berbaring di tempat tidur dalam jangka waktu tertentu untuk penyembuhan. Kondisi tirah
baring lama dapat menyebabkan dekubitus. Definisi dekubitus ialah kerusakan kulit pada
suatu area akibat tekanan/gesekan/kombinasi keduanya, yang biasanya terjadi pada pasien
tirah baring.
National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUA) membagi derajat dekubitus menjadi 4
derajat yang dinilai dari kerusakan tingkatan lapisan kulit. Tingkatan derajat dekubitus antara
lain derajat I, derajat II, derajat III, dan derajat IV. Salah satu pencegahan dekubitus yaitu alih
baring mobilisasi miring kanan miring kiri (mika miki) setiap 2 jam. Selain itu, pasien juga
harus makan makanan bergizi, menjaga kebersihan kulit, menjaga agar kulit tetap kering, dan
massase kulit dengan oil/lotion.
Tindakan ini harus dilakukan secepat dan sedini mungkin dengan tujuan pemeliharaan
integritas jaringan, sehingga mengurangi penekanan yang akan menimbulkan komplikasi
neuropati (kematian jaringan).
Posisi miring kanan dan miring kiri merupakan posisi yang diberikan pada pasien tirah baring
untuk mengurangi tekanan yang terlalu lama dan gaya gesekan pada kulit, di samping itu juga
mencegah terbentuknya luka tekan, kemudian mengubah posisi setiap 2 jam sekali.
Pasien yang mengalami gangguan fungsi sistem skeletal, saraf dan peningkatan kelemahan
serta kekakuan biasanya membutuhkan bantuan perawat untuk memperoleh kesejajaran tubuh
kelumpuhan sebagian yang berdampak pasien akan mengalami penurunan mobilitas fisik dan
bedrest sehingga merusak integritas kulit yang menjadi faktor terbentuknya luka tekan.
Tekanan tersebut menghambat oksigen yang menuju jaringan kulit akibatnya metabolisme
seluler terganggu oleh karena berkurangnya sirkulasi ke jaringan kulit sehingga menyebabkan
nekrosis.
Luka tekan atau pressure injuries adalah kerusakan jaringan lokal pada kulit atau jaringan
dibawahnya akibat penonjolan tulang sebagai hasil dari tekanan atau tekanan yang bersamaan
dengan adanya geseran. Luka dekubitus atau luka tekan disebabakan oleh beberapa faktor
didepan kepala atau diatas bantal. Sebuah bantal dapat diletakkan dibawah kepala dan bahu.
Untuk menyokong otot sternokleidomartoid dapat dipasang bantal di bawah tangan. Untuk
mencegah lengan aduksi dan bahu beratasi ke dalam, sebuah bantal dapat diletakkan
dibawahnya. Untuk mencegah paha beraduksi dan berotasi ke dalam, sebuah bantal dapat
diletakkan di bawah kaki atas, sambil kaki atas diatur sedikit menekuk kedepan.
Tujuan mengatur posisi pasien adalah memberikan rasa nyaman pada pasien,
mempertahankan atau menjaga postur tubuh tetap baik, menghindari komplikasi yang
mungkin timbul akibat tirah baring. Posisi pasien sebaiknya dirubah setiap 2 jam bila tidak
Penatalaksanaan posisi miring kiri dan miring kanan dilakukan untuk mengurangi tekanan
yang terlalu lama dan gaya gesekan pada kulit. Di samping itu, perubahan posisi untuk
mencegah terbentuknya dekubitus dengan pemberian posisi setiap 2 jam sekali. Pemberian
posisi miring kri dan kanan berpeluang untuk mengurangi tekanan dan gaya gesekan pada
Peran perawat dalam mengurangi dekubitus sangat penting. Karena menjaga integritas kulit
pasien merupakan salah satu aspek terpenting dalam memberikan asuhan keperawatam.
Pemberian tindakan alih baring atau dengan posisi miring kanan dan miring kiri dapat
menjadikan suatu alternatif untuk penatalkasanaan pasien koma untuk mencegah dekubitus.
Selain itu juga dapat mengoleskan minyak pada kulit serta didukung oleh arat medis lainnya
Selain untuk mencegah terjadinya luka tekan dan dekubitus, latihan Mobilisasi dini
merupakan kegiatan yang penting pada periode post operasi guna mengembalikan
kemampuan ADL pasien. Kurangnya latihan mobilisasi dini pasca operasi dapat
menimbulkan lamanya hari perawatan dan menimbulkan infeksi. Latihan mobilisasi setelah
6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah
trombosis dan tromboemboli. Latihan miring kiri dan kanan dilakukan selama berkala setiap
Berdasarkan suatu studi, menemukan bahwa ada pengaruh mobilisasi dini pada pasien pasca
apendiktomi terhadap kembalinya pemenuhan ADL pasien pada 48 jam pertama dimana
sebagian besar pada tingkat pemenuhan ADL mandiri dengan persentase 40.0%.