasiswi
72 100
l Semester 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Batam
NASKAH PUBLIKASI

Tingkat Kecemasan

P-
Tingkat Tidak ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan valu
Total
Homesick kecemasan ringan sedang berat e

(f) (%) (f) (%) (f) (%) (f) (%) f (%)

Homesick 16 (34) 16 (34) 14 (30) 1 (2) 47 (100) 0,00


Ringan 0

Homesick 1 (4) 5 (20) 5 (20) 14 (56) 25 (100)


Sedang

Total 17 21 19 15 72

Berdasarkan tabel 4.4 Hubungan antara Homesick


diketahui dari 72 Responden (100%) dengan Tingkat Kecemasan pada
dapat dilihat bahwa distribusi Mahasiswa dan Mahasiswi
frekuensi responden yang tidak Semester 1 Fakultas Kedokteran
mengalami kecemasan sebanyak 17 Universitas Batam Tahun 2016
responden (24%), responden yang
Hubungan antara homesick
mengalami kecemasan ringan 21
dengan tingkat kecemasan bisa dilihat
responden (29%), responden yang
pada tabel 4.4 sebagai berikut :
mengalami kecemasan sedang 19
responden (26%), dan responden Tabel 4.5 Tabulasi Silang
yang mengalami kecemasan berat 15 hubungan antara homesick dengan
responden (21%). tingkat kecemasan pada mahasiswa
dan mahasiswi semester 1 Fakultas
1. Analisis Bivariat Kedokteran Universitas Batam
Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan dua Berdasarkan tabel 4.5 diketahui
variabel yaitu variabel independen dari 72 responden (100%), terdapat
(Homesick) dan variabel pada kelompok mahasiswa dengan
dependen (Kecemasan). Uji tingkat homesick ringan dari 47
statistik yang digunakan adalah responden didapat tidak mengalami
Chi-square (Person chi square), kecemasan sebanyak 16 responden
dengan menggunakan derajat (34%), yang mengalami tingkat
kepercayaan 95%. kecemasan ringan sebanyak 16
responden (34%), yang mengalami
tingkat kecemasan sedang sebanyak
14 responden (30%) dan yang
mengalami tingkat kecemasan berat
sebanyak 1 responden (2%).
Pada kelompok
mahasiswa dengan tingkat
NASKAH PUBLIKASI

homesick sedang dari 25 orang , yang mengalami homesick


responden diantaranya tidak sedang 105 orang.
mengalami kecemasan sebanyak Sebagai seorang
1 responden (4%), yang mahasiswa dan mahasiswi baru
mengalami tingkat kecemasan sangat dibutuhkan kemampuan
ringan sebanyak 5 responden adaptasi akan lingkungan baru.
(20%), yang mengalami tingkat Dengan kemampuan adaptasi
kecemasan sedang sebanyak 5 yang baik, segala proses aktivitas
responden (20%) dan mengalami baik di kampus maupun diluar
tingkat kecemasan berat sebanyak kampus dapat berjalan dengan
14 responden (56%). Dari hasil lancar, karena pada dasarnya yang
pengujian statistik menunjukan mampu beradaptasi yang dapat
bahwa ada hubungan bermakna bertahan dalam kondisi
antara tingkat homesick dengan lingkungan. Ada beragam
tingkat kecemasan pada penyebab mahasiswa dan
mahasiswa dan mahasiswi mahasiswi semester 1 mengalami
semester I Fakultas Kedokteran homesick, salah satunya Sesuai
Universitas Batam Tahun 2016 dengan hasil penelitian yang telah
dengan nilai p= 0,000 (p>0,05). peneliti laksanakan, penyebab
terbanyak homesick adalah
PEMBAHASAN pertanyaan negative nomor 11
yang berbunyi “saya hampir tidak
1. Homesick pernah mengunjungi rumah saya
Dari tabel 4.3 Distribusi yang lama” Hal ini sesuai dengan
frekuensi mahasiswa dan penelitian oleh Centre for
mahasiswi semester 1 berdasarkan Wellbeing (2010) dengan hasil
homesick di Fakultas Kedokteran penelitian sebanyak 70% dari
Universitas Batam, diperoleh mahasiswa merasa homesick
bahwa responden mengalami sampai batas tertentu selama 6
homesick yang didominasi atas 4 minggu pertama. Dan juga
tingkatan yakni dari 72 menyatakan bahwa faktor-faktor
Responden (100%) dapat dilihat yang menyebabkan homesick
bahwa distribusi frekuensi pada mahasiswa dan mahasiswi
responden yang mengalami baru antara lain jauh nya rumah
homesick ringan sebanyak 47 dari lingkungan kampus. Dan juga
responden (65%), dan responden sesuai dengan kuesioner
yang mengalami homesick sedang pertanyaan nomor 25 “saya
sebanyak 25 responden (35%). merasa kurang istirahat” adalah
Hal ini sejalan dengan penelitian pertanyaan yang juga paling
yang dilakukan oleh Arina Sabila banyak disetujui oleh responden
Haq(2015) yang meneliti tentang hal ini sesuai dengan penelitian
hubungan homesick dengan yang dilakukan oleh Centre for
depresi di fakultas kedokteran Wellbeing (2010), yang mana
sebelas maret didapatkan juga tentang faktor-faktor yang
responden yang mengalami menyebabkan homesick yaitu
homesick ringan sebanyak 27 beban tugas dari kampus dan gaya
NASKAH PUBLIKASI

hidup yang berubah setelah masa tempat tinggal nya, ia memiliki


perkuliahan. kemungkinan untuk merasa
Berdasarkan penelitian homesick. Namun dalam hal
yang telah dilakukan oleh peneliti ketidak sukaan terhadap
sesuai dengan kuesioner lingkungan yang baru yang
pertanyaan positif nomor 13 yang disampaikan oleh archer tidak
berbunyi “saya merasa sangat sejalan dengan penelitian
sedih ketika saya berfikir tentang dikarenakan sesuai dengan
rumah” , pertanyaan positif nomor kuesioner yang paling sedikit
3 yang berbunyi “pada saat fikiran disetujui atau dipilih oleh
saya kosong, saya selalu berfikir responden yaitu pertanyaan positif
tentang rumah saya” dan nomor 10 yang berbunyi “saya
pertanyaan positif nomor 5 yang benci tempat ini” masuk kedalam
berbunyi “saya selalu pertanyaan yang tidak disetujui
berkomunikasi dengan teman atau oleh responden.
keluarga dirumah setiap minggu”
adalah pertanyaan terbanyak Menurut hasil penelitian
kedua yang dipilih oleh yang telah dilakukan tidak
mahasiswa dan mahasiswi. Ini didapatkan mahasiswa dan
membuktikan bahwa keterkaitan mahasiswi yang tidak mengalami
yang terlalu kuat dengan rumah homesick karena pada masa awal
dapat menimbulkan homesick perkuliahan mahasiswa dan
pada mahasiswa dan mahasiswi mahasiswi semester 1 cenderung
dan juga karena pada saat mengalami homesick ringan dan
mahasiswa dan mahasiswi baru homesick sedang karena menurut
meninggalkan rumahnya dan Fisher and Hood (1988)
pindah ke tempat/ lingkungan mahasiswa dan mahasiswi baru
yang baru masing-masing lebih mudah mengalami
individu akan selalu memikirkan homesick selama enam pekan
tentang rumahnya dan merasa pertama masa awal perkuliahan.
ingin pulang dan apabila
keinginan itu tidak terpenuhi akan 2.Tingkat Kecemasan
menimbulkan homesick. Hal ini Dari tabel 4.4 distribusi
sesuai dengan penelitian Archer mahasiswa dan mahasiswi
(1998) yang berjudul Derivation semester 1 berdasarkan Tingkat
of homesickness scale, setelah Kecemasan di Fakultas
dilakukan pengambilan data Kedokteran Universitas Batam,
dengan menggunakan kuesioner diperoleh bahwa responden yang
ini didapatkan hasil bahwa ada 2 tidak mengalami kecemasan
faktor yang berperan dalam sebanyak 17 responden (24%),
kejadian homesick, yaitu berupa responden yang mengalami
ketidaksukaan terhadap kecemasan ringan 21 responden
lingkungan baru dan ketertarikan (29%), responden yang
dengan rumah. Dan juga mengalami kecemasan sedang 19
menyatakan bahwa saat seseorang responden (26%), dan responden
berada jauh dari keluarga dan yang mengalami kecemasan berat
NASKAH PUBLIKASI

15 responden (21%). buang air kecil dan buang air


Hal ini sejalan dengan penelitian besar. Perasaan ini disertai
yang dilakukan oleh Stella, perasaaan ingin bergerak untuk
Ade,Triadi (2014) yang berjudul lari menghindari hal yang
gambaran tingkat kecemasan pada dicemaskan (Stuart and Sundeen,
mahasiswa semester 1 di Fakultas 1998).
Kedokteran Universitas Kristen Mahasiswa dan
Maranatha yang mana didapatkan mahasiswi baru sering khawatir
hasil dari 170 mahasiswa terdapat akan beban perkuliahan yang akan
sebanyak 127 orang (74,71) tidak mereka jalani dan ekspetasi akan
mengalami kecemasan, 43 program studi yang mereka jalani
mahasiswa (25,29%) yang tidak sesuai dengan realita. pada
mengalami kecemasan dengan semester awal masing-masing
tingkat ringan, sebanyak 3 orang individu juga banyak menemukan
(1,76%) yang mengalami hal-hal baru yang belum pernah
kecemasan dengan tingkat sedang, mereka temui dan masing-masing
dan 2 orang (1,18%) yang individu akan cenderung
mengalami tingkat kecemasan kebingungan dan cemas dalam
berat. menghadapi perkuliahan yang
Dalam kuesioner tingkat akan mereka jalani. Menurut hasil
kecemasan yang digunakan oleh penelitian yang telah dilaksanakan
peneliti terdapat gejala-gejala oleh peneliti, berdasarkan
fisik yang menyertai terjadinya kuesioner pertanyaan terbanyak
kecemasan seperti gejala yang dirasakan oleh mahasiswa
kardiovaskuler (takikardia, nyeri dan mahasiswi yang mengalami
dada), gejala respiratori (napas kecemasan adalah pertanyaan
pendek/sesak), gejala nomor 1 yaitu “ perasaan cemas
gastrointestinal (nyeri lambung yang ditandai dengan :
sesudah atau sebelum makan, kecemasan, firasat buruk, takut
mual, muntah, kembung perasaan akan fikiran sendiri dan mudah
panas diperut), dan menurut tersinggung” hal ini sesuai dengan
Stuart dan Sudden Kecemasan kepustakaan oleh Kaplan dan
adalah respon emosional terhadap saddock (2010) yang menyatakan
penilaian yang menggambarkan bahwa kecemasan memiliki 2
keadaan khawatir, gelisah, takut, komponen: kesadaran akan
tidak tentram disertai berbagai sensasi fisiologis ( seperti
keluhan fisik. Keadaan tersebut palpitasi dan berkeringat) serta
dapat terjadi dalam berbagai kesadaran bahwa ia gugup atau
situasi kehidupan maupun ketakutan. Dan juga kecemasan
gangguan sakit. Selain itu mempengaruhi pikiran, persepsi,
kecemasan dapat menimbulkan dan pembelajaran.
reaksi tubuh yang akan terjadi Berdasarkan hasil
secara berulang seperti rasa penelitian yang dilakukan oleh
kosong di perut, sesak nafas, peneliti, kecemasan juga memiliki
jantung berdebar, keringat dampak yaitu sesuai dengan
banyak, sakit kepala, rasa mau kuesioner pertanyaan nomor 5
NASKAH PUBLIKASI

yang paling banyak dipilih yaitu kreativitas. Kecemasan ini normal


“gangguan kecerdasan: Sulit dalam kehidupan karena
berkonsentrasi, Menurunnya daya meningkatkan motivasi dalam
ingat” Kecemasan dapat membuat individu siap bertindak
mengganggu kegiatan perkuliahan stimulus dari luar siap untuk di
yang dijalani oleh mahasiswa dan internalisasi dan pada tingkat
mahasiswi baru, karena pada saat individu mampu memecahkan
mengalami kecemasan, individu masalah secara efektif.
tidak mampu memfokuskan Dalam hasil penelitian
fikirannya, hal ini sejalan dengan didapatkan mahasiswa dan
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi yang mengalami
Chandratika dan Purnawati (2014) tingkat kecemasan berat sebanyak
yang menyatakan bahwa 15 responden, Tingkat Kecemasan
mahasiswa sering mengalami berat bagi individu yang
gangguan cemas salah satunya mengalami cenderung untuk
adalah akibat dari faktor memusatkan pada sesuatu yang
psikososial. Gangguan kecemasan terinci dan spesifik dan tidak
dapat mempengaruhi proses dapat berfikir tentang hal lain
belajar mengajar pada mahasiswa sementara Individu tersebut
karena pada gangguan ini memerlukan banyak pengarahan
seseorang akan mengalami untuk dapat memusatkan pada
distorsi pemrosesan informasi. suatu area lain.
Hal ini dapat mengganggu Mahasiswa dan
kemampuan memusatkan mahasiswi baru merasa khawatir
perhatian dan menurunkan daya akan beban perkuliahan yang akan
ingat. mereka jalani dan ekspetasi akan
Lebih dari separuh yaitu program studi yang mereka jalani
21 responden (29%) didapatkan tidak sesuai dengan realita.
mengalami tingkatan kecemasan Contoh kasus dilapangan individu
ringan, kecemasan ringan masih yang cenderung santai dan selalu
tergolong normal karena pada diarahkan pada saat SMA harus
tingkatan kecemasan ini individu lebih mandiri pada saat kuliah dan
menjadi lebih waspada dan harus mengikuti jadwal
mampu memecahkan perkuliahan yang padat seperti
permasalahan yang dihadapi. Hal kegiatan tutorial, skills lab, kuliah
ini sejalan dengan Menurut stuart pakar dan masing-masing
dan sudden (1998) dalam buku individu dituntut untuk belajar
Saku Keperawatan Jiwa edisi 3 mandiri di luar jam-jam
Kecemasan ringan berhubungan perkuliahan tersebut karena
dengan ketegangan dalam sistem pembelajaran dikedokteran
kehidupan sehari-hari dan telah berubah sehingga
menyebabkan seseorang menjadi mahasiswa dan mahasiswi
waspada dan meningkatkan lahan dituntut untuk belajar mandiri
persepsinya. Kecemasan dapat untuk menunjang pengetahuan
memotivasi belajar dan masing-masing individu pada
menghasilkan pertumbuhan dan setiap blok yang dijalani. Dan
NASKAH PUBLIKASI

pada semester awal masing- individu berbicara dengan


masing individu juga banyak individu lain yang menggunakan
menemukan hal-hal baru yang bahasa daerah sehingga sulit
belum pernah mereka temui dan dalam memahami maksud dari
masing-masing individu akan pembicaraan yang sedang terjadi.
cenderung kebingungan dan Bisa juga dikarenakan individu
cemas dalam menghadapi yang tidak mampu berkomunikasi
perkuliahan yang akan mereka menggunakan bahasa Indonesia
jalani dan sangat cemas pada saat dan hanya bisa menggunakan
menunggu nilai ujian blok keluar daerah asalnya sehingga sulit
dan akan merasa sangat cemas untuk berkomunikasi dengan
lagi jika mengalami remedial. Hal orang-orang di lingkungan nya
ini sesuai dengan penelitian yang yang baru, cemas akan orang yang
dilakukan oleh pasaribu (2010) di menjadi lawan bicaranya tidak
Fakultas Kedokteran Universitas mengerti akan apa yang dia
Lampung yang mengemukakan katakan. Dan juga cara masing-
bahwa tingkat kecemasan masing individu dalam
mahasiswa mencapai 81,1% dari berkomunikasi juga berpengaruh
90 responden mahasiswa tingkat dalam proses adaptasi hal ini
pertama di Fakultas Kedokteran sejalan dengan penelitian yang
Universitas Lampung. Dan juga dilakukan oleh Lusty Septi
menyatakan bahwa mahasiswa Muharomi (2012) dengan judul
baru rentan terhadap kecemasan. Hubungan antara Tingkat
Mahasiswa baru harus Kecemasan Komunikasi dan
menghadapi banyak permasalahan Konsep Diri dengan Kemampuan
yang khas antara lain perubahan Beradaptasi Mahasiswa Baru
sistem belajar dari sekolah diperoleh hasil bahwa antara
lanjutan yang berbeda dengan kecemasan komunikasi dan
perguruan tinggi dan mereka kemampuan beradaptasi terdapat
menghadapi suatu lingkungan hubungan yang signifikan yang
yang baru. menyatakan bahwa tingkat
Mahasiswa dan kemampuan beradaptasi
mahasiswi baru membutuhkan mahasiswa dan mahasiswi baru
waktu untuk dapat beradaptasi dapat dipengaruhi oleh faktor
dengan lingkungannya agar kecemasan komunikasi dan
terhindar dari kecemasan. Dan hal konsep diri yang dimiliki
utama yang sangat penting dalam mahasiswa baru. Ketika tingkat
proses adaptasi adalah kecemasan komunikasi yang
komunikasi, untuk berinteraksi dialami mahasiwa baru tinggi,
dengan lingkungan sekitar kita maka mahasiswa baru akan
harus pandai dalam memiliki kemampuan beradaptasi
berkomunikasi, dan komunikasi yang baik. Mahasiswa yang
juga adalah hal utama yang sering memiliki ketakutan untuk
dipermasalahkan oleh mahasiswa berkomunikasi dengan orang lain
dan mahasiswi baru. Bisa akan merasa kesulitan dalam
dikarenakan masing-masing bergaul dengan orang-orang yang
NASKAH PUBLIKASI

ada dikampus baru. Mereka yang mengalami tingkat kecemasan


memiliki pikiran yang negatif berat sebanyak 1 responden (2%).
terhadap orang yang baru Pada kelompok
dikenalnya, seperti dosen dan mahasiswa dengan tingkat
mahasiswa lainnya cenderung homesick sedang dari 26
tidak memiliki keinginan untuk responden diantaranya tidak
berkomunikasi dengan orang- mengalami kecemasan sebanyak
orang tersebut. Hal ini 1 responden (4%), yang
dikarenakan mereka merasa takut mengalami tingkat kecemasan
akan terlibat dalam sebuah ringan sebanyak 5 responden
komunikasi yang tidak (20%), yang mengalami tingkat
menyenangkan. kecemasan sedang sebanyak 5
responden (20%) dan mengalami
A. Analisis Bivariat tingkat kecemasan berat sebanyak
Hubungan Homesick dengan 14 responden (56%).
Tingkat Kecemasan pada Dari hasil pengujian
mahasiswa dan mahasiswi statistik menunjukan bahwa ada
semester 1 Fakultas Kedokteran hubungan bermakna antara
Universitas Batam tingkat homesick dengan tingkat
Dari hasil pengujian kecemasan pada mahasiswa dan
statistik menunjukan bahwa ada mahasiswi semester I Fakultas
hubungan yang bermakna antara Kedokteran Universitas Batam
homesick dengan tingkat Tahun 2016 dengan nilai p= 0,000
kecemasan pada mahasiswa dan (p>0,05).
mahasiswi semester 1 Fakultas Hal ini menunjukan
Kedokteran Universitas Batam bahwa semakin homesick
dengan nilai p= 0,000 (p>0,05). seseorang maka tingkat
Hasil tabulasi silang kecemasannya semakin tinggi.
yang dilakukan antara homesick Keadaan ini disebabkan karena,
dengan tingkat kecemasan pada keadaan homesick yang dialami
mahasiswa dan mahasiswi mahasiswa dan mahasiswi baru
semester 1 Fakultas Kedokteran menyebabkan mereka sulit dalam
Universitas Batam menunjukan beradaptasi dan pada saat mereka
bahwa diketahui dari 72 tidak mampu beradaptasi dengan
responden (100%), terdapat pada lingkungan nya kecemasan
kelompok mahasiswa dengan muncul pada saat menghadapi
tingkat homesick ringan dari 47 lingkungan baru yang masih
responden didapat tidak terasa sangat asing.
mengalami kecemasan sebanyak Hal ini sejalan dengan
16 responden (34%), yang hasil penelitian yang dilakukan
mengalami tingkat kecemasan oleh Arina Sabila Haq 2015 yang
ringan sebanyak 16 responden menunjukan ada hubungan yang
(34%), yang mengalami tingkat signifikan dengan kekuatan lemah
kecemasan sedang sebanyak 14 antara homesick dengan depresi
responden (30%) dan yang pada mahasiswa semester 1 Prodi
Kedokteran Fakultas Kedokteran
NASKAH PUBLIKASI

UNS. Dan dari hasil 3. Terdapat hubungan yang


penelitiannya menyimpulkan signifikan antara homesick dengan
bahwa apabila semakin homesick tingkat kecemasan dengan p = 0,000
mahasiswa maka akan semakin
berpotensi mengalami depresi.

B. Keterbatasan Penelitian SARAN


Dalam penelitian ini keterbatasan 1. Bagi responden
yang dialami peneliti adalah : Bagi responden atau mahasiswa
1. Penelitian tentang hubungan dan mahasiswi baru fakultas
homesick dengan tingkat kedokteran Universitas Batam, agar
kecemasan belum ada yang dapat lebih memotivasi diri dan
meneliti sebelumnya, sehingga membuka diri dengan lingkungan
peneliti memiliki keterbatasan yang baru dan dalam menjalani
dalam membandingkan hasi kuliah di Fakultas Kedokteran
penelitian dengan penelitian Universitas Batam dan juga lebih
terkait. mampu dalam mengendalikan
2. Keterbatasan referensi dalam homesick dan kecemasan yang
penyusunan skripsi dialami agar tidak terjadi dampak
3. Peneliti melakukan penelitian lebih serius yang tidak diinginkan.
pada 2 minggu awal responden Contohnya dengan menghadapi
berada di lingkungan baru berbagai situasi yang dapat
memungkinkan munculnya
homesick dan kecemasan sehingga
KESIMPULAN mahasiswa dan mahasiswi mampu
Berdasarkan hasil beradaptasi dengan lebih baik.
penelitian yang dilaksanakan pada Untuk tingkat kecemasan berat
bulan oktober 2016 terhadap 72 disarankan untuk ke konseling.
orang responden semester 1 di 2. Bagi institusi pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Diharapkan agar dapat
Batam Tahun 2016, maka peneliti menambah kepustakaan tentang
dapat menarik kesimpulan : homesick dan kecemasan.
1. Responden yang mengalami 3. Bagi penelitian berikutnya
homesick ringan yaitu sebanyak 47 Bagi penelitian lain diharapkan
responden (65%) dan yang melakukan penelitian lanjutan
mengalami homesick sedang dengan metode yang berbeda dan
sebanyak 25 responden (35%) variabel lain yang bisa dipengaruhi
2. Responden yang tidak oleh homesick, misalnya depresi.
mengalami kecemasan sebanyak 17
responden (24%), responden yang
mengalami kecemasan ringan 21
DAFTAR PUSTAKA
responden (29%), responden yang
mengalami kecemasan sedang 19
Agus,R.2011. Aplikasi Metodologi
responden (26%), dan responden
Penelitian Kesehatan. Nuha
yang mengalami kecemasan berat
Medika. Yogyakarta
15 responden (21%).
NASKAH PUBLIKASI

Ann, I, 2005. Keperawatan Kesehatan Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi


Jiwa Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : Berprestasi Pada Mahasiswa yang
EGC. Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan
Orangtua. Fakultas Psikologi
Archer et.al. 1998. Derivation of a Universitas Gunadarma. (tidak
homesickness scale. Br J Psychol. diterbitkan)

Arina, S (2015). Hubungan Homesick Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A.
dengan Depresi pada Mahasiswa 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2.
Semester 1 Prodi Kedokteran Terjemahan Widjaja Kusuma.
Universitas Sebelas Jakarta: Binarupa Aksara.
Maret.Surakarta: Universitas
Sebelas Maret Katona, C. et.al. 2012. At a Glance
Psikiatri edisi keempat. Jakarta :
Bhavior. Singapore: Mc. Graw Hill ERLANGGA.
Book Company Lusty, S. (2012). Hubungan Antara
Tingkat Kecemasan Komunikasi
Chandratika.dkk (2014). Gangguan dan Konsep diri dengan
Cemas Pada Mahasiswa semester kemampuan beradaptasi
I dan VII Program Studi mahasiswa baru. Semarang.
Pendidikan Dokter Fakultas Universitas Diponegoro
Kedokteran Udayana.
Bali:Universitas Udayana Nijhof KS, Engels RCME. 2006.
Parenting styles, coping
Davis, K & Newstorm, J.W. (1989). strategies, and the expression of
human behavior at work, homesickness. J Adolesc.
organizational
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Nasional. Jakarta Rineka Cipta.

Fisher S, Hood B. 1987. The stress of Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
the transition to university: a Metodologi Penelitian Ilmu
longitudinal study of Keperawatan. Jakarta: Salemba
psychological disturbance, Medika
absent-mindedness and
vulnerability to homesickness. Br Pasaribu AS. Perbandingan Tingkat
J Psychol. Kecemasan Mahasiswa
Menjelang Ujian Blok pada
_______________,1988. Vulnerability Tingkat Awal dan Tingkat Akhir
factors in the transition to Fakultas Kedokteran Universitas
university: self-reported mobility Lampung Tahun Akademik
history and sex differences as 2011/2012. (Skripsi). Universitas
factors of psychological Lampung. Bandar Lampung. 2012
disturbance. Br J Psychol.
NASKAH PUBLIKASI

Potter, A., P. & Perry, G., A. 2005. Van Tilburg MAL, De Waal K,
Fundamentals of Nursing : Vingerhoets AJJM, van Heck
Concepts, Process, and Practice. GL.1999. Homesickness and
Alih Bahasa Komalasari dkk, separation anxiety: are they
Fundamental Keperawatan: different? Psycholog Study.
Konsep, Proses dan Praktik,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Watt SE, Badger AJ. 2009. Effects of
Jakarta. social belonging on
homesickness: an application of
Poyrazli S, Lopez MD.2007. An the belongingness hypothesis.
exploratory study of perceived Pers Soc Psychol Bull.
discrimination and homesickness:
a comparison of international Yusuf, Syamsu. 2012. Psikologi
students and American students. J Perkembangan Anak dan Remaja.
Psychol. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rumengan. J. 2008. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Bandung:
Cita
Pustaka Media Perintis

Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan.


Yogyakarta: UNY Press

Stella.dkk. (2014). Gambaran Tingkat


Kecemasan Pada Mahasiswa
Semester Satu DI Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha
2014.Bandung:Universitas
Kristen Maranatha

Stuart, G.W.,& Sundeen, S.J (1998).


Principles and practice of
psychiatric nursing. (6 th ed.). St.
Louis: Mosby Year Book.

Thurber CA, Walton E.1999. The


phenomenology of homesickness
in boys. J Abnorm Child Psychol.

____________________,2007.
Preventing and treating
homesickness. Pediatrics.

Anda mungkin juga menyukai