Anda di halaman 1dari 1

Karya : Alya Fadhilah

Pada siang hari setelah jam istirahat selesai, terdengar suara bunyi bel masuk, Vera
melihat Bu Ratna yang berjalan menuju ke arah kelasnya . Bu Ratna adalah guru biologi di
kelas Vera. Vera pun bergegas dari kantin menuju kelas bersama teman - temannya.

Pembelajaran pun dimulai. "Anak - anak buka buku paketnya halaman 76 yang ada
tabel tentang golongan darah ya, " kata bu Ratna. Anak-anak pun membuka buku paketnya.

Bu Ratna pun bertanya ," Vera, apa golongan darah kamu? " .

" Golongan darah saya AB Bu," kata Vera.

" Kalau orang tua kamu?" tanya bu Ratna.

" Mama dan papa saya golongan darahnya A bu," jawab Vera.

" Kamu serius? kalau golongan darah ibu kamu dan ayah kamu disilangkan tidak mungkin
AB , yang memungkinkan itu antara A atau O ," kata bu Ratna. Teman teman Vera pun
langsung menertawakan Vera, bahkan ada yang berkata " Kamu anak pungut kali Ver" . Vera
pun ikut tertawa saja padahal dalam hatinya ia sedih karena ketakutan bahwa dirinya bukan
anak kandung orang tuanya.

Jam pelajaran selanjutnya pun tiba. Vera masih merenung memikirkan golongan
darahnya dengan tampak matanya yang berkaca-kaca sampai pelajaran berakhir. Bel pulang
pun sudah terdengar. " Ver jangan sedih, ayo pulang aku anterin" kata Haru, sahabatnya.

Vera pun sampai di rumahnya pukul 4 sore. Ayah dan ibunya belum pulang bekerja ,
ia langsung pergi ke kamarnya dan membanting pintunya dengan keras , ia pun menangis lalu
mengambil foto keluarganya , ia menatap foto itu. " Kenapa aku ga mirip sama mama dan
papa, apa memang benar aku anak pungut? " teriak Vera sambil menangis.

Malam pun tiba, Mama dan Papa Vera pun sudah sampai di rumah.

“ Vera Mama datang nih bawa makanan kesukaan kamu” kata Mama Vera sambil berjalan
menuju kamar Vera. Mama Vera pun membuka pintu kamar Vera, akan tetapi terkunci. “Ver,
kok temben sih pintu kamar kamu dikunci, buka dulu Ver , kita makan malam dulu, entar
kamu sakit loh “ kata Mamanya.

“ Kok dari tadi kamu ga jawab Mama?” kata Mamanya lagi. Tak lama kemudian Vera pun
membuka pintu kamarnya. Mama dan Papa Vera pun kaget melihat mata Vera yang sangat
bengkak. “ Kamu kenapa Ver? “ tanya Mamanya dengan nada khawatir. Vera ingin menahan
air matanya tapi ia tidak kuat, ia pun menangis dan langsung memeluk Mama dan Papanya.

Anda mungkin juga menyukai