Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR

MENERAPKAN CARA PERAWATAN SISTEM UTAMA ENGINE DAN MEKANISME KATUP


KD 3.1 Menerapkan cara perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup
KD 4.1 Merawat berkala sistem utama engine dan mekanisme katup

Tujuan Pembelajaran
1. Melakukan perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup
2. Menentukan cara perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup SOP
3. Menentukan macam - macam kerusakan sistem utama engine dan mekanisme katup
4. Mengontrol hasil perawatan sistem utama engine dan mekanisme katup

1
Kegiatan Belajar 1: Komponen utama engine
Uraian Materi
1. Komponen utama motor
Secara garis besar konstruksi mesin terdiri atas dua bagian. Bagian
pertama yaitu biasa disebut komponen utama antara lain : blok silinder, kepala
silinder, torak, poros engkol, dan mekanisme katup. Bagian kedua yaitu
kelengkapan mesin seperti : sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem bahan
bakar, sistem pemasukan dan sistem pembuangan.

a. Blok Silinder
Blok silinder merupakan bentuk dasar dari mesin yang berfungsi sebagai
tempat untuk membuat energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
campuran udara dan bahan bakar. Blok silinder biasanya terbuat dari besi
tuang atau paduan aluminium. Pada bagian luar blok silinder terdapat
beberapa dudukan untuk menempatkan kelengkapan mesin seperti: motor
starter, alternator, pompa bensin, distributor dan sebagainya.

Gambar 1. Konstruksi Blok Silinder

Blok silinder terdiri atas beberapa silinder yang didalamnya terdapat


torak yang bergerak naik turun. Silinder–silinder pada blok silinder biasanya
berbentuk pelapis silinder. Pada bagian atas silinder tersebut ditutup oleh
kepala silinder. Untuk membantu proses pendingin, di sekitar silinder terdapat
mantel-mantel pendingin untuk menampung media pendingin. Pelapis

2
silinder harus selalu mendapat pendinginan agar temperaturnya tidak sampai
menyebabkan perubahan bentuk.

Apabila ditinjau dari cara mendinginkan pelapis silinder untuk sistem


pendingin air, ada dua macam pelapis silinder yaitu pelapis silinder tipe basah
dan tipe kering.

1) Pelapis silinder tipe basah (wet type cylinder liner)

Pelapis silinder tipe basah dapat dilihat pada gambar berikut. Bagian
luar dari pelapis silinder tersebut berhubungan langsung dengan air pendingin
sehingga tetap basah.

Gambar 2. Pelapis silinder tipe basah

2) Pelapis silinder tipe basah kering (dry type cylinder liner)

Pelapis silinder tipe kering dapat dilihat pada gambar 4. Bagian luar dari
pelapis silinder tersebut tidak berhubungan langsung dengan air pendingin
sehingga tetap basah.

Gambar 3. Pelapis silinder tipe kering


3
Ada beberapa tipe susunan silinder antara lain: tipe in-line, tipe V, dan tipe
horisontal.

Gambar 4. Susunan Silinder

1) Tipe In line
Silinder disusun dalam satu garis yang vertical. Tipe ini
mempunyai konstruksi yang sederhana dan banyak digunakan.

2) Tipe Miring
Susunan silinder tipe miring atau slant engine ini mempunyai
keuntungan dapat mengurangi tinggi mesin.

3) Tipe V
Silinder disusun dalam dua garis yang membentuk sudut V. Tipe
ini dapat memperpendek dan memeperingan ukuran mesin.

4) Tipe Horizontal.
Susunan silinder tipe horisantal atau tipe opposed dan ada yang
menyebut tipe flaf block disusun dalam dua garis mendatar yang
berlawanan arah. Tipe ini dapat mengurangi tinggi mesin. Mesin dengan
susunan silinder tipe horizontal ini biasanya diletakkan di bawah lantai
kendaraan.

b. Kepala Silinder
Kepala silinder berfungsi sebagai tutup ruang pembakaran dan untuk
menempatkan mekanisme katup. Bahan kepala silinder biasanya terbuat dari
aluminium atau besi tuang. Kepala silinder yang terbuat dari aluminium
mempunyai kemampuan pendinginan yang lebih baik dibanding yang terbuat
dari besi tuang. Konstruksi kepala silinder harus kuat karena bekerja pada

4
temperatur dan tekanan yang sangat tinggi. Pada kepala silinder juga terdapat
mantel pendingin yang dialiri air pendingin yang datang dari blok mesin untuk
mendinginkan katup-katup dan busi.

Bentuk ruang bakar yang terdapat pada kepala silinder bermacam-


macam tergantung penempatan katup-katup dan busi.

(1) Ruang Bakar Model Setengah Bulat


Ruang bakar ini mempunyai
permukaan yang kecil dibanding ruang
bakar model lain yang sama kapasitasnya.
Dengan demikian panas yang hilang sedikit
atau efisiensi panasnya tinggi. Disamping
itu efisiensi pemasukan dan
pembuangannya juga lebih tinggi, tetapi
penempatan mekanisme katupnya lebih
rumit.
(2) Ruang Bakar Model Baji
Pada ruang bakar model baji (wedge
type combustion chamber) ini kehilangan
panasnya juga kecil. Konstruksi mekanisme
katupnya lebih sederhana apabila dibanding
dengan ruang bakar model setengah bulat.

5
(3) Ruang Bakar Model Bak Mandi
Konstruksi ruang bakar model bak
mandi lebih sederhana dan biaya
pembuatannya lebih murah. Diameter
katup-katupnya lebih kecil sehingga
efisiensi pemasukan dan pembuangan
kurang sempurna dibanding ruang bakar
model setengah bulat.

(4) Ruang Bakar Model Pent Roof


Ruang bakar model ini biasanya
digunakan pada mesin yang mempunyai
jumlah katup lebih dari dua untuk masing-
masing silinder.

c. Torak dan Pena Torak


Torak bergerak naik turun di dalam silinder untuk melakukan langkah
isap, kompresi, usaha dan buang. Fungsi utama torak untuk memindahkan
tenaga yang diperoleh dari hasil pembakaran campuran udara dan bahan bakar
ke poros engkol melalui batang torak. Bahannya terbuat dari besi tuang atau
paduan aluminium. Namun pada umumnya torak terbuat dari paduan
aluminium karena selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien
dibanding dengan material lainnya.

Torak terus menerus menerima temperatur dan tekanan yang tinggi


sehingga harus tahan pada saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk
periode yang lama. Oleh karena itu konstruksi torak haruslah seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah.

6
Bagian atas torak disebut kepala torak (piston head), sedang bagian bawah
disebut badan torak (piston skirt). Bagian atas torak terdapat alur pegas torak
untuk menempatkan pegas torak. Di bagian bawahnya terdapat lubang untuk
pena torak (piston pin boss).

Gambar 5. Konstruksi torak

Gambar 6. Temperatur torak

Diameter torak akan bertambah pada saat temperaturnya naik sehingga


dimungkinkan torak tidak dapat bergerak dalam silinder. Untuk mencegah hal
tersebut maka antara torak dengan dinding silinder diberi celah yang biasa
disebut celah torak (piston clearance) yang besarnya antara 0,02 – 0,12 mm.
Apabila celah torak terlalu kecil akan mengakibatkan macetnya torak dalam

7
silinder pada saat mesin panas. Sebaliknya apabila celah torak terlalu besar
berakibat tekanan kompresi menurun sehingga tenaga mesin berkurang.

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa temperatur tertinggi pada


kepala torak yaitu berkisar 232˚ C. Oleh karena itu saat mesin masih dingin
celah torak pada bagian atas lebih besar dibanding bagian bawah sehingga
diharapkan pada saat mesin panas celah torak pada bagian atas dan bawah
menjadi sama.

a b

Gambar 7. Piston

Untuk memenuhi syarat suatu torak, maka ada beberapa macam bentuk
torak anatara lain: split piston, slipper piston, autothermic piston, dan oval
piston.

a. Split piston
Split piston adalah torak yang pada bagian badan torak yang tegak lurus
dengan pena torak dibuat alur. Tujuan pembuatan alur tersebut untuk
menampung pemuaian pada saat torak dalam keadaan panas sehingga
diameter torak relatif tetap meskipun temperaturnya berubah-ubah. Alur
tersebut dapat berbentuk : “I”, “T”atau “U”.

a b c
Gambar 8. Split piston

8
b. Slipper piston
Slipper piston yaitu torak yang pada bagian bawah badan torak (bukan
sisi kerja) dipotong. Tujuan pemotongan tersebut adalah untuk memperingan
torak dan memperpendek batang torak. Maksudnya dengan batang torak yang
lebih pendek, maka pada saat torak berada pada kedudukan paling bawah
tidak akan nyangkut pipi engkol.

a b
Gambar 9. Slipper piston

c. Autothermic piston
Autothermic piston adalah
torak yang pada bagian dalam
kepala torak diikat dengan ring baja
(steel ring). Dengan demikian torak
tidak akan mudah memuai pada saat
panas, sehingga celah antara torak
dengan silinder dapat dibuat lebih
sempit pada saat mesin masih
Gambar 10. Autothermic piston dingin.

d. Oval piston
Oval piston yaitu torak yang
tidak bulat pada saat masih dingin,
bagian minor lebih kecil dari pada
mayor. Pada saat panas
diharapkan torak benar-benar
bulat karena bagian minor
Gambar 11. Oval piston pemuaiannya lebih banyak.

9
Pena torak terbuat dari paduan baja dan berfungsi untuk
menghubungkan torak dengan batang torak melalui lubang bushing yang
terdapat di kedua sisi torak.

d. Ring Torak
Ring torak berfungsi untuk mengikis kelebihan oli yang menempel pada
dinding silinder dan mencegah masuknya oli ke ruang bakar. Ring torak
terbuat dari baja tuang atau baja spesial yang berkualitas tinggi.

Gambar 12. Ring torak

Celah ujung ring torak (ring end gap) berfungsi untuk mencegah
patahnya ring torak pada saat ujung ring torak bersentuhan karena adanya
pemuaian. Besar celah ujung ring torak pada umumnya antara 0,2 – 0,5 mm
pada temperatur ruangan.

10
Gambar 13. Celah ujung ring torak

Celah samping ring torak (ring side clearance) adalah celah antara ring torak
dengan alur ring torak untuk memungkinkan agar ring torak dapat bergerak
bebas pada saat memuai karena panas.

Gambar 14. Celah samping ring torak

e. Batang Torak
Batang torak (conecting rod) atau batang penghubung berfungsi untuk
menghubungkan torak dengan poros engkol atau meneruskan tenaga yang
diperoleh torak ke poros engkol. Konstruksi batang torak harus kuat karena
menerima gaya tekan yang terus menerus, momen dan beban lainnya yang
dihasilkan dari tekanan pembakaran dan gaya inersia dari torak.

11
Gambar 15. Konstruksi batang torak

Bagian batang torak yang berhubungan dengan pena torak disebut ujung
kecil (small end), sedang yang berhubungan dengan pena engkol disebut
ujung besar (big end). Pena engkol berputar pada kecepatan tinggi di dalam
big end sehingga temperaturnya naik. Untuk menghindari kenaikan
temperatur maka pada di dalam big end dipasang bantalan yang dilumasi oli.
Sebagian oli tersebut dipercikkan melalui lubang oli (oil hole) ke torak untuk
mendinginkan torak. Oleh karena itu pada saat memasang batang torak harus
memperhatikan tanda.

Tanda pemasangan pada


batang torak bermacam-macam
tergantung tipe mesin. Dalam
pemasangannya tanda tersebut harus
menghadap ke arah depan, sebab
kalau tanda pemasangan terbalik
maka lubang oli yang ada di big end
batang torak menjadi tertutup.
Demikian juga tanda pemasangan
pada tutup bantalan batang torak
juga tidak boleh terbalik, sebab
kalau dipasang terbalik maka big
Gambar 16. Tanda pemasangan
end batang torak menjadi tidak
pada batang torak.
bulat.

12
Ukuran big end terdapat pada tutup
bantalan batang torak untuk mesin yang
menyediakan tiga ukuran standar. Untuk
mesin yang hanya menyediakan satu
ukuran standar, tanda tersebut tidak ada.
Kode ukuran tersebut digunakan ketika
memilih bantalan agar diperoleh celah
oli yang tepat.

Gambar 17. Kode ukuran big


end

Kode ukuran big end Ukuran big end


Kecil Semakin besar nomor kode
1
ukuran semakin besar lubang
2 big end beberapa mikron.

3 Besar

f. Poros Engkol
Poros engkol (crank shaft) berfungsi untuk merubah gerak bolak balik
menjadi gerak putar yang akhirnya digunakan untuk memutar roda-roda
kendaraan melalui transmisi. Konstruksi poros engkol harus kuat karena
berputar pada kecepatan tinggi sambil menerima beban berat dari torak dan
batang torak. Disamping itu poros engkol harus mempunyai tahanan yang
tinggi terhadap keausan dan mempunyai keseimbangan static dan dynamic
agar dapat berputar dengan lembut. Oleh karena itu pada permukaan jurnal
dan pena engkol ditreatment pengerasan dengan tujuan agar tahan terhadap
keausan.

13
Konstruksi poros engkol dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pena
engkol (crank pin) adalah bagian poros engkol yang berhubungan dengan big
end batang torak, sedang jurnal engkol (crank journal) adalah bagian poros
engkol yang berhubungan dengan bantalan utama. Lengan engkol berfungsi
untuk menghubungkan pena dengan jurnal engkol. Untuk membalance gaya-
gaya yang tidak seimbang pada komponen poros engkol atau dari komponen
mesin yang berputar pada poros engkol dilakukan oleh balance weight.

Gambar 18. Konstruksi poros engkol

Untuk jenis mesin dengan susunan silinder segaris, banyaknya pena


engkol sama dengan banyaknya silinder. Mesin dengan susunan silinder
bentuk V, jumlah pena engkol biasanya setengah dari jumlah silinder. Selisih
sudut antar pena engkol ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah derajat per siklus kerja mesin


Selisih sudut =
Banyaknya silinder

Rumus tersebut juga berlaku untuk mesin bentuk V. Sebagai contoh dapat
dicari selisih sudut antar pena engkol untuk mesin 4 tak dengan susunan
silinder satu garis dengan jumlah silinder empat dan enam.

Untuk mesin empat silinder:

Selisih sudut antar pena engkol = 720˚/4 = 180˚

Untuk mesin enam silinder:

Selisih sudut antar pena engkol = 720˚/6 = 120˚

14
Bentuk poros engkol bermacam-macam tergantung jumlah silinder dan
urutan pengapian atau firing order (FO). Dalam menentukan FO suatu mesin
yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan getaran akibat pembakaran,
beban bantalan utama dan sudut puntiran yang terjadi pada poros engkol
akibat adanya langkah usaha dari tiap-tiap silinder. Dengan demikian pada
umunya FO suatu mesin tidak urut 1-2-3-4 untuk motor 4 silinder, sehingga
keseimbangan getaran dan beban bantalan utama dapat terpenuhi. Pada
gambar dapat dilihat bentuk poros engkol untuk mesin 4 silinder dengan FO
1-3-4-2 atau 1-2-4-3.

Gambar 19. Poros engkol mesin 4 silinder dengan FO 1-3-4-2

Bentuk poros engkol untuk mesin 6 silinder dengan FO: 1-5-3-6-2-4


dapat dilihat pada gambar berikut. Selisih sudut antar pena engkol: 120˚

Gambar 20. Poros engkol mesin 6 silinder dengan FO 1-5-3-6-2-4

Bentuk poros engkol untuk mesin 6 silinder dengan FO: 1-4-2-6-3-5


dapat dilihat pada gambar di bawah. Selisih sudut antar pena engkol: 120˚

15
Gambar 21. Poros engkol mesin 6 silinder dengan FO 1-4-2-6-3-5

Bentuk poros engkol untuk mesin 6 silinder dengan FO: 1-5-3-6-2-4


dapat dilihat pada gambar berikut ini. Selisih sudut antar pena engkol: 120˚

Gambar 22. Poros engkol mesin 8 silinder dengan FO 1-3-4-2

Bagian poros engkol yang berfungsi sebagai pors disebut jurnal yang
ditumpu oleh 2 buah lempengan bantalan yang disebut bantalan utama.
Bantalan utama ini berfungsi sebagai penumpu agar poros engkol tidak mudah
terpuntir. Jumlah bantalan disesuaikan dengan kondisi kerja mesin dan dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah bantalan utama = n + 1 → untuk motor putaran rendah

Jumlah bantalan utama = n/2 + 1 → untuk motor putaran tinggi

Dimana n = jumlah silinder.

Ukuran jurnal dan pena engkol untuk tiap-tiap mesin berbeda. Ada
mesin yang menerapkan tiga ukuran standar, ada pula mesin yang menerapkan
satu ukuran standar poros engkol. Untuk mesin yang menerapkan satu ukuran
standar, maka pada poros engkol tidak ada kode ukurannya. Mesin yang
menerapkan tiga ukuran standar, maka pada poros engkol terdapat kode

16
ukuran. Lokasi kode ukuran untuk tiap-tiap mesin berbeda-beda. Sebagai
contoh pada gambar dapat dilihat lokasi kode ukuran jurnal utama dan pena
engkol.

Gambar 23. Lokasi kode ukuran jurnal utama

Kode ukuran jurnal utama Ukuran jurnal utama


atau pena engkol atau pena engkol
Besar Nomor yang semakin besar
0
menunjukkan ukuran yang
1 semakin kecil beberapa
mikron.
2 Kecil

g. Bantalan
Bantalan berfungsi untuk menghindari kerusakan karena gesekan-
gesekan yang terjadi pada batang torak, poros engkol dan bagian-bagian yang
berputar lainnya.

Pada umumnya bantalan poros engkol terbuat dari paduan aluminium


atau kelmet metal. Bantalan bagian atas terdapat lubang oli untuk pelumasan
jurnal utama poros engkol alur oli untuk pelumasan bantalan batang torak.
Poros engkol harus mampu menahan tekanan yang kuat dari torak sehingga
bantalan bagian bawah tidak terdapat lubang oli. Pada bantalan atas dan
bawah terdapat pengunci yang fungsinya untuk mencegah agar bantalan tidak
ikut berputar. Pada permukaan bantalan samping yang menyentuh poros
engkol juga terdapat alur oli untuk aliran oli dan pada bagian bawahnya

17
dilengkapi tonjolan untuk mencegah agar bantalan samping tidak ikut
berputar.

Gambar 24. Bantalan sisipan

Untuk mesin tertentu terdapat tiga atau lima ukuran standar bantalan
batang torak, tebal masing-masing ukuran berbeda beberapa mikron. Kode
ukuran bantalan tercetak pada bagian belakang bantalan.

Kode ukuran bantalan Ukuran bantalan


Tipis Semakin besar nomor kode
1
ukuran, bantalan makin tebal
2 beberapa mikron.

3 Tebal

Apabila jurnal atau pena engkol telah dibubut, maka diperlukan bantalan
dengan ukuran under size (U/S). Pada umumnya tersedia bantalan ukuran
under size: U.S. 0,25; U.S. 0,50; U.S. 0,75; dan U.S. 1,00.

h. Roda gila
Roda gila atau roda penerus (Flywheel) berfungsi untuk menerima
sebagian tenaga yang diperoleh dari langkah usaha dan memeberikan tenaga

18
pada langkah-langkah lainnya. Di bagian luar roda penerus dilengkapi dengan
ring gear untuk perkaitan dengan starter pinion.

Gambar 25. Roda dila

19
20

Anda mungkin juga menyukai