Anda di halaman 1dari 155

ARAHAN MENTERI PUPR

PROGRAM 2019

KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PUPR TAHUN 2018


SEMARANG, 12 FEBRUARI 2018
PRIORITAS NASIONAL RKP TAHUN 2019
TEMA:
PEMERATAAN PEMBANGUNAN UNTUK PERTUMBUHAN BERKUALITAS

1 2
Pembangunan manusia melalui Pengurangan kesenjangan
Pengurangan kemiskinan dan antarwilayah melalui penguatan
peningkatan pelayanan dasar. konektivitas dan kemaritiman

3 4
Peningkatan nilai tambah ekonomi
Pemantapan ketahanan energi,
melalui pertanian, industri, dan jasa
pangan, dan sumber daya air.
produktif.

5
00 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu

Catatan: Mainstreaming: Revolusi Mental, Kesetaraan gender, lingkungan, governance. Sumber: Bappenas 20180
1
POKOK-POKOK
KEBIJAKAN BELANJA 2019

BELANJA BARANG
a. Belanja Barang Operasional maksimal sama dengan realisasi Belanja Barang Operasional
TA. 2017 atau Pagu 2018 apabila lebih rendah.
b. Penajaman untuk Belanja Barang yang diserahkan kepada Masyarakat atau Pemda.

BELANJA MODAL
a. Meningkatkan alokasi belanja modal yang lebih
produktif melalui alokasi belanja untuk REALOKASI
menyelesaikan kegiatan prioritas nasional, PENGHEMATAN
proyek prioritas, dan proyek strategis nasional. BELANJA BARANG
b. Membatasi Belanja Modal untuk peralatan untuk belanja produktif
mesin, kendaraan bermotor, dan pembangunan termasuk menambah volume
gedung baru. output kegiatan prioritas atau
c. Mendorong belanja modal yang lebih produktif proyek prioritas.
untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
konektivitas.

2
KEBIJAKAN PROGRAM TA. 2019

PENGENTASAN MENCIPTAKAN
PEMERATAAN
KEMISKINAN LAPANGAN KERJA

PENGEMBANGAN
PROGRAM WILAYAH UNTUK
INFRASTRUKTUR
BERBASIS MASYARAKAT MENANGGULANGI
Menyelesaikan kegiatan
DISPARITAS
(PADAT KARYA) yang sedang dalam
KEMENTERIAN PUPR pelaksanaan dan pada: KTI, Perbatasan,
TAHUN 2019 MEMASTIKAN TIDAK KPPN, Pulau Kecil
ADA KEGIATAN YANG Terluar, KSPN, KEK
MANGKRAK

3
KEBIJAKAN PRIORITAS PROGRAM TA 2019
RANCANGAN PROGRAM TA 2019

1 PELAKSANAAN
PEKERJAAN YANG SUDAH
COMMITED (MYC & PHLN),
Rounding Up 4 KOMITMEN
KEMENTERIAN PUPR
(Kegiatan Strategis Nasional)
2 DIREKTIF PRESIDEN/
WAKIL PRESIDEN
(Perbatasan, PSN (Pariwisata, SPAM
Regional/Perkotaan, Air Limbah
Jakarta, Pidie Jaya) 5 PROGRAM KERAKYATAN
(PISEW, PAMSIMAS, SANIMAS/TPST
3R, KOTAKU)

3 MASUKAN DPR DALAM


RAKER, RDP, KUNKER/
SPESIFIK

4
TARGET PRIORITAS TAHUN 2019
46Bendungan SUMBER BINA MARGA 10.029 m
Pembangunan Jembatan
DAYA AIR (tidak termasuk jembatan
1.120 km gantung)

200 km 40 ribu ha Pembangunan Jalan


Pembangunan Pembangunan jaringan 1.467 m
sarana & prasarana
pengendali banjir
irigasi baru 670 km Pembangunan
Pembangunan Jalan Tol Flyover/Underpass/
(Pemerintah dan swasta) Terowongan
31 Pembangunan
54 Pengendali
Pembangunan Lahar/Sedimen
Embung
CIPTA KARYA 603.863 KK
Pengolahan Air Limbah
22 km
4,3 m3/detik Pembangunan 5.700 liter/detik
Pembangunan/ dan peningkatan Pembangunan SPAM
peningkatan sarana & sarana & 1.960.686 KK
prasarana pengelolaan air
baku
prasarana
pengamanan
2.564 ha Pelayanan Sistem
Penanganan Inf. Kawasan Persampahan
pantai
Permukiman Kumuh

PERUMAHAN
13.500 unit 250.000 unit 5.000 unit 30.000 unit
Rumah Susun Rumah Swadaya Rumah Khusus PSU Perumahan

5
PESAN – PESAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN TAHUN
2018 – 2019

6
PESAN #1
JANGAN BERPOLITIK

PESAN #2
POKJA, SATKER, PPK
HINDARI PENYIMPANGAN DALAM PBJ
(LAKUKAN SESUAI ATURAN, HINDARI GODAAN,
TERMASUK NARKOBA)
7
PESAN #3
PESAN #4
SEMUA HARUS KOMPAK DAN
UTAMAKAN KESELAMATAN
BEKERJA KERAS DALAM
KERJA DAN KUALITAS
MENYELESAIKAN PEKERJAAN

8
PESAN #5
TIDAK ADA MYC BARU
Kecuali bendungan dan irigasi/air baku mendukung fungsi bendungan

PESAN #6
SELESAIKAN PEKERJAAN TEPAT WAKTU
(JANGAN ADA YANG MANGKRAK)
9
PESAN #7
PRIORITASKAN PROGRAM PADAT KARYA TUNAI (ALOKASI 15%)
dari Total Pagu Kementerian

PESAN #8
PESAN #9
MANFAATKAN HASIL-HASIL
UTAMAKAN KEJUJURAN
BALITBANG UNTUK SOLUSI
PROFESIONAL
TEKNOLOGI
10
PESAN #10
MANAJEMEN PROYEK DI BALAI-BALAI DIDAMPINGI OLEH TP4D

11
PESAN #11
SIAGA BENCANA
Tugas keluar daerah harus seizin Menteri PUPR
12
Potensi Korupsi
Sektor Konstruksi
Direktorat Penelitian dan Pengembangan
INSTITUTIONAL/STAKEHOLDER MAPPING SEKTOR JALAN Presiden

Partai Politik DPR Kemenkeu Bappenas


Rapat Terbatas

1 Kementerian PUPR
Pemerintah Daerah

Bina Marga

8 Klasifikasi Total Balai


Perusahaan 22.527
Terbanyak K1 (12.653)
Balai ULP Balai (Satker
(Satker P2JN) PJN) LSM
2
Konsultan PPHP IRJEN
Ditjen Bina (Satker PJN, Tim
Perencana
Konstuksi Teknis PPK) APGAKUM

LPJK Kortim (Tenaga ahli,


engeneering, 3 BPK &
BPKP
Kontraktor Keterangan :
Asosiasi
Financial flow

4 Monitoring & Oversight


8 Klasifikasi Total
Regulatory Authority
Konsultan Sub Kontraktor Perusahaan 249.859
Pengawas Terbanyak K1 (170.450) Informal political influence
Tipologi Korupsi
Pada Sistem Jalan Nasional
Legislatif, Directive Presiden, Rapat
Terbatas, Directive Menteri– Kemen
1 3 Kemen PUPR/BinaMarga/Balai
PUPR/
Bina Marga/Balai - Kontraktor
• Suap dalam pemberian/pemenangan
• Intervensi Program melebihi kewenangan PU Proyek
• Penyalagunaan wewenang • Pemenang diarahkan pada kontraktor
• Suap dalam alokasi anggaran/Ijon tertentu
• Meminta fee (penyalagunaan wewenang) • Adanya permainan volume untuk
Konsultan Perencana – 2 mendapatkan keuntungan (Pekerjaan

MAIN
Kemen PUPR/Bina Marga/Balai tidak sesuai spesifikasi kontrak
• Kolusi • Perbuatan curang oleh pemborong
• Subkon atas pekerjaan utama

ACTOR
• Hasil pekerjaan tidak sesuai (DED
tidak detail, EE di mark up)
• Pemungutan tidak sah terhadap Kontraktor - Asosiasi
honor konsultan 4
• Kolusi dalam harga proyek
Konsultan Pengawas - Kontraktor
• Pengawasan Kualitas Pekerjaan tidak berjalan
• Perbuatan curang APGAKUM – Kemen PUPR/Kontraktor
BPK/APIP – Kemen PUPR/Bina • Suap dalam Pemeriksaan
Marga/Balai • Pungutan liar
• Suap dalam pemeriksaan
Sumber: Analisis Kasus Korupsi Jalan yang ditangani oleh KPK,
KRONOLOGIS KORUPSI PADA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Rapat kerja DPR &


Kemen PUPR
Jan’ Feb’ Mar’ Apr’ Mei Jun’

01 02 03 04 05 06
• RPJMN • Pra Konreg • Daerah • Bappenas dan Kemenkeu • Raker – RDP Komisi V (unsur Politik
• Perpres RKP
• Renstra PUPR melibatkan Pagu menerbitkan surat bersama • 5%), merupakan hasil pembahasan
Trilateral Meeting
• Biro Perencanaan Kementerian PU, Indikatif ttg pagu indikatif dan RKP dengan komisi V (sebagian
( ke 2) ->
membuat kriteria Daerah Balai dan • Trilateral Meeting kesepakatan, anggota-anggota Banggar)
Dinas Daerah (penurunan target) penyelarasan • KemenPUPR mengirimkan kembali
• Penyusunan Renja K/L (lebih program dan surat usulan PAGU indikatif setelah
rinci), dikirimkan juga ke prioritas sesuai raker dengan DPR
Penyetujuan Ketua
Komisi V RKP • PAGU Anggaran dilakukan oleh
Komisi DPR
terhadap APBN • Musrembangnas Depkeu
Penyer-
Kemen PUPR. • Konreg • Sasaran Output oleh Bappenas
ahan
uang Anggota DPR Rapat dengar pendapat
memastikan usulan DPR melakukan Kunjungan Kinerja
dari (RDP) antara DPR dan Penyampaian
di tandatangani oleh Kepala Balai Melakukan Pemaparan
vendor Kemen PUPR di Hotel aspirasi DPR
Menteri dan DPR Usulan DPR sudah mulai masuk ke
ke DPR Meridien kepada KemenPU
Kemen PUPR
Des’ Nov’ Okt’ Sept’ Agust’ Jul’
12 11 10 09 08 05

• DIPA • Penyampaian • Alokasi Anggaran • Raker-RDP Komisi V • Penelitian dan Reviu RKA-K/L dengan
RKA-K/L Pagu • Penelitian dan Reviu RKA-K/L penelaah Bappenas dan Kemenkeu
Anggaran • Simpulan hasil Raker DPR dan Kemen • Penyampaian RKA-K/L Pagu Anggaran
• Penelaahan PUPR dalam Nota Keuangan • Penelahaan RKA-K/L (direviu dan diteliti
RKA-K/L • Pembahasan penyesuaian alokasi Sept- Okt : Pertemuan oleh inspektorat Biro Perencanaan (PMK
anggaran antara DPR, KemenPUPR 128/248)
dan vendor • Terbit surat Kemenkeu perihal PAGU
Anggaran
Tindak Pidana Korupsi PBJ Secara Umum
TAHAPAN PROSES PBJ
Pada proses mana
korupsi banyak terjadi?

Setelah ada Perpres PBJ Sebelum ada Perpres PBJ

Proses
Proses Perencanaan – Proses Serah Pengawasan
Pelaksanaan PBJ
Perencanaan Persiapan PBJ Terima dan dan
Pemerintah
Anggaran Pemerintah Pembayaran Pertanggung-
jawaban

o30 perkara, o 12 perkara,


o 3 perkara
o66 terpidana, o 33 terpidana,
o 8 terpidana
oKerugian negara (BPK/BPKP) 1,15 T o Kerugian negara (BPK/BPKP 165,8 M
oUang pengganti (inkracht) 332,4 M o Uang pengganti (inkracht) 75,1 M
Unsur:
PPK, Pimpro/ POKJA ULP, BPK/BPKP ,
Unsur: Unsur:
Penegak hukum
DPR/DPRD, Kepala K/L/Pemda (KPA/satker), PPK, PIMPRO/POKJA ULP, LPSE, Panitia
Kemenkeu, PPK, Pimpro/Pokja ULP, Penerima Barang, Pengusaha/vendor 5
Pengusaha/vendor
Tindak Pidana Korupsi PBJ
Modus umum korupsi Bagaimana
modus korupsi
yang dilakukan?

Proses
Proses Perencanaan – Proses Serah Pengawasan
Pelaksanaan
Perencanaan Persiapan PBJ Terima dan dan
PBJ Pemerintah
Anggaran Pemerintah Pembayaran Pertanggung-
jawaban

oProyek/Paket sudah dijual terlebih dahulu kepada o Pengumuman terbatas o Suap kepada auditor (BPK atau
vendor sebelum anggaran disetujui atau disahkan. o Manipulasi pemilihan pemenang BPKP) untuk menghilangkan
Pengadaan tidak sesuai dengan kebutuhan o Manipulasi dokumen lelang. temuan audit
(rekayasa dokumen). o HPS dan spek teknis dibuat oleh o Suap kepada penegak hukum
oPersekongkolan antara DPR, pihak K/L (KPA), dan vendor untuk meringankan hukuman
Vendor. Proaktif bisa dilakukan oleh DPR, K/L, atau o Mark up harga
vendor. o Suap kepada pihak-pihak terkait
oHPS dan spek teknis dibuat oleh vendor o Persekongkolan KPA, PPK, Pokja
oMark up harga ULP/Pimpro, PPHP, Bendahara.
oSuap kepada pihak-pihak terkait o Manipulasi dokumen serah terima 6
oManipulasi pemilihan pemenang.
Upaya KPK
1. Mendorong e-Catalog
2. Standarisasi HPS
3. Mendorong Probity Audit PBJ

Constrain :
Pilkada Serentak 2018 dan Pilkada 2019, Pileg 2019 dan Pilpres
2019 BIAYA POLITIK MASIH TINGGI  Harus ada upaya
memotong atau RISIKO MASIH TINGGI
Terima Kasih
Rapat Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2018:
Arah, Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan Infrastruktur PUPR
dalam Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019

Wismana Adi Suryabrata


Deputi Bidang Sarana dan Prasarana

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/


Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Semarang,12 Februari 2018
REPUBLIK
INDONESIA
OUTLINE

Arah dan Kebijakan Pembangunan

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah


2019 Infrastruktur PUPR

Kerangka Pendanaan Proyek Prioritas

2
REPUBLIK
INDONESIA

Arah dan Kebijakan Pembangunan

3
Isu Strategis Pembangunan (1/2)
REPUBLIK
INDONESIA …Pertumbuhan Ekonomi masih stabil pada rentang 5% namun memerlukan percepatan…

Pertumbuhan Ekonomi Stabil PDB Potensial Belum


Teroptimalkan
Pertumbuhan ekonomi 2000-2016 stabil Pertumbuhan ekonomi di tingkat 6%
pada rata-rata 5.3% membutuhkan upaya meningkatkan
PDB potensial
 Pertumbuhan ekonomi 2017: 5,07 %  PDB Potensial 2016 target > 6 %

Pertumbuhan Ekonomi PDB Potensial


15,00%
Rata-rata: 7.4% 8
(1968-1997)
7
10,00% Rata-rata: 5.3%
(2000-2017)
6
5,00%
5

4
0,00%
1960
1963
1966
1969
1972
1975
1978
1981
1984
1987
1990
1993
1996
1999
2002
2005
2008
2011
2014
2017

3
-5,00%
2 Real GDP Growth

1 Potential GDP Growth - HP


-10,00%
0
-15,00% Q1- Q1- Q1- Q1- Q1- Q1- Q1- Q1- Q1-
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016

Sumber: BPS 2017, Perhitungan Bappenas, 2017 4


Isu Strategis Pembangunan (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA ....pemerataan pembangunan perlu dipercepat....

Penurunan Tingkat Kemiskinan Disparitas Perekonomian Kesenjangan Antar Wilayah

Kemiskinan terus menurun namun Rasio Gini masih besar pada beberapa Perekonomian masih berpusat di Jawa
masih ada pada nilai diatas 10%: provinsi (Papua, Papua sehingga masih terjadi kesenjangan antar
Barat, Banten, Bengkulu): wilayah:
 Mar 2017 : 10,64%  Rata-rata nasional 2017 Q3: 0,39  Distribusi PDRB Nasional: Jawa 2017 =
 Target RPJMN: 7,0%-8,0% (2019)  Target RPJMN: 0,36 (2019) 58,50%
 Target RPJMN: Jawa = 55,10% (2019)

Tingkat Kemiskinan Rasio Gini Distribusi PDRB

60,0
33 70,0

58,6
0,410,410,413

58,5
58,5
58,3
0,42

58,0

57,9

57,4
57,3

57,1
56,7
56,7
14,15

19
13,33

32 0,405
12,49

0,41
12,36

17 0,402 60,0
11,96
11,66

11,47
11,37

31
11,25

11,22
11,13
10,96

10,86

43,3
43,3
42,9
0,394

42,7
% PDB NASIONAL

42,6
42,1
42,0

41,7
0,4

41,5
41,5
41,4
15 0,391

40,0
10,70

30 50,0
27,77 10,64

13 0,39
RASIO GINI
29 0,378 40,0
28 11 0,38
32,53
31,02
30,02
29,89
29,13
28,59
28,07
28,55
28,28
27,73
28,59
28,51
28,01

27 9 0,368
0,368 30,0
0,37 0,364
27,76

26 7 20,0
25 5 0,36
0,35 10,0
Sep-11

Sep-12

Sep-13

Sep-14

Sep-15

Sep-16
Mar-11

Mar-12

Mar-13

Mar-14

Mar-15

Mar-16

Mar-17
2009
2010

0,34 0,0
0,33

1993
1998
2003
2008
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2…
2…
2…
2…
2…
2…
2…
2…
2…
2…
2…
Jumlah Penduduk Miskin (Juta)
Presentase Penduduk Miskin
Jawa Luar Jawa

Sumber: BPS 2017, Perhitungan Bappenas, 2017 5


REPUBLIK
INDONESIA
RKP 2019 Sebagai Penutup Kabinet Kerja

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL


(RPJMN) 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019*


Memacu
Mempercepat Pembangunan
Pembangunan Infrastruktur dan
Melanjutkan Memacu
Infrastruktur Ekonomi untuk Pemerataan
Reformasi bagi Investasi dan
untuk Meningkatkan Pembangunan
Percepatan Infrastruktur
Memperkuat Kesempatan untuk
Pembangunan untuk
Fondasi Kerja serta Pertumbuhan
Ekonomi yang Pertumbuhan
Pembangunan Mengurangi Berkualitas
Berkeadilan dan
yang Berkualitas Kemiskinan dan
Pemerataan
Kesenjangan
Antar wilayah

*draft sementara
6
REPUBLIK
Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas
INDONESIA

1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

2 Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah


melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman

3 Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui


Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif

4 Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan


Sumber Daya Air

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu

7
Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran
REPUBLIK
INDONESIA Penekanan PP 17 Tahun 2017

Alokasi Pada Prioritas


Pasal 1 Holistik
Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Integratif
Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis
dan jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian prioritas Tematik
pembangunan. Spasial

Integrasi Sumber-Sumber Pendanaan


Pasal 4 ayat 1
Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber
pendanaan, baik sumber pendanaan pemerintah maupun non- Kerangka
pemerintah, yang dimanfaatkan dalam rangka pencapaian Sasaran Pendanaan

Pembangunan Nasional.
Hal baru di RKP 2019
Integrasi pendanaan yang bersumber dari : APBN PINA Sumber lain
• Subsidi/Hibah (kebijakan)
• BUMN (proyek prioritas)
• KPBU (proyek prioritas) K/L
Subsidi, Hiba
Transfer ke
daerah, dan BUMN KPBU
h
• PINA (proyek prioritas) a desa

8
Penekanan RKP 2019 (1/2)
REPUBLIK
INDONESIA Pemenuhan Target RPJMN 2015-2019

Highlight Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019 Sektor Infrastruktur

2015 2016 Target


2014 Perkiraan
INDIKATOR SASARAN POKOK
(baseline)
RPJMN
2019
Capaian 2019 Penekanan capaian RPJMN dengan
Target Realisasi Target Realisasi
mempertimbangkan:
Air Minum , Sanitasi, dan Perumahan

1 Akses Air Minum Layak (%) 68.11 68.87 70.97 78.23 71.14 100 Kesesuaian dengan tema
1
2 Akses Sanitasi (%) 69.4 72.20 73.68 77.40 76.37 100 RKP 2019: Pemerataan
Akses Layak (%) 61.1 62.41 62.14 66.30 67.2 85 Pembangunan untuk
Akses Dasar 8.3 9.79 11.54 11.10 9.17 15 Pertumbuhan Berkualitas
3 Permukiman kumuh perkotaan 38,431 0 (Belum dapat
diukur)
- Penanganan permukiman kumuh perkotaan 2,680 3,140 11,980 5,602.7 38,431
(Ha) 2 Kesiapan implementasi
4 Penurunan kekurangan tempat tinggal 7.6 juta 5 juta
(backlog) berdasarkan perspektif menghuni
-Fasilitasi penyediaan hunian layak (unit) 172,820 127,607 533,320 325,608 2.2 juta
5 Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni 3.4 juta 1.9 juta Perlu disusun daftar proyek prioritas:
-Fasilitasi peningkatan kualitas rumah tidak 50,000 61,489 153,500 158,360 1.5 juta • Pemenuhan target RPJMN (long list)
layak huni(unit) • Urutan prioritas dalam long list tersebut
• Dipenuhi sesuai dengan ketersediaan
Konektivitas Jaringan jalan
pagu
6 Kondisi mantap jalan nasional (%) 94 96 89 89 91 98
7 Panjang jalan nasional (km) 38,570 34.886 35.437 45.593 45.715 45.592
Pembangunan jalan baru (kumulatif 5 tahun)
8 - 329 512 490 559 2.650
(km)
132 44 1,000
9 Pengembangan jalan tol (kumulatif km) 807 125 176
(939) (983) (1.807)
: Sulit Tercapai : Perlu Kerja Keras : On Track
9
Penekanan RKP 2019 (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA Pemenuhan Target RPJMN 2015-2019

Highlight Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2015-2019 Sektor Infrastruktur

2015 2016 Target


2014 Perkiraan
INDIKATOR SASARAN POKOK RPJMN
(baseline)
Target Realisasi Target Realisasi 2019
Capaian 2019 Penekanan capaian RPJMN dengan
mempertimbangkan:
Ketahanan Air

10 Kapasitas air baku nasional (m3/detik) 51.44 2,45 6,37 7,02 6,15 118,60 Kesesuaian dengan tema
1
RKP 2019: Pemerataan
11 Pembangunan waduk (baru unit) 0 13 13 8 8 49
Pembangunan untuk
Pertumbuhan Berkualitas
12 Pembangunan waduk (lanjutan unit) 16 16 16 24 24 39

Pulihnya kesehatan 5 DAS Prioritas (DAS 2 Kesiapan implementasi


Ciliwung, DAS Citarum, DAS Serayu, DAS
13 0 5 8 7 13 15
Bengawan Solo, dan DAS Brantas) dan 10
DAS prioritas lainnya
Perlu disusun daftar proyek prioritas:
Irigasi • Pemenuhan target RPJMN (long list)
Pembangunan dan peningkatan jaringan • Urutan prioritas dalam long list tersebut
14 irigasi air permukaan, air tanah dan rawa 8.90 8.94 9.11 9.20 9.26 9.89 • Dipenuhi sesuai dengan ketersediaan
(kumulatif juta ha) pagu.
Rehabililtasi jaringan irigasi permukaan, air 3,01
15 2.71 0.05 1,46 1,89 1,21
tanah dan rawa (tahunan juta ha) (2015-2019)

Pembangunan dan Peningkatan irigasi


16 189.75 1,60 4,24 5,58 1,85 304,75
tambak (ribu ha)

: Sulit Tercapai : Perlu Kerja Keras : On Track


10
REPUBLIK
INDONESIA

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah


2019 Infrastruktur PUPR
Draft Awal

11
Peran Infrastruktur dalam Prioritas Nasional
REPUBLIK
INDONESIA Pemerataan Pembangunan untuk Pertumbuhan Berkualitas

1 Pembangunan Manusia melalui Pengurangan


Kemiskinan dan Peningkatan Pelayanan Dasar

2 Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah


melalui Penguatan Konektivitas dan Kemaritiman
PERAN
INFRASTRUKTUR
DALAM

3 Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi melalui


Pertanian, Industri, dan Jasa Produktif PRIORITAS
NASIONAL

4 Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan


Sumber Daya Air

5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan


Pemilu

12
REPUBLIK
INDONESIA
Highlight Prioritas Infrastruktur

1 Infrastruktur untuk Penyediaan Pelayanan Dasar

2 Perkuatan Jalur Logistik Utama dan


Keterpaduan Simpul Transportasi

3 Dukungan Infrastruktur untuk Sektor Unggulan


Pertanian, Industri, dan Pariwisata

4 Dukungan Infrastruktur Perkotaan

13
1. Penyediaan Pelayanan Dasar: Aksesibilitas Daerah Tertinggal dan Perbatasan
REPUBLIK Pembangunan aksesibilitas jaringan jalan mendukung daerah tertinggal dan perbatasan
INDONESIA

HIGHLIGHT PRIORITAS
Jalan Perbatasan:
Lintas Perbatasan Kalimantan, Lintas
Perbatasan NTT, Lintas Perbatasan
Papua

Akses Daerah Tertinggal


Lintas Barat Sumatera, Lintas Pantai
Selatan Jawa

` Peningkatan Aksesibilitas
Papua:
Jalan Trans Papua: Kenyam – Dekai,
` Kwatisore – Nabire, Enarotali –Wamena

Penyediaan Jembatan Gantung


mendukung Daerah
Tertinggal, Terpencil, dan Pedalaman

→ HIGHLIGHT PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN JALAN


→ TRAYEK TOL UDARA PAPUA Membuka Aksesibilitas untuk
→ SUBSIDI ANGKUTAN LAUT PERINTIS
→ DAERAH TERTINGGAL
Mencapai Pemerataan Ekonomi
Meningkatkan aksesibilitas daerah tertinggal untuk pemerataan kesejahteraan
14
1. Penyediaan Pelayanan Dasar: Pembangunan Jaringan Air Minum dan Sanitasi serta
Perumahan dan Permukiman Layak
REPUBLIK
INDONESIA Mendorong pemerataan dengan penyediaan infrastruktur dasar untuk daerah tertinggal, termiskin, dan terluar

Sanitasi Air Minum Perumahan dan Permukiman


- Pembangunan Sistem Pengelolaan Air - Pembangunan PSU Rumah Umum
- Pembangunan SPAM Kawasan
Limbah Domestik Terpusat kawasan dalam rangka meningkatkan kualitas perumahan subsidi
Perdesaan (PAMSIMAS)
perkotaan di Kota Besar - Fasilitasi Pembangunan Baru Rumah Swadaya
365 kabupaten
- Pembangunan Sistem Pengelolaan Air - Pembangunan SPAM Regional: - Fasilitasi Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya
Limbah Domestik Terpusat Skala 11 kawasan regional - Pembangunan Rumah Susun MBR di perkotaan dan Pekerja
permukiman berbasis institusi di kawasan - Pembangunan SPAM Kawasan di kawasan industri
perkotaan padat penduduk Perkotaan - Pembangunan Rumah Khusus
- Pembangunan Sistem Pengelolaan Air • Kota Binaan Air Minum Kementerian untuk mendukung pelayanan pendidikan dan kesehatan di
Limbah Domestik Setempat melalui PUPR kawasan perbatasan, terpencil dan tertinggal
pembangunan Instalasi Pengolahan • 296 Kab/Kota dengan akses air - Bantuan Pembiayaan Perumahan MBR
Lumpur Tinja (IPLT) dan sistem pengelolaan minum rendah - Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
lumpur tinja di kawasan Perkotaan - Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan
- Pembangunan Sistem Pengelolaan Khusus Pada kab/kota prioritas percepatan penanganan kumuh
Sampah melalui pembangunan Tempat • Kawasan Strategis Pariwisata Nasional - Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pemrosesan Akhir (TPA) sampah skala (KSPN)
Khusus
regional dan skala kota di kota/kabupaten Melalui pembangunan infrastruktur permukiman
yang belum mempunyai akses terhadap TPA. perbatasan, pembangunan dan pengembangan kawasan
- Pengurangan genangan di kawasan pulau kecil terluar serta pembangunan KSPN
perkotaan
- Infrastruktur Berbasis Masyarakat
Pada 269 kab/kota lokasi KOTAKU

Kegiatan Turbinwas:
Kegiatan Turbinwas:
1. Pembinaan dan pengawasan pembangunan air minum dan sanitasi
1. Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan
2. Penyusunan peraturan terkait air minum dan sanitasi
Kawasan Permukiman bagi pemerintah daerah
3. Peningkatan kerjasama investasi penyelenggaraan SPAM dengan Badan
2. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Usaha
Pembangunan Gedung bagi pemerintah daerah
4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyelenggara SPAM
15
1. Lokasi Prioritas Penyediaan Pelayanan Dasar:
REPUBLIK
INDONESIA
Mendukung Penyediaan Air Minum dan Sanitasi serta Permukiman Layak

Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik terpusat


(SPALD-T) di
Jakarta, Cimahi, Bogor, Bandung, Solo, Bekasi, Semarang, 253 kab/kota sudah memiliki akses terhadap IPLT, dengan
Jambi, PekanBaru, Palembang, Batam, Banda hanya sekitar 3% yang beroperasi optimal
Aceh, Medan, Pontianak, Makassar, Mataram, Denpasar Perlu pembangunan IPLT di 37 kab/kota

269 Kab/Kota Lokasi KOTAKU

122 Kab/Kota sebagai


Daerah Tertinggal

296 Kab/Kota dengan Akses Air


370 kab/kota sudah memiliki terhadap TPA, dengan kurang dari 20 Minum di bawah rata-rata nasional*
TPA beroperasi dengan metoda sanitary landfill
Perlu pembangunan TPA di 31 kab/kota, dan sekitar 115
kab/kota memerlukan TPA baru
293 Kab/Kota dengan Akses Sanitasi
di bawah rata-rata nasional*

*Akses berdasarkan Susenas, tahun 2016


16
1. Penyediaan Pelayanan Dasar: Penyediaan Infrastruktur Air Baku
REPUBLIK
INDONESIA
Pemerataan penyediaan air baku untuk mendorong kegiatan ekonomi

HIGHLIGHT PRIORITAS
Air Baku Embung
Mebidang Air Baku Rawasari Dukungan Jaringan/Pipa
Kota Sambas Sumur Air
Baku Transmisi Air Baku:
Embung
DAS Kawal
Air Baku Mebidang, Tapos, Waduk
Sumur dan JIAT Air Baku Jatigede, Kebon Agung, Gunung
Prov. Sumatera Gunung
Barat Mentas Mentas, Kota Sambas, Klambu Kudu, Kota
Air Baku Sampit, Banjar Bakula, Bendungan
Kota
Air Baku Sampit Bintang Bano, Bendungan Raknamo
Sumur dan JIAT Tapos
Bengkulu
Air Baku Dukungan Longstorage/Lumbung
Kolaka
Air Baku Rehab Air Baku
Air Baku Air:
Banjar
Waduk Klambu Kudu Lumbung Air Baku Sukodono, Longstorage
Bakula
Jatigede
Air Baku Kalimati.
Semarang
Sinjai
Air Baku
Kebon Agung
Dukungan Embung Air Baku
Embung DAS Kawal, Embung Rawasari
Air Baku Sungai
Longstorage Maro Merauke
Kalimati Dukungan Sumur dan JIAT
(Sidoarjo)
Air Baku Air Baku Sumur dan JIAT Provinsi Aceh, Sumatera
Bendungan Bendungan Barat, Bengkulu, Gorontalo
Bintang Bano Raknamo

Highlight Pembangunan Long Storage/ Lumbung Air


Pemenuhan Kebutuhan Air untuk Sosial dan
Highlight Pembangunan Embung
Highlight Pembangunan Jaringan /Pipa Transmisi
Ekonomi Produktif
Mendorong ketersediaan air untuk pemerataan perekonomian antar wilayah
Highlight Pembangunan Sumur Air baku

17
2. Perkuatan Jalur Logistik Utama dan Keterpaduan Simpul Transportasi
REPUBLIK
Merajut konektivitas antar wilayah untuk memantapkan perekonomian regional
INDONESIA

HIGHLIGHT PRIORITAS
MALAHAYATI BELAWAN/ PONTIANAK KARIANGAU PALARAN BITUNG
KUALA TANJUNG BALIKPAPAN SAMARINDA Pembangunan Jalan Tol:
TERNATE Trans Sumatera, Trans
BANJARMASIN PANTOLOAN
Jawa, Balikpapan-Samarinda, Manado
BATAM
AMBON JAYAPURA Bitung, Cisumdawu
SAMPIT KENDARI
JAMBI
SORONG
Peningkatan Jalan
Lintas Utama:
TELUK BAYUR Lintas Timur Sumatera, Lintas Pantai
Utara Jawa, Lintas Barat Sulawesi
PALEMBANG

TANJUNG EMAS
Keterpaduan Simpul
PANJANG /SEMARANG Transportasi:
• Jalan akses ke Bandara Komodo,
TANJUNG PRIOK/ MAKASAR Buntu Kunik, Kertajati, Kulonprogo,
PATIMBAN
Anambas, Werur
• Jalan akses ke Pelabuhan Makassar
New Port, Pelaihari, Pacitan, Tanjung
TANJUNG PERAK TENAU KUPANG Api-api

RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN KA RIPNAS


RENCANA PEMBANGUNAN JARINGAN TOL

PEL. HUB INTERNASIONAL


Merajut Konektivitas Antar Wilayah
PEL. HUB RUTE HUB TOL LAUT Meningkatkan kinerja konektivitas antar wilayah dalam mendukung perekonomian wilayah
PEL. FEEDER RUTE FEEDER TOL LAUT

18
3. Dukungan Infrastruktur untuk Sektor Unggulan Industri dan Pariwisata
REPUBLIK
INDONESIA
Mendorong pengembangan Kawasan di wilayah Luar Jawa untuk pemerataan pembangunan

KEK ARUN
HIGHLIGHT PRIORITAS
LHOKSEMAWE KI SEI
MANGKE

KI PALU
Dukungan Infrastruktur Dasar dan
KI KUALA KEK BITUNG
TANJUNG KEK Jaringan Jalan untuk KSPN, KI, dan KEK:
MOROTAI
KEK MBTK
KEK GALANG KEK
BATANG SORONG Pengembangan Kawasan Pariwisata
KSPN KI (Danau Toba, Borobudur dan
DANAU TOBA MOROWALI
Mandalika, Labuan Bajo, Kep.
KEK TJ.
API-API Seribu, Wakatobi, dan Bromo Tengger
KI KONAWE
Semeru)
KI TELUK (7 KSPN)
KSPN TJ. BINTUNI
KELAYANG KSPN
WAKATOBI Pengembangan Kawasan Industri (Kuala
KSPN KEP. Tanjung, Sei Mangkei, Konawe, Palu,
SERIBU
KEK KI Morowali, Tlk. Bintuni dan Bantaeng)
TJ. LESUNG BANTAENG
(7 KI)
KSPN KSPN LABUAN
BOROBUDUR BAJO Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
KSPN BROMO KSPN (Arun, Galang Batang, Tj. Api-api, Sorong, Tj.
TENGGER SEMERU MANDALIKA
Lesung, Tj. Kelayang, Bitung, MBTK, dan
Morotai)
(9 KEK)
Fokus Pengembangan Kawasan
KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
KEK: Kawasan Ekonomi Khusus Industri, Pariwisata dan KEK Luar Jawa
PEMBANGUNAN KAWASAN LUAR JAWA Memeratakan pembangunan dengan pengembangan kawasan
KI: Kawasan Industri
19
Peningkatan Kualitas Antar Moda:
REPUBLIK
INDONESIA Sinergi tahapan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan

KETERPADUAN ANTAR MODA


Contoh Kasus Perencanaan
• Sinergi perencanaan pembangunan infrastruktur: Program Mendukung KSPN Danau Toba Program Mendukung KEK Bitung
Pengembangan pelabuhan, jalan tol, dan KA.
• Sinergi tahapan pembangunan untuk Pembangunan Jalan Pembangunan Jalan Tol
memaksimalkan kemanfaatan infrastruktur. Tol dan Rencana Manado – Bitung (konstruksi)
Pembangunan Kereta dan Rencana Pembangunan
Api Siantar - Parapat KA Manado - Bitung

KASUS: Pengembangan Aksesibilitas KSPN Danau Toba

Kajian Tim World Bank:


Fokus Infrastuktur transportasi untuk menurunkan waktu
tempuh Kebutuhan Medan/Kualanamu-Parapat < 2 jam:
• Pembangunan tol Medan/Kualanamu- Pematang
Siantar (konstruksi);
• Pelebaran jalan Nasional Pematang Siantar – Parapat
- Balige menjadi 2 lajur ditiap jalur untuk peningkatan
kecepatan;
• Pembangunan jalur KA Siantar-Parapat belum
diperlukan.

Sumber: Bank Dunia, 2017 20


3. Infrastruktur untuk Mendukung Sektor Pertanian
REPUBLIK
INDONESIA
Mendorong sentra produksi pertanian utama untuk memantapkan ketahanan pangan nasional

HIGHLIGHT PRIORITAS
Waduk Rajui Penyediaan Sarana Prasarana Pertanian
DI. Randangan dan Perikanan:
DI. Lhok Guci Kanan
Jaringan Irigasi 10 Provinsi Sentra
Produksi Padi:
DI. Lambunu
Sumatera Utara, Jawa
Bendung
Waduk Komering
Batang Toru Barat, Lampung, Sumatera Barat, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera
Waduk
Lausimem Selatan, Sulawesi Tengah, Banten
DI. Batang
Asai DI.
D.I. Batang Kalukku
Rehabilitasi jaringan irigasi:
Bayang
DI Lambunu, DI Ciujung, DI Cipamingkis
DI. Ciujung
DI. Jabung DI. Bubi
DI. Slinga Kiri DI. Baliase
Bendung Pembangunan Waduk:
Kanan 1,2
Bomberay Waduk Jatigede, Matenggeng, Jenelata,
Waduk Jenelata
Waduk Komering, Lausimem, Tiro, Rajui, Way
Jatigede
Waduk Waduk
Sekampung, Jragung, Sincangheula
Matenggeng Jragung
Pembangunan Bendung:
Bendung Batang
-> Highlight Pembangunan Bendung Toru, Bomberay, Cipamingkis
-> Highlight Pembangunan Jaringan Irigasi
Infrastruktur Untuk Memantapkan
-> Highlight Pembangunan Waduk

-> 10 Kawasan Sentra Produksi Padi


Ketahanan Pangan
Mendorong produksi pertanian untuk mencapai swasembada pangan
21
4. Infrastruktur Perkotaan: Pengembangan Transportasi Perkotaan
REPUBLIK
INDONESIA Meningkatkan daya saing dengan perkuatan infrastruktur perkotaan

Konektivitas Mendukung Mobilitas Perkotaan HIGHLIGHT PRIORITAS


Percepatan pembangunan angkutan massal perkotaan

Pembangunan MRT Pembangunan Pembangunan LRT + Pembangunan Pengembangan BRT


LRT Jabodebek BRT Medan (KPBU) Tram Surabaya (KPBU) Perkotaan (KPBU)
Jakarta Tahap 1 dan 2

Proses FBC PT SMI Proses OBC


Program NAMA-SUTRI:
Pengembangan BRT di
7 Perkotaan

Peningkatan Jaringan Jalan Perkotaan untuk Perkuatan Kinerja Lalulintas:

Pembangunan Flyover (FO) dan Underpass (UP) Perkotaan:


FO Kopo, FO Buah batu, FO Manahan, UP Bulak Kapal Peningkatan Kualitas
Mobilitas Perkotaan
Meningkatkan daya saing dengan perkuatan infrastruktur perkotaan

22
REPUBLIK
INDONESIA

Kerangka Pendanaan
Proyek Prioritas

23
Kerangka Pendanaan Infrastruktur (2015 - 2019)
REPUBLIK
INDONESIA …sejak awal, RPJMN dirancang melibatkan kontribusi swasta
NILAI INVESTASI SANDINGAN RENSTRA KEMEN PUPR

• tidak tercapainya target tax/gdp RPJMN 2015-2019 16% PDB (2016: 10,3% PDB;
2017 Q3: 11,0% PDB) menyebabkan semakin pentingnya peran swasta
APBN+APBD:
250
USD 148.2 Bn

ANGGARAN (TRILIUN RUPIAH)


(Rp. 1.978,6 Tn)
Total Nilai 200
Investasi yang (41,3%)
dibutuhkan 150
dalam BUMN:
infrastruktur USD 79.8 Bn
100
2015-2019: (Rp. 1.066,2 Tn)
(22,2%)
USD 359.2 Bn 50
(IDR 4,796.2 Tn) Swasta:
USD 131.1 Bn 0
2015 2016 2017 2018 2019
(Rp. 1.751,5 Tn)
Renstra 114,8 169,5 209,2 221 217,1
(36,5%) Alokasi Anggaran 116,8 97,1 101,5 106
Sumber: Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan

*) 1 : Kalkulasi berdasarkan investasi infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadi middle income country 2025.
Sumber: Bappenas- JICA, 2014: Latar belakang studi untuk RPJMN 2015-2019,, Analisis Tim Kementerian PPN/Bappenas
24
Mendorong Skema KPBU dan PINA
REPUBLIK
INDONESIA ....sekaligus pelaksanaan PP 17/2017 : sinergi perencanaan dan penganggaran

Investasi Publik
rendah IRR tinggi
Weighted Average Cost of Capital
(WACC)
General Commercial
Kategorisasi Investasi Sosial KPBU Special Commercial Investment
Investment

Investasi yang tidak Investasi dengan imbal hasil Investasi dengan imbal hasil Investasi dengan imbal
memiliki imbal balik di bawah standar kelayakan memenuhi standar hasil relatif menarik
Definisi investasi secara langsung sehingga membutuhkan kelayakan investasi namun sehingga peran
dari obyek tersebut. pengurangan sebagian dipandang relatif kurang Pemerintah minim yaitu
beban investasi melalui menarik atau berisiko sebagai regulator dan
investasi sosial Pemerintah. sehingga diperlukan promotor.
intervensi Pemerintah.

• Jaminan Sosial • Bahan Baku Air Minum • Jalan Tol • Listrik


Contoh • Jaminan • Transportasi Publik Masal • Pelabuhans • Bandar Udara
Pendidikan • Pipa Gas
• Jaminan
Kesehatan

APBN APBN + Dana Komersial Dana Komersial dengan Dana Komersial Murni
Source of Dorongan Pemerintah
Funding

PINA
Source: BAPPENAS Internal Analysis

KPBU
25
Keterpaduan Pendanaan Infrastruktur
REPUBLIK
INDONESIA Contoh: Highlight Pembangunan Infrastruktur Provinsi Sumatera Utara 2018

Keterpaduan dalam pendanaan (Pemerintah, KPBU, PINA, dan Swasta) untuk membangun Infrastruktur

RUPIAH MURNI :
SBSN:
6. Pembangunan 4 lokasi
1. Pembangunan KA Bandar Dermaga di Danau Toba
Tinggi – Kuala Tanjung Tahap II
KPBU: PHLN:

2. Pembangunan BRT + LRT 7. Pembangunan Tol Medan


2 7
Medan Kualanamu
1
10
PINA: DAK:

3. Tol Kuala Tanjung – Tebing 8. Jalan Jrs. Porsea - Siregar, Kec.


Tinggi - Parapat Porsea/Uluan
3 9. Jalan Jrs. Lbn Julu -
Hatinggian, Kec. Lumban Julu
SWASTA LAINNYA: 8

4. Sibisa Integrated Tourism 4 9 BUMN:


Resort 6
10. Pembangunan Pelabuhan
5. Lake Toba Flower Garden 5 Hub Internasional Kuala Tanjung

26
26
REPUBLIK
INDONESIA
Isu-isu Pendanaan

1 DAK 3 KPBU
 Proyek DAK diarahkan terintegrasi dengan  Mendorong skema Availability Payment (AP)
proyek pendanaan lainnya untuk infrastruktur prioritas ke PUPR an.
(RM, PHLN, BUMN, KPBU, PINA).  Memastikan kesiapan proyek KPBU yang
 Memperhatikan asas manfaat dengan memerlukan dukungan pemerintah (sebagian
memperioritaskan infrastruktur yang memiliki konstruksi)
leverage tertinggi.  Perlu dipersiapkan proyek KPBU untuk tahun
2019.

2 SBSN 4 PINA
Perkembangan Alokasi dari 3,5 T (2015) menjadi  Sudah dilaksanakan pembiayaan ekuitas untuk
12,78 T (2018). Waskita Toll Road dan Tol Lintas Sumatera (Hutama
Memfokuskan pada infrastruktur yang memiliki Marga Waskita: Tebing Tinggi Kuala Tanjung)
tingkat kesiapan paling tinggi.  Perlu dipersiapkan proyek PINA untuk tahun 2019
Melakukan seleksi yang ketat dalam pemilihan
proyek SBSN untuk meminimalkan perubahan
(revisi) baik pada tahapan perencanaan
maupun pelaksanaan.

27
Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun 2019
REPUBLIK
INDONESIA

11 Bidang 6 Bidang 9 Bidang


DAK Reguler DAK Afirmasi DAK Penugasan
Meningkatkan kualitas kesejahteraan Mempercepat pembangunan infrastruktur dan Mendukung pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2019
masyarakat melalui pemenuhan pelayanan pelayanan dasar pada daerah yang menjadi kewenangan daerah dengan lingkup
dasar dan pemerataan ekonomi. perbatasan, kepulauan, tertinggal, dan kegiatan spesifik dan lokasi prioritas tertentu
transmigrasi.

Pendidikan Perumahan Kelautan Perumahan


IKM Pendidikan Kesehatan Pendidikan Jalan Irigasi Kesehatan
Permukiman Perikanan Permukiman

Kesehatan Energi Skala Pariwisata Jalan


Transportasi Air Minum Sanitasi Pasar Lingkungan Sanitasi Pariwisata
KB Kecil
Hidup
Kehutanan

Air Minum Sanitasi Pertanian Air Minum

SINERGI PUSAT-  Lebih bersifat kebutuhan daerah  Lebih bersifat top-down (usulan kegiatan diberikan oleh Pusat, Daerah hanya
DAERAH (bottom up) konfirmasi dan memberikan feedback)
 Daerah mengusulkan  Konfirmasi daerah untuk kesiapan dan sinergi prioritas

PEMANFAATAN  Ditentukan Arah kebijakan  Ditentukan Arah kebijakan


 Ditentukan hingga lokus/ruas/proyek

ALOKASI DAN  Berdasarkan formula tertentu


 Berdasarkan Indeks penugasan/Afirmasi
LOKASI (misal SPM; kriteria umum)
REPUBLIK
INDONESIA
Perkembangan DAK Kementerian PUPR

1. Drop down list menu  Pemda hanya memilih hingga “rincian menu kegiatan” dan
kemudian hanya mengisi usulan volume, biaya, satuan output, serta lokasi detail (contoh:
nama SD, dll)  khusus untuk bidang jalan dalam aplikasi sudah ada nama ruas jalan
daerah (provinsi, kab/kota) yang sudah masuk dalam SK status Jalan daerah
2. Tidak ada mekanisme menggunakan e-Proposal  semua usulan langsung ke KRISNA
3. Tidak ada fungsi “drop” oleh verifikator (bappeda Provinsi dan Kemendagri)  hanya
memberikan rekomendasi menggunakan Flagging
4. Penyederhanaan data yang perlu diinput dalam KRISNA (misalnya tidak ada data
realisasi)
5. Pengembangan Sinkronisasi antara aplikasi E-Planning DAK dengan aplikasi serupa di
K/L dan Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara
(OMSPAN), untuk mempermudah pengusulan, data sharing, dan penilaian usulan DAK;
6. Integrasi aplikasi Perencanaan DAK TA 2019: e-planning DAK- KRISNA- SINKRON menjadi
SATU APLIKASI KRISNA
7. Pengembangan Integrasi Aplikasi E-Planning DAK dan Sinkron-DAK dengan OMSPAN
untuk digunakan sebagai instrumen monitoring dan evaluasi DAK.

29
REPUBLIK
Perkembangan SBSN Kementerian PUPR
INDONESIA

2015 2016 2017 2018


(3,51 T) (7,23 T) (7,5 T) (12,78 T)

 2 (Dua) kegiatan  7 (Tujuh)  11 (Sebelas)  6 (Enam) kegiatan


yang didukung. kegiatan yang kegiatan yang yang didukung.
didukung. didukung.
 Contoh Capaian:
Untuk Ditjen Bina  Contoh Capaian:  Untuk alokasi  Untuk alokasi
Marga, capain Untuk Ditjen Bina Ditjen Bina Marga Ditjen Bina Marga
sebesar 94,12% Marga, capaian sebesar Rp 5,81 T sebesar 7,5 T
(penyerapan Rp sebesar 84,38%  Fokus
3,32 T) (penyerapan Rp Penyelesaian
6,09 T)

30
REPUBLIK
INDONESIA
Pengertian KPBU
KONVENSIONAL KPBU
KEWAJIBAN PEMERINTAH KEWAJIBAN PEMERINTAH
MELAYANI MASYARAKAT MELAYANI MASYARAKAT

PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PEMBENTUKAN
ASET PELAYANAN PERUBAHAN
MASYARAKAT PARADIGMA
(Pemerintah)
DISERAHKAN SETELAH
KERJASAMA SELESAI
PENGADAAN ASET

Manfaat KPBU:
• Kesinambungan perencanaan , konstruksi, operasi
dan pemeliharaan
• On schedule, on budget, on service
• Dengan dana yang sama, bisa me-leverage
proyek yang lebih banyak
31
Indonesia Memiliki 19 Jenis Sektor Infrastruktur KPBU
REPUBLIK
INDONESIA ...Highlight sektor infrastruktur yang menjadi potensi KPBU PUPR

Ketenagalistrikan Konservasi Energi Telekomunikasi &


Transportasi Jalan Migas dan EBT
Informatika
Kebandarudaraan
Jalan Pembangkit
Kepelabuhanan Listrik
Penerangan Fiber Optic
Perkeretaapian Jalan Tol
Transmisi Jalan Umum
Jembatan Tol
e-Gov
Darat dan
penyeberangan

Air Minum Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Lembaga


Pariwisata Fasilitas Pendidikan
Setempat Terpusat Pemasyarakatan

Perumahan
Rakyat
Pasar
Tradisional
Pengelolaan Sarana Olah
SDA & Irigasi Fasilitas Perkotaan Kawasan Kesehatan
Sampah Raga, Kesenian dan
Budaya

32
Solicited PPP Project Pipeline
REPUBLIK
INDONESIA 10 proyek konstruksi dan 31 proyek sedang dilaksanakan

PLANNING PREPARATION TRANSACTION CONSTRUCTION

Preliminary Outline Business Case Final Business Case Tender Request for PPP Agreement
PQ Bid Award Financial Close
study (OBC) (FBC) Preparation Proposal Signing

1. Semarang – Demak 1. Manado - Bitung


1. UNDIP’s Marine 1. Yogya - Bawen Toll 1. Serang - 1. Bandar
Toll Road Toll Road
Institute Road Panimbang Lampung
2. Surabaya - Madura 2. Balikpapan -
2. ITB Cirebon 2. Surakarta Street Toll Road Water
Toll Bridge Samarinda Toll
3. UGM Teaching Lighting (Governmen Supply
3. Medan Municipal Road
Hospital 3. Multifunction t side 33 km)
Transport (LRT) 3. Pandaan -
4. UIN Malang Satellite
4. Pekanbaru Regional Malang Toll Road
Dormitory 4. National
Water Supply 4. Batang -
5. UIN Jakarta Integrated Welfare
5. University of Sam Semarang Toll
Teaching System
Ratulangi Teaching 1.West Road
Hospital 5. Dharmais Cancer
Hospital Semarang 1. Nambo Regional 5. Serpong -
6. UIN Makassar Hospital
6. Sidoarjo General Water Waste Management Balaraja Toll Road
Teaching 6. Nusakambangan
Hospital Supply 2. Jakarta -Cikampek 6. Umbulan Water
Hospital Industrial
7. Pirngadi Hospital South Toll Road Supply
7. Bandung Smart Correctional
3. Probowangi Toll Road 7. Central Java
Classroom Facility
4. Cisumdawu Toll Road Power Plant
8. Riau Non-Toll 7. Correctional
5. Serang -Panimbang 8. West Palapa Ring
Road Facility Relocation Toll Road (PPP 51 km) 9. Central Palapa
9. South Sumatera (Ciangir)
Ring
Non-Toll Road
10. East Palapa Ring

TOTAL: USD 3.0 billion + 9 projects under calculation TOTAL: US$ 4.0 billion TOTAL: US$ 7.8 billion

33
REPUBLIK
INDONESIA
Highlight Potensi Proyek KPBU PUPR
Jalan Non-Tol Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman

NO NAMA PROYEK NO NAMA PROYEK

1 SPAM Pekanbaru
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Lintas
1
Timur Sumatera 2 SPAM Jatiluhur

Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Trans 3 SPAM Tangerang Selatan


2
Papua
4 SPAM Karian

5 SPAM Semarang Barat


Jalan Tol

NO NAMA PROYEK

1 Samarinda Bontang - Toll Road

2 Yogya - Bawen - Toll Road

3 Surabaya Madura - Toll Bridge

34
Skema Availability Payment (AP) untuk Mengoptimalkan Kemanfaatan Jalan (1/2)
REPUBLIK
INDONESIA
Pembayaran AP Terhadap Standar Layanan (SLA)

Pengeluaran Publik dalam Skema Konvensional Manfaat AP:

Rp Pembayaran Konstruksi
40 • Berkesinambungan: Tahap
Pembayaran Total Pengeluaran perencanaan-konstruksi-operasi -
4 Risiko/ Biaya tak terduga pemeliharaan
Operasi &

290
0 ditanggung publik
Pemeliharaan) • On schedule, on budget, on service

40
Pembayaran Terhadap SLA:
100 100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 AP Penuh AP Penuh – Penalti

Penalti
SLA
Pengeluaran Publik dalam AP SLA
Tidak ada pembayaran Standard Aktual
Rp konstruksi Minimum
Risiko ditransfer ke swasta Badan
Availability Payment (AP) dan diatur oleh swasta. yang diatur Usaha
Total Pengeluaran

280 Standar Pelayanan Minimal atas


tersedianya:
28 28 25 28 28 28 28 28 28 28
1.Kondisi Jalan Mantap
Tahun 2.Jalan yang berkeselamatan sesuai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
kecepatan rencana

Sumber: LKPP 35
Skema Availability Payment (AP) untuk Mengoptimalkan Kemanfaatan Jalan (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA
Simulasi Availability Payment untuk Jalan Lintas Timur Sumatera

Simulasi AP untuk Jalan Lintas Timur Sumatera

2.000 RIAU (43 KM) METRO PALEMBANG (30 KM)


3.000

Vfm
PV COST (IDR BILLION)

2.500 Vfm
1.500

PV COST (IDR BILLION)


Transferred Transferred
risk; 503 2.000 risk; 708

1.000 1.500
Baseline cost; Baseline cost;
Baseline cost; 1.489 2.289
1.000 Baseline cost;
500 1.079 1.684
500

0 Retained risk Retained risk Retained risk Retained risk


0
APBN PPP (AP) APBN PPP (AP)
Value for money 93 Value for money 104
Transferred risk 503 0 Transferred risk 708 0
Baseline cost 1.079 1.489 Baseline cost 1.684 2.289
Retained risk 42 42 Retained risk 56 56

Tahun-1 Desain, Tahun 2-3 Pembangunan Fisik, Tahun 4 Initial Payment


VFM = Rp. 93 M VFM = Rp. 104 M
Initial Payment = Rp. 189 M Initial Payment = Rp. 289 M

Sumber: Kementerian PUPR – PT PII, 2018 36


REPUBLIK
PINA Mendorong Terciptanya Iklim Investasi Yang Baik di Indonesia
INDONESIA

PINA mendorong
PINA menjadi alternatif
berbagai aturan dan Kondusifitas opsi untuk melaksanakan
kebijakan yang Iklim Investasi
Indonesia skema investasi.
meningkatkan minat
investasi.

ADVOKASI KEBIJAKAN SOSIALISASI DAN KOORDINASI PENINGKATAN TATA KELOLA & REGULASI

• Melakukan koordinasi dengan OJK untuk • Melaksanakan Forum untuk sosialisasi • Pembuatan Rencana Strategis dan Tata
Kegiatan

relaksasi berbagai aturan dan penerbitan PINA dengan berbagai pemangku Kelola Pelaksanaan PINA.
instrumen investasi. kepentingan (PINA Day) • Melakukan Kajian untuk memperkuat fungsi
• Melakukan koordinasi dengan Ikatan • Berkoordinasi dengan berbagai asosiasi dan peran PINA di dalam skema pendanaan
Akuntan Indonesia (IAI) untuk kesesuaian terkait yang berpeluang menjadi investee Investasi.
aturan keuangan atau investor

• Penerbitan Instrumen Investasi baru • Meningkatnya minat investor dan • Meningkatnya kualitas proyek yang dapat
Dampak

seperti RDPT dan Perpetuity Notes/Bond. investee yang menggunakan skema ditawarkan dan efektifitas dalam proses
• Memastikan terlaksananya akuntabilitas PINA. pelaksanaan skema.
di setiap skema investasi yang • Meningkatnya Citra Positif Dunia • Terbitnya berbagai aturan yang menguatkan
dilaksanakan. Investasi di Indonesia. peran PINA ( PP No 17/2017, Perpres No
58/2017, Perpres No 20/ 2016, dsb.)
37
Potensi Proyek dalam Skema PINA
REPUBLIK
INDONESIA Terdapat potensi recycle investasi di setiap tahapan

KONDISI
PROYEK

GREENFIELD BROWNFIELD OPERATIONAL


INVESTOR BARU INVESTOR BARU
(Investor dalam dan luar negeri) (Investor dalam dan luar negeri)

Recycle EKUITAS SURAT HUTANG Sekuritisasi/Divestasi


Limited Concession Scheme
INVESTOR INVESTOR INVESTOR
SKEMA
PROYEK PINA PROYEK PINA PROYEK BARU PROYEK PINA PROYEK BARU
PEMBIAYAAN EKUITAS EKUITAS EKUITAS
INVESTASI
PINJAMAN PINJAMAN PINJAMAN

BANK DAN BANK DAN BANK DAN


INSTITUSI INSTITUSI INSTITUSI
FINANSIAL FINANSIAL FINANSIAL

Sumber: PINA Center for Private Investment Analysis - BAPPENAS


38
Pipeline Proyek PINA
REPUBLIK
INDONESIA Pada Infrastruktur PUPR telah dimulai dengan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa dan Non-Trans jawa

2 4
2 4
4
2
4

6 7 1
5 3 8

Waskita Toll Road – Jalan tol Trans Jawa dan Non-Trans Jawa (18 BIJB (Pengembangan Fase 2 & Aerocity – 2
1 Proyek) 5 Proyek)
(IDR
PT135
PJBtriliun/ USD 10.000
- Pembangkit juta)(2
Listrik (IDRBandara
30 triliun / USDProgo
2.237DIY
juta)– PT Angkasa Pura 1 &
Kulon
2 Proyek) 6 PP
(IDR 14,5 triliun / USD 1.071 juta) (IDR 6,7 triliun
Pesawat R-80 – PT/ RAI
USD 495 juta)
3 PT Indonesia Power - Pembangkit Listrik (6 Proyek)
(IDR 78,3 triliun / USD 5.798 juta)
7 (IDR 21,6 triliun / USD 1.600
juta)
Pengembangan Area Terintegrasi Pulau
4 PT PLN - Transmisi Listrik
(IDR 27,5 triliun / USD 2.040 juta) 8 Flores –
Flores Prosperindo, Ltd.
(IDR 13,5 triliun /USD 1.000 juta)
39
REPUBLIK
INDONESIA
Kesimpulan
1. Penekanan RKP 2019 pada:
– Mendukung tema pemerataan (misal: penuntasan jalan perbatasan NTT)
– Pencapaian sasaran RPJMN yang masih mungkin dituntaskan (misal:
pengembangan 1.000 km Jalan Tol)
– Penuntasan on going projects untuk kemanfaatan (misal: penyelesaian
Jalan Tol Cisumdawu)

2. Pengintegrasian seluruh sumber pendanaan:


– Integrasi proyek DAK dengan Proyek K/L
– Meningkatkan kesiapan proyek SBSN (hindari revisi)
– Menyiapkan daftar KPBU dan PINA (akan ditetapkan dalam Perpres RKP
2019)

3. Peningkatan komitmen bersama:


– Melaksanakan sepenuhnya persiapan dan pelaksanaan proyek prioritas
(Rupiah Murni, PHLN, SBSN, Subsidi/PSO, BUMN, KPBU, PINA)

40
TERIMA KASIH

41
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

Pokok-Pokok Kebijakan Penganggaran


Tahun 2019

SEMARANG, 12 FEBRUARI 2018


OUTLINE

1 PENDAHULUAN

2 ARAH KEBIJAKAN APBN TAHUN 2019

2A ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2019

2B ARAH KEBIJAKAN FISKAL PRIORITAS BIDANG INFRASTRUKTUR TAHUN


2019

2C HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RKAKL 2019

3 PERKEMBANGAN ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR


1 PENDAHULUAN
INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR MENJADI NEGARA MAJU
Diperlukan peningkatan kualitas SDM, kesiapan infrastruktur, & penguasaan IT sangat krusial

POTENSI PRASYARAT

DEMOGRAFI EKONOMI Kesiapan infrastruktur

• Penduduk 309 • Ekonomi ke-5


juta jiwa Kualitas SDM
terbesar di dunia
• Usia produktif • Pendapatan per kapita
52% US$29.300
Kesiapan teknologi
• 75% tinggal di • Struktur ekonomi
bergeser pada sektor
kota bernilai tambah tinggi
• 80% kelas • 73% kue ekonomi
Kelembagaan
Pemerintah
menengah
berasal sektor jasa

Tata ruang wilayah

Sumber Daya Ekonomi &


Keuangan (APBN)
11

4
DAYA SAING INDONESIA YANG TINGGI PADA ASPEK MAKROEKONOMI DAN UKURAN PASAR
Namun masih tertinggal dalam beberapa aspek lainnya seperti SDM, Infrastruktur, dan Teknologi

Skor Global Competitiveness Index Indonesia


Institutions
Innovation Infrastructure Pilar yang kuat:
• Makroekonomi
• Ukuran Pasar
Business… Macroeconom…
Pilar yang masih lemah:
• Kesehatan dan Pendidikan
Dasar
• Efisiensi Pasar Tenaga Kerja
Market Size Health and… • Kesiapan teknologi
• Infrastruktur
• Institusi
Technological… Higher…

Financial… Goods Market…


Labour…
Sumber: World Economic Forum
2016 2017

5
DAYA SAING INDONESIA YANG TINGGI PADA ASPEK MAKROEKONOMI DAN UKURAN PASAR
Namun masih tertinggal dalam beberapa aspek lainnya seperti SDM, Infrastruktur, dan Teknologi

Daya Saing Infrastruktur Indonesia

Sumber : The Global Competitive Report (World Economic Forum)

• Chart diatas menunjukkan bahwa pemerintah telah melakukan pembenahan dan peningkatan kualitas
infrastruktur Indonesia. Pada tahun 2008-2009, peringkat infrastruktur Indonesia masih menduduki
peringkat 86, dalam kurun waktu 9 tahun peringkat Infrastruktur Indonesia naik ke peringkat 52 (2017-
2018).
• Dari 137 Negara, Indonesia masuk peringkat 36 dalam Global Competitiveness, dan peringkat ke 52
dalam infrastruktur. Dibandingkan dengan negara ASEAN (Singapura, Malaysia, dan
Thailand), Infrastruktur Indonesia perlu percepatan peningkatan pembangunannya untuk mengejar
ketertinggalan terutama pembangunan jalan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga listrik.

6
2 Arah Kebijakan APBN Tahun 2019
A Arah Kebijakan Penganggaran Tahun 2019
ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2019

Arah Kebijakan Penganggaran Tahun 2019 adalah untuk:


1. Memantapkan pembangunan infrastruktur.
2. Membantu dan melayani masyarakat Indonesia dengan memberikan perlindungan
sosial/ afirmasi dengan meningkatkan ketepatan sasaran penerima subsidi.
3. Peningkatan kualitas SDM dengan fokus pada pembangunan sekolah/ ruang kelas
dan sertifikasi guru.

Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian pada saat mengalokasikan


anggaran :
1. Ketepatan lokasi disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
2. Kesiapan eksekusi proyek (ketersediaan lahan, dll).
3. Dukungan program prioritas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi .
4. Efisiensi alokasi anggaran (output tercapai 100% walaupun penyerapan di bawah
100%).

9
Arah Kebijakan Fiskal Prioritas Bidang
B Infrastruktur Tahun 2019
ARAH KEBIJAKAN FISKAL PRIORITAS BIDANG INFRASTRUKTUR 2019
Isu Strategis Infrastruktur:
1. Kondisi infrastruktur yang belum optimal.
2. Kesenjangan infrastruktur di daerah yang membutuhkan koordinasi lintas sektoral dan daerah.
3. Kebutuhan pendanaan besar sementara ruang fiskal terbatas (financing gap).
4. Gap antara perencanaan dan pelaksanaan yang disebabkan adanya hambatan teknis dalam
pelaksanaan (pembebasan lahan, geografis, dan keterbatasan pihak III di daerah).
5. Pemeliharaan dan keberlanjutan pasca pembangunan.

Arah Kebijakan Fiskal Prioritas Bidang Infrastruktur 2019:


1. Meningkatkan anggaran infrastruktur dan memperbaiki eksekusi proyek infrastruktur.
2. Memberdayakan peran swasta, BUMN, BUMD, dan Pemda melalui pengembangan
pembiayaan kreatif dan inovatif untuk menutup financing gap dalam pendanaan infrastruktur.
3. Meningkatkan koordinasi lintas sektoral dan pemerintah daerah agar pelaksanaannya berjalan
lancar, sesuai kebutuhan daerah, dan tetap selaras dengan target pembangunan nasional.
4. Memperbaiki perencanaan serta penguatan regulasi dan institusional untuk mengatasi
hambatan teknis.
5. Meningkatkan komitmen K/L teknis dan pemerintah daerah untuk melaksanakan
pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan infrastruktur.

11
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
C Penyusunan RKA-KL 2019
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RKA-KL 2019

Pengelolaan fiskal tahun 2019 didorong untuk lebih sehat dan berkesinambungan dengan tetap
menjaga: (a) defisit yang terkendali, (b) primary balance menuju positif, (c) debt ratio dalam batas
aman

Belanja K/L diarahkan untuk semakin efisien dan produktif dengan memperkuat value for money
antara lain melalui pemanfaatan IT, baik dalam tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
maupun pelaporan;

Tetap melanjutkan efisiensi belanja barang melalui penajaman komponen belanja tertentu
(perjalanan dinas, bel. operasional, belanja bahan, honorarium, paket meeting dan konsinyering, dll)

Mendorong belanja modal yang produktif untuk infrastruktur pendukung kapasitas produksi dan
daya saing, serta pembatasan mengadaan kendaraan dinas, gedung/kantor baru;

Mendorong K/L terkait infrastruktur untuk mengembangkan skema kreatif-inovatif serta


mendorong sinergi antar program baik lintas institusi maupun dengan Pemda

Komitmen K/L untuk mendukung pencapaian target-target pembangunan dengan


mengedepankan semangat perbaikan pelayanan publik dan simplifikasi dan kemudahan layanan

13
Perkembangan Alokasi Anggaran
3 Kementerian PUPR
TREN ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR
TA 2015-2018

• Alokasi anggaran terbesar dialokasikan untuk 4 (empat) program utama Kementerian PUPR yaitu Program
Penyelenggaraan Jalan, Program Pengelolaan Sumber Daya Air, Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Permukiman, dan Program Pengembangan Perumahan.
• Alokasi anggaran Kementerian PUPR mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, dengan rerata
penurunan selama 4 (empat) tahun sebesar 2,1%. Alokasi anggaran tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan
alokasi 2015 sebesar 23,7% dikarena adanya kebijakan pemotongan/penghematan. Alokasi anggaran tahun 2017
terdapat kenaikan hampir 16,4% dibanding-kan tahun anggaran 2016 dan alokasi anggaran pada tahun 2018 hanya
meningkat sebesar 1,1% dibandingkan alokasi anggaran 2017.
• Berdasarkan jumlah (nominal Rp) realisasi anggaran Kementerian PUPR mengalami fluktuasi dalam kurun waktu 3 (tiga)
tahun terakhir. Namun, berdasarkan persentase realisasi anggaran terhadap alokasi anggaran setiap tahunnya mengalami
penurunan antar tahun. Persentase realisasi tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 1,2% dibanding persentase
realisasi tahun 2015, persentase realisasi tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 0,67% dibanding persentase
realisasi tahun 2016.
15
Trend Alokasi Anggaran Kementerian PUPR TA
2015-2018 (menurut Jenis Belanja)

• Alokasi belanja modal sangat dominan, mencapai angka rata-rata 71 s.d. 80 % dari total pagu anggaran Kementerian
PUPR. Besaran alokasi Belanja Modal dibandingkan tahun sebelumnya (y-1) fluktuatif sempat turun 20,6 % pada tahun
2016, naik sebesar 3,2 % pada tahun 2017, dan turun sebesar 3,2 persen pada tahun 2018.
• Alokasi belanja pegawai relatif stabil proporsinya sepanjang tahun 2015-2018 sebesar 2 s.d. 3 % terhadap total alokasi
belanja Kementerian PUPR
• Porsi alokasi belanja barang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun terhadap total alokasi belanja Kementerian PUPR
dengan rerata kenaikan sebesar 21 % per tahun.
• Pada tahun 2016 dan 2017, Kementerian PUPR tidak mengalokasikan belanja untuk bantuan sosial. Namun, di tahun
2018 dialokasikan belanja bantuan sosial untuk penanganan dampak lumpur sidoarjo.
16
Trend Alokasi Belanja Barang Kementerian PUPR
TA 2015-2018

• Proporsi alokasi terbesar belanja barang tahun 2018 belanja barang diperuntukkan untuk belanja barang
untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda mencapai hampir 43 % dari total alokasi belanja barang.
Sementara belanja pemeliharaan dialokasikan sebesar 23,8 % dari total alokasi belanja barang.
• Lonjakan pertumbuhan alokasi belanja barang terjadi pada belanja barang untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda, pada tahun 2016 pertumbuhannya mencapai angka 121 % dibandingkan tahun
2015, tahun 2017 kenaikannya sebesar 38 %, dan tahun 2018 mengalami lonjakan kenaikan sebesar 106 %.
• Secara rerata (average) 93 % dari alokasi belanja pemeliharaan digunakan untuk biaya pemeliharaan jalan dan
jembatan , irigasi, dan jaringan irigasi. Pertumbuhan alokasi untuk belanja pemeliharaan pada tahun 2018
relatif rendah hanya sebesar 0,7 % dibandingkan alokasi tahun 2017. Tahun sebelumnya (TA 2017)
kenaikan/pertumbuhan mengalami lonjakan mencapai angka 92,7 % dibandingkan tahun 2016.

17
REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR 2015-2017
(Proporsi Realisasi Anggaran per Sumber Dana)

• Realisasi anggaran Kemen PUPR secara total selama 3 tahun (2015-2017) mencapai di atas 90%, dengan capaian terendah
pada TA 2017 sebesar 90%.
• Sedangkan berdasarkan sumber dana, rata-rata realisasi anggaran selama 3 tahun (2015-2017) tertinggi bersumber dari RM
(92%) dan terendah BLU (60%). Rendahnya realisasi BLU pada tahun 2015 disebabkan overestimate dalam penetapan pagu
belanja BLU khususnya pada satker Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan Ditjen Pembiayaan Perumahan. Namun
setelah dilakukan penyesuaian pagu belanja pada tahun 2016 , realisasinya cukup tinggi mencapai 80%.
• Rata-rata realisasi PLN selama 3 tahun (2015-2017) sebesar 64% dengan prosentase terendah pada tahun 2016 yang hanya
mencapai 52%. Rendahnya realisasi PLN tahun 2016 diantaranya disebabkan adanya perubahan mekanisme penyaluran
Bantuan Pemerintah yang semula menggunakan Belanja Bansos menjadi Belanja Barang sesuai ketentuan PMK Nomor
168/2015 (telah diubah dengan PMK Nomor 173/2016). Perubahan mekanisme tersebut memerlukan waktu persiapan
yang lebih, namun tidak diantisipasi dengan melakukan penyesuaian pagu PLN sehingga tidak terserap dengan optimal.

18
Target dan Capaian Output Prioritas
TARGET DAN CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN TA 2015-2018

Pembangunan Jalan (km) Pembangunan Jalan Tol (km)


2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

Target : 519,00 657,00 856,00 829,00 Target : 23 29 33,8 33,1


Capaian : 512,00 559,05 797,00 Capaian : 21 15,71 33,16
Prosentase : 98,65% 85,09% 93,11% Prosentase : 91,3% 54,17% 98,1%

Pembangunan
Pembangunan Jembatan (m) Flyover/Underpass/Terowongan (m)
2015 2016 2017 2018
2015 2016 2017 2018
2.355,00 4.657,00 8.341,49 2.420,4
Target : 7.191,00 8.398,00 11.771 15.372,5 Target :
Capaian : 6.953,00 6.982,31 8.745 1.828,00 3.608,42 6.365,39
Capaian :
77,62% 77,48% 76,31%
Prosentase :
Prosentase : 96,69% 83,14% 74,29%

20
TARGET DAN CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
PROGRAM PENGENDALIAN SUMBER DAYA AIR DITJEN SUMBER DAYA AIR
Ketahanan Pangan Air Baku

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018

11.374 Km 16.382 Km 4.533 Km 3730 Km 5 Titik 5 Titik 128 Titik 137 Titik
Ta rget
403 Unit 336 Unit 227 Unit 72 Unit Ta rget 18 Unit 20 Unit 28 Unit 5 Unit
6.064 Km 3.035 Km N/A - 1.000 Km 1.000 Km 665 Km 289 Km
Ca pa ia n
437 Unit 495 Unit 228 Unit - 4 Titik 54 Titik N/A -
53,30% 21,60% N/A - Ca pa ia n 17 Unit 87 Unit N/A -
Pros enta s e
108,40% 147,30% 100,40% - 554 Km 899 Km N/A -
Irigasi, Bendungan, dan Embung 80,00% 1080,00% N/A -
Pros enta s e 94,40% 435,00% N/A -
55,40% 89,90% N/A -
Sumur Air Tanah, Embung Air
Kebencanaan Baku, dan Unit Air Baku

2015 2016 2017 2018

Target 345 Km 754 Km 229 Km 1428 Km


Capaian 371 Km 248 Km 182 Km -
Prosentase 107,50% 32,90% 79,50% -
Pengendalian Banjir dan
Pengaman Pantai

21
TARGET DAN CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN TA 2015-2018

Sanitasi

Air Limbah, persampahan, dan drainase

Air Bersih (liter/detik)

- SPAM Perkotaan, SPAM Berbasis Masyarakat, SPAM Kawasan Khusus, dan SPAM Regional.
- Rendahnya capaian output TA 2016 diantaranya disebabkan tidak terlaksananya target
output SPAM Berbasis Masyarakat akibat perubahan mekanisme pelaksanaan dari
sebelumnya melalui Belanja Bantuan Sosial menjadi Belanja Barang Untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat

22
TARGET DAN CAPAIAN OUTPUT PRIORITAS
PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN TA 2015-2018

Pembangunan Baru Rumah Swadaya (Unit) Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (Unit)

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018


Target 20.000 1.000 2.000 6.000 Target 50.000 93.611 108.000 174.300
Capaian 20.756 1.007 2.000 Capaian 61.489 96.881 110.732
Prosentase 103,8% 100,7% 100,0% - Prosentase 123,0% 103,5% 102,5% -

Rumah Susun Terbangun Beserta PSU dan Meubelair


Rumah Khusus Terbangun Beserta PSU dan Meubelair (unit)
(Unit)

2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018


Target 7.320 5.910 5.083 4.550 Target 20.500 10.098 13.253 13.450
Capaian 6.713 6.048 5.047 Capaian 10.497 7.740 13.251
Prosentase 91,7% 102,3% 99,3% - Prosentase 51,2% 76,6% 100,0% -

23
TERIMA
KASIH
LAMPIRAN

25
Pokok-Pokok Kebijakan APBN Tahun 2018
APBN Tahun 2018 Memiliki Peran Strategis Sebagai
Penjabaran Tahun Ke 4 Pelaksanaan RPJMN 2015-2019

TEMA RKP 2018


Memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan
TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2018
Pemantapan Pengelolaan Fiskal Untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Yang Berkeadilan

Produktif Efisiensi Berdaya Tahan Risiko Terkendali

Pendapatan Belanja Pembiayaan


Optimalisasi: Penguatan kualitas belanja: Keberlanjutan dan efisiensi pembiayaan:
1. Tax ratio 1. Peningkatan kualitas belanja modal 1. Defisit dan rasio utang terkendali dan
2. Pengelolaan SDA dan Aset 2. Efisiensi belanja non prioritas (belanja diupayakan menurun dalam jangka
barang dan subsidi tepat sasaran) menengah
3. Sinergi antara program yang relevan 2. Keseimbangan primer menuju positif
(program perlindungan sosial) 3. Mengembangkan creative financing
4. Menjaga dan refocusing anggaran prioritas
(infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan)
5. Penguatan kualitas desentralisasi fiskal
27
Tahun 2018 pertumbuhan ekonomi akan lebih baik
dengan stabilitas ekonomi makro yang tetap terjaga

APBN
2016 2017 2018

5,0 5,05* 5,4

3,0 3,6 3,5

13.307 13.384 13.400

5,7 5,0 5,2

40 51 48

829 801 * 800

1.180 1.129 * 1.200

*) Angka sementara

28
APBN Tahun 2018 Ditujukan Untuk
Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi
Yang Berkeadilan

5,4%
2017
Outlook: 5,1%

9,5-10,5% 5,0-5,3% 0,38

Tingkat Kemiskinan Tingkat Pengangguran Gini Ratio


2017 2017 2017
Realisasi s.d Maret: Realisasi s.d Agustus: Realisasi s.d Maret :
10,64% 5,5% 0,393
29
APBN 2018 disusun dengan tetap menjaga keberlanjutan
fiskal, dan didukung oleh kinerja pelaksanaan APBN Tahun 2017

Realisasi Pendapatan  PPN tumbuh 16,0% (2016: -2,7%) APBN 2018


Negara 2017 : 1.655,8 T*  PPh non migas tumbuh 10,9%, tanpa Rp1.894,7T
TA (2016: -4,8%)
95,4% dari APBN-P 14,4% dari real.
 Cukai tumbuh 6,8% (2016:-0,8%)
2017
 Bea Masuk tumbuh 7,7% (2016:4,0%)
6,4% dari LKPP 2016, Tanpa TA, tumbuh 12,4%  Bea Keluar tumbuh 34,9% (2016: -
19,5%)

Penyerapan Belanja K/L


APBNP Realisasi Belanja Negara  Blj. Pegawai : 93,9% (2016 : 98,4%)
APBN 2018
 Efisiensi belanja operasional
2017 dan 2017 : 2.001,6T*  Blj. Barang : 96,9% (2016 : 85,7%) Rp2.220,7T
APBN 93,8% dari APBN-P  Perencanaan lebih baik (flat policy)
 Blj. Modal : 92,8% (2016 : 82,0%)  tertinggi 3 th
10,9% dari real.
2017
2018 7,4% dari LKPP 2016 terakhir
 Bansos : 100,0% (2016 : 100,4%)
 perlindungan sosial dan bencana
Penyerapan Belanja non K/L
 Penurunan subsidi : Rp166,3 T (2016 : Rp174,2T)

 Defisit anggaran dalam batas


aman, jauh lebih rendah dari APBNP
• s.d 30 Des
Realisasi Defisit 2017 (2,92% PDB)
APBN 2018
2017, penerimaan 2017 : 345,8T*  Realisasi 2017 lebih baik dari 2016 Rp325,9T
perpajakan bertambah sebesar 103,9%
87,1% dari APBN-P  Keseimbangan Primer lebih rendah dari 2,19% PDB
sekitar Rp3,8 T (run 19 Jan)
APBNP 2017 (Rp129,3 T atau 72,6% dari -5,8 dari real. 2017
• Defisit mendekati 2,5% thd
APBNP 2017)
PDB
Defisit anggaran 2017 terjaga pada 2,57%* dari PDB
*Realisasi Sementara

30
Penerimaan Perpajakan tahun 2018 diupayakan dicapai dengan
berbagai langkah perbaikan di bidang perpajakan

2018:
1.618,1 (triliun rupiah) Langkah Perbaikan Perpajakan
Automatic Exchange of Information (AEoI)
2017: Target 2018
1.339,8 • meningkatkan basis pajak
20,8 1.618,1 • mencegah praktik penghindaran pajak dan erosi
2016: Tax Ratio perpajakan (Base Erosion Profit Shifting)
1.285,0 21,8 11,6% thd PDB .
2015: 4,3 (2017: 10,7%)
1.240,4 Termasuk SDA migas & Data Dan Sistem Informasi Perpajakan
12,4 tambang
up to date dan terintegrasi a.l. melalui
2014: 3,6 e-filing, e-form dan e-faktur.
2017:
1.146,9 -4,8 Tanpa TA
8,2 2016
1.327,8 Kepatuhan Wajib Pajak
Tanpa TA: Kepabeanan membangun kesadaran pajak (sustainable
1.181,0 Penerimaan Pajak & Cukai compliance) a.l. melalui e-service, mobile tax
6,5
unit, KPP Mikro, dan outbond call.
1.424,0 194,1
Insentif Perpajakan
• tax holiday dan tax allowance
PPh Migas Pajak Nonmigas • reviu kebijakan exemption tax pada
beberapa barang kena PPN.
38,1
Pertumbuhan (%)
1.385,9
SDM dan regulasi
Pertumbuhan tanpa Tax Amnesty (%) Peningkatan Pelayanan dan efektifitas
organisasi

31
Target PNBP 2018 sejalan dengan asumsi ekonomi makro dan langkah
perbaikan PNBP (regulasi, pengawasan, pemanfaatan IT)

(triliun
2014 rupiah)

398,6 2018
2017 275,4
2016
2015
308,4
255,6
262,0 Target 2018 Langkah Kebijakan PNBP
275,4
Penyempurnaan peraturan
12,4 Revisi UU PNBP dan PP tentang jenis
-10,7
Pertumbuhan (%) dan tarif PNBP.
17,7 5
2,5
-35,8 2,5
,
8 Peningkatan Pengawasan
pengelolaan
• Penyetoran sesuai penerimaannya
• Penagihan piutang
Pendapatan SDA
Pendapatan dari PNBP Lainnya Pendapatan • Menindaklanjuti hasil audit
Kekayaan Negara yang BLU
Dipisahkan
103,7 43,3 Optimalisasi PNBP
44,7 83,8 • Efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDA
• Peningkatan kinerja BUMN
Bagian 3 K/L 3 K/L dengan
SDA Migas 80,3
Pemerintah atas Pendapatan BLU • Efisiensi operasional PNBP
Terbesar:
Laba BUMN: Terbesar: • Revisi kontrak  efisiensi cost recovery
SDA 23,3 Kemkominfo 15,7
Kemenkeu 13,9 • Menggali potensi baru
Nonmigas Perbankan 10,9
Polri 9,3
Minerba 17,9 Kehutanan 4,2 Kemenkes 11,1 Perbaikan Pelayanan Publik
Non Perbankan 33,8 Kemenhub
Panas bumi 0,7Perikanan 0,6
7,3 • Tranparansi dan kemudahan
Kemenristek
Dikti 6,6 • Pemanfaatan IT
• Perbaikan pengelolaan PNBP

32
Target PNBP 2018 didukung realisasi 2017 yang meningkat
signifikan

Perkembangan PNBP SDA, 2012-2018 Perkembangan PNBP Lainnya, 2012-2018


Triliun Rp Triliun Rp
300,0 140
117,9
240,8
250,0 225,8 226,4 120 108,8
11,4
24,0
4,5
20,0 22,8 100 87,7 16,3
200,0 81,7 5,6
83,8
73,5 69,7
80 16,2 11,9 14,2
150,0 8,1
9,8 7,3 6,1
111,0 60 15,5
101,0 103,7 12,3
12,9 102,0
100,0 205,8 203,6 216,9
22,8 64,9 28,6 23,3 40 86,8
56,1 62,4 63,4
20,8 53,1 46,9
50,0 82,4 20
78,2 80,3
44,1
- 0
2012 2013 2014 2015 2016 Real APBN 2018 2012 2013 2014 2015 2016 Real APBN 2018
Sementara Sementara
2017 2017

SDA Migas SDA Nonmigas PNBP K/L DMO Penj. Hasil Tambang

Pendapatan Bagian Laba BUMN, 2012-2018 Perkembangan Pendapatan BLU, 2012-2018


50,0 50,0
45,0 45,0
40,0 40,0
35,0 35,0
30,0 30,0
25,0 25,0
43,9 44,7 41,9 44,7 43,3
20,0 40,4 37,6 37,1 20,0
34,0 35,3
15,0 30,8 15,0 29,7
21,7 24,6
10,0 10,0
5,0 5,0
- -
2012 2013 2014 2015 2016 Real APBN 2018 2012 2013 2014 2015 2016 Real APBN 2018
Sementara Sementara
2017 2017

33
Belanja Pemerintah Pusat tahun 2018, tetap melanjutkan upaya efisiensi
dengan tetap mendukung berbagai program prioritas
Penyerapan belanja pemerintah pusat tahun 2017 meningkat  tertinggi dalam 3 tahun
terakhir, didukung pertumbuhan belanja modal dan bantuan sosial (triliun
rupiah)

Alokasi 2018
1.454,5
2018:

1.454,5 Belanja K/L 847,4 2017: 759,6

15,5
2014: • Perbaikan perencanaan dengan berbasis kinerja sejalan
1.203,6 2017: dengan prioritas pembangunan
1.259,6 • Efisiensi belanja operasional
16,4 • Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
2015: • Proses pelelangan yang lebih awal
1.183,3
5,8 9,1
Belanja Non K/L 607,1
(1,7)
2016: Antara lain:
1.154,0
(2,5)
Bunga Utang Subsidi Energi Subsidi Nonenergi
Efisiensi biaya Lebih tepat Integrasi subsidi nonenergi
Pertumbuhan (%)
• Pengendalian sasaran • Sinergi dengan bansos
beban biaya bunga • Diarahkan untuk dan transfer ke daerah
• Memperdalam masyarakat miskin • Pengendalian kebutuhan
pasar SBN • Pengendalian pokok
• Pengendalian inflasi • Peningkatan produktifitas
tambahan utang pangan

34
Kualitas Belanja Pemerintah Pusat di Tahun 2017 menjadi
fondasi untuk pelaksanaan APBN 2018 yang lebih baik

Peningkatan kinerja belanja


1 modal 2 Peningkatan efisiensi
• Zero growth policy pada belanja pegawai (2017 =
 Penyerapan tertinggi dalam 3 tahun tumbuh 2,1% dengan penyerapan 91,0%) 
terakhir (2017 = 89% thd pagunya; negative side: perencanaan kurang baik
2016 = 82,0%; 2015 = 85,2%) • Flat policy pada belanja barang: tumbuh 10%
(2017 = 94,6%; 2016 = 85,9%)

3 Perbaikan perencanaan
penyerapan anggaran
4 Lebih tepat sasaran
Pelaksanaan program subsidi dan bantuan sosial
- Penyerahan DIPA sebelum tahun menjangkau target yang diharapkan:
anggaran berjalan • Rastra dialihkan ke Bantuan Pangan Non-tunai;
- Rencana Penarikan Dana (RPD) dan • Subsidi listrik hanya untuk pengguna dengan kapasitas
persiapan dokumen lebih baik 450 VA dan 900 VA
• Penghapusan subsidi benih dan diintegrasikan dengan
program bantuan langsung benih unggul (BLBU)

5 Menjamin pencapaian output –


Perbaikan pertanggungjawaban
outcome
• Meskipun dilakukan efisiensi, target
6 Pelaksanaan APBN
output-outcome tetap tercapai - mempermudah dan mempersingkat waktu
pencairan
- Pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran (LPJ)
diatur dalam PMK Tata Cara Pembayaran dalam
Rangka Pelaksanaan APBN

35
Belanja Pemerintah diarahkan untuk mendukung berbagai program prioritas
nasional dengan tetap memperhatikan penciptaan stabilitas nasional dan agenda
strategis tahun 2018
(triliun
rupiah)
APBN 2018 Real. Sementara 2017

Aparatur Negara dan


Kemiskinan dan Pelayanan Masyarakat
Pertahanan Keamanan
Kesenjangan 1)
Infrastruktur Sektor Unggulan
4)
dan Demokrasi
5)
283,8 410,4 2) 34,8
3)
365,8 220,8
271,7 376,1 31,2 312,7 212,8

Program Pertanian Peningkatan reformasi


Pembangunan Pertahanan
perlindungan sosial • Peningkatan birokrasi untuk
Jalan Produksi pangan Pencapaian MEF
(PKH) --> Naik dari 6 meningkatkan kualitas
juta menjadi 10 juta 832 km dan pelayanan publik tahap 2 dan
pembangunan pengembangan
Keluarga Penerima
sarpras industri
Manfaat Pembangunan • Pengembangan Kesejahteraan
/peningkatan pertahanan
hortikultura aparatur dan
Perluasan jaringan Irigasi Pariwisata pensiunan Keamanan
Bantuan Pangan 781 km • Pengembangan Pemeliharaan
non Tunai 10 destinasi keamanan dan
Kenaikan uang lauk
(BPNT) dari Rasio Elektrifikasi wisata ketertiban dan
pauk TNI/Polri 
rastra • Peningkatan penyelidikan/
95,15 % wisatawan Rp5 ribu dari
Rp55.000 menjadi penyidikan pidana
Pelayanan • Promosi
pariwisata Rp60.000/org/hari
KesehatanPBI
92,4 juta jiwa Pembangunan Perikanan Perbaikan sistem Demokrasi
• Peningkatan dan manfaat
Pendidikan Rusun Penyelenggaran
daya saing pensiun aparatur
Program Indonesia 13.405 unit produk olahan pilkada 2018 dan
negara
Pintar 19,6 juta perikanan persiapan pemilu
siswa Bidik misi  • Bantuan kapal 2019
401,7 ribu nelayan 1048 unit
mahasiswa • Kelestarian
lingkungan

3) Alokasi Kementan, 4) Termasuk pensiunan aparat 5) Alokasi Kemenhan, Polri, KPU, dan
1) Termasuk Dana Desa dan subsidi 2) Termasuk TkDD dan Pembiayaan Bawaslu
KKP, dan Kemenpar pemda
(di luar subsidi pajak)

36
Dalam APBN 2018, Alokasi untuk Penanggulangan Kemiskinan dan
Dukungan pada Masyarakat Berpendapatan Rendah terus diperkuat

APBN 2018 Real. Sementara 2017 Alokasi 2018 (triliun rupiah)

284,0
298,7

Program JKN bagi


Subsidi *) PKH Indonesia warga Bantuan Bidik Dana
145,5 17,3 Pintar miskin/PBI Pangan Misi Desa
157,2 12,4 10,8 25,5 20,8 4,1 60,0
*) diluar subsidi pajak 10,7 25,5 20,5 3,7 59,8

Sasaran (sementara)
Penerima Bantuan Iuran
Program Keluarga Harapan Program Indonesia
dalam rangka JKN
10 juta RTS Pintar
92,4 juta jiwa
6 juta RTS
92,1 juta jiwa
19,6 juta siswa
19,8 juta siswa
Bantuan Pangan Penyediaan Bantuan Kelompok Dana Desa
• 15,6 juta Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) Usaha Ekonomi Produktif Dana Desa
• Perluasan Bantuan pangan non tunai (pengalihan 117,7 rb KK 74.958 Desa
dari subsidi rastra ke bansos)
• 1,21 juta (KPM)

37
Anggaran Infrastruktur untuk pemerataan pembangunan dan perbaikan
konektivitas, Mengejar ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan
infrastruktur.

2018:
410,4
Alokasi 2018 (triliun rupiah)
2017 :

2016:
376,1
410,4 *)

269,1
2015:
256,1 Kemen PUPR Kemenhub
2013:
104,7 44,2
2014:
155,9 154,7 DAK Investasi Pemerintah
(PMN & LMAN)
33,9 41,5

7,2% -0,8%
7,2 -0,8 65,6 5,1 44,3
44,3% 5,8 Pertumbuhan (%)

Sasaran (sementara)
Pembangunan dan Preservasi
Pembangunan bandara udara Penyediaan dan Peningkatan
Jalan 8 lokasi (penyelesaian dan lanjutan)
• Pembangunan 832 km kualitas Perumahan Masyarakat
Jalan Baru Informasi dan Berpenghasilan Rendah
• Pembangunan jalan tol 33 km
• Pembangunan
Telekomunikasi • Pembangunan 13.405 unit
15.373 m Rusun
Jembatan • Bantuan Stimulan
• Pembangunan desa broadband terpadu 100 lokasi 174,3 ribu unit
(peningkatan/
Pembangunan jalur KA • Pembangunan BTS di daerah pembangunan)
639 km’sp blankspot, terutama daerah 3T 380 lokasi

38
Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2018, meningkat seiring dengan
peningkatan volume pendapatan yang menjadi basis perhitungan DAU dan DBH

Real sementara 2017 APBN 2018 (triliun rupiah)

APBN 2018 Dana Bagi Hasil Dana alokasi Umum Dana Insentif Daerah
2018: 88,2 89,2 398,6 401,5 7,5 8,5
766,2
Realisasi • Memperluas penggunaan • Memacu perbaikan
Sementara • Pagu bersifat dinamis;
DBH Cukai Hasil Tembakau; kinerja pengelolaan
2017: • Bobot wilayah laut naik
742,0 • DBH Dana Reboisasi (DR) menjadi 100%; keuangan, pelayanan
3,3 selain utk Rehabilitasi Hutan pemerintahan umum,
2016: • 25% untuk belanja
710,3 & Lahan, jg penanganan pelayanan dasar publik,
infrastruktur.
2015: 4,5
kebakaran hutan, penataan dan kesejahteraan.
623,1 batas kawasan &
pembenihan.
14,0
2014: • 25% untuk belanja
573,7 infrastruktur.
8,6

DAK Fisik DAK Non Fisik Otsus & Keistimewaan


Aceh, Papua, DIY
11,8
62,1 62,4 105,6 123,5
6,8 • Berdasarkan usulan daerah 20,2 21,1
Pertumbuhan (%) Mengurangi beban masyarakat
(proposal based) sesuai bidang Percepatan pembangunan
terhadap pelayanan publik
dan kegiatan yang ditentukan infrastruktur Papua & Papua
Dana Desa terutama perbaikan kualitas
untuk mencapai sasaran prioritas Barat, pendanaan
pendidikan, kesehatan, serta
59,8 60,0 pusat dan daerah pendidikan, sosial, dan
pelayanan pemerintah
• Mengejar ketertinggalan kesehatan di Aceh, serta
• BOS untuk 47,4 juta siswa;
• Evaluasi pelaksanaan s.d. tahun 2017 infrastruktur layanan publik • TPG 1,2 juta guru; mendukung kewenangan
• Penyaluran berdasarkan kinerja • Afirmasi kepada daerah tertinggal, • BOK 9.785 Puskesmas. keistimewaan dan
• Reformulasi dengan semakin fokus untuk perbatasan, kepulauan, dan pembangunan di DIY.
pengentasan kemiskinan, memerhatikan transmigrasi
pemerataan dan keadilan

39
Sustainabilitas APBN tetap terjaga, dengan pembiayaan anggaran yang
hati-hati, terukur dan efisien

2017: 91,8 % dari


APBNP 2017
364,5 Alokasi 2018 (triliun rupiah)
Pertumbuhan (%) 2016:
334,5 • Konsisten menjaga defisit
2015: 325,9 dibawah 3%, rasio utang
2014: 323,1 rendah
8,5
248,9
• Berbagai indikator risiko
3,5 portofolio utang masih
29,8
-10,2 terkendali
4,8 • Peningkatan peringkat kredit
(142,5) (129,3) Indonesia menjadi investment
Keseimbangan (125,6)
(93,3) (87,3) grade dari S&P dan
primer
peningkatan rating dari Fitch

Pembiayaan Utang 399,2 Pembiayaan Investasi (65,7)


426,1 • BUMN: 3,6 6,4 • Lembaga Lainnya: 2,5 3,2
• SBN (neto) 414,5 441,8
• Organisasi/LKI/BUI: 2,1 2,0
(59,8)
• Pinjaman (neto) (15,3) (15,7)
• BLU: 57,4 48,2

(6,7) Kewajiban Penjaminan (1,1)


Pemberian Pinjaman
Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto) (1,2) (1,0)
APBN 2018
Pembiayaan Lainnya 0,2
Real sementara 2017
(0,4)

40
PENUTUP
Menjaga Momentum Menjaga kepercayaan
Ekonomi tahun masyarakat
Menuju pertumbuhan pelayanan pemerintah dan
ekonomi yang lebih tinggi birokrasi yang lebih baik, untuk
dan berkualitas mempertahankan kepercayaan
masyarakat kepada Pemerintah
Penerimaan Negara Defisit APBN yang terjaga dan
diperkuat Utang yang Terukur
Dihitung lebih realistis dan tetap menjaga fiscal sustainability dan
didukung langkah-langkah pengelolaan utang yang
reformasi yang solid dan transparan dan akuntabel
terukur. secara profesional, hati-hati,
dan terukur sehingga memiliki
Belanja Negara lebih Fokus risiko yang terkendali.

untuk pemerataan
pembangunan, penyelesaian Pembangunan Infrastruktur
proyek strategis, dan perlindungan Konektivitas
kepada masyarakat menengah Peran strategis Kementerian PUPR
ke bawah dan perbaikan diperlukan dalam mencapai target
sinkronisasi Pusat dan Daerah prioritas pembangunan bidang
Infrastruktur konektivitas

41
KEBIJAKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PUPR BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH

Disampaikan oleh:
DR. IR. LANA WINAYANTI, MCP
Plt. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Pembangunan Infrastruktur untuk


Pertumbuhan dan Pemerataan

Kick Off Konsultasi Regional


Semarang, 12 Februari 2018
1
1 ISU – ISU STRATEGIS OUTLINE

2 TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR

3 KEBIJAKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR


BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH

KEBIJAKAN PROGRAM
4 TAHUN ANGGARAN 2019

PROGRAM TA. 2019 YANG MENDUKUNG


KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
5
2
ISU – ISU STRATEGIS
TINGGINYA DISPARITAS EKONOMI
& SOSIAL ANTAR DAERAH
“Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada tahun 2016 masih didominasi oleh
kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,49%”

Sumatera Kalimantan 6,9% Sulawesi


69,96
4,29% 2,01% Maluku & Papua
7,42%

22,03% 7,85 % 6,04 % 62,99


7,45%
12,09%

10,5% 67,31 2,46 %


69,45 19,74%

9,34%
Jawa 58,49% 3,13 %
67,04
72,47 5,89% Sumber: Data Sosial Ekonomi Strategis
BPS (April 2017)
14,06%
5,59% Keterangan :
Kontribusi terhadap PDB 2016
Pertumbuhan Ekonomi Nasional (2016) 5,02%
Bali & Nusa Tenggara Pertumbuhan Ekonomi 2016
Tingkat Kemiskinan (2016) 10,70% Persentase Penduduk Miskin 2016
IPM (2016) 70,18 Indeks Pembangunan Manusia 2015
4
INDEKS DAYA SAING GLOBAL
& INFRASTRUKTUR INDONESIA TAHUN 2017 - 2018

“…pembangunan infrastruktur sebagai


prioritas utama merupakan pilihan yang logis
dan strategis dalam meningkatkan
Indeks Daya Saing
daya saing Indonesia
Global Indonesia (GCI)
sekaligus untuk mengejar ketertinggalan…”
YEAR RANK
2010 – 2011 44
2011 – 2012 46 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017 2017-2018

2012 – 2013 50 52
56
2013 – 2014 38
61 60
2014 – 2015 34 62

2015 – 2016 37
2016 – 2017 41
76
2017 – 2018 36 78
82
(sumber: Global Competitiveness Index, WEF, 2017)

4
TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
TARGET PRIORITAS
TAHUN 2019
44 Bendungan SUMBER BINA MARGA 13.084m
(8 baru & 34 on-going) DAYA AIR Pembangunan Jembatan(termasuk
jembatan gantung)
106 km 1.120 km Pembangunan Jalan
51.339 ha
Pembangunan Pembangunan
sarana & prasarana jaringan irigasi baru 670 km 1.467 m
pengendali banjir Pembangunan Jalan Pembangunan
Tol (Pemerintah & Swasta) Flyover/Underpass/Terowongan
16 Pembangunan
54 Pembangunan Pengendali
Lahar/Sedimen
Embung CIPTA KARYA 303.300 KK
Pengolahan Air Limbah
4,23 6.350 liter/detik
11 km 3.435 liter/detik
m3/detik Pembangunan dan
Pembangunan SPAM
Pembangunan SPAM
Pembangunan/ peningkatan 966.000 KK
peningkatan sarana Prasarana pengaman
2.208 ha Pelayanan Sistem
Penanganan Inf. Kawasan Pemukiman Persampaha
& prasarana pantai
pengelolaan air baku Kumuh Perkotaan

PERUMAHAN
13.500 unit 250.000 unit 5.000 unit 30.000 unit
Rumah Susun Rumah Swadaya Rumah Khusus PSU Perumahan
SANDINGAN ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN PUPR
ANTARA RENSTRA, DIPA/KPJM, RPJMN, DAN USULAN MENTERI

250.000
221.026 217.102
209.163
200.000
178.228

RENSTRA
169.451
150.000 148.307
157.348 DIPA/KPJM
123.294 142.730 RPJMN
140.543
119.657 133.254 USULAN MENTERI
117.245 125.450
100.000 114.834 107.386 108.703
106.229
98.192

50.000
2015 2016 2017 2018 2019

(dalam miliar rupiah) 2015 2016 2017 2018 2019

RENSTRA 119.657 169.451 209.163 221.026 217.102


USULAN MENTERI 123.294 178.228 157.348 148.307
DIPA 114.834 98.192 106.229 107.386 108.703
RENSTRA VS DIPA (4.823) (71.259) (102.934) (113.640) (108.399)
GAP
USULAN VS DIPA (8.460) (80.036) (51.119) (40.921)
KEBIJAKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PUPR
BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH
PENDEKATAN PEMBANGUNAN
HOLISTIK, INTEGRATIF, TEMATIK DAN SPASIAL

Setiap kawasan pertumbuhan Pencapaian sasaran prioritas


untuk mencapai sasaran nasional perlu dilakukan secara
prioritas nasional dan agar terintegrasi melalui berbagai
berfungsi secara optimal perlu program dan kegiatan yang
koordinasi multi K/L terkait, antar
tingkat pemerintahan, antar
HOLISTIK INTEGRATIF saling mendukung. Baik di
internal K/L maupun antar K/L,
daerah, dan didukung secara antar tingkat pemerintahan, dan
penuh (komprehensif) sampai antar daerah.
tuntas.

Pembangunan kawasan
Kawasan pertumbuhan memiliki strategis nasional, misalnya
tema tertentu, misalnya pembangunan sawah baru,
kawasan ekonomi khusus, harus mempertimbangkan lokasi
kawasan industri, kawasan TEMATIK SPASIAL berdekatan dengan irigasi,
pariwisata, kawasan pelabuhan, terintegrasi dengan jalan,
kawasan bandara, kawasan gudang, pasar, dan Wilayah
lumbung pangan, daerah Pengembangan Strategis
tertinggal, dst. (WPS).
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR 2015-2019
DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN WILAYAH
METROPOLITAN
Pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan
pada 35 Wilayah Pengembangan Strategis
(WPS) untuk meningkatkan daya saing dan
mengurangi disparitas antar wilayah.
Esensi:
PERKOTAAN
1. Pengembangan wilayah terpadu dengan
KAWASAN PANGAN PERDESAAN

PARIWISATA
“market driven”;
ARUS
PERDAGANGAN 2. Daya dukung dan daya tampung
EKSPOR & lingkungan;
PELABUHAN
ANTARWILAYAH
3. Memfokuskan pengembangan infrastruktur
HUB
DARATAN menuju wilayah strategis;
4. Mendukung percepatan pertumbuhan
kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS;
5. Mengurangi disparitas antar kawasan di
dalam WPS.
PERKOTAAN
INDUSTRI Untuk itu diperlukan:
• Keterpaduan Perencanaan antara
KAWASAN
PERKOTAAN Infrastruktur dengan pengembangan
kawasan strategis dalam WPS;
• Sinkronisasi Program antar infrastruktur
PERKOTAAN (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana)
INDUSTRI
ARUS PERDAGANGAN • Koordinasi – Sinkronisasi dalam
EKSPOR & ANTARWILAYAH pelaksanaan program
HUB
PENDEKATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
DENGAN PRIORITAS NASIONAL 2015-2019
Contoh:
Jabodetabek,
Mebidangro, M Contoh:
amminasata Pontianak, Sei
Mangkei, Sofifi,
12 Sorong, Maja
Kawasan
Perbatasan Metropolitan
PELABUHAN Nasional di
Contoh: Bitung, Kuala
Tanjung, Tanjung
Kalimantan, 13 Kota
Priok)
NTT dan Baru Contoh:
Papua serta Sei
10 PKSN Mangkei, Keta
PELABUHAN
PERIKANAN
pang, Bitung, K
Contoh: endal, Mandali
Belawan, Cilacap, Bitu ka
ng

PELABUHAN ASDP
Contoh: Konektivitas DUKUNGAN 20 KI &
INFRASTRUKTUR
Multimoda
Merak, Bakauheni, Ket
apang, Gilimanuk
PUPR
10 KEK

BANDARA
Contoh:
Kualanamu, Silangit, Si Contoh:
bisa
18 13 Danau
Kawasan Toba, Borobud
KERETA API Provinsi ur, Mandalika,
Contoh: Sulawesi Strategis
Selatan, Sumatera Lumbung Labuan Bajo
Pariwisata
Utara, double track Jawa Pangan 40 Nasional
Kawasan
Perdesaan
Contoh: Strategis Contoh:
Jawa Barat, Jawa Nasional Peureulak, Sidikalang,
PKSN : Pusat Kegiatan Strategis Nasional Timur, Sulawesi Dolok
KEK : Kawasan Ekonomi Khusus Selatan Masihul, Labuan Bajo
KI : Kawasan Industri
PETA SEBARAN
35 WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
KEBIJAKAN PROGRAM
TAHUN ANGGARAN 2019
NAWACITA
AGENDA PRIORITAS PRESIDEN 2014-2019

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
15
KEBIJAKAN PROGRAM
TAHUN ANGGARAN 2019

Kebijakan Khusus
P3-TGAI

Poverty OP Irigasi

Alleviation PROGRAM
INFRASTRUKTUR BERBASIS Pemeliharaan Rutin
MASYARAKAT (PADAT Jalan dan Jembatan
KARYA) KEMENTERIAN
PUPR TAHUN 2019
Rumah Khusus, Rumah
Swadaya

Job Creation KOTAKU, PISEW, SANIMAS, TPS3


R, PAMSIMAS

• KTI
Konektivitas
• Perbatasan
Pemerataan Penyediaan penampung • KPPN
air baku, irigasi • Pulau Kecil
Kaya-Miskin Pengembangan
Wilayah untuk Terluar
menanggulangi
Disparitas • KSPN
Penyediaan infrastruktur
permukiman • KEK
Catatan:
P3-TGAI : Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi
• KI
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh Penyediaan perumahan
PISEW : Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah
PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
SANIMAS : Sanitasi Berbasis Masyarakat
TPS 3R : Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse & Recycle
KTI : Kawasan Timur Indonesia
KPPN : Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional
16
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 17 TAHUN 2017
TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Peraturan Presiden
Tentang RKP
Tema, Sasaran, Arah (Paling Lambat Juni)
Kebijakan, dan Prioritas
Pembangunan Rancangan Pidato Dokumen DIPA
(BAPPENAS, RENJA K/L Kenegaraan dan
Paling Lambat Januari) (Paling Lambat Penyampaian
Minggu ke-2 Nota Keuangan
April) dan RAPBN

Rancangan Awal
Rencana Kerja
SB Pagu Indikatif Pemerintah SB Pagu Anggaran SB Alokasi Anggaran
(RKP)

DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

Proses BPIW Proses Biro Perencanaan Anggaran dan KLN


Trilateral
Meeting
Musrenbangnas
Pra-Konreg: Konreg:
Output: Output:
Kesepakatan Program yang siap dilaksanakan 2019, yang Rencana Program dan Anggaran Kementerian PUPR TA 2019 setelah
mencakup: penajaman hasil prakonreg melalui proses Multilateral Meeting, Trilateral
1) Program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur Meeting, Musrenbangnas, dan terbitnya Surat Bersama Menteri Keuangan
PUPR; Program Pusat dengan Daerah dan Kepala Bappenas tentang Pagu Anggaran TA 2019 sebagai bahan
2) Perkiraan kebutuhan optimal PUPR 2019 yang diusulkan menjadi pidato Presiden dalam penyampaian nota keuangan dan bahan Raker/RDP
pagu indikatif. dengan DPR RI (pagu anggaran)

17
PROSES PEMROGRAMAN
Proses Bisnis Perencanaan dan Pemrograman yang Dikoordinasikan oleh BPIW

Proses Konsultasi
Regional

RTRWN
Direktif Direktif
RTRWP
Presiden Menteri
RTRW Kab/Kota
Rencana Induk Pulau
3THN DPR DPD
PROGRAM RPJMN RKP
JANGKA PENDEK
PROGRAM
MP (10 thn) –
WPS dan JANGKA Fungsi Besaran
DP (5 thn) Kawasan Vol.&Biaya PROGRAM
Kawasan MENENGAH
Kawasan Lokasi Skema TAHUNAN
Strategis/ APBN Pembiayaan
Perkotaan dan Readiness Proses DIPA
WPS Waktu Kewenangan
APBD Criteria*
Perdesaan
Antar WPS Readiness Criteria
KPBU
Pelaksanaan

5THN Financing Scheme Budget Constraint

New Development (belanja tidak mengikat) M


O
N
I
T
O
R
I
N
G

Kegiatan Lanjutan
E-Monitoring

Keterpaduan Perencanaan Sinkronisasi Program Jangka Menengah, Jangka Pendek dan Tahunan Sinkronisasi Pelaksanaan

*Readiness Criteria : FS, DED, AMDAL, Tanah


PRIORITAS KEMENTERIAN PUPR TAHUN 2019

1
PELAKSANAAN PEKERJAAN
YANG SUDAH COMMITTED
(MYC, MYP, DAN PHLN)
2 PEMBANGUNAN BENDUNGAN
BARU, PENYELESAIAN
PEMBANGUNAN BENDUNGAN
3 LANJUTAN DAN IRIGASI
PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS
ANTAR WILAYAH, KAWASAN
PERBATASAN KALIMANTAN DAN
4 PROGRAM KERAKYATAN
NTT, JALAN TRANS PAPUA (P3TGAI, JEMBATAN
GANTUNG, KOTAKU, PISEW, PAM
SIMAS, SANIMAS, BSPS)

5 PEMBANGUNAN DAN
PERBAIKAN, PEMENUHAN
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
6
PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN PEMBANGUNAN BERBASIS
KAWASAN STRATEGIS

19
KRONOLOGIS
PENYUSUNAN PROGRAM PRIORITAS 2019
*angka dalam juta rupiah

Konsolidasi Konsolidasi
K/L terkait dengan Unor

Pra Konreg 2018

Program Kajian Draft Program Arahan PROGRAM PROGRAM


Residu Workshop 2019 (Program “Siap”) PRIORITAS 2019 PRIORITAS 2019
2019 dari BPIW 2017
Konreg Konfirmasi di 7 BASELINE HASIL
PJPendek (MP-DP)
2019-2021
2017 Lokasi 2473 Kegiatan - Kegiatan PRAKONREG
2018
Rp. 63.076.797

5068 Kegiatan (Program “Belum Siap”)


Rp. -
- Kegiatan

USULAN BARU
2215 Kegiatan Rp. -
Rp. 339.994.472 1712 Kegiatan Rp. 175.681.230
(Program “Re-konfirmasi”)
STUDI MP/DP 2017 Rp. 30.487.138
380 Kegiatan
Rp. 101.235.945
(Program “Usulan Baru”)

1712 Kegiatan
Rp. 30.487.138

20
PROGRAM TA. 2019 YANG MENDUKUNG
KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL
1 KSPN Danau Toba 3
KSPN Tanjung Kelayang KSPN Borobudur
Pembangunan (4) Embung di Kab Samosir (embung Pea Pengembangan Jaringan Perpipaan di Kawasan Tanjung 6 Pembangunan Bendungan Jragung
Rihit, embung Pea Tahoran, embung Pea Nadea, Embung KelayangSijukKoneksi dengan IPA Kolong Mempadin Pelebaran Jalan Akses Pariwisata Batur – Dieng
Julu Ni Aek), Pembangunan TPS 3R Kawasan Tanjung Kelayang dan Penataan Bangunan Kws Candi Pawon Kab Magelang
Pembangunan persimpangan tak sebidang (FO) ruas jalan Sekitarnya lanjutan KSPN Borobudur
nasional lintas Sumatera ruas 019 KSPN Kepulauan Seribu
4 7
KSPN Bromo Tengger Semeru
KSPN Mandeh PTMP dan DED di Kep. Seribu
2 Pembangunan pengendali Banjir Sungai Brantas Hulu
Pembangunan SPAM di Kawasan Strategis KSPN Danau KSPN Tanjung Lesung Pelebaran Jembatan pada ruas jalan Naional
Toba 5 PasuruanProbolinggo Jembatan Binor Cs
DED penataan permukiman nelayan mandeh Pembangunan PSU Rumah Umum di Kab. Pandeglang
Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya di Kab. Pandeglang

1 KSPN Danau Toba


12 KSPN Morotai

KSPN Mandeh
13 KSPN Raja Ampat
2

3 KSPN Tanjung Kelayang


10 KSPN Toraja

11
4 KSPN Kepulauan Seribu
55 KSPN Wakatobi
KSPN Tanjung Lesung 6
KSPN Borobudur
7 8 9 KSPN Labuan Bajo
KSPN Bromo–Tengger–Semeru
KSPN Mandalika

KSPN Mandalika
8 Pembangunan Bendungan Baru Meninting - Kabupaten 10 KSPN Toraja 12
KSPN Morotai
Pembuatan Tanggul Banjir dan Perkuatan Tebing Pembangunan Bendung Morotai Utara (PN6)
Lombok Barat)
Pembangunan Jalan Nasional Bandara Internasional Sungai Kampus UKI Kab Toraja Utara Peningkatan Struktur jalan Sofi-wayabula seksi 2
Lombok Kuta KEK Mandalika Ratas KSPN Raja Ampat
11 KSPN Wakatobi 13 Pembangunan Air Baku Di Kabupaten Raja Ampat
KSPN Labuan Bajo Preservasi Pelebaran Jalan Wanci-Topanuanda-
9 Jalan Masuk Bandara
(PN6)
Pembangunan Jalan Akses Bandara Komodo Pembangunan jalan lingkar raja ampat ruas Waisai -
Pembangunan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kab Wakatobi Warsambin - Mumes - Kabare
22
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN INDUSTRI
Kawasan Industri Sei Mangke 5 Kawasan Industri Tanggamus Kawasan Industri Batu Licin
1 Pembangunan Embung Konservasi Srimenganten 8 Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Flyover Seimangke
Kab. Tanggamus Kumuh Kawasan Batulicin
2 Kawasan Industri Kuala Tanjung
Penanganan sarana prasarana pengamanan pantai 6 Kawasan Industri JIIPE Gresik Kawasan Industri Tanah Kuning
Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Kab. Gresik 9 Pengembangan SPAM untuk Pelabuhan
di Kuala Tanjung
3 Kawasan Industri Dumai Kawasan Industri Jorong KIPI Tanah Kuning
7 Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kawasan Industri Palu
PEMBANGUNAN AKSES JALAN KAWASAN INDUSTRI 10
PELINTUNG KE PELABUHAN DUMAI Kab Tanah Laut Intake S Kintap Pembangunan Fly Over Pantoloan
Pembangunan Rumah Susun Pekerja Industri
4 Kawasan Industri Tanjung Buton 11 Kawasan Industri Bantaeng
Pembangunan Intake Jaringan Pipa Trasmisi Air Kab. Tanah Laut DD Pembangunan Pengaman Abrasi Pantai
Baku Kawasan Industri Buton Makkaninong Kab Bantaeng

1 Kawasan Industri Sei Mangke


2 Kawasan Industri Kuala Tanjung
3 Kawasan Industri Dumai 9 KI Tanah Kuning
4 Kawasan Industri Tanjung Buton KI Bitung 14 15 Kawasan Industri Buli
18
KI Mandor
KI Palu 10
KI Jorong 13 KI Morowali 16
17 KI Teluk Bintuni
7 8 KI Batu Licin
KI Ketapang 12 KI Konawe
Kawasan Industri Tanggamus 5 11
KI Wilmar Serang KI Bantaeng
19
6 Kawasan Industri Gresik
9 KSPN Labuan Bajo

12 Kawasan Industri Konawe 15 Kawasan Industri Buli 18 Kawasan Industri Kendal


Pembangunan jln batas Kota Puuwatu - Kawasan Pembangunan Jalan BULI MABA Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah JIAT di Kab
Industri Morosi Brebes Tegal dan Kendal
13 Kawasan Industri Morowali 16 Kawasan Industri Teluk Bintuni
Pengendalian Banjir Sungai Tubhi Kab. Teluk 19 Kawasan Industri Mandor
Optimalisasi TPA Sampah Kaw Walasolo Bintuni
Kab Konawe Utara
17 Kawasan Industri Ketapang 20 Kawasan Industri Wilmar Serang
14 Kawasan Industri Bitung Pembangunan Pengamanan Pantai Sei Kinjil
Pembangunan Jembatan Boulevard II {MORR}
Pesisir Kab. Ketapang 23
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke Kawasan Ekonomi Khusus TJ. Lesung
3 Kawasan Ekonomi Khusus TJ. Kelayang 4
1 Pembangunan Flyover Seimangke
Pembangunan PSU Rumah Umum di Kab. Pandeglang
Pengembangan Jaringan Perpipaan di Kawasan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya di Kab. Pandeglang
Tanjung Kelayang SijukKoneksi dengan IPA Kolong
Kawasan Ekonomi TJ. Api-Api Mempadin
2 Peningkatan Sistem Jaringan DR Telang II
Pembangunan TPS 3R Kawasan Tanjung Kelayang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
PELEBARAN JALAN MENAMBAH LAJUR BETUNG BTS KOTA 5
PALEMBANG + DRAINASE dan Sekitarnya Pembangunan Bendungan Baru Meninting -
Kabupaten Lombok Barat)

1 KEK Sei Mangke


9 KEK Morotai
6 KEK MBTK
8
KEK Bitung
10 KEK Sorong
2 KEK TJ. Api Api KEK Palu 7
3 KEK TJ. Kelayang

KEK TJ. Lesung 4

KEK Mandalika 5

Kawasan Ekonomi Khusus MBTK Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Kawasan Ekonomi Khusus Morotai
6 Pelebaran Jalan Menambah Lajur Jalan Nasional Akses 8 9 Pembangunan Bendung Morotai Utara (PN6))
Pembangunan Jembatan Boulevard II {MORR}
Pelabuhan Maloy
Pembangunan Rumah Susun MBR T.36/4 lantai Kota Peningkatan Struktur jalan Sofi-wayabula seksi 2
Pembangunan Rumah Susun Pekerja Kawasan Industri dan Manado Kawasan Ekonomi Khusus Sorong
Pelabuhan Internasional Maloy T24 KEK MBTK 10 Lanjutan Pembangunan Pengendalian Banjir Sungai
Kawasan Ekonomi Khusus Palu Klafma Kab Sorong
7 Pembangunan Fly Over Pantoloan
Pembangunan Akses jalan pelabuhan transportasi
laut Seigun-Seget 24
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN PERBATASAN
1. Kabupaten Sambas 3. Kabupaten Sanggau 6. Kab. Mahakam Ulu 9. Kab. Jayapura
Pembangunan Jalan Paralel Pembangunan Embung Bareng Pembangunan Rumah Khusus Perbatasan Pengembangan PLBN Terpadu Tahap 2
Perbatasan Aruk-BTS Kec.Siding Berkawat Kabupaten Sanggau Long Apari, Mahakam Ulu Zona Inti dan Pendukung Design and
(peningkatan dari jalan tanah 4. Kabupaten Sintang Build Skouw Kota Jayapura
menuju ke Jabat) 7. Kab. Malinau
Pembangunan sarana dan prasarana 10. Kab. Keerom
2. Kabupaten Bengkayang pengendalian banjir kota Sintang Pembangunan Jalan Long Pujungan - Long Pembangunan Jalan Ubrub - Towe
Pembangunan jalan Bts. Kec. Kemuat - Langap Hitam - Oksibil
Siding/ Seluas - Bts. Kec. Sekayan/ 5. Kab. Kapuas Hulu 8. Kab. Nunukan 11. Kab. Pegunungan Bintan
Entikong
Pembangunan Jalan Tao Lumbis - Pembangunan TPA
Mesalong (Buka Hutan) Kab. Pegunungan Bintang

1 7
2 3 5 6
4

10
11

12

13

14

15

12. Kab. Boven Digul 13. Kab. Merauke 14. Kabupaten Belu
Pembangunan Jalan Ubrub - Towe Hitam Penataan Peningkatan Infrastruktur Permukiman Pembangunan sabuk merah Ruas
– Oksibil Kawasan Kumuh Karang Indah di Kota Merauke Jalan Nualain - Dafala
Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya
(PN 3/PNP) Kab. Boven Digoel 15. Kabupaten Malaka
Pembangunan rumah khusus ASN Tipe 36 Kab.
Merauke (PN 3/PNP) Pembangunan sabuk merah Ruas
Jalan Dafala - Motamasin
(Motamauk) (lanjutan)
25
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN PERDESAAN PRIORITAS NASIONAL 2019
KPPN RASAU JAYA KPPN MARABAHAN KPPN TANJUNG REDEB KPPN BARRU KPPN KOLONEDALE KPPN DARUBA
• Pembangunan Jalan Poros Desa • Perbaikan Jalan Antar Desa • Pembangunan SANIMAS • Optimalisasi SPAM • Pembangunan SPAM
Pentek-Ansiap (Sp. Mongker) Cindai Alus - Sungai Batang (MCK++) Kab. Berau Pembangunan Jaringan Desa Aha Desa Walila
(Pembukaan Badan • Perbaikan jalan poros desa • Bantuan Stimulan Perumahan Perpipaan IKK Lakessi Desa Pilawo Desa
Jalan, Pengerasan Telford dan Sirtu)
• Normalisasi sungai Martapura Swadaya Daeo
• Pembangunan Pengerasan Telford
dan Rabat Beton Jalan Desa dari • Pembangunan SANIMAS • Pembangunan IPA Kapasitas • Pelebaran Jalan
Dusun Guro ke Sp. SMPN 4 Kabupaten Banjar 10 Liter/Detik Kab. Berau Wayabula-Daruba
Sadaniang

KPPN PEUREULAK

KPPN SIDIKALANG
KPPN TANJUNG KPPN DARUBA
REDEB KPPN
KPPN BUOL KPPN KPPN MABA
KPPN SAMBAS KWANDANG
SANGATA

KPPN RASAU JAYA KPPN


KPPN SUKADANA KPPN KPPN MANOKWARI
SILAUT TAPAN
KPPN GERBANG POSO MISOOL
KAYONG KPPN KPPN ARSO
KPPN TANJUNG SIAPIAPI MAMUJU
KPPN KPPN KOLONEDALE
KPPN BATIK NAU KPPN KORONCONG
KPPN
TANJUNG KPPN BULA
KPPN RAHA
PANDAN PINRANG
KPPN MESUJI KPPN
KPPN BATU KPPN WANGI-
MARAHABAN KPPN BARRU
RAJA WANGI
KPPN CIBALIUNG
KPPN
PAMEKASAN KPPN MERAUKE
KPPN TABANAN
KPPN RABA
KPPN KPPN ENDE
BANYUWANGI
KPPN PRAYAKPPN KPPN
(12 KPPN Prioritas PUPR berdasarkan berita acara SUMBAWA LABUAN
kesepakatan penyusunan masterplan KPPN 2015-2019) BAJO

KPPN SIDIKALANG KPPN BATU RAJA KPPN TABANAN KPPN PRAYA KPPN RABA KPPN LABUAN BAJO
• Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan • Peningkatan Kualitas Rumah • Perencanaan pengelolaan sistem
• Pembangunan Instalasi • Pembangunan Embung persampahan di Kel Labuan Bajo
Kawasan Agropolitan Selemadeg Barat Swadaya
Pengolahan Lumpur Tinja Rakyat Serbaguna di WS •
(IPLT) • Pembangunan PSD Pengaspalan Jalan Poros • Pembangunan sumur bor dan
Sumbawa
Perbaikan jalan poros desa
Desa Lumbung Kecamatan Selemadeg Barat jaringan perpipaan Desa Keruak • Peningkatan Kualitas Rumah
• Pengembangan SPAL Kab. • Pembangunan dan Swadaya Kab. Manggarai Barat
Kabupaten Tabanan (dusun keruak, dasan baru, buh.
Toba Samosir Pengembangan Kawasan
• Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Kab. Barat, buh. Timur, dasan baru timur)
Permukiman Perdesaan Kec
Tabanan Dompu Desa Mbawi
PROGRAM PRIORITAS DI 10 + 3 KOTA BARU 2019
• Pembangunan Duplikasi Jembatan Kapuas I
• Rehabilitasi Ruas Tiga Runggu – Tj. Dolok • AMDAL Pembangunan Bangunan • Normalisasi Parit Sungai Kota Pontianak
1 • Rehabilitasi Jaringan Irigasi (DI) Kerasaan Pengendali Sedimen dan Penataan 6
• Pembangunan taman cerdas tepi pantai
4 Sempadan S. Ciujung di Kota
Rangkasbitung Kab. Lebak • Pembangunan TPST 3R Kota Banjarbaru
2 Purus Kota Padang • Pembangunan Jalan Pamulang - Maja 7
• SID Pengendalian Banjir Kali Blencong • Pelebaran jalan Batas Bulungan - Tanjung
• Pembangunan TPS 3R Kota Palembang
3 5 8. Selor

1. Sei Mangkei
8.Tanjung Selor
10.Manado
11. Sofifi
2. Padang
6. Pontianak 12.Sorong

7.Banjarbaru 13.Jayapura
3.Palembang
9.Makassar
5.Kemayoran

4. Maja

• Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Sofifi


• Pembangunan Pengendali Banjir Tahap 2 Kota • Pembangunan Waterfront City Kota Sofifi • Penggantian Jembatan Kali Pie (Ipis II)
13 • Pembangunan Instalasi Air Limbah berupa
9
Makassar
• Pembangunan Rusun MBR Kota Makassar
11 (Masterplan DED)
IPAL Komunal
• Penyusunan RTBL Kawasan Perkotaan Sofifi
• Penyediaan SPAM IKK Sofifi • Penataan Peningkatan Infrastruktur
• Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Kota Permukiman Kawasan Kumuh Distrik
• Pembangunan Jembatan Arar Cs (10 s/d
Manado Kelurahan Hamadi
10 • Dukungan Sarana dan Prasarana Penataan 12 20) Jalan Sorong (Aimas KM 18) – Arar
Segmen 2 27
Lingkungan Kumuh
PROGRAM PRIORITAS DI KAWASAN METROPOLITAN 2019
• Pembangunan Banjir ROB Belawan Kota Medan • Pembangunan Bendungan/Dam di Avour Sidokare
• Pengendalian Banjir Cibeureum dan Cilember Hilir;
• Pembangunan FO Simpang Kayu Besar
• Pembangunan jalan tol Soekarno Hatta - Gedebage • Pembangunan Jalan Merr II C
• Pengembangan TPA Tadukan Raga
(APBN Loan JICA) • Pembangunan TPST 3R Kota Surabaya;
• Pembangunan Rumah Khusus Korban Bencana Sinabung
• Pembangunan SANIMAS 2 titik Kab. Bandung Barat • Pembangunan Rusun MBR 5 Lantai/T. 36 Kab.
1. di desa sekitarnya 3. 5. Sidoarjo

• Pembangunan Bendungan Jragung; • Revitalisasi S. Tukad Badung di Kota Denpasar;


• Normalisasi Kali Ciliwung Lanjutan
• Pembangunan Jalan Lingkar Utara Semarang • Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Tohpati -
• FS Pembangunan Tol Bogor Outer Ring Road-Segmen III
(Kaliwungu - Yos Sudarso); Sp. Pantai Siut;
(Dramaga-Caringin)
• Pembangunan SPAM IKK di Kab. Demak; • SPAM Baturiti (IPA)
2. • Pembangunan IPA Kapasitas 200l/dtk SPAM Mustikajaya 4.
• Pembangunan Kawasan Plaza Situ Pemda Cibinong Kab. • Pembangunan Rumah Susun Sewa Mahasiswa 6. • Pembangunan Rusunawa MBR Tipe 36/3 Lantai di
Universitas PGRI Semarang Kab. Badung
Bogor

1. Mebidangro

11. Bimindo

9. Palapa

8. Patung Raya Agung


10. Banjarbakula

7. Mamminasata
2.Jabodetabek
4. Kedungsepur
5. Gerbang Kertosusila
3. Bandung Raya 12. Mataram Raya
6. Sarbagita

• Pembangunan Pengendali Banjir Tahap 2 Kota Makassar • Pembangunan Sarana Pengaman Pantai di Kota Pariaman • Pembangunan Jaringan Intake Air Baku Desa Laikit;
• Pelebaran Bts Kota Maros Bts Kab Bone (Lanjutan); • Pembangunan SPAM IKK Likupang Timur dan IKK
• Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman Kumuh Kampung • Pembangunan TPS 3R Kap. 15 m3/hari Kab. Padang Pariaman; Matungkas
Parreng • Pembangunan Baru Rumah Swadaya tersebar di beberapa • Pembangunan Rumah Susun MBR T.36/4 lantai Kota
• Pembangunan Rusun MBR Kota Makassar kab/kot di Sumatera Barat Manado
7. 9. 11.
• Pembangunan pengaman pantai dari abrasi di Pantai
• Pembangunan Penyediaan Sarana Air Baku Kab Tanah Laut Ampenan Bintaro, Kota Mataram
• Pembangunan Komering Irrigation Project Stage III
Intake S Kintap; • Pembangunan IPAL Penunjak
• Pelebaran Jalan Menambah Lajur Jln Lingkar Selatan Palembang +
Drainase • Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp Handil Bakti Sp Serapat • Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya di beberapa
• Pembangunan TPA Sampah Regional Palembang Banyuasin Km 17 By Pass Banjarmasin kab/kot di NTB
8. • Pembangunan Rusun Ponpes Darussyafaat Tipe Barak/3 Lantai
10. • Perbaikan Jalan Antar Desa Cindai Alus - Sungai Batang; 28
• Pembangunan Rumah Susun MBR Kota Banjarmasin 12.
PROGRAM
PROGRAMPRIORITAS
PRIORITASDI
DI LUMBUNG PANGAN
LUMBUNG PANGAN 2019
2019

11

22

14 17

33 15

44 16

55 18

66 77 88 10
99 11 12 13

1 Pembangunan Embung Krueng 5 Pembangunan Embung 10 13


Pembangunan Jaringan
Jaringan Irigasi
Irigasi DI
17
Pembangunan
Pembangunan Bendungan
Bendungan
Raya Kabupaten Aceh Pembangunan Jaringan
Jaringan Irigasi
Konservasi Srimenganten
Srimenganten Wai Laku 2250 Ha (Rp.45M,
(Rp.45M, 5 Wombo
Wombo (Rp.500M,
(Rp.500M, 1
Tersier DI Nipah (Rp.45M, 4 km)
Besar(Rp60M) (Rp.1,6M, 1 buah) km) bendungan)
bendungan)
2 Pembangunan Jaringan Irigasi 7 11
Peningkatan jaringan
jaringan irigasi
irigasi DI
14
Pembangunan Embung
Embung Bareng
Bareng
18
DI Bajayu 4000 Ha Kab Serdang DED Pembangunan waduk Pembangunan
Pembangunan Bendungan
Bendungan
Tukad Ayung di Kab. Badung
Badung Berkawat Kab. Sanggau
Sanggau
Bedagai (Rp.40 M, 10 km) Narogong (Rp.2,5M) Jenelata
Jenelata (RP.70 M)
M)
(Rp.28,5 M, 5,26 km) (Rp.22M, 1 buah)
3 Pembangunan Bendung Irigasi 8 Pembangunan Bendungan
Bendungan 12 Pembangunan Bendungan
Bendungan
15
DI Kumbung (Tapan Kumbung) Jragung (Rp.100 M, 1 Krekeh dan Bendungan
Bendungan Pembangunan Jaringan
Jaringan Irigasi
Irigasi
(Rp.100M, Kab. Pesisir Selatan) bendungan) Beringin Sila di Kab. Sumbawa
Sumbawa Baru DI Karau
Karau (Rp.4M,
(Rp.4M, 4 km)
km)
*terdapat juga Pembangunan
4 Pembangunan Komering 9 Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Bendungan
16
Bendungan Bolango Hulu di
Bendungan Baru
Baru Pengadaan Tanah
Tanah Bendungan
Bendungan
Irrigation Project Stage III Pembangunan Embungtelaga
Embungtelaga Meninting - Kabupaten Lombok Kab. Bone Bolango (di luar 18
Tapin (279,74
(279,74 Ha) (Rp.144,5M)
(Rp.144,5M)
(Rp.700 M, 1 km) WS Progo Opak Serang (Rp.5M) Barat (Rp.400M) provinsi lumbung pangan)
PROGRAM PRIORITAS DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA DAN NUSANTARA

PELABUHAN PERIKANAN
SAMUDERA (PPS)
PPS BELAWAN PPN SUNGAILIAT
1 Pembangunan Banjir ROB Belawan Kota 2 Pembangunan Tanggul dan Normalisasi
PELABUHAN PERIKANAN Medan Sungai Pepabri Jelitik Pelabuhan Perikanan
NUSANTARA (PPN)

PPN
PPS BELAWAN PEMANGKAT
PPN
1 TANJUNG
PPN PANDAN
1 SUNGAILIAT
PPS BITUNG
PPN SIBOLGA 6 PPN TERNATE
13
11
12 PPN
2 2 KWANDANG
PPS BUNGUS
3
14
5
PPS KENDARI
PPS NIZAM ZAHMAN PPN 15
4 3 PPN KEJAWANAN AMBON
PPN 6 PPN BRONDONG
5 7 9 PPN
KARANGANTU
4 8 10 KOTA TUAL

PPN PPN
PELABUHAN PPS CILACAP PPN PRIGI
RATU PEKALONGAN PPN PENGAMBENGAN

PPN TANJUNG PANDAN PPN PRIGI PPN AMBON


3 Pelebaran Jalan Sudirman (Tanjung 8 Penyediaan Air Baku dalam rangka mendukung 14 Pembangunan Rumah Khusus Nelayan Seri
Pandan - Perawas) pembangunan Kota Baru Maritim Prigi (PN 3/PNP)
PROGRAM PRIORITAS DI PELABUHAN HUB DAN TOL LAUT 2019

12 Amdal Pembangunan jalan akses tol menuju Pelabuhan 18


Patimban via Tol Cipali Pembangunan Fly Over Pantoloan 4 Pembangunan Rusun Pekerja T. 24/ 5 Lantai Kota Makassar
SPAM Regional (Kota Makasar, Kab. Gowa, Kab. Takalar dan
Larap Pembangunan jalan akses tol menuju Pelabuhan
Patimban via Tol Cipali Kab. Maros)

6 Pelabuhan
Malahayati
1 Pelabuhan Hub
Kuala Tanjung
8 Pelabuhan
Batu Ampar Pelabuhan 5
Balikpapan 21 Pelabuhan Ternate
17 Pelabuhan
14 Hub Bitung
7 9 Pelabuhan 18 23
Talang Duku 16 Pelabuhan Jayapura
Pelabuhan Pelabuhan Pantoloan
Pelabuhan Teluk Bayur 10 Pelabuhan Sorong 24
Pontianak 15 Pelabuhan
Samarinda 22
19 Pelabuhan
Pelabuhan Boom Baru Pelabuhan Sampit
Kendari Pelabuhan Ambon
Palembang
11 4
Pelabuhan Panjang 12
2 Pelabuhan Hub Tanjung Priok
13 3 Pelabuhan Hub Pelabuhan Hub
Tanjung Perak Makassar
Pelabuhan Patimban

Pelabuhan Tanjung Emas 20

Pelabuhan Kupang

Pembangunan/Peningkatan Akses jalan pelabuhan


22 23 transportasi laut Seigun-Seget (seksi 1)
Pembangunan Jalan Pendukung Pelabuhan di Ambon
Pembangunan Akses jalan pelabuhan transportasi laut
Seigun-Seget (33KM) (Seksi 2)
31
PROGRAM PRIORITAS DI 15 BANDAR UDARA BARU & BANDAR UDARA PENGUMPUL 2019

Samarinda Baru Siau Biak


1 Letung 8 12 Juanda
Pembangunan TPA Pembangunan TPS 3R Peningkatan TPA Biak
Jalan Bebas Hambatan Peningkatan Frontage Road
Kabupaten Kepulauan Numfor Distrik Samofa
Kabupaten Kepulauan Ruas Kota Samarinda - Akses Bandara Juanda
Siau Tagulandang Biaro
Anambas Kota Bontang (Sidoarjo)
Banjarmasin
6 Tebelian Kualanamu Syamsudin Noor Samratulangi Pelebaran Jalan
Pembangunan sarana dan Pengembangan TPA Pembangunan TPST Pembangunan Jembatan Menambah Lajur Sp
prasarana pengendalian Tadukan Raga 3R Boulevard II {MORR} Handil Bakti Sp Serapat
(termasuk jalan akses Km 17 By Pass
banjir Kabupaten Sintang
220 m) Banjarmasin

11 Miangas
Kualanamu Siau 12
1 Letung
7 Maratua
2 Tambelan Samratulangi

6 Tebelian Samarinda 14
Werur Biak
8 Jayapura
5 Baru
Muara 10 Morowali
Teweh Banjarmasin 13 Namniwel
Syamsudin 9 Buntu
Noor Kunik/Pongtiku
Soetta
Koroway Batu15
3 Kertajati Hasanuddin
Bandar Udara Kargo Juanda 4 Kabir Patar

Bandar Udara Baru

13 Namniwel Buntu Kunik/ 14 Werur


9
Pembangunan •Pembangunan Jembatan Kwoor (konstruksi bangunan
Pongtiku bawah)
SaranaPrasarana •Pelebaran jalan Ruas Makale - Se seng (Dilakukan 3
Pengendalian Banjir Sungai •Pembangunan Jembatan Kwoor (konstruksi bangunan
Tahap 2019-2021)
Way Apu •Pelebaran jalan Ruas Se seng - Bts. Prop. Sulbar atas)
(Dilakukan 3 Tahap 2019-2021) •Peningkatan struktur ruas jalan Mega – Sausafor
KAWASAN PRIORITAS
TAHUN ANGGARAN 2019

KAWASAN INDUSTRI KAWASAN STRATEGIS KAWASAN EKONOMI


(KI) PARIWISATA NASIONAL KHUSUS (KEK)
(KSPN)
Lanjutan 2018: 6 KEK Industri:
Sei Mangkei; Bantaeng Lanjutan 2018: MBTK; Sorong; Bitung;
dan Morowali Danau Toba; Arun-Lhokseumawe;
Borobudur; dan Galang Batang; dan
Mandalika Tanjung Api-api
Baru 2019:
Kuala Tanjung; Palu;
Baru 2019: 3 KEK Pariwisata:
Konawe dan Teluk
Labuan Bajo; Wakatobi; Tanjung Lesung;
Bintuni
Bromo-Tengger- Semeru; Kepulauan Seribu; dan
dan Tanjung Kelayang Morotai

Sumber: Bappenas 2018 33


Keterpaduan perencanaan &
sinkronisasi pengembangan
Menajamkan kawasan
Prioritas
dengan infrastruktur PUPR menjadi Peningkatan dukungan Pemerintah
Nasional

1
tanggungjawab Pemerintah Pusat & Daerah terutama dalam penyediaan
Daerah
Menajamkan Prioritas
readiness criteria yang menjadi
Nasional

2
tanggung jawab daerah

Peningkatan tanggungjawab
Menajamkan
daerah Prioritas
dalam pengelolaan
7 Pencapaian target
pembangunan infrastruktur
aset, khususnya
Nasionalsetelah
nasional merupakan
Menajamkan satu
Prioritas
tahap konstruksi
kesatuan sistem yang
PENUTUP Nasional
memerlukan sinkronisasi

6 3
prioritas pembangunan
antara Pusat dan Daerah

Pemerintah daerahPrioritas
Menajamkan harus kreatif
dan inovatif mencari sumber
Nasional
pendanaan non- APBN/DAK

Peningkatan peran daerah dalam


meningkatkan kualitas pemrograman
diantaranya melalui
Menajamkan Prioritas
5 4 Peningkatan komitmen antar Pusat
Menajamkan
dan Daerah untuk Prioritas
keberlanjutan
infrastruktur yang telah dibangun
Nasional
perencanaan, Nasional
penyiapan & penetapan Kementerian PUPR
lokasikegiatan yang signifikan
berdampak terhadap kawasan prioritas
TERIMA KASIH
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH-KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
www.bpiw.pu.go.id
LAMPIRAN
CONTOH KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN
DENGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI WPS 8-12
PROVINSI JAWA TENGAH
ULTIMATE
WPS 8 JAKARTA-CIREBON-SEMARANG

Rusunawa dan Rusunami di Baleendah, Padalarang dan JALAN TOL


Batujajar 1. Jakarta-Cikampek (72Km)
2. Cikampek-Palimanan (116,75Km)
• Bendungan Sukahurip
3. Palimanan-Kanci-Pejagan (61,3Km)
SPAM MBR Rancaekek • Waduk Cirata (Purwakarta)
4. Pejagan-Pemalang (57,5Km target 2018)
IKK PASIR JAMBU, Kab Bandung • Floodway Cisangkuy Q 20
5. Pemalang-Batang (39,2Km target 2018)
• Waduk Saguling (Bandung
6. Batang-Semarang (75Km target 2019)
Barat)
7. Cisumdawu (61,68Km)
Pelabuhan • Pembangunan Kolam
Tanjung Retensi Cieunteung
KSN Metropolitan
Priok • Penanganan Banjir
Pelabuhan 1.Jabodetabekpunjur Perkotaan di Dayeuh Kolot
Waduk
Sukahurip Patimban 2.Cekungan Bandung • Pembangunan Floodway
3.Kedungsepur Cisangkuy Kab. Bandung
(Lanjutan)
BANDARA
• Pembangunan Bendungan
L Pelabuhan Cipanas
KERTAJATI
P Pelabuhan Perikanan • Tanggul Laut Kota
Pelabuhan Perikanan Nusantara
Kejawanan Pelabuhan Semarang
Tegal Pekalongan Kendal
Cirebon Pelabuhan • Jetty Muara S. Wulan
Tanjung
• Air Baku Industri
Emas
Kedungsepur
Waduk
• Bendung Karet Kali Blorong
Jatibarang • Pengembangan Sistem
Waduk Jatibarang
Bendungan
Leuwikeris Waduk (Pemenuhan Air Baku) di
Matenggeng
Kota Semarang

Jalan Tol
Jalan Nasional
Rencana Jalan Tol
Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Pusat Kegiatan Wilaayah ( )
Pelabuhan Utama (PU)
Pelabuhan Ikan
Klaster Industri KSPN
Bandar Udara
1.DKI Jakarta 5.Purwakarta 1.Pangandaran, Jawa Barat
2.Bogor 6.Bandung 2.Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
KSPN
3.Bekasi 7.Cilacap 3.Kota Tua-Sunda Kelapa, DKI
Kawasan Industri 4.Karawang Jakarta
8.Semarang
ULTIMATE INFRASTRUKTUR
WPS 8 JAKARTA-CIREBON-SEMARANG
Pembangunan 6 ruas tol dalam kota Jakarta: Peningkatan Kualitas Pengembangan Kawasan
a. Pembangunan Jalan tol Semanan – Sunter Hidup : Strategis :
20.23 km
Perumahan Industri
b. Pembangunan Jalan tol Sunter - Pulo
• Rusunawa Pariwisata
Gebang 9.44 km
Cipta Karya Pertanian
c. Pembangunan Jalan tol Duri Pulo -
• Air Bersih Perdagangan
Kampung Melayu 9.6 km
• Air kotor • Pasar Indusk Cikopo
d. Pembangunan Jalan tol Kemayoran -
• Sampah Kota Mandiri Baru
Kampung Melayu 9.6 km
Ketahanan Pangan : • Kertajati Aero City
e. Pembangunan Jalan tol Ulujami - Tanah
• TOD Walini
Abang 8.7 km PSDA • TOD Tegal Luar
f. Pembangunan Jalan tol Pasar Minggu - • Waduk/Bendung • TOD Karawang
Casablanca 9.16 km • Saluran Irigasi • NCICD
• Kawasan Tekno Park Pekalongan
PTPIN: Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara: • Pusat Kota Bandung TImur
Pembangunan jalan akses NCICD yang terhubung dengan
jalan nasional berupa jalan raya pelabuhan, jalan Penanganan Kebencanaan :
jampea, dan jalan cilincing raya Penanganan ROB
Konservasi Lahan
Akses tol dan non toll • Bandung Utara
via Pantura ke • Pengendalian BCR/FAR
Patimban • Perlindungan Mata Air

4 Rel KA Pegaden-Patimban

9 10

Akses Toll BIJB


Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta II (Jakarta Outer Ring Road II): Jalan tol Jkt-Semarang
a. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Cengkareng – Batu – Ceper – Kunciran 14.19 km Jalan tol Cikopo – Palimanan (117km)
b. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Kunciran – Serpong 11.19 km Jalan tol Palimanan – Kanci (26,3km)
c. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Serpong – Cinere 10.14 km Jalan tol Kanci – Pejagan (35km)
d. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Cinere – jagorawi 14.64 km Jalan tol Pejagan - Pemalang (58 km)
e. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Cimanggis – Cibitung 25.39 km Jalan tol Pemalang - Batang (39 km)
f. Pembangunan Jakarta Outer Ring Road ruas Cibitung – Cilincing 34.02 km Jalan tol Batang - Semarang (75 km)
g. Jakarta Cikampek Elevated II (jalur atas -> Barang) Cikunir- Karawang Barat 37 km Pembangunan Double Track Jawa Selatan
PROGRAM ARAHAN WPS 8 JAKARTA-BANDUNG-CIREBON-SEMARANG 2019

Bantuan Stimulan Peningkatan Pelebaran Jalan Kadipaten -


Kualitas Perumahan Swadaya Jatibarang dan peningkatan status
(tersebar di Jateng) menjadi Jalan Nasional (Akses Ke
(9000 unit) Pengendalian Banjir Kali BIJB) Kab. Indramayu (13,85 Km)
Bekasi, Cikeas & Cileungsi
Kab. Bekasi (3 Km)
Pembangunan Bendungan
Jragung Kab. Semarang
Pembangunan TPS 3R Kota (1 Bendungan)
Semarang (1 Unit)
Pembangunan Rumah Susun
Sewa Mahasiswa Universitas
PGRI Semarang (200 Unit)
Pembangunan SANIMAS
(2 titik) Kab. Bandung Barat

Pembangunan jalan tol Soekarno


Hatta – Gedebage Bandung (APBN
Loan JICA) (0,97 Km)

Peningkatan Kualitas Rumah


Swadaya Provinsi Jawa Barat (287 FS Pembangunan Tol Bogor Outer Pembangunan Jalan Lingkar Utara
Unit) Ring Road-Segmen II (Depok- Semarang (Kaliwungu - Yos
Dramaga) (17 km) Sudarso) (10 Km)
Pembangunan Embung di WS
Serayu Bogowonto Kab Banyumas Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan DED Pembangunan Embung Beran
(1 buah) Kawasan Agropolitan Sindangkerta Kab Kardi Kab.l Kudus
Bandung Barat (1 Kws)
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTUMBUHAN
WPS 9 TANJUNG LESUNG – SUKABUMI – PANGANDARAN – CILACAP 2025

Perkotaan
Cianjur
(pertanian)

Tanjung
Lesung Pelabuhan
(perkotaan Ratu
pariwisata) (perkotaan Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya
perikanan) (pertanian) (Jasa dan Kerajinan
Tangan)
Perkotaan
Kab Tasikmalaya Cilacap
(Pertanian dan bahan galian) (perikanan dan
industri)
Kota
Legenda: Pangandaran
(kawasan
Metropolitan pariwisata dan
perikanan)
Kota Besar

Kota/ Kawasan Perkotaan


Sedang
Perdesaan
ULTIMATE PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WPS 9 TANJUNG LESUNG – SUKABUMI – PANGANDARAN – CILACAP 2025
14 TPACikalong Kulon

15 Rusunawa
Lokasi: Kec. Cijulang

6 16 BendunganLeuwikeris
10 Fungsi: Sumber Air Baku,
2 3 54 Irigasi

12
1 9 8 17
KSPN Pangandaran dsk
7 Daya Tarik: Bentang alam,
Wisata Pantai/Bahari

13
1 KSPN. Ujung Kulon dsk Daya 14
Tarik :bentang alam, wisata
pantai/bahari

2 15
1117
KEKTanjung Lesung
Luas 1.500 ha
Daya Tarik :bentang

7
alam, wisata pantai/bahari

Geopark Ciletuh
3 Jalan TolSerang -
Panimbang
Panjang 84 Km
8 SPAM Saketi
4 Kota Baru Publik
MAJA 9 12 Jalan Tol Bogor-
TPACigeulis Ciawi-Sukabumi
5 Bendungan Karian
10 TPADengung
Panjang 54Km

Fungsi: Sumber Air Baku


13 SPAMKawasan
11 RumahKhusus Nelayan
6 Bendungan Sindangheula
Fungsi: Sumber Air Baku,
Nelayan
Lokasi :Kec.Cimerak
Lokasi: PPI Cikembang

Irigasi dan Pengendali


Banjir
PROGRAM ARAHAN DI WPS 9
TANJUNG LESUNG – SUKABUMI – PANGANDARAN – CILACAP 2019

Bantuan Stimulan peningkatan


kualitas Rumah swadaya Prov
Jawa Tengah (tersebar)

Peningkatan Kualitas Rumah


Swadaya Provinsi Jawa Barat
DD Pembangunan Prasarana
(tersebar) (287 Unit) Pembangunan SPAM Pengambilan dan Saluran
Maja Kab. Lebak Pembawa Air Baku Cineam, Kab
(6 L/s) (Prio 1) Tasikmalaya

Pembebasan lahan
Jalan Lingkar Tasikmalaya (26,85
Ha) (26 Km)
ULTIMATE KAWASAN
WPS 10 YOGYAKARTA – SOLO – SEMARANG 2025
MASTER PLAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
WPS 10 YOGYAKARTA – SOLO - SEMARANG 2025
72,64 km

Jalan Tol Trans Jawa Pelabuhan Tanjung Emas


Tol Batang – Semarang : 75 Kelas : Pelabuhan
km Internasional (IA)
Kapasitas : 1,4 juta TEU’s
Semarang

Kawasan Industri
Wijayakusuma
Luas: 250 Ha Kawasan Industri Boyolali
Luas: 300 Ha

Bandara Ahmad Yani Salatiga


Kelas : Pusat Penyebaran
Skala Sekunder
Kapasitas : Bandara Adi Sumarmo
867.000/tahun Magelang Kelas : Pusat Penyebaran
Skala Sekunder
Boyolali Kapasitas :
Surakarta 119.000/tahun
Kawasan Industri Candi
Luas: 450 Ha

Klaten Jalan Tol Trans Jawa


Tol Semarang – Solo :
Yogyakarta 72,64 km
KSPN Borobudur dsk.
Daya Tarik : Keagamaan,
Adat Tradisi
Bandara Adi Sucipto
Kelas : Pusat Penyebaran
Jalan Tol
Skala Sekunder
Tol Bawen - Yogyakarta
Kapasitas : 1,2 juta/tahun
PROGRAM ARAHAN WPS 10 YOGYAKARTA – SOLO – SEMARANG 2019

72,64 km
Pembangunan Bendungan Jragung
Semarang
(1 Bendungan) Pembangunan PSU Rumah Umum
di Kota Semarang
(200 Unit)
DED Pembangunan Embung Semarang
Ngrawan Kab. Semarang

Pembangunan Rumah Susun Sewa


Mahasiswa BPPSDM Pertanian (37 Pembangunan Jalan Lingkar Utara
Unit) Semarang (Kaliwungu - Yos Sudarso)
(10 Km)
Salatiga
Pembangunan PSD Kawasan
Agropolitan Borobudur Kab. Pembangunan Underpass Gejayan
Magelang (Prio 1) Kab. Sleman Jogjakarta (710 M)
Magelang
Pembangunan PSD Kawasan
Agropolitan Sumbing Kab. Magelang
Boyolali Surakarta
(P1)

Kajian Sempadan Sungai Pelebaran Jalan Menuju Standar


Gajahwong Klaten JLN BRIGJEN KATAMSO SURAKARTA
Yogyakarta (0,65 Km)

Kajian Sempadan Sungai Code Jogjakarta Outer Ringroad (JORR)


Utara (20 Km)

Pembangunan Rumah Susun


Peningkatan Kualitas Rumah
Mahasiswa UPN T24/ 4 Lantai Kab.
Swadaya Provinsi DIY (2800 Unit)
Sleman (196 Unit)
ULTIMATE KAWASAN
WPS 11 SEMARANG – SURABAYA 2025

Kawasan Perkotaan
Kedungsepur (PKN)
Kawasan Perkotaan
Gerbangkertosusila
(PKN)

Kawasan Agropolitan
Selingkar Wilis

Mewujudkan pengembangan ekonomi berbasis agro, bahari, pariwisata dan industry yang
berwawasan lingkungan

KSN GERBANGKERTOSUSILA DAN KSN KAWASAN AGROPOLITAN SELINGKAR


KEDUNGSEPUR WILIS

Mengembangkan infrastruktur yang Mengembangkan infrastruktur yang


mendukung pengembangan KSN mendukung pengembangan kawasan
Kedungsepur dan KSN Gerbangkertosusila hinterland sebagai pusat produksi
yang berperan sebagai koleksi dan distribusi pertanian tanaman pangan holtikultura,
komoditas industry, perdagangan dan jasa perikanan dan perkebunan
terutama infrastruktur pelabuhan, bandara
dan jalan tol
ULTIMATE INFRASTRUKTUR
WPS 11 SEMARANG - SURABAYA 2025
BINAMARGA:
1. Jalan Tol Semarang - Solo (73km)
2. Jalan Tol Solo - Ngawi (90km)
3 4 3. Jalan Tol Ngawi - Kertosono
3 10 (87km)
9 5 4. Jalan Tol Kertosono - Mojokerto
3 1 (41km)
5 9 4 5. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya
7 8 (36km)
2 1 6. Jalan Tol Waru (Aloha) -
6 2 Wonokromo - Tanjung Perak
5
4 1 (18,2km)
2 7 5 7. Fly Over Terminal Teluk Lamong
11 6
2 3 8
11 6 2
3 2 Solo 3 1 4
10 4 3
7
CIPTA KARYA
1 1. SPAM Regional Umbulan
2. SPAM Semarang Barat
3. SPAM Regional Wasukosas
4. TPA Regional
Gerbangkertosusila
5. TPA Regional Kedungsepur
6. TPA Regional
Subosukawonosraten
7. TPA Regional Mojokerto
KAWASAN STRATEGIS: 8. TPA Regional Sidoarjo
1. Kawasan Selingkar Wilis (Sektor 9. SPAM Regional Semarsalat
10. SPAM Regional Wosusokas
Komoditas: Pertanian, Pariwisata)
11. SPAM Regional Mojolamong
2. KSPN Sangiran
3. KSPN Merapi Merbabu
SDA: PELABUHAN: 4. KSPN Trowulan
1. Bendungan Gondang 1. Pel. Tanjung Bulupandan 5. KI JIIPE, KI Gresik BANDARA:
2. Bendungan Semantok 2. Pelabuhan Tanjung Perak 6. High Tech Industrial SIER dan sekitarnya 1. Bandara Juanda
3. Bendungan Jragung 3. Pelabuhan Tanjung Mas 7. KI Gemopolis (Primer)Pengembangan
4. Bendungan Jatibarang 4. Lamongan Integrated 8. Kawasan Industri Teluk Lamong Terminal 3 (4.000 ha)
5. Bangunan Pengendali Banjir Shorebase (LIS) Sekitarnya 2. Bandara Adi Sumarno
Pantura Barat dan Timur 4. Pelabuhan Pelayaran 9. Semarang Industrial Estate (Sekunder)
6. Pengaman Pantai Semarang - Paciran (ASDP) 10. KI Demak 3. Bandara Ahmad Yani
Demak 11. KI Boyolali (Sekunder)
PROGRAM ARAHAN WPS 11 SEMARANG – SURABAYA 2019

DED Pembangunan Embung Pembangunan Rumah Susun


Pelebaran Jalan Menambah
Ngrawan Semarang Pekerja 4 Lantan/T. 24 Kota
Lajur JLN WALISONGO
Mojokerto (54 unit)
SEMARANG (3,35 Km)
Pembangunan Rusun MBR 4
Pembangunan PSU Rumah Lantai/T. 36 Kab. Sidoarjo
Umum di Kota Semarang (108 Unit)
(200 Unit)

Pembangunan Jalan Lingkar Utara


Semarang (Kaliwungu - Yos
Sudarso) (10 Km)

Normalisasi Perkuatan Tebing Kali


Surabaya (3 Km)

Rehabilitasi jaringan irigasi primer


DI Delta Brantas (7.593 Ha) (3 Km)

Peningkatan Infrastruktur Drainase


perkotaan Surabaya
(1 Ha)

Pembangunan TPS 3R Semarang Pembangunan IPLT Kabupaten


(1Unit) Mojokerto (1 Unit)

Pembangunan TPS 3R Kab Madiun


(200 KK)

Pembangunan Embung Klonggean


Kab Nganjuk
(1 Buah)
ULTIMATE KAWASAN
WPS 12 YOGYAKARTA – PRIGI – BLITAR – MALANG 2025

Tourism: Variasi paket wisata


unggulan pegunungan karst
dan pantai, ser ta integrasi Tourism: Harmoni Tourism: Variasi paket Tourism: City
Tourism:
paket wisata dengan Yogya wisata situs goa karst Tourism: Pengembangan wisata pegunungan Heritage
Pengembangan
variasi dan diversikasi wilis
AgroIndustry: Industrialisasi dan pantai wisata budaya dan
dan pantai Agro Industry:
komoditas padi unggul berkelas pasar atraksi pada wisata pantai sejarah
Agro Industry: Industrialisasi
internasional Agro Industry: Agro Industry:
untuk pasar regional Industrialisasi komoditas tebu,
Industrialisasi komoditas Industrialisasi
komoditas padi, ubi
Agro Industry: ubi kayu dan komoditas sapi perah jagung,dan
kayu,
Diversikasi produk Industrialisasi dan ubi kayu untuk apel untuk pasar
sapi potong untuk
kelapa unggulan untuk pasar lokal
olahan komoditas pasar regional nasional
pasar regional
pisang dan ubi kayu

YOGYAKARTA

WONOSARI MALANG
TRENGGALEK
PRACIMANTORO
TULUNGAGUNG
BLITAR
KEPANJEN
PACITAN
PANGGUL
Tourism: Industrialisasi PRIGI
wisata alam, sejarah dan
budaya, serta spillover
effect wisata ke Wonosari;

AgroIndustry: Tourism: Wisata alam


Industrialisasi komoditas pegunungan karst (geopark) Tourism: Koridor
padi unggul untuk pasar dengan potensi market Tourism: Pengembangan wisata
nasional internasional wisata budaya dan situs alam dan
V-
Tourism: Atraksi bersejarah didukung agrowisata
AgroIndustry: Industrialisasi 1
panorama alam wisata variasi wisata pantai
komoditas padi dan ubi kayu Agro Industry:
pantai
untuk pasar regional Agro Industry: Industrialisasi
Agro Industry: Industrialisasi Industrialisasi komoditas komoditas
komoditas ubi kayu dan tebu, kelapa, ayam tebu, jagung, dan padi
kelapa petelur unggulan unggulan untuk pasar
unggulan untuk pasar lokal
regional
ULTIMATE INFRASTRUKTUR
WPS 12 YOGYAKARTA – PRIGI – BLITAR – MALANG 2025

Yogyakarta Infrastruktur
Lingkar Wilis
2
6
Gn. Wilis

21 7 8
1 12 4

M
m
Gn. Kelud Gn. Kawi

18
Tulungagung
16 17 Blitar Malang

5 19
Trenggalek
LP 20
3 Pacitan
14
Jt

9
Mm C

10
Simpul Galian Marmer

11
Jt Simpul Perkayuan Jati Jt
Prigi
Waduk 13 15
12 Bendungan Pidekso
1 KSPN. Pantai Selatan
4 7 Bandar Udara 17
Yogya dsk
KSPN Bromo-
Tengger-Semeru
Adisutjipto:
Kelas: Non Kelas
13 Pelabuhan Perikanan
Bendungan Bendo
Daya Tarik : bentang
alam, wisata
dsk Fungsi Bandara: Hub
Kapasitas: 1.2 juta
Prigi
Kelas: Pelabuhan
18
pantai/bahari, kerajinan
Daya Tarik: Bendungan Tukul
bentang alam, situs penumpang/tahun Perikanan Nusantara
sejarah, seni
14 19
2 KSPN. Yogyakarta Kota dsk
kerajinan, festival
budaya, flora- 8 Bandar Abdulrachman
Saleh:
Pelabuhan Perikanan
Tamperan
Bendungan Tugu
Daya Tarik : bentang alam, Bendungan Bagong
flora fauna, situs sejarah, fauna, taman Kelas: Bandar Udara Kelas: Pelabuhan
adat tradisi, seni kerajinan,
museum, wisata belanja
nasional, kawasan
olahraga
Tersier
Kapasitas: 7 juta
Perikanan Pantai 20
penumpang/tahun TPA Malang Raya
15 Pelabuhan Perikanan
5 9 21
3 KSPN Karst Pacitan dsk
KSPN Karst Gunung
Kidul dsk
Pelabuhan Pacitan
Kelas: Pelabuhan
Pondok Dadap
Kelas: Pelabuhan
IPAL Regional
Daya Tarik : bentang Daya Tarik : bentang Pengumpul Perikanan Pantai
Sewon
alam, wisata alam, wisata
pantai/bahari pantai/bahari 10 Jalan Lintas Selatan 16 Pelabuhan Perikanan

6 Jalan Tol Pandaan -


11
Sadeng
Kelas: Pelabuhan
Malang Kota Baru Prigi Perikanan Pantai
PROGRAM ARAHAN WPS 12
YOGYAKARTA – PRIGI – BLITAR – MALANG 2019

Pembangunan pengendali Banjir Penyediaan Air Baku dalam rangka


Kajian Sempadan Sungai Winongo DI
Sungai Brantas Hulu Kab. Malang (2 mendukung pembangunan Kota Baru
Yogyakarta (1 Km)
Unit) Maritim Prigi (1 Km)

Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya


Provinsi Jawa Timur (9500 Unit)
Pelebaran Jalan Menuju Tersebar
Standar Jalan Pemuda-Kolonel
Sugiono-Brigjen Katamso
Peningkatan kualitas rumah swadaya
(Akses Bandara) (5,2 Km)
Kab. Malang untuk Homestay KSPN
Infrastruktur Bromo-Tengger-Semeru Malang
Lingkar Wilis
Yogyakarta
Gn. Wilis

Wonosari

Mm
Gn. Kelud Gn. Kawi

Tulungagung Blitar Malang


Trenggalek
Pacitan
Jt
C
Pembangunan SistemMmpengolahan
Simpul Galian Marmer Popoh
Drainase Kawasan Lingkungan Bantul
Simpul Perkayuan Jati Panggul
Jt
Prigi Jt

Yogyakarta(10 Ha) Serang


Waduk
Sendang
Biru

Pembangunan SPAM Regional Pembangunan Jalan


Wasusokas Kab. Wonogiri Sukorejo Batu
(1 Lt/detik)
PROGRAM ARAHAN
PROVINSI JAWA TENGAH 2019
PROGRAM YANG TELAH DIKERJAKAN (2015-2018)

2015-2017 2018

Toll Road Development of Solo- Preservasi Rekonstruksi Jalan


Kertosono Project Phase I Ajibarang-Purwokerto-Buntu-
Banyumas
WPS 11
WPS 8 Pelebaran Jalan Lingkar Utara Pembangunan Waduk Gondang di
Surakarta Kab. Karanganyar;Jawa Tengah;1
Bendungan;9 Juta M3

Pembangunan Waduk Gondang di Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Colo


WPS 11 Kabupaten Karanganyar (MYC) Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo,
WPS 9
Klaten,Karanganyar,Sragen dan
Ngawi (MYC); Kab. Wonogiri; 22.3
WPS 10
Km; 14595 hektar;

WPS 12 Rehabilitasi/Peningkatan/Pembang (PSPAM-REGIONAL-


unan [Sistem Pengolahan Air KEBUREJO.01.SE) Pembangunan
Limbah Skala Kota] Kota Surakarta IPA 200 L/dt Kab. Kebumen

Pembangunan Rumah Khusus di Pembangunan Rumah Susun MBR


Jawa Tengah I (SNVT-RUSUS17-009) Kota Semarang

PROGRAM 2019
• Pelebaran Jalan Menambah Lajur JLN WALISONGO SEMARANG (3,35 Km)
• Pembangunan Jalan Lingkar Utara Semarang (Kaliwungu - Yos Sudarso) (10 Km) • Jalan Tol Yogyakarta – Solo (40,5 Km)
• Pembangunan Sumur Pantau Air Tanah di Wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur Kab. Sragen ( 8 • Jalan Tol Semarang – Demak (24 Km)
Km) • Jalan Tol Yogyakarta – Bawen (71 Km)
• Pembangunan Bendungan Jragung Kab. Semarang (1 Bendungan) • SPAM Semarang Barat (1.000 l/det)
• Pembangunan Embung Dung Kurungan Kab Kudus (1 Unit) • SPAM Regional Wasukokas, Wonogiri. Tahap I: 750 l/det, Tahap II:
• Pembangunan PSD Kawasan Pariwisata Karang Bolong Kec Ayah Kab. Kebumen 700 l/det
• Pembangunan PSU Rumah Umum di Kota Semarang (200 Unit) • Pembangunan Bendungan Matenggeng, Cilacap
• Pembangunan Rusunawa Ponpes Girikesumo Yayasan Kyai Ageng Giri Demak (30 Unit)

Anda mungkin juga menyukai