Anda di halaman 1dari 2

SATU

Petir menggelegar di mana-mana,malam semakin larut dan gadis itu masih bermain dengan
boneka kesayangannya di dalam kamar.Di luar,hujan turun dengan derasnya.Beberapa saat
kemudian terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya.

“TERAAAA!!!!”pekikan dan ketukan pintu yang semakin lama semakin keras mengusik keasyikan
gadis kecil itu.Dia kemudian beranjak dari tempatnya untuk membuka pintu.

“Ada apa sih kak?!”tanya gadis kecil itu dengan nada kesal.

“Kakak khawatir sama kamu.Kamu gak apa-apa kan?Kamu dengar petirnya kan?”Keyla memborong
adiknya dengan pertanyaan beruntun.

“Iya,aku dengar.Aku gak apa-apa kok.Kakak ganggu aku yang lagi asyik tau gak”kesalnya

“Maaf deh.Yaudah sana tidur!”Suruh Keyla pada adiknya.

“Iya,kak Key juga tidur sana”Tera langsung menutup pintu kamar dan menguncinya rapat-rapat.

Keesokan harinya,Tera sudah siap dengan seragam putih-merahnya.Setelah sarapan bersama


keluarganya,Tera dan kakaknya Keyla langsung berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor
milik Keyla.

“Makasih ya,kak”ucap Tera begitu tiba di depan sekolahnya,kemudian mengecup pipi


kakaknya.”Kakak hati-hati ya..”tambahnya lagi.

Setelah Keyla menghilang,Tera langsung menerobos kerumunan anak berseragam putih-merah


lainnya untuk pergi ke kelas.

Pelajaran pertama sedang berlangsung,Pak Yabes sedang berceramah di depan kelas 3b tepatnya di
kelas Tera.Pelajaran matematika adalah hal yang paling dibenci Tera.Dia paling malas kalau soal
berhitung.Dia lebih memilih memandang ke arah luar kelas dari pada memandang sederet angka di
papan tulis.

“Oke anak-anak,kerjakan soal ini dan kumpul setelah pulang sekolah,oke??”Ujar Pak Yabes.

“Iya pak!!!”Teriak seisi ruangan kompak.

Tera memang ikut berteriak,namun dalam hatinya dia sangat bosan.Lebih asyik dirumah dari pada
di sekolah.Tak lama kemudian matanya berkunang-kunang,kepalanya menjadi sangat pusing lalu
semuanya terlihat gelap.

☀️

Tera mengerjapkan matanya berkali-kali.Dia mengenali ruangan serba putih ini.Ya,dia sedang
berada di UKS sekolah.

“Tera,kamu sudah sadar?”Tanya pak Yabes lega.

“Tadi saya kenapa,pak?”

“Tadi kamu pingsan waktu mengerjakan soal matematika yang bapak kasih”jelas pak Yabes.

Uueeekkkk!!
“Kamu kenapa,Tera?Mau muntah ya?Ya sudah bapak antar ke toilet”tawar pak Yabes dengan nada
khawatir.

“Gak tahu nih,pak.Bau ruangannya gak enak bangat”sambil menutup hidungnya,Tera langsung
bangkit dan berlari ke toilet.Di sana,dia muntahkan seluruh isi perutnya.Setelah merasa lega,Tera
langsung keluar menghampiri pak Yabes yang menunggunya di luar toilet.

“Saya mau pulang aja deh,pak”ujarnya setelah berdiri di hadapan pak Yabes.

“Ya,sebaiknya kamu pulang saja biar tidak semakin parah.”Tera langsung menuju kelasnya untuk
mengambil tas.

Malam semakin larut dan badan Tera masih lemas.Dia memaksakan tidur setelah minum obat dari
dokter.Ibunya masih setia menemaninya di samping kasur.

Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari.Tera terbangun karena merasa ada yang aneh pada
dirinya.Diliriknya ibunya yang sudah tertidur pulas di sampingnya.Kemudian,dia melirik perutnya
yang semakin lama semakin membesar.Hampir saja dia berteriak namun diurungkan.Dia takut itu
akan membangunkan ibunya.

Anda mungkin juga menyukai