Anda di halaman 1dari 3

Pasien yang terus menerus berbaring di tempat tidur atau kursi roda biasanya akan mengalami

luka lecet, yang disebut decubitus. Luka lecet ini akibat 'tekanan (berat tubuh)' atau umum
disebut "bed-sore". Luka ini biasa terjadi pada pasien yang imobilitas, artinya posisi tubuh
pasien tidak berubah dalam jangka waktu lama.

Luka ini bisa juga terjadi pada lipatan diantara kulit akibat pergesekan kulit dengan permukaan
kasur, kursi roda, atau bisa juga karena pasien berada diruang dingin dalam jangka waktu lama.
Jaringan kulit (tissue) pada tulang merupakan bagian yang paling rentan terkena luka dekubitus,
seperti kulit pada bagian tulang belakang, tulang ekor, paha, tumit dan siku.

Logikanya, orang yang terlalu lama berbaring di atas tempat tidur atau kursi roda, maka lama
kelamaan jaringan kulit yang tertekan diantara tulang dan permukaan (tempat tidur/kursi roda)
akan 'aus' akibat sirkulasi darah yang tidak lancar. Disinilah luka mulai terbentuk, tanda-tandanya
warna kulit menjadi kemerahan, lama kelamaan berubah hingga warna ungu seperti luka memar
dan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan infeksi karena lapisan kulit luka terbuka dan
bernanah (blister).

PENCEGAHAN DECUBITUS

Ada beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya decubitus, antara lain :

• merubah posisi pasien secara rutin, seperti: gerakan memiringkan tubuh pasien ke
kanan dan ke kiri [mika-miki] minimum setiap 2 jam sekali. Gerakan ini berguna juga
untuk mencegah kekakuan otot tubuh.

• gerakan menggosok & menepuk punggung, untuk merawat kesehatan dan


kelembaban kulit - bisa juga menggunakan cream atau lotion ringan (baby lotion) yang
tidak mengandung alkohol, sesuaikan dengan kondisi kulit dan kesehatan pasien.
Perhatian: Apabila menggunakan cream/obat/salep khusus, konsultasikan dengan
dokter terlebih dahulu.

• menggunakan kasur anti-decubitus yaitu kasur khusus untuk mencegah decubitus.


Kasur ini dilengkapi dengan mesin pompa udara listrik bertenaga kecil untuk memompa
aliran udara keluar-masuk secara otomatis, memompa naik-turun menyesuaikan bidang
tubuh, berat maupun posisi pasien yang berbaring diatasnya.

• menjaga kelembaban/cairan tubuh pasien, karena kulit kering rentan terhadap gesekan.
• pemberian gizi / nutrisi yang baik
• menjaga kebersihan

PENGOBATAN DECUBITUS

Pengobatan Decubitus disesuaikan dengan kondisi luka itu sendiri. Mulai dengan menjaga
kebersihan kulit, perawatan kulit rutin dengan pemberian salep/ointment khusus untuk mengobati
infeksi.

Luka sekecil apapun harus dicegah dan segera diobati hingga tuntas, terutama pada penderita
Diabetes Melitus (DM). Pada umumnya luka yang dialami penderita DM sulit disembuhkan atau
sulit mengering. Jaga jangan sampai luka infeksi ini meluas dan menyebar ke jaringan kulit yang
lebih dalam, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, syaraf tubuh disekitarnya.
Karena jika kondisi luka makin parah dan terjadi pembusukan luka ("gangrene"), apabila
tindakan pengobatan medis tidak memungkinkan, bisa jadi bagian yang membusuk harus
diamputasi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai luka decubitus ini bisa dibaca disini.

TEKOKAK - PENGERING LUKA

Ada beberapa cara tradisional untuk menyembuhkan/mengeringkan luka, antara lain dengan
buah tekokak (bentuknya bulat kecil-2 spt kacang peas atau 'leunca'- sejenis biji2an (bahasa:
sunda), buah ini bisa ditemukan di pasar tradisional.
Caranya: 1 genggam buah tekokak dicuci hingga bersih. Iris tipis-2 dan diseduh dengan air
mendidih sebanyak 1 gelas, tutup. Setelah air hangat, saring ampasnya dan airnya diminumkan
ke penderita sebanyak 1x sehari, atau sesuai dengan kebutuhan.

Insya Allah bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai