Anda di halaman 1dari 6

Kebahasaan berasal dari kata ‘bahasa’ yang artinya menurut KBBI Daring adalah kata yang

digunakan untuk menghubungkan bagian ujaran. Melalui pengertian tersebut, unsur hebahasan
adalah hal-hal yang menjelaskan sebuah kata atau penggunaan kata dalam komunikasi yang
benar. Unsur kebahasaan juga sering diartikan sebagai hal-hal yang membangun bahasa atau
kalimat. Macam-macam unsur-unsur kebahasaan Indonesia antara lain: rujukan kata, kata
berimbuhan, konjungsi, kelompok kata (frasa), kata ganti (pronomina), pengulangan
(repetisi), dan juga kata penghubung (transisi). Adapula berikut pengertian setiap unsur
kebahasaan dan contohnya.

1. Rujukan Kata
Rujukan kata adalah salah satu unsur kebahasaan berupa kata ganti yang mewakili suatu kata
tertentu. Adapula macam-macam kebahasaan rujukan adalah kata ganti orang, kepunyaan,
dan penunjuk. Untuk lebih jelasnya berikut adalah jenis contoh kebahasaan dari rujukan:

Rujukan berupa kata ganti orang: Dia, Ia, engkau, Mereka, Kita, dll
Contoh : Rina sedang pergi ke pasar. Setelah pergi ke pasar, dia membeli es krim di kedai.
Penjelasan : Kata “Dia” merujuk pada “Rina”.

Rujukan kepunyaan : Nya, dll


Contoh : Adit memiliki sebuah mobil. Mobilnya berwarna merah.
Penjelasan : Kata “nya” merujuk pada “Mobil Adit”.

Rujukan berupa penujuk : ini, itu, tersebut, dll


Contoh : Kota Probolinggo terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota tersebut memiliki banyak
destinasi wisata.
Penjelasan : Kata “tersebut” merujuk dalam “Probolinggo”.

2. Kelompok Kata (Frasa)


Frasa adalah gabungan dua atau lebih klausa atau kata tunggal yang sifatnya non-predikatif
dan hanya memiliki satu makna gramatikal. Adapula macam-macam frasa antara lain sebagai
berikut:

Frasa verba
frasa verba adalah frasi yang memiliki unsur pembentukan dengan inti kata kerja. frasa verba
sendiri memiliki fungsi sebagai keta ganti dari kata kerja dalam suatu kalimat. Adapula
contoh dari frasa verba diantaranya:
Dina “memukul” Roni dengan koran bekas.
Ibu “memotong” halus bawang merah.
Aldi masih “memikirkan” dan “merenungkan” pilihannya.
Ayah masih “menimbang” dan “mengukur” keputusannya.

Frasa nomina
Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur kata untuk menyebutkan suatu benda. Fungsi
dari frasa nomina adalah untuk menggantikan kata benda. Adapula contoh dari frasa verba
diantaranya:
Rina memiliki “helm” berwarna hijau (helm di sini merupakan “pelindung kepala”)
Dea membeli “ransel” di warung (ransel di sini merupakan “tempat penyimpanan barang”)

Frasa adjektiv
Frasa adjektiv adalah frasa yang memiliki unsur kata untuk kata ganti sifat. Adapula contoh
dari frasa adjektiv diantaranya:
Dodit memiliki kulit yang “putih mencolok”
Rino memiliki wajah yang “tampan rupawan”
Fita memiliki wajah yang “hitam manis”

Frasa proposional
Frasa proposional adalah sebuah kebahasaan frasa dengan unsur pembentukann
menggunakan kata depan. Adapula contoh dari frasa adjektiv diantaranya:
Beli sayur “di” pasar
Ayah pulang “dari” Jakarta
Andi berlibur “ke” pantai

3. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah bagian kebahasaan berupa kata dasar yang memperoleh awalan
(prefiks), akhiran (sufiks), dan juga sisipan (infiks). Adapula conth dari kebahasaan kata
berimbuhan diantaranya:
me+sapu = menyapu (Prefiks)
Bayang+an= Bayangan (Sufiks)
me+bawa+kan= membawakan (Infiks)

4. Kata Hubung (Konjungsi)


Konjungsi adalah bagi kebahasaan berupa kata yang memiliki fungsi untuk menghubungkan
antara dua klausa atau lebih. Biasanya konjungsi juga dikenal dengan istilah kebahasaan kata
hubung, kata sambung, dan kata penghubung. Adapula fungsi dari konjungsi meliputi:
1) penghubung suatu kata dengan kata lain dalam satu kalimat.
2) penghubung satu kalimat dengan kalimat lain.
Konjungsi sendiri dibagi menjadi dua macam berdasarkan fungsinya, diantaranya :

a. Konjungsi Intrakalimat
sesuai dengan namanya, konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan sutau
kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa pada suatu kalimat. Konjungsi
intrakalimat juga memiliki 2 jenis yang berbeda, diantaranya:
a) Konjungsi Koordinatif, yaitu konjunsi yang menghubungkan antara dua klausa aatau lebih
dengan klausa lainnya, namun mempunyai sintaksis yang sama, contoh: dan, tetapi, atau,
sedangkan, lalu, melainkan, kemudian, padahal.
b) Konjungsi Subordinatif, yaitu suatu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa
ataupun lebih dengan klausa lainnya, namun mempunyai sintaksis yang tidak sama, seperti :
ketika, jika, andai, seandainya, seolah-olah, sebab, agar, walaupun, sampai-sampai, bahwa.

b. Konjungsi Antarkalimat
Sesuai dengan namanya, konjungsi antarkalimat adalah kata yang digunakan untuk
menghubungkan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Pada kebahasaan bahasa Indonesai
lalimat ini selalu dimulai kalimat baru dengan huruf pertama ditulis dengan adjab kapital.
Adapula macam – macam konjungsi antarkalima meliputi:
Konjungsi pertentangan : namun, kecuali itu, Akan tetapi,
Konjungsi akibat : oleh sebab itu, Oleh karena itu,
Konjungsi kebalikan : Sebaliknya
Konjungsi menguatkan : bahkan
Konjungsi kesediaan : walaupun demikian, Biarpun begitu,
Konjungsi kelanjutan waktu: setelah itu, Kemudian, lalu,
Konjungsi konsekuensi : Dengan demikian
Konjungsi pra-waktu : Sebelum itu
Konjungsi keadaan : sesungguhnya, bahwasanya, Sebenarnya,

5. Kata Baku dan Tidak Baku


Kebahasaan Indonesia secara formal mengharuskan untuk menggunakan bahasa baku.
Terkadang dalam kehidupan sehari – hari Kita menggunakan kata tidak baku. Penggunaan
kata tidak baku dalam teks formal akan berdampak bahwa teks tersebut tidak akan diakui
oleh orang lain, untuk itu penggunaan kata baku sangat penting dalam unsur kebahasaan.
Adapula contoh kalimat baku dan tidak baku, diantaranya:

Kata Baku :
November
Tidak
Izin
Praktik
Apotek
Iya

Kata Tidak Baku :


Nopember
Nggak
Ijin
Praktek
Apotik
Yoi

6. Kata Leksikal
Kata Leksikal adalah suatu kebahasaan yang memiliki makna yang saling berhubungan
dengan kata, leksem, atau suatu kosakata. Kata Leksikal sendiri dibagi menjadi nomina,
adjektiva, dan adverbia. Adapula penjelasan dari jenis dan contoh dari kata leksikal
diantaranya:
a. Nomina (Kata Benda) yaitu kata leksikal yang mengacu pada benda nyata atau abstrak.
Adapula contoh kata leksikal nomina diantaranya: gambar, meja, rumah, pisau.

b. Adjektiva (Kata Sifat) yaitu kata leksikal yang mengacu kepada ungkapan sifat atausuatu
keadaan. Adapula contoh kata leksikal adjektiva diantaranya: senang, sedih, tampan, dll.

c. Adverbia (Kata Keterangan) yaitu kata leksikal yang mengacu pada pemberian informasi
dalam berbentuk keterangan tempat, waktu, dan suasana. Adapula contoh kata leksikal
adjektiva diantaranya: di-, dari-, ke-, sini, dll.

7. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan salah satu kebahasaan dimana kata kebahasaan tersebut berupa
kalimat yang hanya terdiri atas satu unsur Subjek serta Predikat saja. Meskipun begitu, kata
tingga dapat diberi hiasaan atau tambahan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis
predikatnya, kalimat tinggal dibagi menjadi dua, yaitu kalimat tunggal verba dan adjektiva,
adapula penjelasan dan contoh kalimat tinggal verba dan adjektiva diantaranya:

a. Kalimat Verba, yaitu kalimat tunggal verbal yang memiliki unsur “predikat” berupa kata
kerja. Contoh : Bapak (subjek) tidur (predikat) di teras (keterangan)

b.Kalimat Adjektiva, yaitu kalimat tunggal yang memiliki unsur “predikat” berupa kata sifat.
Contoh : Bapak (Subjek) suka (Predikat) buah naga (Objek)

8. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah suatu kebahasaan berupa kalimat yang memiliki dua klausa atau
lebih yang digabungkan ke dalam satu kalimat dengan menggunakan konjungsi atau kata
hubung. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kerumitan kebahasaannya,
diantaranya kalimat mejemuk setara dan kalimat mejemuk beritngkat. Adapula pengertian
dan contoh kalimat majemuk setara dan bertingkat sebagai berikut:

a. Kalimat Majemuk Tunggal


Kalimat majemuk tunggal yaitu kalimat yang memiliki dua klausa yang sejajar atau sederajat.
Biasanya kalimat majemuk tunggal menggunakan kata hubung atau konjungsi “kemudian,
tetapi, seperti dan, lalu, dll”.
Contoh dari kalimat majemuk tunggal diantaranya:
Klausa 1: Ayah Mandi
Klausa 2 : Ibu memasak
Kalimat Majemuk :
Ayah mandi dan Ibu memasak
Contoh lain dari kalimat majemuk tunggal, diantaranya:
Anto ingin membeli jajan tetapi Ibu tidak membawa uang.
Ria membersihkan halaman rumah lalu Dina membersihkan dapur.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang salingmemiliki
hubungan. Kalimat majemuk terdapat klausa yang kedudukannya sebagai induk kalimat dan
anak kalimat. Biasanya dalam kalimat majemuk bertingkat klausa dipisah dengan
penghubung “antara lain jika, ketika, bagaikan, sebab, walaupun, bahwa, sehingga, dan
dengan, dll”.
Contoh dari kalimat majemuk bertingkat diantaranya:
Klausa 1: Ayah Mandi
Klausa 2 : Ayah bersih dan wangi
Kalimat Majemuk :
Ayah mandi supaya Ayah bersih dan wangi
Contoh lain dari kalimat majemuk tunggal, diantaranya:
Anto membeli es teh ketika matahari sangat terik
Ria akan pulang ke rumah jika tugas sekolahNya sudah selesai

Sekian pembahasan mengenai kebahasaan yang meliputi pengertian, unsur, ciri, dan contoh
kebahasaan. Untuk menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar pastinya unsur kebahasaan
diatas harus Kamu kuasai.

Anda mungkin juga menyukai