Laporan PKL PDF
Laporan PKL PDF
Puji syukur penulis sanjung sajikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program PKL
(Kerja Praktek Lapangan) di PLTU Nagan Raya 2xllO MW, selama 2 bulan
terhitung dari tanggal Ol Juli sampai dengan 31 Agustus 2014. Shalawat
besetta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang membawa ajaran
kebenaran dan pedoman kepada sahabat setta selunlh umat manusia.
Kerja prakte kini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa
jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gamabaran langsung
tentang ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah pengalaman
yang berhubungan dengan ilmu keteknikan secara khusus. Pada pembuatan
laporan ini penulis mengambil judul "Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan
Valve Di Area Wtp (Water Treatment Plant) Pltu Nagan Raya 2x110 Mw"
sebagai tugas khusus.
Penulis
ABSTRAK
Oleh
Hendri Cahyono
NIM : 1220403037
Untuk menjaga kehandalan suatu pembangkit listrik yang berkapasitas besar harus
memiliki manajemen perawatan yang tepat. PLTU adalah salah satu jenis
pembangkit yang berkapasitas besar, salah satu PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap) berkapasitas besar yang dimiliki PT.PLN (Persero) adalah PT. PLTU
Pambangkitan Sektor Nagan Raya 2x110 MW. Pada sebuah PLTU memiliki bagian-
bagian utama dan bagian-bagian penunjang untuk kelancaran kinerja PLTU dalam
membangkitkan energi listrik yang berkualitas dan berkehandalan tinggi. WTP
(Water Treatment Plant) adalah salah satu bagian penunjang yang sangat penting
pada sebuah PLTU, pada bagian ini terjadi proses pengolahan air laut menjadi air
pengisi boiler pada PLTU. Untuk mengontol/mengatur laju air laut yang akan
diproses menjadi air pengisi boiler digunakan pompa, pipa, dan valve. Karena masa
pembangunan PLTU ini memakan waktu yang cukup lama sehingga valve dan pipa-
pipa di area WTP ini berkarat dan menyebabkan valve tidak berfungsi dengan
normal. Oleh karena itu dilakukan pengecekan dan perbaikan pada valve tersebut.
LEMBAR PENILAIAN
PENGANTAR .
ABSTRAK.
DAFTAR ISI..
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar I
1.4
Tempat dan Waktu PKI. (Praktek Kerja Lapangan)............
Tujuan
1.5
2.2 Visi dan Misi pr. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW
2.5 Ketenagakerjaan......
2.6 Stmktur Organisasi PT. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110MW
BAB V 42
5.1 Simpulan . 42
5.2 Saran . 43
DAFTAR PUSTAKA .
44
ABSENSI —
DAVTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya . .5
Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU .
10
Gambar 3.2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU
11
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve... — 15
Gambar 3.4 Gate valve... 17
Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch...... 38
Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw
39
Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator — 39
Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator
40
BAB 1
PENDAHULUAN
Valve yang digunakan pada PLTU terdiri dari berbagai jenis dan
berbagai macam fungsi yang sistem kerjanya berkesinambungan satu sama
Iain. Akan tetapi valve — valve ini sangat rentan dengan gangguan —
gangguan baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar valve yang
mengakibatkan valve — valve ini tidak dapat bekerja secara optimal dan dapat
mengganggu sistem pada sebuah PLTU.
Pada saat melakukan kerja praktek lapangan (PKL) penulis ditempatkan pada
bagian pemeliharaan kontrol instrumen. Dalam masa pembangunan pembangkit ini
memakan waktu yang cukup lama sehingga pada sebagian valve yang telah
terpasang mengalami gangguan (macet) tidak dapat dioperasikan secara maksimal
dan pada sebagian pipa — pipa penyulingan air laut menjadi air tawar mengalami
pengkaratan (korosi).
1.3 Batasan Masaiah
Dalam hal ini, agar pembahansan tidak terlalu melebar maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mencakup pengecekan
dan perbaikan valve di area WPT (Water Treatment Plant) pada PLTU Nagan Raya
2x1 IO MW dan sedikit menyinggung bagaimana cara pengontrolan valve tersebut.
2
1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan)
Tempat pr. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan
Raya 2xl 10
3
BAB 11
SEJARAH PERUSAHAAN
5
2.3 Logo PT. PLN (Persem) Pembangkit Sektor Nagan
Raya 2x110 MW
()40.38' Lintang Utara (LU) dan 960 .11' — 960.48' Bujur Timur (BT) dengan luas
wilayah 3.363,72 Km2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Nanggroe
7
Kecamatan Seunagan dan Seunagan Timur mempunyai luas masing-masing
kurang dari 10 % dari luas Kabupaten Nagan Raya.
2.5 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang dimiliki Oleh PLTU Nagan Raya
2xl 10 MW merupakan bagian ahli sistem kerja pada PLTU, adapun beberapa
tenagan kerja di PLTU Nagan Raya 2xllO MW yang berasal dari beberapa
pemsahaan outsourcing yaitu PT. Tanduk Perkasa, PT. Sukur Nikmat, PT. Araims,
di tambah dengan pegawai PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan
Raya/PLTU Nagan Raya 2xllO MW. Dengan demikian jumlah pekerja keselumhan
yang ada di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW seperti yang terlampir pada table di
bawah ini:
8
Senin Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Masuk • 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Selasa
Masuk • 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Rabu
Masuk • 14.00 -
17.00
Kamis Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Jum' Istirahat : 12.00 - 14.00
at Masuk • 14.00 -
17.00
2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan
Raya 2x110 MW
9
10
BAB 111
DASAR TEORI
PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar
batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses konversi energi pada
PLTU berlangsung melalui 3 tahap yaitu .
Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bettekanan dan temperatur tinggi
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan
turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutub berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, siklus
ini juga sering disebut dengan siklus rankine. Urutan sirkulasinya secara singkat
adalah sebagai berikut :
12
a. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas
bertemperatur dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar
turbin uap.
b. Turbin uap, berfungsi untuk mengubah uap panas bertemperatur dan
bertekanan tinggi menjadi energi mekanik yang kemudian
digunakan untuk memutar generator.
c. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang
dihasilkan
Oleh turbin menjadi energi listrik.
d. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar
dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.
13
e. Hidrogen plant (Unit Hidrogen), berfungsi sebagai pendingin
generator.
f. Chlorination Plant (Unit Chlorin), berfungsi untuk menghasilkan
senyawa natriun hipoclorit (NaOCL) yang digunakan untuk
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu), pada umumnya merupakan boiler
berbahan bakar minyak yang berfungsi unuk menghasilkan uap panas
yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap
bantu.
h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara), yaitu unit yang melayani
pengolahan batubara dari proses bongkar muat kapal (ship
unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran
ke banker unit.
Ash Handling (Unit Pelayanan Abu), yaitu unit yang melayani pengolahan
abu baik abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari EP
(Eelectrostatic Precipitator) hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain
Conveyor) pada unit utama smapai ke tempat penampungan abu (ash
valley).
Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu
fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran.
Contoh yang mudah adalah keran air.
Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting
dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam
suatu proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka
14
valve dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya
level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan.
Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve
di buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun
berhenti mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully
closed) ataupun membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya
hanya untuk membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan
ON/OFF valves atau Isolation valve.
Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed, ada
juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve sejenis ini
sering disebut sebagai Throttling valve.
Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu
arah saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti
ini disebut check valve atau one way valve.
15
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve
Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian
yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas
sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak
kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat. Banyak valve
yang berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve,
Plug
Valve, Needle Valve.
Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu
stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk
batang yang sebagian berulir sebagian tidak. Handwheel digunakan oleh
operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan disc keatas dan
kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika diputar searah jamm jam
maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan jarum jam maka
valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya jangan
memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan
menyebabkan kemsakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi
lebih cepat.
3.4.3 Bonnet dan Packing
16
Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve
dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi agar
tak ada kebocoran fluida melalui stem.
Valve buka tutup juga dapat di bedakan berdasrkan pergerakan dan jenis
katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Gate valve
jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau sering disebut
wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa
digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk
posisi sebagian terbuka.
17
Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-lock disc katup/valve itu.
b. Piston valve
Piston valve adalah valve yang bekerja dengan cara bergeser (translasi)
mengggunakan tekanan fluida untuk membuka dan menutup katupnya. Adapun
prinsip kerjanya adalah:
18
Rotating valve adalah jenis valve yang membutuhkan 1/4 putaran untuk
membuka dan menutup penuh dan arah Sisi muka katub sejajar dengan arah
aliran. Karena konstmksi katup valve ini sangat penting kuat, maka jenis valve
ini biasa digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat. Contoh dari
valve dari jenis ini adalah:
a. Plug Valve
Bagian — bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun
globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya
dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland,
sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.
Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada
plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle
diputar menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar
pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian
yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.
Plug hams rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.
Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas
diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada
juga yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material tenon, jenis ini dinamakan self lubricating.
Jenis —jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:
19
Three way plug valve, yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port
(sambungan), I untuk inlet dan 2 untuk outlet. Dengan menggunakan
valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet kearah
aliran/pipa yang dikehendaki.
Four way plug valve, biasa digunakan pada fluida cooling water
yang melewati heat exchanger, dimana aliran cooling water bisa
dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk
membersihkan heat exchanger tersebut dari kotoran-kotoran
(fouling, sediment, solids).
b. Ball Valve
Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully
closed valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-paflkel solid
(slurry).
Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan
cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball
valve juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada
posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa,
namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan
20
aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran
atau pipa.
c. Butterfly Valve
Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang
diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang
tipis.
Seat nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type
plug valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan
21
apabila ingin membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah
sampai ke posisi yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc
untuk mengunci rapat. Di bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale)
yang digunakan untuk pembacaan posisi valve opening atau valve closing.
Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc
sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle
yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka
handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close
maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.
Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasamya
bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri
dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.
Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-
ciri tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya,
yaitu .
l. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya betheda. Perbedaan disc dan
seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang betheda. Bentuk
dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe valve dapat
diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat melewati globe
valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi pressure
drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat
lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu
aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama. Seperti yang terlihat
dibawah ini .
22
Diagram Profil Aliran
Globe Valve Globe Valve
Gambar 3.9 Globe valve
2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini .
Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya
valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat.
Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve
mencegah steam untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve yang
termasuk dalam jenis Globe valve adalah sebagai berikut :
a. Angle valve
b. Needle valve
23
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih
akurat aliran yang bertekanan rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti
paku.
Contoh gambar needle valve sebagai berikut :
Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama saja
namun aplikasi nya terhadap material fluida yang betheda. yaitu: Swing check
valve, Lift check valve, dan Ball check valve.
a. Swing check valve, berfungsi untuk mengatur fluida gas ataupun liquid
yang tidak mengandung partikel padat (solid). Katup bergerak berayun
teratur untuk membuka atau menutup. Jika sering terjadi arus balik,
benturan disc dan cairan berpasir akan merusak seat. Bila katup terbuka
penuh valve ini mempunyai kecendnmgan membuka terus dan mus
fluida mengalir , bila kecepatan arus berubah pelan-pelan, katup akan
tertutup kembali dengan gaya gravitasi.
24
Gambar 3.13 Swing check valve
b. Lift check valve, berfungsi untuk mengatur fluida steam, gas, maupun
liquid yang mempunyai flow yang tinggi. Pada dasarnya valve ini
prinsipnya sama sepetti pistonvalve. Batang disc berfungsi sebagai
penuntun (guide). Posisi awal disc kontak dengan seat. Bila ada pressure
pada disc, disc akan terangkat, disk akan kembali kontak dengan seat
secara gravitasi. Valve ini juga berfung si untuk mengatur liquit (bebas
benda-benda padat).
c. Ball check valve, berfungsi untuk mengatur fluida liquid yang mengandung
partikel padatan. Valve cocok untuk segala pemakaian, untuk gas, uap air
dan cairan lain yang dapat membentuk deposit lengket. Ball bergerak
berputar, bila ada pressure ball akan terangkat. Dan kembali secara gravitasi.
25
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali
tertukar satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan
kadang juga Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya
perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan
membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan
menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih
cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka
secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan
akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure
normal (set point). Safety valve sangat cocok diaplikasikan ke fluida gas.
26
BAB ıv
PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE m AREA
WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2xııo MW
4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP (Water
Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW
28
4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan
Perawatan ini bersifat pencegahan, yaitu perawatan yang dilakukan sebelum terjadi
kerusakan pada saat peralatan sedang. Perawatan preventif atau pencegahan dapat
dibagi menjadi 2, yaitu .
29
tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
yang telah ditentukan.
3. Perawatan Predictive
Perawatan ini bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi clari
perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi
dari indikaktor-indikator yang temasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan
tindakan perbaikan selanjutnya.
5. Breakdown Maintenance
30
Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan, kerugian
cacat produk, dan lain sebagainya.
Kerugian tidak langsung mencakup penunman produksi, menurunnya kinerja
karyawan, menurunkan atau merusak Citra perusahaan.
6. Modification Maintanance
4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2x110 MW
penggerak valve adalah suatu alat yang digunakan untuk menggerakkan
valve mengatur aliran air laut yang akan diproses menjadi air pengisi boiler
diarea water treatment plant pada sebuah PLTU. Penggerak valve ini ada
beberapa jenis, di area water treatment pland PLTU Nagan Raya 2xllO MW
Jenis penggerak valve yang digunakan adalah sebagai berikut :
Secara keseluruhan valve — valve yang mengatur laju aliran air laut
yang akan di suling dan di proses menjadi air pengisi boiler di water treatment
plant
31
kebanyakan berjenis butterfly valve yang pengoperasiaannya dapat dilakukan
dengan dua mode oleh operator, yaitu mode remote dan mode lokal.
4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP (Water Treatment
Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW
l. Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air pada OOGBBI 7AA002,
OOGBB17AA008, dan OOGBB17AA010, hal ini dilakukan karena pada
saat valve di operasikan terjadi kebocoran pada piping valve tersebut.
32
Berikut ini urutan proses pengerjaannya .
Membuka piping inlet dan outlet instrument air yang bocor dengan
menggunakan kunci Inggris.
Melepas ring yang melekat pada piping tersebut dengan menggunakan
kunci Inggris.
Kencangkan baut pada pneumatic valve jika baut hanya longgar, atau
ganti baut pada pneumatic valve jika sudah rusak/bocor dengan
menggunakan kunci Inggris.
Pasang kembali ring yang menempel pada piping jika baut hanya
longgar, atau pasang secara direct piping tersebut jika dilakukan
proses penggantian baut dengan menggunakan kunci Inggris.
2. Pengecekan seluruh pneumatic valve yang ada pada Multi Medium Filter
#1 hingga Multi Medium Filter #7 dengan mode remote dan mode local.
Pengecekan ini minimal harus dilakukan oleh dua orang, ketika
pengecekan dilakukan dengan mode remote maka salah satu orang harus
berada di ruang operator dan satu orang lagi harus berada di lokal yang
saling berkomunikasi menggunakan HT. Hal ini bertujuan agar perintah
yang diberikan oleh operator sama dengan indikasi yang terjadi di lokal.
33
3. Pengecekan dan perbaikan pada FILTER SYSTEM OUTLET
VALVE SWITCH (KKS : OOGBP11AA002) yang dikarenakan tidak
dapat beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke
shaft butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
Selanjutnya dilakukan proses pelumasan pada shaft butterfly dan
membuka tutup shaft butterfly valve secara manual agar tidak lengket
kembali dengan menggunakan kunci Inggris.
Selanjutnya dilakukan pemasangan pneumatic actuator pada mounting
menggunakan kunci L.
Kemudian dilakukan pengujian pneumatic valve dengan mode local, dan
dapat beroperasi dengan normal.
34
Kemudian membuka cover yang berisikan terminal pada pneumatic
actuator dengan menggunakan kunci pas.
Dilakukan pemeriksaan pada limit switch dan dilakukan penggantian,
dengan membuka terminal dengan menggunakan obeng (+).
Selanjutnya menutup kembali terminal tersebut menggunakan obeng
(+) dan dilakukan pengujian dengan mode local.
Pneumatic valve tersebut dapat beroperasi dengan normal kembali.
35
Berikut urutan proses perbaikan yang dilakukan :
Melepas kabel LAN yang terhubung ke jaringan dan kabel video yang
terhubung ke PC monitor dari server unit I A.
Memasangkan kabel LAN dan kabel video yang dilepas tersebut ke server
unit I B.
Dilakukan penggantian posisi Hard Disk yang ada pada server unit I A.
Selanjutnya melepas server tersebut dari cabinet.
Metakkan server tersebut pada posisi yang aman, untuk dilakukan proses
pembukaan pada komponen dalamnya.
Selanjutnya melakukan pengecekan mounting HD, cooling fan dan
komponen lainnya.
Selanjutnya metakkan kembali server unit I A di cabinet.
Kemudian melepas kembali kabel LAN dan kabel video yang terhubung
ke server unit I B.
Selanjutnya memasangkan kembali kabel LAN dan kabel video yang
dilepas tersebut ke server unit I A.
Kemudian melakukan pengoperasian dengan menggunakan server unit
36
Membuka cover terminal MOV dengan menggunakan obeng (+) dan
memeriksa bagian terminal kabel dengan pradugaan sementara kabel ada
yang longgar atau terlepas dari terminalnya.
Selanjutnya menutup kembali cover terminal tersebut aman dengan
menggunakan obeng (+).
Membuka MOV dari mounting valve dengan menggunakan kunci
Inggris.
Selanjutnya menepatkan posisi shaft valve agar dapat beroperasi selaras
dengan pergerakan MOV.
Memasang kembali MOV tersebut ke mounting-nya dengan
menggunakan kunci Inggris.
Membuka manuał valve seawater filter di kedua sisi.
Kemudian dilakukan pengoperasian MOV dan dapat beroperasi dengan
normal kembali.
37
20HAN79AA402) yang dikarenakan akan dilakukan penggantian globe
valve yang telah berkarat. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Milakukan pembongkaran isolasi pipa yang berisikan glasswool, untuk
memperbaiki globe valve didalamnya.
Memadamkan power supply pada MOV tersebut.
Selanjutnya membuka cover power supply dan terminal signalling data,
untuk selanjutnya diamankan dari daerah yang lembab atau lingkungan yang
merusak Proses pembukaan cover ini menggunakan kunci L Melakukan
pelepasan MOV dari mounting globe valve dengan menggunakan kunci
Inggris.
38
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya melakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung
ke shaft butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan
normal.
Selanjutnya melakukan proses pelumasan dan membuka tutup shaft
butterfly valve secara manual agar tidak lengket kembali dengan
menggunakan kunci Inggris.
Setelah dilakukan pelumasan, maka selanjutnya dilakukan pemasangan
kembali pneumatic actuator tersebut pada shaft butterfly valve dengan
menggunakan kunci L.
Pada proses pemasangan ini harus disinkron terlebih dahulu antara posisi
shaft butterfly valve dan indikasi pneumatic actuator agar tidak terjadi
kemsakan saat POV beroperasi.
Melakukan uji coba POV dengan mode local dan dapat beroperasi dengan
normal kembali.
Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch
39
Selanjutnya mengecek kondisi power supply dan fuse, dan kedua
komponen tersebut normal.
Kerusakan/gangguan yang terjadi disebabkan oleh penempatan
posisi selector switch LOCAL STOP REMOTE yang tidak tepat,
untuk dapat beroperasi selector switch harus tepat menghadap
LOCAL.
40
Setelah dilakukan uji coba kembali, MOV tersebut dapat beroperasi
normal.
Kemudian melakukan penutupan kembali MOV dengan menggunakan
kunci L
Melakukan uji coba MOV dengan mode local, MOV dapat
beroperasi dengan normal.
12. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
OOGBB15AA002, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006,
OOGBB15AA008,
OOGBB15AA011, dan pada #4 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH
OUTLET VALVE SWITCH (KKS: OOGBB15AA010) yang dikarenakan
pipa pada #5 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan
proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
41
13. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator
pada #6 MULTI-MEDIUM FILTER COM AIR INLET VALVE
SWITCH
(KKS: OOGBB 16AA008) yang dikarenakan Pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
Namun dikarenakan indikasi pneumatic actuator yang tidak tepat, maka
dilakukan pembukaan cover pneumatic actuator.
Proses pembukaan ini cukup sulit dikarenakan terdapat 2 baut yang tidak
bisa dilepas, sehingga harus dilakukan proses pemaksaan dalam
pembukaannya dengan cara menggrinda kepala baut agar dapat dilakukan
proses pembukaan dengan menggunakan obeng G).
Setelah digrinda, baut tersebut dapat dibuka dan ditemukan titik air di
dalam cover-nya. Kemudian titik air ini harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum memasang cover tersebut kembali pada pneumatic
actu ator.
Dugaan munculnya titik air didalam cover disebabkan Oleh isi
WD40 yang sudah habis saat dispray pada cover pneumatic actuator
sehingga yang tetsisa hanya alkohol yang telah berkondensasi
menjadi air.
42
14. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator
pada OOGBB16AA002, OOGBB16AA003, OOGBB16AA011, Yang
dikarenakan Pipa pada #6 MMF telah selesai dilakukan proses
pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para
pekerja dan peralatan di PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x1 IO
MW maka dapat disarankan :
a. Diharapkan pada saat melakukan perawatan / perbaikan harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
b. Ketika melakukan perbaikan, jangan membongkar / memasang peralatan
dengan cara paksa sehingga dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan
tersebut.
c. Kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam bekerja harus dimiliki oleh
setiap pekerja.
45
DAFTAR PUSTAKA
http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d 378.html di
akses pada tanggal 25-08-2014
2. http://fue1punps.tpub.com/TM-10-3835-219-24P/css/TM-10-3835-
21924P 45.htm1 di akses pada tanggal 25-08-2014
3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/12/valve-dan-
perbaikannaya.html di akses pada tanggal 25-08-2014
4. http://www.scribd.com/doc/112771524/Gate-Valve di akses pada tanggal
25-08-2014
5. http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerj a.l ap angan
.html di akses pada tanggal 25-08-2014
6. http://obbyl 909.blogspot.com/2009/IO/macam-m acam-valve. html di
akses pada tanggal 25-08-2014
7. Arifin Fatahul, 2012 "MENEJEMEN BANGKEL PERAWATA/V DAN
PERBAIKAN" Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.
8. http://syae007.wordpress.com/2010/01/16/apa-itu-standard-code/ di
akses pada tanggal 25-08-2014
44