A. PENGERTIAN
1. Komunikasi efektif adala komunikasi yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, jelas
dan mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
2. Cara penyampaian komunikasi efektif adalah bentuk perbuatan yang menyajikan atau
memberikan pesan yang berhubungan dengan proses penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan:
a. Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang sesuatu dengan
tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku pasien dan atau keluarga
b. Sistem pelaporan kondisi pasien per telepon, dengan menggunakan tehnik SBAR
1) S (Situation): Kondisi terkini yang terjadi pada pasien meliputi nama, umur,
tanggal masuk, dokter yang merawat, Diagnosa medis
2) B (Background): Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini
a) Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien berdasarkan
diagnosa keperawatan
b) Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, obat atau
cairan infus
3) A (Assesment): Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
a) Jelaskan hasil pengkajian pasien terkini, tanda vital, pain score, tingkat
kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eleminasi, hal yang
kritis, dll
b) Hasil penunjang yang abnormal
4) R (Recommendation): Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
a) Rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu dilanjutkan
b) Edukasi pasien atau keluarga
c) Write Back adalah Staf yang menerima advis, mencatat kelengkapan advis ke
dalam catatan rekam medis pasien.
d) Read Back adalah membacakan kembali secara lengkap informasi yang
diterimanya setelah memberikan pelaporan kondisi pasien
e) Repead Back adalah Mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip,
kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike), nama obat harus dieja kata
demi kata.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelaksanaan komunikasi dapat meliputi komunikasi antar pemberi pelayanan
kesehatan di dalam Rumah Sakit maupun antara pemberi pelayanan kesehatan kepada
dorkter dan perawat atau perawat dengan dokter ataupun bisa dengan bagian Administrasi
serta bagian Kasir dan juga bagian penunjang yang lain. Adapun lingkup komunikasi adalah:
1. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Kesehatan di dalam Rumah Sakit.
Komunikasi dapat terjadi antara:
a. Dokter dengan dokter lain
b. Dokter dengan perawat
c. Dokter dengan tenaga paramedis lain
d. Perawat dengan perawat
e. Perawat dengan tenaga paramedis lain
Prinsip pelaksanaan komunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan di RS adalah:
a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah.
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
2. Komunikasi antara pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
a. Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan di dalam rumah sakit adalah:
1) Jam pelayanan
2) Pelayanan yang tersedia
3) Cara mendapatkan pelayanan
4) Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
5) Tarif Pelayanan
6) Tata Tertib, Hak dan Kewajiban Pasien/Keluarga
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission, dan
Website.
C. TATALAKSANA
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan.
Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit dapat membantu pasien dan atau
keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanannya terbagi
dalam beberapa unit kerja:
a. Bagian Informasi dan Tempat Penerimaan Pasien
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum meliputi:
1) Fasilitas pelayanan yang dimiliki rumah sakit
2) Fasilitas dan tarif kamar perawatan
3) Daftar dokter yang mempunyai surat izin praktik dan yang merawat di rumah
sakit
4) Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit
5) Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat menyurat lainnya
6) Tata tertib dan peraturan rumah sakit
b. Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli Umum dan Spesialis, Dokter Gigi,
Dokter Anestesi dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
menjelaskan tentang:
1) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman
atau sakit saat pemeriksaan)
2) Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3) Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosa,
termasuk manfaat, risiko serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
4) Hasil dan interverensi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis
5) Diagnosis
6) Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
masing- masing cara)
7) Prognosis
8) Dukungan (support) yang tersedia)
c. Instalasi Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi:
1) Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2) Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat,
biaya operasi dan lain-lain
3) Jam kunjungan dokter
4) Prosedur persiapan operasi
5) Prosedur pemulangan pasien
6) Bagian Administrasi menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara
keseluruhan
d. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, rehabilitasi medis menjelaskan
tentang:
1) Rencana tindakan yang akan dilakukan
2) Biaya tindakan
misalnya: dr Anwar, saya Ani dari perawatan bedah Rumah Sakit Tora Belo.
Melaporkan kondisi bpk Joko, mengalami distress pernafasan
b. Background: Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini
(latar belakang yang berkaitan dengan situasi) yang berisikan
1) Tanggal mulai dirawat.
2) Diagnosa awal dan diagnosa kerja saat ini
3) Hasil pemeriksaan sebelumnya : pemeriksaan fisik, laboratorium, radiologi dan
lain-lain
4) Terapi (obat-obatan dan tindakan) yang diberikan sebelumnya
5) Riwayat alergi obat (bila ada)
Misalnya: Bpk Joko,Mrs tgl 6 Januari, usia 60 tahun dengan COPD berat, hasil
laboratorium dan radiologi, obat yang telah diberikan, keadaannya semakin menurun
c. Assesment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas kondisi terkait
dengan situasi tersebut)
1) Kemungkinan kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait perubahan kondisi
yang ditemukan pada saat ini
2) Tindakan-tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat itu
Misalnya: Suara nafas makin menurun, terutama paru kanan, RR: 32x/mnt, Tensi:
100/60, perfusi dingin, basah dan pucat
Permintaan untuk untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer
pasien, konsultasi ke dokter lain, atau menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
perubahan kondisi yang terjadi.
Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan, misalnya:
Mohon advis, usul Foto Thorax, dll
d. Perpindahan pasien dari Rumah Sakit Tora Belo ke Rumah Sakit Lain
Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain karena alasan medis, membutuhkan
peralatan atau spesialisasi tertentu
7. Assesment
1. Diisi pada observasi terakhir ditulis
secara lengkap pukul dan tingkat
kesadarannya dan beri tanda (✓)
pada kolom yang sesuai dengan poin
kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan
cahaya diberi tanda (✓) pada bagian
kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi, diberi tanda (✓)
masuk oral atau NGT, diisi lengkap
batasan cairan dan diet khusus yang
akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda (✓)
pada kolom BAB yang sesuai dengan
kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda (✓)
pada kolom BAK dan ditulis secara
lengkap jenis kateter, No Kateter serta
tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda
(✓) sesuai dengan kolom yang sesuai
dengan kondisi
7. Transfer/mobilisasi diisi dengan tanda
(✓) sesuai dengan kolom yang sesuai
kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi
dengan tanda (✓) pada kolom sesuai
dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan
tanda (✓) pada kolom. ya, tidak dan
tuliskan dengan lengkap kondisi,
lokasi serta ukurannya.
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan
7. Tata Laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan
Pada Penulisan Resep
a. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada
resep (Lihat lampiran II)
b. Tata laksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
1) Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian dari
keselamatan pasien singkatan, simbol dan penandaan dosis harus sesuai yang
digunakan di Rumah Sakit Tora Belo.
2) Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan kepada
pasien
3) Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah dituliskan
oleh dokter
4) Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya
singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
5) Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai
dengan yang telah ditetapkan
6) Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
7) Mengantarkan resep ke Farmasi
8) Petugas farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani
D. DOKUMENTASI
Ditetapkan di : Sigi
KETUA
KOMITE MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
dr._______________________
NIP.