Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Dalam UU 44/2009 pasal 5 huruf b, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan di rumah
sakit adalah pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis. Pada penjelasan pasal 5 huruf b, disebutkan : yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan paripurna tingkat kedua adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan
mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik. Yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan paripurna tingkat ketiga adalah upaya kesehatan perorangan tingkat
lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik.
Dengan demikian asuhan medis kepada pasien diberikan oleh dokter spesialis.
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar, norma,
pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan
diimplementasikan oleh komunikan.
DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket)
kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal sampai dengan akhir
perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai dengan
implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
Pemberian informasi kepada pasien atau keluarganya tentang diagnosis, tata cara
tindakan medis (termasuk rencana pengobatan), tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis penyakit terhadap tindakan yang
dilakukan merupakan kewajiban dari Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP pasien
dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih dari satu DPJP sesuai kewenangan
klinisnya, dalam pola asuhan secara tim atau terintegrasi.
B. TUJUAN
 Sebagai panduan dalam memberikan informasi rencana pengobatan kesehatan.
 Memahami bagaimana cara dan proses memberikan informasi rencana pengobatan di
rumah sakit. Sehingga rencana pengobatan dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur
yang ada.
 Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
 Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahamipentingnya mengikuti rejimen
pengobatan yang telah ditetapkansehingga dapat meningkatkan motivasi untuk berperan
aktif dalammenjalani terapi obat.

1
C. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Angket/quesioner
4. Dokumentasi
D. Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:
1. Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu
2. Masalah lain yang kita lihat
3. Masalah yang dilihat oleh petugas lain
4. Jumlah orang yang mempunyai masalah ini
5. Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah
6. Alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut
7. Penyebab lain dari masalah tersebut.

2
BAB II
Ruang Lingkup

Bagian yang terkait dengan pemberian informasi adalah:

1. Rekam medik

2. Komite Medik/SMF

3. Bidang Keperawatan

4. Rawat Jalan

5. Gawat darurat

6. Rawat Inap

7. ICU

8. IBS

9. Perinatologi

3
BAB III
TATA LAKSANA

E. Tatalaksana pemberian informasi rencana pengobatan


A. Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan dengan
perawatan pasien :
- Assesment pendidikan pasien dan keluarga
- Informasi rencana pengobatan
1. Assesmen pendidikan pasien dan keluarga
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui tahap
asesmen pasien, di temukan :
a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
c. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak
mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.
d. Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang
informasi yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan
berkomunikasi secara efektif.
e. Pemberian informasi rencana pengobatan dilakukan melalui tatap muka dan
berjalan secara interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien
dirawat, akan pulang atau ketika datang kembali untuk berobat
f. Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga
merasa nyaman dan bebas, antara lain:
- Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy.
- Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan
mereka.
- Penempatan meja, kursi atau barang – barang lain hendaknya tidak
menghambat komunikasi.
- Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi
g. Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian
informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.
h. Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
terhadap peran petugas dalam membantu mereka.

4
i. Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien ( termasuk adanya
keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan ).
j. Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat yang digunakan pasien, termasuk obat
non resep.
k. Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan
tingkat ekonomi pasien/ keluarga
2. Informasi rencana pengobatan
a. memberikan informasi kepada pasien atau keluarganya tentang hak dan kewajiban
sebagai pasien, antara lain tentang :
b. Berikan informasi secara jelas dan benar mengenai kondisi pasien dengan bahasa
yang mudah di mengerti pasien.
c. Informasi yang diberikan meliputi
- Diagnosis,
- Tata cara tindakan medis (termasuk rencana pengobatan),
- Tujuan tindakan medis,
- Alternatif tindakan,
- Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
- Prognosis penyakit terhadap tindakan yang dilakukan.
d. Berikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas
(lakukan kroscek)
e. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan Informasi
kepada pasien dilakukan secara lisan kemudian didokumentasikan secara tertulis
pada formulir pemberian informasi didalam rekam medis pasien yang sudah
disediakan.
f. Pastikan bahwa informasi yang diberikan telah dipahami oleh pasien maupun
keluarga pasien.
g. Setelah memahami informasi, pasien atau keluarganya di mintai tandatangan
bahwa telah menerima informasi dari DPJP
B. Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui tahap
asesmen pasien, di temukan :
l. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
m. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan
keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
n. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien marah
atau depresi), maka komunikasi yang efektif adala h memberikan materi edukasi dan

5
menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi,
pasien bisa menghubungi medical information.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dalam memberikan Informasi kepada pasien
dilakukan secara lisan kemudian didokumentasikan secara tertulis pada formulir pemberian
informasi didalam rekam medis pasien yang sudah disediakan. Pendokumentasian yang
dilakukan oleh DPJP di rekam medis harus mencantumkan nama dan paraf / tandatangan.

Anda mungkin juga menyukai