Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sanjung sajikan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan program PKL
(Kerja Praktek Lapangan) di PLTU Nagan Raya 2xllO MW, selama 2 bulan
terhitung dari tanggal Ol Juli sampai dengan 31 Agustus 2014. Shalawat
besetta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW yang membawa ajaran
kebenaran dan pedoman kepada sahabat setta selunlh umat manusia.

Kerja prakte kini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa
jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan gamabaran langsung
tentang ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan menambah pengalaman
yang berhubungan dengan ilmu keteknikan secara khusus. Pada pembuatan
laporan ini penulis mengambil judul "Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan
Valve Di Area Wtp (Water Treatment Plant) Pltu Nagan Raya 2x110 Mw"
sebagai tugas khusus.

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis mendapatkan banyak bantuan


dan bimbingan, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
bapak Andi Makkasau selaku manajer di PLTU Nagan Raya, bapak Herry Aidil
selaku supervisor har listrik di PLTU Nagan Raya, bapak Dheka Bakti
Krisnamukti.W selaku supervisor har kontrol instrumen di PLTU Nagan Raya,
bapak Andre Pranoto selaku staf har kontrol instrumen PLTU Nagan Raya, bapak
Zia UI Aulia selaku staf har listrik PLTU Nagan Raya, bapak Taufik, ST., MT
selaku ketua Jumsan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, bapak
Subhan, ST., MT selaku ketua Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri
Lhokseumawe, bapak Suherman, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing PKL,
dan seluruh rekan-rekan di kampus yang turut memberikan dukungan kepada
penulis dalam melaksanakan Program Praktek Kerja Lapangan (PKI.) di PLTU
Nagan
Raya.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
yang membacanya.

Buketrata, 02 Oktober 2014

Penulis
ABSTRAK

PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE Dl AREA


WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2x110 MW

Oleh
Hendri Cahyono
NIM : 1220403037
Untuk menjaga kehandalan suatu pembangkit listrik yang berkapasitas besar harus
memiliki manajemen perawatan yang tepat. PLTU adalah salah satu jenis
pembangkit yang berkapasitas besar, salah satu PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap) berkapasitas besar yang dimiliki PT.PLN (Persero) adalah PT. PLTU
Pambangkitan Sektor Nagan Raya 2x110 MW. Pada sebuah PLTU memiliki bagian-
bagian utama dan bagian-bagian penunjang untuk kelancaran kinerja PLTU dalam
membangkitkan energi listrik yang berkualitas dan berkehandalan tinggi. WTP
(Water Treatment Plant) adalah salah satu bagian penunjang yang sangat penting
pada sebuah PLTU, pada bagian ini terjadi proses pengolahan air laut menjadi air
pengisi boiler pada PLTU. Untuk mengontol/mengatur laju air laut yang akan
diproses menjadi air pengisi boiler digunakan pompa, pipa, dan valve. Karena masa
pembangunan PLTU ini memakan waktu yang cukup lama sehingga valve dan pipa-
pipa di area WTP ini berkarat dan menyebabkan valve tidak berfungsi dengan
normal. Oleh karena itu dilakukan pengecekan dan perbaikan pada valve tersebut.

Kata kunci : PLTU, WTP, Perawatan, Pengecekan dan Perbaikan Valve.


DAVTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN.

LEMBAR PENILAIAN

LEMBAR PENGESAHAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE...

LEMBAR PENILAIAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE..


KATA

PENGANTAR .
ABSTRAK.

DAFTAR ISI..

DAFTAR GAMBAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar I

1.2 Rumusan Masalah..... 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4
Tempat dan Waktu PKI. (Praktek Kerja Lapangan)............

Tujuan

1.5

BAB 11 SEJARAH PERUSAHAAN .


4
2.1 Sejarah Singkat PT. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW 4

2.2 Visi dan Misi pr. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110 MW

2.3 Logo pr. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya


2x110 MW

2.4 Lokasi PT. PIN (Persero) Pembangkit Ssektor Nagan Raya


2x110MW.

2.5 Ketenagakerjaan......
2.6 Stmktur Organisasi PT. PIN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya
2x110MW

BAB 111 DASAR TEORI .


10
3.1 10
3.2 Bagian -Bagian PLTU........ 12
3.2. I Bagian Utama..
.
12
32.2 Peralatan Penunjang 12
3.3 Pengeflian Valve 13
3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve — 14
3.4.1 Seat dan Disc... 15
3.42 Steam dan Handwheel 15
3.4.3 Bonnet dan 16
3.4.4 Gland dan Gland Nut 16
3.5 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan/ Fungsinya.... 16
3.5.1 Valve Buka / Tutup (Start / Stop Valve) 16
3.5.1.1 Sliding valve 16
3.5.1.2 Rotating Valve — 18
3.52 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve) — 21
3.5.3 Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve 23

3.5.4 Relieve Valve Dan Safety Valve (Valve Pengaman)...... . 25

BAB IV PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE DI


AREA WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA
2x110MW 26

4.1 Pengeflian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan................ . 26

4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP


(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW 27

4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan . 28


4.4 Jenis - Jenis 28
4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2x110 MW. . 30

4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP


(Water Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW . 31

BAB V 42

5.1 Simpulan . 42
5.2 Saran . 43

DAFTAR PUSTAKA .
44
ABSENSI —
DAVTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya . .5
Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU .
10
Gambar 3.2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU
11
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve... — 15
Gambar 3.4 Gate valve... 17

Gambar 3.5 Piston 17


Gambar 3.6 Plug valve... 19
Gambar 3.7 Ball valve....
20
Gambar 3.8 Butterfly valve...
20
Gambar 3.9 Globe valve
22
Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve
22
Gambar 3.11 Angle valve
23
Gambar 3.12 Needle valve.... 23
Gambar 3.13 Swing check
24
Gambar 3.14 Lift Check Valve
24
Gambar 3.15 Ball check valve
25
Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve
25
Gambar 4.1 Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment plant)
31
Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air .
32
Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic valve .
32
Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch .. ..... . 33
Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf

Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator


34
Gambar 4.7 Perbaikan server unit 1 .
35 Gambar 4.8 Perbaikan electromotion motor . 36
Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve

Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch...... 38
Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw
39
Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator — 39
Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic actuator
40
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek dan disusul dengan


kenaikan harga BBM (khususnya minyak HSD/solar) dan semakin
meningkatnya kebutuhan energi listrik yang tinggi bagi para konsumen. Hal ini
mendorong PF. PIN (Persero) untuk membangun pembangkit listrik yang
ekonomis dengan energi primer yang melimpah. Salah satunya adalah PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dengan energi primer yang digunakan adalah
batubara.

PLTU adalah pembangkit dengan biaya operasionalnya ekonomis akan


tetapi investasi awalnya mahal, untuk menjaga keoptimalan pengoperasian
PLTU maka perlu dilakukan perawatan pada semua komponen — komponen
PLTU agar memiliki umur yang maksimal. Perawatan juga dapat disebut
sebagai sistem manajemen aset yang menjaga kondisi peralatan atau komponen
— komponen PLTU selalu optimal, salah satu contoh komponen yang sangat
penting pada sebuat PLTU adalah valve.

Valve yang digunakan pada PLTU terdiri dari berbagai jenis dan
berbagai macam fungsi yang sistem kerjanya berkesinambungan satu sama
Iain. Akan tetapi valve — valve ini sangat rentan dengan gangguan —
gangguan baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar valve yang
mengakibatkan valve — valve ini tidak dapat bekerja secara optimal dan dapat
mengganggu sistem pada sebuah PLTU.

Untuk menghidari terjadinya gangguan pada saat PLTU sedang


beroperasi yang disebabkan Oleh valve yang tidah berfungsi secara optimal,
maka harus dilakukan pengecekan dan perawatan/perbaikan pada valve —
valve tersebut. Hal inilah latar belakang yang membuat penulis membuat judul
Pengecekan, Perbaikan Dan Perawatan Valve Di Area WTP (Water Treatment
Plant) Pitu
Nagan Raya 2x110 Mw.
1.2 Rumusan Masalah

Pada saat melakukan kerja praktek lapangan (PKL) penulis ditempatkan pada
bagian pemeliharaan kontrol instrumen. Dalam masa pembangunan pembangkit ini
memakan waktu yang cukup lama sehingga pada sebagian valve yang telah
terpasang mengalami gangguan (macet) tidak dapat dioperasikan secara maksimal
dan pada sebagian pipa — pipa penyulingan air laut menjadi air tawar mengalami
pengkaratan (korosi).
1.3 Batasan Masaiah

Dalam hal ini, agar pembahansan tidak terlalu melebar maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini adalah mencakup pengecekan
dan perbaikan valve di area WPT (Water Treatment Plant) pada PLTU Nagan Raya
2x1 IO MW dan sedikit menyinggung bagaimana cara pengontrolan valve tersebut.

1.4 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam pelaksanaan


praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :

Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah


dipelajari oleh mahasiswa ke dalam dunia kerja.
Mahasiswa ingin mengetahui siklus kerja yang ada di PLTU Nagan
2x110 MW.
Mahasiswa ingin membandingkan disiplin ilmu yang di dapat clari
bangku kuliah dengan kenyataan dilapangan serta meningkatkan
keahlian di bidang masing — masing.
Mahasiswa ingin mengetahui fungsi dan cara perbaikan valve — velve
yang ada di area WTP (Water Treatment Plant).

2
1.5 Tempat dan Waktu PKL (Praktek Kerja Lapangan)
Tempat pr. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan
Raya 2xl 10

Al amat Jalan Raya Meulaboh — Medan Km 8.5,


Desa Suak Puntong,
Kec. Kuala Pesisir Kab. Nagan Raya,
NAD
W aktu 01 Juli -31 Agustus 2014

3
BAB 11
SEJARAH PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN (Persem) Pembangkit


Sektor Nagan Raya
2x110 MW

PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan Raya


atau PLTU Nagan Raya berawal dari cikal bakal
pembangunan proyek 10.000 MW penugasan pemerintah ke
pada PT PLN (Persero) pada tahun 2006 sesuai Perpres RI
No. 17 Tahun 2006 tanggal 5 Juli 2006, proyek tersebut
terletak di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir,
Kabupaten Nagan Raya, pada akhir tahun 2011 menjelang
direncanakan Comersial On Date bam di buat Kepdir PT
PLN pembentukan pusat listrik di bawah PT PLN (Persero)
Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Lueng Bata
yang terletak di ibu kota provinsi Banda Aceh.

Keputusan Direksi Selanjutnya muncul pada bulan


Juni 2012 yang mengubah pusat listrik Nagan Raya menjadi
Sektor Nagan Raya dan Sektor Lueng Bata menjadi Pusat
listrik sesuai SK Dir No 285.K/DIR/2012 dan
No.287.K/DIR/2012, pada saat perubahan status PT PLN
(Persem) Sektor Pembangkitan Lueng Bata baru saja menerima
pelimpahan PLTD sewa di Grid 150 KV dari PT PLN (Persero)
Wilayah Aceh dałam proses masa transisi dari PT PLN Sektor
Lueng Bata menjadi PT PLN Sektor Nagan Raya terjadi
pelimpahan aset kembali dari PT PLN (Persero) Wilayah Aceh
ke PT PLN (Persero) KITSBU sehingga bertambah dua łokasi
lagi yakni PLTD Pulo Pisang dan PLTD Cot Trueng. Proyek-
proyek yang digabungkan menjadi satu kedalam induk Unit
Bisnis PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Pembangkitan
Sumatera I diantaranya terdiri dari :

PLTU Nanggroe Aceh Darussalam (Nagan Raya) 2xl


I O MW;

PLTU Sumatera Utara (Pangkalan susu) 2020


MW;
PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2x10 MW;
PLTU 2 Riau (Selat Panjang) 2x7 MW;
PLTU Kepulauan Riau (Tanjung Balai Karimun) 2x7
MW.
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persem) Pembangkit Sektor
Nagan Raya
2x110 MW

Adapun visi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sektor Nagan Raya 2xll() MW adalah "diakui sebagai pengelola
pembangkit listrik CFB terbaik di indonesia dengan tatakelola
ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada
potensi insani”.

Sedangkan misi dari PT. PLN (Persero) Pembangkitan


Sektor Nagan Raya 2xl 10 MW adalah sebagai berikut :

Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang


efisiensi, andal, dan berwawasan lingkungan;
Menerapkan tata kelola dengan
mengimplementasikan EAM dan OPI;
Mengembangkan SDM dengan budaya saling
percaya, integritas, peduli dan pembelajar dałam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

5
2.3 Logo PT. PLN (Persem) Pembangkit Sektor Nagan
Raya 2x110 MW

Setiap perusahan besar pasti akan memiliki sebuah


lambang atau logo untuk menandakan identitas perusahan
tersebut, berikut ini logo PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sektor nagan Raya .

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sektor


Nagan Raya
2.4 Lokasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Ssektor Nagan Raya 2xııo

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi


Nanggroe Aceh Darussalam yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo
Lues,Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang.

Secara geografis Kabupaten Nagan Raya terletak pada posisi 03 0.40'

()40.38' Lintang Utara (LU) dan 960 .11' — 960.48' Bujur Timur (BT) dengan luas

wilayah 3.363,72 Km2 (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam. Batas wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah.


Sebelah Selatan : Samudera Hindia.
Sebelah Timur : Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Barat Daya.
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Baral.
Pembagian şecara administratif, Kabupaten Nagan Raya terbagi ataş : 5
Kecamatan dan 213 kelurahan. Sedangkan şecara keseluruhan di Kabupaten Nagan
Raya terdapat I I Kecamatan,27 Kemukiman dan 222 Desa. Kecamatankecamatan
tersebut adalah sebagai berikut :
Kecamatan Beutong Kecamatan Kuala Pesi sir

Kecamatan Darul Makmur Kecamatan Suka Makmue


Kecamatan Trip a
Kecamatan Kuala
Makmur
Kecamatan Beutong
Kecamatan Seunagan
Ateuh
Banggalang
Kecamatan Seunagan
Timur Kecamatan Seuneuam
Kecamatan Tadu Raya

Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Beutong yaitu

1.323,06 Km2 atau sebesar 39,33 %. Kemudian diikuti Kecamatan Daml


Makmur dengan luas 1.050,26 Km2 atau sebesar 31,22 % dan Kecamatan
Kuala 559,09 Km atau 16,62 070. Sedangkan dua kecamatan lagi yaitu

7
Kecamatan Seunagan dan Seunagan Timur mempunyai luas masing-masing
kurang dari 10 % dari luas Kabupaten Nagan Raya.

Sedangkan pr. PIN (Persero) Pembangkitan Sektor Nagan Raya berdiri di


Kecamatan Kuala Pesisir tepatnya di Desa Suak Puntong, berbatasan langsung
dengan Kabupaten Aceh Barat.

2.5 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja produktif sementara ini yang dimiliki Oleh PLTU Nagan Raya
2xl 10 MW merupakan bagian ahli sistem kerja pada PLTU, adapun beberapa
tenagan kerja di PLTU Nagan Raya 2xllO MW yang berasal dari beberapa
pemsahaan outsourcing yaitu PT. Tanduk Perkasa, PT. Sukur Nikmat, PT. Araims,
di tambah dengan pegawai PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan
Raya/PLTU Nagan Raya 2xllO MW. Dengan demikian jumlah pekerja keselumhan
yang ada di PLTU Nagan Raya 2x 110 MW seperti yang terlampir pada table di
bawah ini:

Tabel 2.1 Jumlah karyawan/i (pekerja) di PLTU Nagan Raya 2x110 MW


Nama Perusahaan Status Pegawai Juml ah
PT. Tanduk Perkasa Outsourcing 91 Orang
PT. Sukur Nikmat Outsourcing 101 Orang
PT. Araims Outsourcing 8 Orang
PT. PLN (Persero) Kit Sektor Nagan Raya Tetap 108 Orang
Total Keseluruhan Pekerja 308 Orang
Hari kerja para tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2xllO MW adalah 5 (lima)
hari kerja dalam seminggu yaitu hari senin samapai dengan hari jum'at, kecuali
operator dan karyawan piket akan tetap bekerja pada setiap harinya dengan
menggunakan sistem shif yaitu pergantian pekerja dengan waktu yang
telah ditentukan secara bersama. Adapun jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan
Raya 2x110 MW seperti yang terlihat pada table 2.2 di bawah ini .
Tabel 2.2 Hari dan jam kerja tenaga kerja PLTU Nagan Raya 2x110 MW
Hari Jam Kerja

8
Senin Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Masuk • 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Selasa
Masuk • 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Rabu
Masuk • 14.00 -
17.00
Kamis Masuk • 08.00 - 12.00
Istirahat : 12.00 - 14.00
Masuk : 14.00 -
17.00
Masuk • 08.00 - 12.00
Jum' Istirahat : 12.00 - 14.00
at Masuk • 14.00 -
17.00
2.6 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor Nagan
Raya 2x110 MW

Struktur Organisasi pr. PIN (Persero)


Pembangkitan Sektor Nagan Raya

9
10
BAB 111
DASAR TEORI

3.1 Pengertian PLTU

PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) adalah pembangkit yang


mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk
menghasilkan energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga
thermal yang banyak digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya
mudah didapat sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.

PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam
bahan bakar menjadi energi listrik. PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar
batu bara minyak residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses konversi energi pada
PLTU berlangsung melalui 3 tahap yaitu .

Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bettekanan dan temperatur tinggi
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan
turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.

Energi Panas Energi Mekan/k Energi Listrik

Gambar 3.1 Poses konversi energi dada PLTU

PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutub berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, siklus
ini juga sering disebut dengan siklus rankine. Urutan sirkulasinya secara singkat
adalah sebagai berikut :

Air diisikan ke boiler hingga memenuhi selunlh permukaan pemindah


panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakan
bahan bakar hingga air berubah menjadi uap panas bertekanan dan
temperatur tingggi.
2. Uap panas bertekanan dan temperatur tingggi tersebut diarahkan
untuk memutar turbin uap yang kemudian menghasilkan energi
mekanik berupa putaran.
3. Generator yang terkopel langsung dengan poros turbin akan ikut
berputar dan menghasikan energi listrik sebagai hasil dari perputaran
medan magnet dalam kumparan yang dikeluarkan dari terminal output
generator.
4. Uap yang keluar dari turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan
dengan air pendingin agar benlbah kembali menjadi air yang
disebut air kondensat, dan kemudian air ini digunakan kembali
untuk mengisi boiler. Demikian siklius ini berlangsung terus
menerus dan berulangulang.

Gambar I .2 Siklus kerja fluida sederhana pada PLTU


3.2 Bagian - Bagian PLTU
3.2.1 Bagian Utama

Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu .

12
a. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas
bertemperatur dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar
turbin uap.
b. Turbin uap, berfungsi untuk mengubah uap panas bertemperatur dan
bertekanan tinggi menjadi energi mekanik yang kemudian
digunakan untuk memutar generator.
c. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang
dihasilkan
Oleh turbin menjadi energi listrik.
d. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar
dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.

3.2.2 Peralatan Penunjang

Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya


adalah .

a. Desalination Plant (Unit Desal), berfungsi untuk mengubah air laut


menjadi air tawar dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi
dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif,
sehingga jika air laut langsung masuk kedalam peralatan utama,
maka dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan PLTU.
b. Reverse Osmosis (RO), memiliki fungsi yang sama dengan desalination
plant namun metode yang digunkan berbeda, pada peralatan ini
menggunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-
garam yang terkandung pada air laut.

c. Pre Treatment (PLTU yang menggunakan air tanah/sungai),


berfungsi untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang
terkandung dalam air tersebut.
d. Demineralizer Plant (Unit Demin), memiliki fungsi yang sama
seperti pre treatment, unit demin ini terdapat pada PLTU yang
mengunakan air laut sebagai fluida kerjanya.

13
e. Hidrogen plant (Unit Hidrogen), berfungsi sebagai pendingin
generator.
f. Chlorination Plant (Unit Chlorin), berfungsi untuk menghasilkan
senyawa natriun hipoclorit (NaOCL) yang digunakan untuk
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
g. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu), pada umumnya merupakan boiler
berbahan bakar minyak yang berfungsi unuk menghasilkan uap panas
yang digunakan pada saat boiler utama start up maupun sebagai uap
bantu.
h. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara), yaitu unit yang melayani
pengolahan batubara dari proses bongkar muat kapal (ship
unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai penyaluran
ke banker unit.
Ash Handling (Unit Pelayanan Abu), yaitu unit yang melayani pengolahan
abu baik abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly ash) dari EP
(Eelectrostatic Precipitator) hopper dan SDCC (Submerged Drag Chain
Conveyor) pada unit utama smapai ke tempat penampungan abu (ash
valley).

Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan


sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan
atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebapkan
terganggunya seluruh sistem PLTU tersebut.

3.3 Pengertian Valve

Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu
fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran.
Contoh yang mudah adalah keran air.
Valve atau biasa juga disebut dengan kerangan, sangat berperan penting
dalam sistem pipa di suatu pabrik, cargo pump dan lain-lain guna menjaga
kestabilan proses operasional, valve bertugas mengatur aliran (fluida) dalam
suatu proses pembongkaran dan pemuatan cargo. Secara tidak langsung, maka

14
valve dapat diandalkan untuk mengatur besar kecil nya flow, rendah tingginya
level, rendah tingginya temperatur ataupun tekanan.

Ketika valve telah dipasang dalam suatu rangkaian pipa. Pada saat valve
di buka, fluida mulai mengalir, dan ketika valve ditutup maka fluida pun
berhenti mengalir. Valve seperti ini bertugas untuk menutup penuh (fully
closed) ataupun membuka penuh (fully opened) suatu aliran. Karena tugasnya
hanya untuk membuka atau menutup maka valve sejenis ini dinamakan dengan
ON/OFF valves atau Isolation valve.

Selain untuk membuka dan menutup atau fully opened dan fully closed, ada
juga valve yang berfungsi untuk mengatur (regulate) aliran (fluida). Valve sejenis ini
sering disebut sebagai Throttling valve.

Ada juga valve yang tugas nya mengatur agar aliran berjalan ke satu
arah saja ataupun agar tidak terjadi reversed flow atau backflow. valve seperti
ini disebut check valve atau one way valve.

Beberapa valve ada juga yang dirancang untuk melepaskan (release)


kelebihan pressure untuk menjaga keamanan alat ataupun operator. Valve yang
berfungsi untuk melepaskan kelebihan pressure ini sering disebut
sebagai pressure relieve valve ataupun pressure safety valve (kedua jenis valve ini
mempunyai fungsi yang sama tetapi prinsip kerjanya berbeda).

3.4 Bagian-bagian Utama Pada Valve

Pada dasarnya, valve mempunyai bagian-bagian dasar yang sama.


Seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Bagian-bagian utama valve adalah:
body, seat, disc, bonnet, gland, packing, stem dan handwheel.

15
Gambar 3.3 Bagian - bagian Valve

3.4.1 Seat dan Disc

Seat adalah bagian pada valve yang mantap/diam. Disc adalah bagian
yang bergerak, bertugas sebagai pengontrol aliran. Disc akan bergerak keatas
sehingga memberikan ruang lebih banyak agar fluida dapat mengalir, bergerak
kebawah jika akan menutup dan menekan seat dengan rapat. Banyak valve
yang berbeda namanya karena perbedaan disc dan seat ini. Seperti Ball Valve,
Plug
Valve, Needle Valve.

3.4.2 Steam dan Handwheel

Jika kita telusuri bagian valve dari bawah keatas setelah seat, disc lalu
stem dan handwheel yang semuanya tergabung jadi satu. Stem berbentuk
batang yang sebagian berulir sebagian tidak. Handwheel digunakan oleh
operator untuk memutar stem, sehingga dapat menggerakkan disc keatas dan
kebawah. Khusus saat pengoperasian Handwheel, jika diputar searah jamm jam
maka valve akan menutup, sebaliknya jika diputar berlawanan jarum jam maka
valve akan membuka. Namun, ketika hendak menutup valve, hendaknya jangan
memaksa putaran handwell terlalu keras dan kencang, karena akan
menyebabkan kemsakan pada disc dan seat hingga masa pakai valve menjadi
lebih cepat.
3.4.3 Bonnet dan Packing

16
Bonnet memberikan ruangan bagi disc untuk bergerak keatas saat valve
dalam posisi membuka. Sedangkan packing, berfungsi sebagai material isolasi agar
tak ada kebocoran fluida melalui stem.

3.4.4 Gland dan Gland Nut

Berfungsi untuk mengencangkan posisi packing terhadap stem. Jika ada


kebocoran fluida melalui bagian ini maka dapat diantisipasi dengan
mengencangkan Gland Nut. Jika tidak bisa juga, maka valve kemungkinan
besar harus diganti.

3.5 Klasifikasi Valve Berdasarkan Kegunaan/ Fungsinya


3.5.1 Valve / Tutup (Start/ stop Valve)

Valve buka tutup juga dapat di bedakan berdasrkan pergerakan dan jenis
katupnya, valve ini dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu:

3.5.1.1 Sliding valve

(valve yang mempunyai katup yang berbentuk datar dan memotong


aliaran). Sliding valve digunakan untuk membuka dan menutup aliran dan
pengatur debit dengan akurasi yang rendah. Contoh dari jenis valve ini adalah:

a. Gate valve

jenis valve ini mempunyai Bentuk penyekat piringan, atau sering disebut
wedge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa
digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk
posisi sebagian terbuka.

valve (Katup) ini disebut katup gate karena mengandung unsur


penutupan disebut gate yang berhenti mengalir. Pintu gate bertindak seperti
sebuah rana yang memisahkan bagian dalam rumah dari luar atau pintu yang
memisahkan dua kamar. Sebuah disk vertikal bertempat di katup tubuh slide
gerbang atas dan
bawah pada sudut kanan ke arah aliran dalam pipa, menutup atau membuka katup.

17
Arus diblokir dengan menggunakan efek wedge-lock disc katup/valve itu.

Gambar 3.4 Gate valve

b. Piston valve

Piston valve adalah valve yang bekerja dengan cara bergeser (translasi)
mengggunakan tekanan fluida untuk membuka dan menutup katupnya. Adapun
prinsip kerjanya adalah:

Mula - mula air suplay tertutup


Kemudian air suplay di buka dan fluida menekan Piston hingga piston
bergeser hingga membentur Valve Seat, dilanjutkan dengan mengalirkan
fluida dari celah piston menuju Accumulator Tank
Langkah berikutnya adalah langkah balik yaitu: Fluida dari
Accumulator Tank menekan Piston kembali dan membunag fluida
melewati Barrel. Dan fluida di belakang piston di buang melewati
celah.

Gambar 3.5 Piston valve

3.5.1.2 Rotating Valve

18
Rotating valve adalah jenis valve yang membutuhkan 1/4 putaran untuk
membuka dan menutup penuh dan arah Sisi muka katub sejajar dengan arah
aliran. Karena konstmksi katup valve ini sangat penting kuat, maka jenis valve
ini biasa digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat. Contoh dari
valve dari jenis ini adalah:

a. Plug Valve

Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,


melainkan silinder. Karena tidak ada mangan kosong di dalam badan valve,
maka cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti
lumpur. Secara umum, kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan
fully close (isolation atau on/off control).

Bagian — bagian utama plug valve sama saja dengan gate valve ataupun
globe valve. Yaitu body, stem, packing bolt, seal, plug. Seal sama fungsinya
dengan packing, packing bolt sama fungsinya dengan gland nut atau gland,
sedangkan plug sama fungsinya dengan disc tapi bentuknya berbeda.

Plug ini digunakan untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada
plug valve, plug mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle
diputar menuju open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat
dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar
pada close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian
yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.

Plug hams rapat dengan body, agar tidak terjadi kebocoran ( leaking ) atau
passing. Antara plug dan body akan terjadi gesekan (friction), maka untuk
menimalkan efek gesekan tersebut, pada daerah sentuhan plug dan body diberikan
pelumas.

Karena itu ada type plug valve yang mempunyai tempat pengisian pelumas
diatas stem, ada juga yang sudah diberikan pelumas dari pabrik pembuatnya, ada
juga yang yang tidak membutuhkan pelumas namun pada daerah sentuhan sudah
dilapisi material tenon, jenis ini dinamakan self lubricating.

Jenis —jenis valve yang lain yang masih termasuk plug valve adalah:

19
Three way plug valve, yaitu jenis plug valve yang mempunyai 3 port
(sambungan), I untuk inlet dan 2 untuk outlet. Dengan menggunakan
valve ini maka dengan mudah kita dapat mengarahkan outlet kearah
aliran/pipa yang dikehendaki.
Four way plug valve, biasa digunakan pada fluida cooling water
yang melewati heat exchanger, dimana aliran cooling water bisa
dengan mudah dibalikkan arahnya dengan tujuan untuk
membersihkan heat exchanger tersebut dari kotoran-kotoran
(fouling, sediment, solids).

Gambar 3.6 Plug valve

b. Ball Valve

Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang


menerobos ditengahnya.Secara sederhana, Ball valve sama saja dengan plug
valve, tetapi bentuk disc nya berbeda. Dinamakan Ball valve karena bentuk disc
nya ini bulat sepefli bola, dan bentuk body nya silinder.

Ball valve digunakan juga sebagai on/off valve, fully opened atau fully
closed valve, dan handal untuk aliran fluida yang mengandung partikel-paflkel solid
(slurry).

Sama seperti plug valve, ball valve juga membuka dan menutup dengan
cara rotasi pada disc sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Ball
valve juga mempunyai handle yang sama dengan plug valve, dimana pada
posisi valve fully open maka handle akan searah dengan aliran atau pipa,
namun jika posisi valve fully close maka posisi handle tidak searah dengan

20
aliran atau pipa, melainkan akan membentuk sudut 90 derajat dengan aliran
atau pipa.

Gambar 3.7 Ball valve

c. Butterfly Valve

Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di


tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric
dan eccentric. Eccentric memiliki disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi
yang lebih baik dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih
ringan dibandingkan valve lainnya.

Gambar 3.8 Butterfly valve

Butterfly valve digunakan untuk mengontrol (trhottling/regulate valve)


aliran fluida yang bertekanan rendah.

Bagian-bagian utama pada valve ini sama saja dengan valve-valve yang
diatas, yaitu body, disc, seat, dan handle. Disc nya berbentuk piringan yang
tipis.
Seat nya, melingkar mengikuti bentuk disc. Handle nya berbeda dengan type
plug valve dan ball valve, karena mempunyai lever yang harus kita tekan

21
apabila ingin membuka dan menutup valve dan kita lepaskan apabila telah
sampai ke posisi yang kita inginkan. Lever inilah yang akan membantu disc
untuk mengunci rapat. Di bagian bawah handle dan lever terdapat skala (scale)
yang digunakan untuk pembacaan posisi valve opening atau valve closing.

Butterfly valve juga membuka dan menutup dengan cara rotasi pada disc
sehingga dapat membuka dan menutup lebih cepat. Dan mempunyai handle
yang sama dengan plug valve, dimana pada posisi valve fully open maka
handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully close
maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa.

3.52 Valve Pengatur Banyaknya Aliran Fluida (globe valve)

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling). Pada dasamya
bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate valve. Yaitu terdiri
dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.

Globe valve dengan gate valve bentuknya hampir sama, tetapi ada ciri-
ciri tertentu yang dapat di jadikan acuan untuk membedakan antara keduanya,
yaitu .

l. Pada bagian dalam valve, disc dan seat nya betheda. Perbedaan disc dan
seat ini menyebabkan terjadi profil (pola) aliran yang betheda. Bentuk
dari disc dan seat inilah yang menyebabkan globe valve dapat
diandalkan sebagai throttling valve. Aliran fluida saat melewati globe
valve akan mengalami sedikit hambatan sehingga akan terjadi pressure
drop yang lebih besar dari gate valve, pertama aliran akan mengenai seat
lalu membelok keatas melewati dan mengenai seluruh bagian disc, lalu
aliran akan dibelokkan lagi ke arah yang sama. Seperti yang terlihat
dibawah ini .

22
Diagram Profil Aliran
Globe Valve Globe Valve
Gambar 3.9 Globe valve

2. Pada bagian luar, body dari globe valve terlihat lebih menggelembung.
Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini .

Gate Valve Globe Vdve

Gambar 3.10 Perbedaan gate dan globe valve

Khusus untuk globe valve yang menangani fluida steam, maka biasanya
valve akan dilengkapi dengan back seat yang terletak berhadapan dengan seat.
Back seat ini berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve
mencegah steam untuk menerobos masuk. Beberapa contoh valve yang
termasuk dalam jenis Globe valve adalah sebagai berikut :
a. Angle valve

Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengubah aliran sebesar


90 derajat, valve ini bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow. Contoh
gambar angel valve sebagai berikut :

Gambar 3. I I Angle valve

b. Needle valve

23
Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara lebih
akurat aliran yang bertekanan rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil seperti
paku.
Contoh gambar needle valve sebagai berikut :

Gambar 3.12 Needle valve

3.5.3 Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve

Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir


kesatu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check
valve sama saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai
handwell(handle maupun stem.

Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama saja
namun aplikasi nya terhadap material fluida yang betheda. yaitu: Swing check
valve, Lift check valve, dan Ball check valve.

a. Swing check valve, berfungsi untuk mengatur fluida gas ataupun liquid
yang tidak mengandung partikel padat (solid). Katup bergerak berayun
teratur untuk membuka atau menutup. Jika sering terjadi arus balik,
benturan disc dan cairan berpasir akan merusak seat. Bila katup terbuka
penuh valve ini mempunyai kecendnmgan membuka terus dan mus
fluida mengalir , bila kecepatan arus berubah pelan-pelan, katup akan
tertutup kembali dengan gaya gravitasi.

24
Gambar 3.13 Swing check valve

b. Lift check valve, berfungsi untuk mengatur fluida steam, gas, maupun
liquid yang mempunyai flow yang tinggi. Pada dasarnya valve ini
prinsipnya sama sepetti pistonvalve. Batang disc berfungsi sebagai
penuntun (guide). Posisi awal disc kontak dengan seat. Bila ada pressure
pada disc, disc akan terangkat, disk akan kembali kontak dengan seat
secara gravitasi. Valve ini juga berfung si untuk mengatur liquit (bebas
benda-benda padat).

Gambar 3.14 Lift Check Valve

c. Ball check valve, berfungsi untuk mengatur fluida liquid yang mengandung
partikel padatan. Valve cocok untuk segala pemakaian, untuk gas, uap air
dan cairan lain yang dapat membentuk deposit lengket. Ball bergerak
berputar, bila ada pressure ball akan terangkat. Dan kembali secara gravitasi.

Gambar 3.15 Ball check valve

3.5.4 Relieve Valve Dan safety Valve (Valve Pengaman)

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure)


pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), pekerja yang sedang
bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.

25
Antara kedua valve ini terdapat penggunaan istilah yang seringkali
tertukar satu sama lain. Kadang Relieve valve dianggap Safety valve dan
kadang juga Safety valve dianggap Relieve valve. Namun, sebenarnya
perbedaan mendasarnya adalah cara kerjanya itu sendiri, Relieve valve akan
membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan (excess) pressure dan akan
menutup kembali apabila pressure telah kembali normal. Relieve valve lebih
cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka
secara sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan
akan menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure
normal (set point). Safety valve sangat cocok diaplikasikan ke fluida gas.

Gambar 3.16 Relieve dan sefty valve

26
BAB ıv
PENGECEKAN, PERBAIKAN DAN PERAWATAN VALVE m AREA
WTP (Water Treatment Plant) PLTU NAGAN RAYA 2xııo MW

4.1 Pengertian dan Tujuan Umum Manajemen Perawatan

Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan şecara sengaja dan


sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat
diterima dan diinginkan. Dari pengeılian ini jelas bahwa kegiatan perawatan itü
adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan
hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan merupakan usaha/kegiatan yang
dilakukan şecara rutin agar peralatan atau sistem şelalu dalam keadaan şiap
pakai.

Sistem Perawatan mempunyai fungsi yang sangat penting di suatu


perusahaan guna kelancaran proses prodüksi. Perawatan yang beısifat pencegahan
pada saat ini masih kurang mendapat perhatian kecuali pada perusahaan yang sudah
merasakan dan mengetahui pentingnya sistem perawatan untuk menunjang
kelancaran proses prodüksi. Pada umumnya perusahaan hanya melakukan tindakan
yang bersifat pethaikan (Corrective Maintenance). Adapun faktor-faktor yang
mempengamhi kurangnya perhatian dari kalangan perusahaan akan arti pentingnya
sistem perawatan sebagai berikut :

Belum dirasakannya pengaruh kerusakan peralatan terhadap kelancaran


proses prodüksi, karena kemacetan prodüksi juga akibat dan kemacetan pada
bagian fungsi prodük lainnya.
Belum dipahaminya tujuan dari aktivitas perawatan dan manfaat dari
penerapan sistem perawatan.
Belum dimengerti şebab akibat terhadap kerusakan meşin pada proses
produksi.

Perawatan mempakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas


(peralatan) pabrik dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan
agar terdapat suatu keadaan operasi prodüksi yang memuaskan sesuai dengan
rencana sehingga mencegah terjadinya kemsakan selama proses produksi
berlangsung atau sebelum tercapainya rencana dalam jangka waktu tertentu.
Adapun tujuan utama clari kegiatan sistem perawatan ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal


mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan
efisien.
2. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan
rencana produksi.
3. Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam
perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu
yang lebih lama.
4. Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya clari kerus
akan.

5. Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat


tersebut.
6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan
keselamatan pekerja.
7. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi
tidak terganggu.

4.2 Tujuan Pengecekan dan Perawatan Valve - Valve Di Area WTP (Water
Treatment Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW

Dalam masa pembangunannya, PLTU Nagan Raya 2x110 MW ini


memakan waktu yang cukup lama sehingga banyak valve — valve di water
treatment plant yang digunakan untuk mengontrol aliran air laut yang akan di
suling menjadi air pengisi boiler mengalami kemacetan atau tidak dapat
dioperasikan dengan normal yang akhirnya mengganggu proses penyulingan
air laut tersebut. Pengecekan dan perawatan pada valve — valve ini benujuan
untuk memaksimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2x I I O MW.

28
4.3 Perencanaan dan Penjadwalan Perawatan

Tujuan perencanaan dan perawatan ini ada untuk memudahkan dalam


melaksanakan perawatan yang akan dilaksanakan.

Sebelum pekerjaan perawatan dilaksanakan perlu adanya perencanaan


yang jelas seperti pembagian wewenang, tugas yang jelas, serta jumlah pekerja
yang terlibat dalam melakukan perawatan. Dengan adanya perencanaan maka
dapat diketahui apa yang harus dikerjakan dan oleh siapa. Setelah perencanaan
kerja disusun, maka barulah diatur jadwal kerja sehingga tidak terjadi tumpang
tindih pekerjaan yang akan dilaksanakan. Semua pekerjaan perbaikan atau
perawatan ini akan dikomandoi oleh satu komando yaitu kordinator lapangan
atau supervisor yang bertanggung jawab menangani bidang pekerjaan tersebut.

4.4 Jenis - Jenis Perawatan

Dalam melakukan perawatan ada beberapa jenis sifat perawatan yang


akan dilakukan adalah sebagai berikut :

l. Perawatan Preventif (Preventif maintenance)

Perawatan ini bersifat pencegahan, yaitu perawatan yang dilakukan sebelum terjadi
kerusakan pada saat peralatan sedang. Perawatan preventif atau pencegahan dapat
dibagi menjadi 2, yaitu .

Ranning Maintenance, yaitu melakukan perawatan pada saat


peralatan sedang beroperasi. Perawatan ini juga harus dilakukan
dengan mengutamakan keselamatan para pekerja yang melakukan
perawatan terhadap peralatan tersebut.
Turning Around Maintenance, yaitu melakukan perawatan terhadap
peralantan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

2. Perawatan korektif (corrective maintenance)

Merupakan perawatan/pemeliharaan yang telah direncanakan, yang


didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk
alat tersebut. Perawatan ini merupakan "general overhaul" yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang

29
tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi
yang telah ditentukan.

3. Perawatan Predictive

Perawatan ini bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi clari
perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi
dari indikaktor-indikator yang temasang pada instalasi suatu alat dan juga dapat
melakukan pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan
tindakan perbaikan selanjutnya.

4. Perawatan darurat (Emergency Maintenance)

Perawatan yang harus segera dilakukan tanpa adanya perencanaan terlebuh


dahulu, jika perawatan / perbaikan ini tidak segera di lakukan maka proses produksi
akan terganggu.

5. Breakdown Maintenance

Jenis perawatan ini hanya bisa di lakaukan apabila mesin/peralatan


secara keselumahan mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak
mungkin dapat di operasikan. Untuk dapat memperbaikinya maka prinsip kerja
clari peralatan yang bersangkutan hams dapat di kuasai. Dengan di kuasainya
prinsip kerja peralatan tersebut maka diagnosa terhadap kerusakan dapat di
lakukan dengan cepat dan tepat. Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi .

Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, kerusakan - kerusakan alat


yang tidak terduga, breakdown maintenance jenis ini bisa terjadi dan mudah
di tanggulangi.
Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi.
Breakdown jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah beberapa kali
usaha pengulangan yang gagal.

Breakdown akan menyebabkan beberapa kerugian baik yang langsung


maupun yang tidak langsung :

30
Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya pencegahan, kerugian
cacat produk, dan lain sebagainya.
Kerugian tidak langsung mencakup penunman produksi, menurunnya kinerja
karyawan, menurunkan atau merusak Citra perusahaan.

6. Modification Maintanance

Perawatan/perbaikan yang dilakukan oleh pekerja yang memiliki kemampuan


yang behubungan dengan desain suatu peralatan atau unit, modifikasi bertujuan
menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi, kualitas
pekerjaan, dan menambah tingkat keamanan para pekerja yang lainnya.

4.5 Penggerak Valve Di Area WTP (Water Treatment Plant) Pada PLTU
Nagan Raya 2x110 MW
penggerak valve adalah suatu alat yang digunakan untuk menggerakkan
valve mengatur aliran air laut yang akan diproses menjadi air pengisi boiler
diarea water treatment plant pada sebuah PLTU. Penggerak valve ini ada
beberapa jenis, di area water treatment pland PLTU Nagan Raya 2xllO MW
Jenis penggerak valve yang digunakan adalah sebagai berikut :

I/P (Current To Pneumatic)


Prinsip kerja VP adalah keseimbangan gaya, ketika operator memberikan
input/perintah yang ditransmisikan melalui DCS yang kemudian
menghasilakan perpindahan rotasional dari batang yaitu berupa tekanan
udara (3-15 psig) yang akan merubah posisi valve dari open menjadi close
dan sebaliknya.
2. MOV (Motor Operater Valve)
MOV adalah Valve dengan penggeraknya motor yang dikombinasikan
dengan electronik yang mentrigger untuk memutar gear2 yang ada pada
unit valve tersebut. Kemudian untuk menstop motor yang bergerak
dipasang limit switch (sebagai pemutus power ke motor).

Secara keseluruhan valve — valve yang mengatur laju aliran air laut
yang akan di suling dan di proses menjadi air pengisi boiler di water treatment
plant

31
kebanyakan berjenis butterfly valve yang pengoperasiaannya dapat dilakukan
dengan dua mode oleh operator, yaitu mode remote dan mode lokal.

Gambar 4. I Tampilan monitoring valve di area WTP (water Treatment


plant)

4.6 Pengecekan dan Perbaikan Valve - Valve Di Area WTP (Water Treatment
Plant) PLTU Nagan Raya 2x110 MW

Selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PLTU Nagan Raya


2xllO MW penulis melakukan beberapa pekerjaan pengecekan dan perbaikan
bersama dengan pembimbing lapangan di area WTP (Water Treatment Plant) dan
beberapa pekerjaan di lokasi lainnya. Berikut ini beberapa uraian pekerjaan yang
dilakukan selama melaksanakan praktek kerja lapangan di PLTU
Nagan Raya 2x 110 MW

l. Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air pada OOGBBI 7AA002,
OOGBB17AA008, dan OOGBB17AA010, hal ini dilakukan karena pada
saat valve di operasikan terjadi kebocoran pada piping valve tersebut.

32
Berikut ini urutan proses pengerjaannya .
Membuka piping inlet dan outlet instrument air yang bocor dengan
menggunakan kunci Inggris.
Melepas ring yang melekat pada piping tersebut dengan menggunakan
kunci Inggris.
Kencangkan baut pada pneumatic valve jika baut hanya longgar, atau
ganti baut pada pneumatic valve jika sudah rusak/bocor dengan
menggunakan kunci Inggris.
Pasang kembali ring yang menempel pada piping jika baut hanya
longgar, atau pasang secara direct piping tersebut jika dilakukan
proses penggantian baut dengan menggunakan kunci Inggris.

Gambar 4.2 Pengecekan inlet dan outlet instrument valve air

2. Pengecekan seluruh pneumatic valve yang ada pada Multi Medium Filter
#1 hingga Multi Medium Filter #7 dengan mode remote dan mode local.
Pengecekan ini minimal harus dilakukan oleh dua orang, ketika
pengecekan dilakukan dengan mode remote maka salah satu orang harus
berada di ruang operator dan satu orang lagi harus berada di lokal yang
saling berkomunikasi menggunakan HT. Hal ini bertujuan agar perintah
yang diberikan oleh operator sama dengan indikasi yang terjadi di lokal.

Gambar 4.3 Pengecekan pneumatic valve

33
3. Pengecekan dan perbaikan pada FILTER SYSTEM OUTLET
VALVE SWITCH (KKS : OOGBP11AA002) yang dikarenakan tidak
dapat beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke
shaft butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan normal.
Selanjutnya dilakukan proses pelumasan pada shaft butterfly dan
membuka tutup shaft butterfly valve secara manual agar tidak lengket
kembali dengan menggunakan kunci Inggris.
Selanjutnya dilakukan pemasangan pneumatic actuator pada mounting
menggunakan kunci L.
Kemudian dilakukan pengujian pneumatic valve dengan mode local, dan
dapat beroperasi dengan normal.

Gambar 4.4 Perbaikan filter system outlet valve switch

4. Pengecekan pada FLUSH DRAIN MMF yang dikarenakan valve tersebut


tidak dapat dioperasikan. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya dilakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung ke
shaft butterfly valve. Ternyata pneumatic tidak dapat beroperasi
dengan normal.
Selanjutnya memasang kembali pneumatic actuator tersebut ke shaft
butterfly valve dengan menggunakan kunci L.

34
Kemudian membuka cover yang berisikan terminal pada pneumatic
actuator dengan menggunakan kunci pas.
Dilakukan pemeriksaan pada limit switch dan dilakukan penggantian,
dengan membuka terminal dengan menggunakan obeng (+).
Selanjutnya menutup kembali terminal tersebut menggunakan obeng
(+) dan dilakukan pengujian dengan mode local.
Pneumatic valve tersebut dapat beroperasi dengan normal kembali.

Gambar 4.5 Pengecekan pada flush drain mmf

5. Pelepasan pneumatic actuator OOGBB14AA003, OOGBB14AA006,


OOGBB14AA008, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006, dan
OOGBB15AA008 di area Water Treatment Process hal ini dikarenakan
akan dilakukan proses pengecetan pada pipa di Multi Medium Filter
karena Plpa pipa tersebut sudah mulai berkarat. Berikut urutan proses
pengerjaannya:
Membuka piping inlet dan outlet instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L.
Kemudian meletakkan pneumatic actuator tersebut pada kondisi
yang aman.

Gambar 4.6 Pelepasan pneumatic actuator


6. Perbaikan server unit I A yang dikarenakan terindikasi error pada display.

35
Berikut urutan proses perbaikan yang dilakukan :
Melepas kabel LAN yang terhubung ke jaringan dan kabel video yang
terhubung ke PC monitor dari server unit I A.
Memasangkan kabel LAN dan kabel video yang dilepas tersebut ke server
unit I B.
Dilakukan penggantian posisi Hard Disk yang ada pada server unit I A.
Selanjutnya melepas server tersebut dari cabinet.
Metakkan server tersebut pada posisi yang aman, untuk dilakukan proses
pembukaan pada komponen dalamnya.
Selanjutnya melakukan pengecekan mounting HD, cooling fan dan
komponen lainnya.
Selanjutnya metakkan kembali server unit I A di cabinet.
Kemudian melepas kembali kabel LAN dan kabel video yang terhubung
ke server unit I B.
Selanjutnya memasangkan kembali kabel LAN dan kabel video yang
dilepas tersebut ke server unit I A.
Kemudian melakukan pengoperasian dengan menggunakan server unit

Gambar 2.7 Pethaikan server unit I A

7. Perbaikan ELECTROMOTION MOTOR (KKS: OOPUS22AA402)


dikarenakan MOV tersebut tidak dapat beroperasi dalam memback up flow
seawater pada hypochlorite generator. Berikut urutan proses pengerjaannya .
Menutup manual valve seawater filter di kedua sisi.

36
Membuka cover terminal MOV dengan menggunakan obeng (+) dan
memeriksa bagian terminal kabel dengan pradugaan sementara kabel ada
yang longgar atau terlepas dari terminalnya.
Selanjutnya menutup kembali cover terminal tersebut aman dengan
menggunakan obeng (+).
Membuka MOV dari mounting valve dengan menggunakan kunci
Inggris.
Selanjutnya menepatkan posisi shaft valve agar dapat beroperasi selaras
dengan pergerakan MOV.
Memasang kembali MOV tersebut ke mounting-nya dengan
menggunakan kunci Inggris.
Membuka manuał valve seawater filter di kedua sisi.
Kemudian dilakukan pengoperasian MOV dan dapat beroperasi dengan
normal kembali.

Gambar 4.8 Pełbaikan electromotion motor

8. Pembongkaran globe valve dengan kode No. 4 DOWNCOMER


PERIODIC
BLDN SEV (KKS: 20HAN74AA401), No. 3 DOWNCOMER PERIODIC
BLDN SEV (KKS: 20HAN73AA402), No. 4 DOWNCOMER PERIODIC
BLDN PV (KKS: 20HAN74AA402), W.W FIDR DRAIN PIPE 2
PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN76AA402), W.W FIDR DRAIN
PIPE 3 PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN77AA402), W.W FIDR
DRAIN PIPE 4 PERIODIC BLDN SEV (KKS: 20HAN78AA402), dan
W.W FIDR DRAIN PIPE 5 PERIODIC BLDN SEV (KKS:

37
20HAN79AA402) yang dikarenakan akan dilakukan penggantian globe
valve yang telah berkarat. Berikut urutan proses pengerjaannya:
Milakukan pembongkaran isolasi pipa yang berisikan glasswool, untuk
memperbaiki globe valve didalamnya.
Memadamkan power supply pada MOV tersebut.
Selanjutnya membuka cover power supply dan terminal signalling data,
untuk selanjutnya diamankan dari daerah yang lembab atau lingkungan yang
merusak Proses pembukaan cover ini menggunakan kunci L Melakukan
pelepasan MOV dari mounting globe valve dengan menggunakan kunci
Inggris.

Gambar 4.9 Pembongkaran globe valve

9. Pengecekan RTD yang menunjukkan temperature generator iron core 4,


generator iron core 5 dan generator iron core 6 di DCS module.
Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan pengukuran di local dan
penunjukkan HMI sama. Berikut urutan proses pengerjaannya .
Menggunakan rumus RTD 100: R = 100 + (T x 0.385).
Mengecek alamat RTD yang ada pada DCS module berdasarkan HMI di
PC EWS.
Mengecek resistansi pada DCS module menggunakan Ohm Meter dengan
menghitung nilai resistansi terlebih dahulu, dan pastikan perhitungan
local dan penujukkan HMI sama.

10. Pethaikan MULTI MEDIUM FILTER BACK WASH INLET VALVE


SWITCH (KKS: OOGBBI IAA006 ) yang dikarenakan POV tersebut
tidak dapat beroperasi. Berikut urutan proses pengerjaannya .

38
Membuka pneumatic actuator tersebut dengan menggunakan kunci L
dan selanjutnya melakukan uji coba pneumatic tanpa terhubung
ke shaft butterfly valve. Ternyata pneumatic beroperasi dengan
normal.
Selanjutnya melakukan proses pelumasan dan membuka tutup shaft
butterfly valve secara manual agar tidak lengket kembali dengan
menggunakan kunci Inggris.
Setelah dilakukan pelumasan, maka selanjutnya dilakukan pemasangan
kembali pneumatic actuator tersebut pada shaft butterfly valve dengan
menggunakan kunci L.
Pada proses pemasangan ini harus disinkron terlebih dahulu antara posisi
shaft butterfly valve dan indikasi pneumatic actuator agar tidak terjadi
kemsakan saat POV beroperasi.
Melakukan uji coba POV dengan mode local dan dapat beroperasi dengan
normal kembali.

Gambar 4.10 Perbaikan multi medium filter back wash inlet valve switch

11. Perbaikan ELECTRIC FILTER DISCHARGE VALVE FOR OCCW


dikarenakan MOV tersebut tidak dapat dioperasikan. MOV ini hanya
dapat dioperasikan melalui mode local. Berikut urutan proses
pengerjaannya . Melakukan uji coba MOV dengan mode local, yang
tidak dapat beroperasi tersebut.
Selanjutnya memadamkan power supply MOV. Membuka cover display
MOV dengan menggunakan kunci L
Menyalakan kembali power supply MOV.

39
Selanjutnya mengecek kondisi power supply dan fuse, dan kedua
komponen tersebut normal.
Kerusakan/gangguan yang terjadi disebabkan oleh penempatan
posisi selector switch LOCAL STOP REMOTE yang tidak tepat,
untuk dapat beroperasi selector switch harus tepat menghadap
LOCAL.

40
Setelah dilakukan uji coba kembali, MOV tersebut dapat beroperasi
normal.
Kemudian melakukan penutupan kembali MOV dengan menggunakan
kunci L
Melakukan uji coba MOV dengan mode local, MOV dapat
beroperasi dengan normal.

Gambar 4.11 Perbaikan electric filter discharge valve for occw

12. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator pada
OOGBB15AA002, OOGBB15AA003, OOGBB15AA006,
OOGBB15AA008,
OOGBB15AA011, dan pada #4 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH
OUTLET VALVE SWITCH (KKS: OOGBB15AA010) yang dikarenakan
pipa pada #5 MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan
proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.

Gambar 4.12 Pemasangan piping instrument dan pneumatic actuator

41
13. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator
pada #6 MULTI-MEDIUM FILTER COM AIR INLET VALVE
SWITCH
(KKS: OOGBB 16AA008) yang dikarenakan Pipa pada #6 MMF telah selesai
dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.
Namun dikarenakan indikasi pneumatic actuator yang tidak tepat, maka
dilakukan pembukaan cover pneumatic actuator.
Proses pembukaan ini cukup sulit dikarenakan terdapat 2 baut yang tidak
bisa dilepas, sehingga harus dilakukan proses pemaksaan dalam
pembukaannya dengan cara menggrinda kepala baut agar dapat dilakukan
proses pembukaan dengan menggunakan obeng G).
Setelah digrinda, baut tersebut dapat dibuka dan ditemukan titik air di
dalam cover-nya. Kemudian titik air ini harus dikeringkan terlebih
dahulu sebelum memasang cover tersebut kembali pada pneumatic
actu ator.
Dugaan munculnya titik air didalam cover disebabkan Oleh isi
WD40 yang sudah habis saat dispray pada cover pneumatic actuator
sehingga yang tetsisa hanya alkohol yang telah berkondensasi
menjadi air.

Gambar 4.13 Pemasangan kembali piping instrument dan pneumatic


actuator

42
14. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator
pada OOGBB16AA002, OOGBB16AA003, OOGBB16AA011, Yang
dikarenakan Pipa pada #6 MMF telah selesai dilakukan proses
pengecatan. Berikut urutan proses pengerjaannya :
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci Inggris.
Memasang kembali pneumatic actuator dengan menggunakan kunci
Inggris.

15. Pemasangan kembali piping instrument air serta pneumatic actuator


pada #6 MULTI-MEDIUM FILTER FLUSH OUTLET VALVE
SWITCH (KKS: OOGBB16AAOlO) yang dikarenakan Pipa pada #6
MMF telah selesai dilakukan proses pengecatan. Berikut urutan proses
pengerjaannya .
Memasang piping instrument air dengan menggunakan kunci Inggris.
Memasang pneumatic actuator dengan menggunakan kunci Inggris.
Dikarenakan terjadi keteledoran dalam pemasangan maka dilakukan
proses pembukaan kembali.
Melepas kembali piping instrument air dengan menggunakan kunci
Inggris.
Melepas kembali pneumatic actuator dari mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
Memasangkan kembali mounting yang lupa dipasang tersebut.
Memasang kembali pneumatic actuator pada mounting-nya dengan
menggunakan kunci L.
Memasang kembali piping instrument air dengan menggunakan
kunci
Inggris.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah selesai melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. PIN (Persero)


pembangkit Sektor Nagan Raya 2x 110 MW Sehingga dapat diambil kesimpulan:

a. Perawatan/perbaikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja


sistematis terhadap peralatan hingga mencapai kondisi yang selalu optimal
dalam beroperasi.
b. Pengecekan dan perbaikan pada valve — valve ini bertujuan untuk
mengoptimalkan pengoperasian PLTU Nagan Raya 2xl 10 MW.
c. Dalam melakukan perawatan, ada beberapa jenis perawatan yang harus
dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut : Perawatan preventif
(pencegahan);
Perawatan korektif (pemeliharaan/perbaikan);
Perawatan Predictive ;
Perawatan darurat (Emergency Maintenance);
Breakdown Maintenance;
Modification Maintanance.
d. Valve — valve yang mengatur aliran air laut yang akan diproses
menjadi air pengisi boiler digerakkan oleh VP (Current To Pneumatic)
dan MOV
(Motor Operater Valve).
e. Dalam melaksanakan pengecekan dan perbaikan ditemukannya masalah yang
menyebabkan valve velve tidak bekerja secara optimal, permasalahan
tersebut adalah valve lengket/macet sehingga tidak dapat digerakkan dengan
normal dan mengalami kebocoran pada piping valve tersebut.
5.2 Saran

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi para
pekerja dan peralatan di PT. PLN (Persero) pembangkit Sektor Nagan Raya 2x1 IO
MW maka dapat disarankan :
a. Diharapkan pada saat melakukan perawatan / perbaikan harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
b. Ketika melakukan perbaikan, jangan membongkar / memasang peralatan
dengan cara paksa sehingga dapat menyebapkan kerusakan pada peralatan
tersebut.

c. Kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dalam bekerja harus dimiliki oleh
setiap pekerja.

45
DAFTAR PUSTAKA

http://www.engineeringtoolbox.com/api-valve-standards-d 378.html di
akses pada tanggal 25-08-2014
2. http://fue1punps.tpub.com/TM-10-3835-219-24P/css/TM-10-3835-
21924P 45.htm1 di akses pada tanggal 25-08-2014
3. http://ucak-ucakenginer.blogspot.com/2011/12/valve-dan-
perbaikannaya.html di akses pada tanggal 25-08-2014
4. http://www.scribd.com/doc/112771524/Gate-Valve di akses pada tanggal
25-08-2014
5. http://zetra.praktek.blogspot.com/2012/04/praktek.klerj a.l ap angan
.html di akses pada tanggal 25-08-2014
6. http://obbyl 909.blogspot.com/2009/IO/macam-m acam-valve. html di
akses pada tanggal 25-08-2014
7. Arifin Fatahul, 2012 "MENEJEMEN BANGKEL PERAWATA/V DAN
PERBAIKAN" Penerbit Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sriwijaya.
8. http://syae007.wordpress.com/2010/01/16/apa-itu-standard-code/ di
akses pada tanggal 25-08-2014

44

Anda mungkin juga menyukai