Anda di halaman 1dari 6

BAB 11 PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INVESYASI

11.1 SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aset lancar (current assets) atau non current
assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.

Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai tempory investment atau marketable securities yang
merupakan current assets.Misalnya dalam bentuk deposito berjangka ( kurang atau sama dengan
1 tahun ) dan surat – surat saham atau obligasi yang marketable.

Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut:

 Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang saham dibeli (lebih besar atau sama
dengan 50% dari saham beredar).
 Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari
pembelian obligasi).
 Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahan baku.

Menurut PSAK 2015 (50.3) – IAI


Instrument ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas asset suatu
entitas stelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrument keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai asset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas entitas lain.
Instrument yang mempuyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah instrument
keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali
instrument kepada penerbit dan memperoleh kas atau asset keuangan lain atau secara
otomatis menjual kembali penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti
di masa depan atau kematian atau punakarya dari pemegang instrument.

Menurut PSAK 2015 (50.4) – IAI


Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku
pasar pada tanggal pengukuran.
Menurut PSAK 2015 (55.4) – IAI
Asset keuangan atau liabilitas keungan yang diukur pada nilai wajar melali laba rugi
adalah asset keuangan atau liabiltas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut
ini :
(a) Dimiliki untuk diperdagangkan. Asset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika:
(i) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat;
(ii) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrument keuangan
tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil
untung dalam jangka pendek actual saat ini; atau
(iii) Merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan
keuangan atau sebagai instrument lindung nilai yang ditetapkan atau efektif)
(b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya jika memenuhi
paragraf 11A, atau ketika melakukannya akan menghasilkan informasi yang lebih
relevan, karena:
(i) Mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkosistensi pengukuran
dan pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang
dapat timbul dari pengukuran asset atau liablitas atau pengakuan keuntungan
dan kerugian karena penggunaan dasar yang berada; atau
(ii) Kelompok asset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya dikelola dan
kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen
risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan, dan informasi tentang
kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci
entitas (sebagai didefinisikan dalam PSAK7: Pengungkapan pihak – pihak
berelasi), misalnya direksi, dan chief executive officer (CEO).

Menurut PSAK 2015 (55.5) – IAI

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah asset keuangan nonderivative dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memilih asset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo (lihat paragraf PP16 – PP25), kecuali:

(a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai asset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;
(b) Investasi yang ditetapkan oleh entitas sebagai tersedia untuk dijual; dan
(c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
SAK ETAP (IAI, 2009: 43,44,45,46,47,48,49,50,51): mengatur tentang investasi
pada efek tertentu sebagai berikut:

Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek.

(a) Efek utang adalah efek yang menunjukkan hubungan utang piutang antara
kreditor dengan entitas yang menerbitkan efek.
(b) Efek ekuitas adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu
ekuitas, atau hak untuk memperoleh (misalnya: waran, opsi beli) atau hak
untuk menjual (misalnya opsi jual) kepemilikan tersebut dengan harga yang
telah atau akan ditetapkan.

Selain itu SAK ETAP (IAI, 2009: 58, 59, 60, 61): mengatur tentang investasi pada entitas
asosiasi dan entitas anak sebagai berikut:

ENTITAS ASOSIASI

Entitas Asosiasi adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatasnya
seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun dalam joint venture.

Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk. Pengendalian
adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas
sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.

Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.

Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang hak
suara suatu entitas tetapi memiliki:

(a) Mempunyai hak suaru lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan
pemegang saham lain;
(b) Mempunyai hak untuk mengatur untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
(c) Mempunyai hak untuk menunjukkan atau memberhentikan mayoritas anggota
dewan direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh
dewan atau badan tersebut ; atau
(d) Mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan
direksi atau badan yang setara dan pengedalian entitas dilakukan oleh dewan atau
badan tersebut.
METODE AKUNTANSI

Entitas Asosiasi
Investor harus mengukur investasinya pada entitas asosiasi dengan menggunakan
metode biaya (cost method)
Dalam metode biaya, investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi kerugian penurunan nilai sesuai dengan penurunan nilai asset. Investor
harus mengakui deviden dan penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan
terlepas apakah hal tersebut berasal dari akumulasi laba entitas asosiasi yang
timbul sebelum atau sesudah tanggal perolehan

Entitas Anak
Investor harus mengukur investasinya pada entitas asosiasi dengan menggunakan
metode ekuitas (equity method).
Dalam metode ekuitas, investasi pada entitas anak awalnya diakui pada
biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan untuk
mencerminkan bagian investor atas laba rugi dan pendapatan dan beban dari
entitas anak.
Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan investor
(sebagai entitas induk).

PENGUNGKAPAN
Investor harus mengungkapkan hal – hal berikut:
(a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk investasi pada entitas asosiasi
dan entitas anak;
(b) Jumlah tercatat investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak;
(c) Nilai wajar investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak yamg tersedia
kuotasi harga yang dipublikasikan.

untuk investasi pada entitas asosiasi, investor harus mengungkapkan


jumlah deviden dan penerimaan distribusi lainnya yang diakui sebagai
penghasilan untuk investasi pada entitas anak, investor harus mengungkapkan
secara terpisah bagiannya atas laba atau rugi dan bagiannya atas operasi yang
dihentikan oleh entitas anak tersebut.
11.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) SURAT BERHARGA

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas tempory dan
long term investment.
2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca), betul – betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).
3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan
standard akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam laporan keuangan sesuai dengan standard
akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.

11.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA YANG DISARANKAN

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas tempory dan long term investment.
Contoh internal control questionnaires untuk surat berharga bisa dilihat di Exhibit 11 – 1.
2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan, dan
pengurangan serta saldo akhirnya.
3. Periksa fisik dari surat – surat berharga tersebut dan juga kepemilikannya ( apakah atas
nama perusahaan).
Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya surat –
surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan konfirmasi.
4. Cocokkan data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan fisik surat berharga
tersebut.
5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
6. Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar.
7. Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan
otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.
8. Periksa perhitungan bunga dan devidennya dan perhatikan segi perpajakannya.
Periksa apakah bunga/deviden yang diterima telah dibukukan semuanya.
9. Periksa harga pasar dan surat berharga pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Untuk tempory investment, valuation – nya adalah mana yang lebih rendah antara harga
beli dan harga pasar. Untuk long tem investment, valuation – nya adalah berdasarkan
harga beli kecualinjika tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk
masa yang cukup panjang.
10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan dari
pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga
tersebut.
11. Periksa subsequent event untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat –
surat berharga tersebu, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent
period.
12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan standard akuntansi yang berlaku di
Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temopry and long term investment yang
diperiksa.

Exhibit 11 – 1

Contoh Internal Control Questionnaires (ICQ) Surat Berharga (Securities)

Anda mungkin juga menyukai