Askep Pra Sekolah
Askep Pra Sekolah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/ toddler
( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11-
18 tahun ).
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat
diulang setelah usianya bertambah.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang khusus
terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu keluarga
mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu unutk
bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian
tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.
B. Tujuan Penulisan
b. Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan anak usia pra
sekolah
c. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan anak
usia pra sekolah.
C. Manfaat Penulisan
D. Sistematika Penulisan
b. BAB II Tinjauan Teoritis (definisi, tugas perkembangan keluarga dengan anak usia pra
sekolah, masalah-masalah pada anak usia pra sekolah, konsep askep keluarga dengan
anak usia pra sekolah)
d. Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya).
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada
dalam tahapan sebelumya :
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup,
sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
c. Otot – otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari dan
tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan kegiatan
yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada
objek – objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih belum
sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak.
f. Walaupun anak laki – laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang
bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.
a. Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat yang dipilih
biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis
kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik, oleh karena
kelompok tersebut cepat berganti – ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka., sikap
marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian
guru.
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari merekla senang
berbicara khususnya dalam klelompoknya.
b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan, interaksi,
mengagumi dan kasih sayang.
2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus dipenuhi.
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan keterampilan
tertentu
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap
jempol.
7. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye
movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar
terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang
terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi
adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3 tahun,
sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun,
kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya
sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya sendiri serta
kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan
10% anak berusia 6 tahun masih mengompol pada malam hari.Cara terbaik untuk
menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali kesiapan
anak.
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama pasien
2) Umur
4) Pendidikan
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Pekerjaan
8) Alamat
9) Aktivitas rekreasi keluarga
11) Lingkungan
a) Karakteristik rumah.
b) Karakteristik lingkungan.
c) Mobilitas keluarga.
12) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi.
b) Pengambilan keputusan.
e) Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah (identitas anak, riwayat
kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini,
tumbang saat ini, pemeriksaan fisik)
d. Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang dimiliki.
l. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dengan masalah-masalah yang sering ditemui pada keluarga dengan anak
usia pra sekolah, diagnose yang mungkin muncul diantaranya :
b. Resiko Cidera
c. Resiko Trauma
d. Resiko Keracunan
e. Resiko Infeksi
l. Isolasi Sosial
3. Perencanaan
Perencanaan / intervensi pada asuhan keperawatan ditetapkan berdasarkan dengan
diagnosa yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa data, serta sesuai dengan
tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan oleh perawat dan pasien. Dalam menetapkan
intervensi, sebagai perawat hendaknya mengacu pada peran perawat dalam lingkup
perawatan keluarga dengan anak usia pra sekolah, yaitu :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia
inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh
kembangnya.
Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini
atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan
benar.