Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan pendidikan,
pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Usaha atau Dunia
Industri (DUDI), kegiatan tersebut sebagai suatu upaya pendektan ataupun
untuk meningkatkan mutu siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dengan kompetensi keahlian yang telah dipilih serta sesuai dengan
bidangnya.
Sekolah menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga yang
memiliki suatu kegitan wajib yaitu kegiatan Praktik Kerja Lapagan (PKL),
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebuah kegiatan yang memiliki
tingkatan penting dan akan memberikan pengalaman yang akan digunakan
dimasa yang akan datang oleh siswa-siswi.
Dengan pengalaman terjun langsung di dunia usaha atau dunia
industri itu akan meningkat mental siswa-siswi pada saat bekerja nanti.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini juga merupakan salah satu kurikulum
yang harus ditempuh oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), supaya mendapatkan pengalaman yang lebih luas mengenai dunia
industri dan menambah wawasan sehingga ilmu yang belum siswa-siswi
pelajari di sekolah bisa di dapatkan di dunia industri serta menjadikan
gambaran untuk suatu saat siswa-siswi kerja pada dunia industri yang
sesungguhnya.

1
2

B. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Tujuan pelaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL), yaitu sebagi berikut:
1. Untuk memperkenalkan seperti apa Dunia Industri atau Dunia Usaha
itu.
2. Menambah pengetahuan pada siswa-siswi di masing-masing
bidangnya saat ini.
3. Membentuk mental dan motivasi siswa-siswi agar memiliki jiwa
pekerja yang baik dan profesional.
4. Memberikan bekal serta gambaran mengenai kegiatan suatu pekerjaan
dan seperti apa bekerja itu serta nantinya bisa mengaplikasian di masa
yang akan datang.
5. Memberikan tambahan pendidikan/wawasan pada siswa-siswi tentang
suatu hal atau materi yang belum diketahui dan dipelajari di sekolah.
6. Megembangkan serta menerapkan jiwa profesionalisme yang sangat
dibutuhkan oleh siswa-siswi untuk memasuki dunia usaha atau dunia
industri yang sesui dengan bidangnya.
7. Mengembangkan sikap bertanggung jawab pada saat melakukan atau
bekerja sesuatu dan berani melakukan yang terbaik.
8. Memberikan pembelajaran baru pada siswa-siswi dalam bidang
manajemen bisnis, pemasaran dan penjualan.
9. Untuk menumbuh kembangkan sikap profesiolalitas dan kedisiplinan
yang diperlukan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai
dengan bidangnya.
3

C. MANFAAT PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


Manfaat bagi peserta didik (Siswa)
1. Siswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah
diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman kerja langsung real dalam rangka menanamkan iklim
kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja
yang tinggi sesuai budaya industri.
4. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi
keahlian yang dipelajari.
5. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/arahan
pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
6. Memperkuat kepribadian yang berkarakter sesuai dengan tuntutan
nilai-nilai yang tumbuh dari budaya industri.

Manfaat bagi sekolah


1. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan duni kerja (DUDI).
2. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung
selama PKL.
3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL. 
4. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai
karakter budaya industri sebagai salah satu bentuk implementasi
4

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Peningatan


Pendidikan Karakter.
5. Meningkatkan kualitas lulusan.
Manfaat bagi dunia kerja (Industri)
1. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
2. Adanya masukan, seperti kritik dan saran yang positif dan konstruktif
dari Siswa maupun Sekolah (SMK) untuk perkembangan DUDI.
3. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk
melalui optimalisasi peserta PKL.
4. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
5. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor
9 Tahun 2016.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH APOTEK SINKAKA FARMA


Apotek Sinkaka Farma di bangun pada tahun 2013 yang beralamat
di Jl.Alianyang No.7A Singkawang dan mulai dipergunakan pada 2013
Apotek ini melayani dari hari senin sampai dengan hari sabtu dengan
memulai waktu pelayanan dari jam 07:30 – 21:00 malam dengan
pergantian dua kali shif yaitu antara am 07:00 – 14:00 dilanjutkan dari jam
14:00 – 21:00 malam. Ketika pertama kali dibuka apoteker pertama di
Apotek Sinkaka Farma adalah Dane Ria Simajuntak S.farm Apt. Kemudia
dilanjutkan oleh apoteker yang kedua yaitu Albin Supada S,Farm , Apt
kemudian digantikan oleh Taufik setyawan S, Farm ,Apt hingga sekarang.
Adapun dokter yang peraktek di apotek Sinkaka Farma adalah
Dokter spesialis syaraf yaitu dr. Hanartoaji A.Pribadi,Sp.S yang
berpraktek pada hari senin sampai jumat dan spesialis tulang yang yaitu
dr.Rudi,Sp.OT yang melaukan praktek hanya hari selasa dan kamis
.Waktu jam pelayanan praktik dokter ini di lakukan pada pukul 16.30
hingga pasien telah habis. Dan hingga sekarang kedua dokter tersebut
masih melakukan praktik di Apotek Sinkaka farma.

5
6

B. STRUKTUR ORGANISASI INSTALISASI FARMASI DI APOTEK


SINKAKA FARMA

Pengelola Sarana Apotek

B. F. Suryanto

Apoteker Penanggung Jawab

Taufik Setyawan S, Farm ,Apt


Taufik setyawan S, Farm ,Apt

Tenaga Teknis Kefarmasian

Vera, Amd., Far

Tenaga Teknis
Staf Staf/Kasir Staf Staf
Kefarmasian
Yosef Layni Heni Ricky Giovanni
Siti Cholifah,SFarm

 Struktur Organisasi Apotek Sinkaka Farma


7

C. DASAR TEORI PENGELOLAAN APOTEK SINKAKA


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah
dan harga dalam rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, serta
menghindari kekosongan obat. Dalam perencanaan pengadaan ini, ada
empat metode yang sering dipakai yaitu:
a. Metode epidemiologi yaitu berdasarkan pola penyebaran penyakit
dan pola pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat
sekitar.
b. Metode konsumsi yaitu berdasarkan data pengeluaran barang
periode lalu. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan dalam
kelompok fast moving (cepat beredar) maupun yang slow moving.
c. Metode kombinasi yaitu gabungan dari metode epidemiologi dan
metode konsumsi. Perencanaan pengadaan barang dibuat
berdasarkan pola penyebaran penyakit dan melihat kebutuhan
sediaan farmasi periode sebelumnya.
d. Metode just in time  yaitu dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat
yang tersedia di apotek dalam jumlah terbatas. Digunakan untuk
obat-obat yang jarang dipakai atau diresepkan dan harganya mahal
serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek.

Perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan dan


alat kesehatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data obat-
obatan yang akan dipesan. Data tersebut ditulis dalam buku defecta
yaitu jika barang habis atau persediaan menipis berdasarkan jumlah
barang yang tersedia pada bulan-bulan sebelumnya. Selain dengan
menggunakan data di buku defecta, perencanaan pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan lainnya dilakukan berdasarkan analisis pareto
(Sistem ABC) yang berisi daftar barang yang terjual yang memberikan
8

kontribusi terhadap omzet, disusun berurutan berdasarkan nilai jual


dari yang tertinggi sampai yang terendah, dan disertai jumlah dan
kuantitas barang yang terjual. Keuntungan dengan menggunakan
analisis pareto adalah perputaran lebih cepat sehingga modal dan
keuntungan tidak terlalu lama berwujud barang, namun dapat segera
berwujud uang, mengurangi resiko penumpukan barang, mencegah
terjadinya kekosongan barang yang bersifat fast moving dan
meminimalisasikan penolakan resep.

2. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek dilakukan oleh bagian unit
pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras tertentu, narkotika dan psikotropika, dan alat kesehatan.
Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber,
yaitu:
1) Pengadaan Rutin, merupakan cara pengadaan perbekalan
farmasi yang paling utama. Pembelian rutin yaitu pembelian
barang kepada para distributor perbekalan farmasi untuk obat-
obat yang kosong berdasarkan data dari buku defekta.
Pemesanan dilakukan dengan cara membuat Surat Pesanan
(SP) dan dikirimkan ke masing-masing distributor/PBF yang
sesuai dengan jenis barang yang dipesan. PBF akan mengirim
barang-barang yang dipesan ke apotek beserta fakturnya
sebagai bukti pembelian barang.
2) Pengadaan Mendesak (Cito) Pengadaan mendesak dilakukan,
apabila barang yang diminta tidak ada dalam persediaan serta
untuk menghindari penolakan obat/resep. Pembelian barang
dapat dilakukan ke apotek lain yang terdekat sesuai dengan
jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak dilebihkan untuk
stok di apotek.
9

3) Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama antara Apotek


dengan suatu perusahaan atau distributor yang menitipkan
produknya untuk dijual di apotek, misalnya alat kesehatan,
obat-obat baru, suplemen kesehatan, atau sediaan farmasi, dan
perbekalan kesehatan yang baru beredar di pasaran. Setiap dua
bulan sekali perusahaan yang menitipkan produknya akan
memeriksa produk yang dititipkan di apotek, hal ini bertujuan
untuk mengetahui berapa jumlah produk yang terjual pada
setiap dua bulannya. Pembayaran yang dilakukan oleh apotek
sesuai jumlah barang yang laku. Apabila barang konsinyasi
tidak laku, maka dapat diretur/dikembalikan ke
distributor/perusahaan yang menitipkan.
Apotek melakukan kegiatan pembelian hanya ke distributor
atau PBF resmi. Pemilihan pemasok didasarkan pada beberapa
kriteria, antara lain legalitas PBF, kecepatan dalam mengirim
barang pesanan, jangka waktu pembayaran, harga yang
kompetitif dan untuk obat-obat golongan narkotika hanya dapat
dipesan ke PBF yang ditunjuk oleh pemerintah yaitu PBF
Kimia Farma.

3. Penerimaan
Barang yang datang akan diterima dan dipriksa oleh petugas bagian
penerimaan barang. Produsen penerimaan barang dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1) Pemeriksaan barang dan kelengkapannya Alamat pengirim
barang yang dituju. Nama, kemasan dan jumlah barang yang
dikirim harus sesuai denganyang tertera pada surat pesanan dan
faktur. Apabila terdapat ketidaksesuaian, petugas penerimaan
akan mengembalikan atau menolak barang yang dikirim (retur)
disertai nota pengembalian barang dari apotek. Kualitas barang
10

serta tanggal kadarluasa. Kadaluarsa tidak kurang dari satu


tahun untuk obat biasa dan tiga bulan untuk vaksin.
2) Jika barang-barang tersebut dinyatakan diterima, maka petugas
akan memberikan nomor urut pada faktur pengiriman barang,
membubuhkan cap apotek dan menandatangani faktur asli
sebagai bukti bahwa barang telah diterima. Faktur asli
selanjutnya dikembalikan, sebagai bukti pembelian dan satu
lembar lainnya disimpan sebagai arsip apotek. Barang tersebut
kemudian disimpan pada wadahnya masing-masing.
3) Salinan faktur dikumpulkan setiap hari, lalu dicatat sebagai
data arsip faktur dan barang yang diterima dicatatat sebagai
data stok barang dalam komputer.
Jika barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau terdapat
kerusakan fisik maka bagian pemesanan barang (retur) dan
mengembalikan barang tersebut ke distributor yang
bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan barang yang
sesuai. Barang-barang yang tidak sesuai dengan faktur harus
dikembalikan, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
praktek penyalahgunaan obat yang dilakukan oleh pihak
tertentu.

4. Penyimpanan
Perbekalan farmasi yang telah diterima kemudian disimpan didalam
gudang obat secara alfabetis yang tersedia di apotek dengan
sebelumnya mengisi kartu stok yang berisikan tanggal pemasukan
obat, nomor dokumen, jumlah barang, sisa, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, dan paraf. Contoh kartu stok obat. Penyimpanan barang di
Apotek dilaksanakan berdasarkan sistem FIFO (first in first out) dan
FEFO (first expired first out). Sistem FIFO (first in first out) adalah
penyimpanan barang dimana barang yang datang lebih dulu akan
disimpan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih dulu dari yang
11

lainnya, sedangkan barang yang terakhir datang ditaruh dibelakang,


demikian seterusnya. Sistem FEFO (first expired first out) adalah
penyimpanan barang dimana barang yang mendekati tanggal
kadaluarsanya diletakkan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih
dulu dari yang lainnya, sedangkan barang yang tanggal kadaluarsanya
masih lama diletakkan dibelakang, demikian seterusnya. Sistem ini
digunakan agar perputaran barang di apotek dapat terpantau dengan
baik sehingga meminimalkan banyaknya obat-obat yang mendekati
tanggal kadaluarsanya berada di apotek.
Sistem penyimpanan obat di Apotek antara lain:
1) Berdasarkan golongan obat :
a. Narkotika dan psikotropika di dalam lemari khusus dua pintu
yang dilengkapi dengan kunci dan terletak menempel pada
lemari besar dengan tujuan tidak bisa dipindahkan sehingga
sulit untuk dicuri.
b. Obat bebas dan obat bebas terbatas disebut sebagai obat OTC
(over the counter) disimpan di rak penyimpanan dan swalayan.
Disimpankan berdasarkan kegunaannya. Penyusunan OTC
digolongkan menjadi milk dan nutrision, medical cabinet,
vitamin dan suplement, tradisional medicine, topical, tetes
mata, beauty care, oral care, baby & child care, produk
konsinyasi, food, snack & drink, feminine care.
c. Obat keras disimpan di rak penyimpanan dan disusun alfabetis
dan sesuai dengan efek farmakologinya.
2) Bentuk sediaan obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya
yaitu: padat, cair, semi-solid, tetes mata, tetes hidung, tetes telinga,
oral drop, inhaler, aerosol, suppositoria, ovula.
3) Obat Generik disimpan di dalam rak penyimpanan dengan label
warna hijau, obat lainnya (paten) disimpan dengan label warna
yang berbeda-beda berdasarkan efek farmakologinya.
12

4) Efek farmakologinya Berdasarkan efek farmakologinya,


penyimpanan obat dibagi menjadi :
- Antibiotik
- Kardiovaskular
- Sistem saraf pusat
- Endokrin
- Hormon
- Pencernaan
- Muskuloskeletal
- Pernafasan
- Anti alergi
- Kontrasepsi
- Vitamin dan suplemen
5) Berdasarkan sifat obat, terdapat obat yang disimpan dilemari es.
Contohnya: insulin, suppositoria, ovula, dan obat yang
mengandung Lactobacillus sp. Contoh : Lacto-B
6) Alat kesehatan disimpan dalam etalase dekat penyimpanan obat
bebas.

5. Pendistribusian
Pendistribusian obat di Apotek bisa dialurkan dari Pabrik sebagai
Produksi kemudian PBF sebagai Penyalur lalu Apotek sebagai
Pelayanan dan Pasien sebagai Konsumen.
Sebuah Pabrik farmasi tidak diperbolehkan untuk menjual
langsung produk obat jadi kepada konsumen.
Obat Narkotik dan Psikotropik hanya bisa dipesan melalui Pabrik
Kimia Farma dan PBF Kimia Farma.

6. Pelayanan
Penjualan di Apotik meliputi penjualan tunai dan kredit. Penjualan
tunai meliputi pelayanan berdasarkan resep dokter baik resep dari
13

dokter yang melakukan praktek di Apotek maupun dokter praktek luar


apotek, serta pelayanan non-resep yang terdiri dari pelayanan obat
bebas, UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri), serta alat kesehatan.
Baca Juga: Swamedikasi (Pengobatan Diri Sendiri)
A. Pelayanan obat tunai dengan resep dokter
Pelayanan obat dengan resep tunai dilakukan terhadap
konsumen yang langsung datang ke apotek untuk menebus
resep obat yang dibutuhkan dan dibayar secara tunai. Alur
pelayanan resep tunai dengan penjelasan sebagai berikut :
1) Penerimaan resep Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan
resep, meliputi:
a. Nama, alamat nomor SIP dan paraf/tanda tangan dokter
penulis resep.
b. Nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai.
c. Nama pasien, umur, alamat, nomor telepon. Pemberian
nomor resep. Penetapan harga. Pemeriksaan
ketersediaan obat.
2) Perjanjian dan pembayaran, meliputi:
a. Pengambilan obat semua atau sebagian.
b. Ada atau tidaknya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien.
c. Pembayaran.
d. Pembuatan kuitansi dan salinan resep (apabila diminta).
3) Penyiapan obat/peracikan, meliputi:
a. Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan.
(2)Peracikan obat (hitung dosis/penimbangan,
pencampuran, pengemasan).
b. Penyajian hasil akhir peracikan atau penyiapan obat.
4) Pemeriksaan akhir, meliputi :
14

a. Kesesuaian hasil penyajian atau peracikan dengan resep


(nama obat, jenis, dosis, jumlah, aturan pakai, nama
pasien, umur, alamat dan nomor telepon).
b. Kesesuaian antara salinan resep dengan resep asli.
Kebenaran kuitansi.
5) Penyerahan obat dan pemberian informasi, meliputi:
a. Nama obat, kegunaan obat, dosis jumlah dan aturan
pakai.
b. Cara penyimpanan.
c. Efek samping yang mungkin timbul dan cara
mengatasinya.

B. Pelayanan obat kredit dengan resep dokter


Alur pelayanan yang dilakukan hampir sama dengan
pelayanan obat dengan resep tunai, perbedaanya adalah pada
pelayanan ini tidak terdapat perincian harga obat dan
penyerahan uang tunai dari pasien kepada apotek. Oleh karena
itu, pencatatan terhadap pelayanan obat dengan resep dokter
secara kredit ini dipisahkan dengan pelayanan obat dengan
resep dokter secara tunai. Struk resep kredit dan fotocopy resep
disimpan dan disusun berdasarkan Nama Perusahaan atau
Instansi yang bekerja sama dengan Apotek, yang selanjutnya
dilakukan penagihan kepada perusahaan atau instansi yang
bersangkutan.
Pelayanan resep kredit ini hanya diberikan kepada pasien
yang merupakan karyawan atau anggota instansi/perusahaan
yang membuat kesepakatan kerja sama dengan Apotek Apotek.
Adapun alur pelayana resep krediy adalah sebagai berikut :
1. Petugas penerima resep menerima resep dari pasien.
2. Apoteker melakukan skrining resep.
15

3. Resep diserahkan ke petugas peracikan untuk kemudian


dilakukan penyiapan atau peracikan obat.
4. Asisten Apoteker atau Apoteker memeriksa kembali
kesesuaian hasil penyiapan atau peracikan obat dengan
resep (nama obat, bentuk, jenis, dosis, jumlah, aturan
pakai, nama pasien).
5. Apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan
memberikan informasi mengenai dosis, cara pakai obat
dan informasi lain yang diperlukan.
6. Berkas copy resep dan surat keterangan instansi
disimpan dan disusun berdasarkan Nama Perusahaan
atau Instansi yang bekerja sama dengan Apotek.

C. Pelayanan obat non resep


Pelayanan obat tanpa resep merupakan pelayanan obat yang
diberikan apotek kepada konsumen atas permintaan langsung
pasien atau tanpa resep dari dokter. Obat yang dapat dilayani
tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras yang termasuk dalam Daftar Obat Wajib Apotek
(OWA), obat tradisional, kosmetik, dan alat kesehatan.

D. Pelayanan resep narkotik dan psikotropik


Pengertian narkotika menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau  perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam tiga
golongan yaitu golongan I, II, dan III. Sedangkan pengertian
psikotropika menurut Undang-undang Republik Indonesia
16

Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, adalah zat atau


obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Apotek hanya melayani resep narkotika dan psikotropika
dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek
sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat narkotika
tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek
lain. Pelayanan obat-obat narkotik berlaku untuk resep dari
wilayah setempat atau resep dokter setempat. Pada resep yang
mengandung narkotik harus dicantumkan tanggal, nama obat,
yang digaris bawah merah, jumlah obat, nama dan alamat
praktek dokter serta pasien. Resep-resep dikumpulkan terpisah.
Obat-obat narkotik dan psikotropik yang telah dikeluarkan,
dilaporkan dalam laporan penggunaan narkotik dan
psikotropika setiap bulan.

E. Pelayanan Swalayan Farmasi


Pelayanan swalayan farmasi meliputi penjualan obat dan
perbekalan farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dari
dokter seperti obat OTC (over the counter) baik obat bebas
maupun bebas terbatas. Penjualan ini dikenal sebagai
pelayanan HV (Hand Verkoop). Barang-barang yang dijual
seperti : suplemen, vitamin, susu, perawatan kulit, perawatan
rambut, kosmetik, herbal health care, alat kontrasepsi,  dan alat
kesehatan.
Prosedur penjualan bebas yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
17

a) Petugas membantu pasien dalam mencari barang di


swalayan farmasi sesuai kebutuhan dan menginformasikan
harga barang tersebut sesuai dengan harga yang tertera
b) Pembayaran dilakukan setelah petugas memasukkan nama
dan jumlah barang yang dientry dikomputer setelah
disetujui pasien, serta membuat bukti penyerahan nota
penjualan bebas.
c) Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas
diserahkan kepada pembeli. Bukti penjualan obat bebas
dikumpulkan dan diurutkan berdasarkan nomor dan dicatat
di laporan penjualan harian.

7. Pencatatan
Pencatatan adalah suatu kegiatan dimana setiap obat yang masuk
atau keluar harus dicatat dalam buku pembelian atau buku pendapatan.
Dalam buku pembelian berisi semua catatan pembelian obat yang
sudah dipesankan dan disesuaikan dengan faktur. Dalam buku
pendapatan berisi semua catatan pengeluaran obat.
Pengeluaran obat Narkotik dan Psikotropik dicatat dalam Buku
Register Narkotik dan Psikotropik dengan mencatatkan nama serta
alamat pasien, nama obat, jumlah obat yang keluar, tanggal keluar
obat dan dokter yang memberikan resep.

8. Pelaporan
Pelaporan obat Narkotik dan Psikotropik dilaporkan setiap 1 bulan
sekali ke Dinas Kesehatan (DINKES) yang dilakukan oleh Apoteker
melalui aplikasi SIPNAP.
18

9. Pemesanan
Pemesanan obat bebas dan obat bebas terbatas dilakukan
menggunakan Surat Pesanan (SP) yang ditandatangani oleh APA yang
terdiri dari 2 rangkap Surat Pesanan.
Pemesanan obat Narkotika menggunakan 4 rangkap Surat Pesanan
(SP) diantaranya untuk PBF, Dinas Kesehatan, BPOM dan Arsip
Apotek. Khusus untuk Narkotik ditandatangani oleh APA dan
dilengkapi dengan nama jelas, nomor izin kerja, stempel Apotek.
Pemesanan obat Psikotropik menggunakan Surat Pesanan (SP)
2 rangkap diantaranya untuk PBF dan Arsip Apotek.
BAB III
URAIAN KEGIATAN

A. URAIAN KEGIATAN SELAMA PKL

Selama kami menjalankan praktek kerja lapangan kami melakukan


berbagai kegiatan seperti :
1. Melayani pasien yang ingin membeli obat
Sebelum melayani pasien yang ingin membeli obat kita harus
menannyakan apa yang di perlukan oleh pasien tersebut kemudian jika
sudah mengetahui apa yang di inginkan pasien kita harus menyiapkan
semua yang diperlukannya.
2. Mengentri harga obat
Jika keinginan pasien sudah disiapkan maka kita harus mengentri obat
tersebut untuk mengetahui berapa harga obat. Jika sudah dientri perlu
kita tanyakan lagi kepada pasien jadi atau tidak membeli obat tersebut.
3. Melakukan penandaan pada resep
Jika kita telah mendapatkan resep dari dokter kita harus melakukan
penandaan kepada resep yang mengandung narkotik,psikotropik,dan
obat obatan tertentu. Jika resep yang mengandung narkotik maka
diberi warna stabilo berwarna merah dan resep yang mengandung
psikotropik di beri warna hijau sedangkan obat obatan tertentu dan
prekrusor di beri warna orange.
4. Mengecek fisik obat
Jika ada barang yang baru datang kita harus mengecek fisik obat yang
baru datang tersebut apakah ada yang cacat atau tidak dan jika ada
barang yang tidak sesuai dengan apa yang kita pesan kita bisa
melakukan retur.
5. Menyimpan obat

19
20

Metode yang digunakan pada apotek sinkaka farma untuk


penyimpanan obat adalah sesuai dengan alfabetis. Atau bentuk
sediaanya.
6. Meracik sediaan kapsul
Meracik sediaan kapsul adalah proses mengubah bentuk sediaan jadi
(padat) dan bahan obat lain menjadi bentuk serbuk yang dapat
dimasukkan ke dalam cangkang kapsul.
7. Menulis etiket
Menuliskan cara pemakaian obat jika obat yang digunakan secara oral
dapat menggunakan etiket putih sedangkan untuk obat lar
menggunakan etiket yang berwarna biru

B. PERMASALAHAN
Selama melaksanakan Pratek Kerja Lapangan pasti memiliki permasalahan
yang di hadapi di lapangan.
Permasalahan yang kami adap di lapangan adalah sebagai beirkut :
1. Mendapatkan banyak tugas dari sekolah dengan pengumpulan tugas
yang di beri waktu secara singkat.
2. Mendapatkan kesempatan untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
singkat sehingga kami belum banyak mendapatkan pengalaman kerja
yang banyak.
3. Sulit untuk membagi waktu untuk mengerjakan tugas sekolah dan
bekerja selayaknya sebagai karyawan di perusahaan tersebut.

C. PENYELESAIAN MASALAH
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari permasalahan di atas
adalah banyak belajar untuk untuk menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya dan dapat membagi waktu antara untuk sekolah dengan
pekerjaan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah saya melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek
Sinkaka Farma. Saya mendapatkan banyak manfaat, baik itu pengalaman,
pengetahuan, dan semua yang terkait dalam dunia kerja. Sehingga saya
dapat menambah wawasan yang saya dapatkan selama ini, karena hanya
dengan praktek saya bisa mengetahui seberapa jauh kemampuan yang
sudah saya dapat di sekolah. Sehingga suatu saat nanti jika saya memasuki
dunia kerja tidak akan ragu melakukannya, karena sebelumnya sudah
mempunyai pengalaman yang baik.

B. Saran
Kepada para peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar
mempersiapkan diri dengan menguasai pelajaran yang akan diterapkan
dalam dunia kerja,agar memudahkan dalam melakukan praktek kerja
lapangan di tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

21
DAFTAR PUSTAKA
Gorbalsla,2019,Contoh kata pengantar laporan , thegorbalsla.com
Yana yuni , 2015 , Manfaat Prakerin Bagi Siswa, Sekolah, dan Instansi Perusahaan,
manfaat.co.id
Rismayanti Novi, 2013 , Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Aptek
Dante oka , 2013 , pengelolaan sediaan farmasi di apotek sesuai standar,
academia.edu

22
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Meracik sediaan kapsul

Lampiran 2 : Menyusun obat sesuai dengan alfabetis

23

Anda mungkin juga menyukai