Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gitta Wahyu Retnani

Kelas : H-19
NIM : 1906420143
Mata Kuliah : Business Ethics & Corporate Governance
Topik : Idris : Saya Ditahan, Target Penjualan PT DGI Menurun

RINGKASAN
1. Muhammad El Idris (MEI), seorang Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (PT DGI),
menjadi terdakwa kasus suap Wisma Atlet bersama Wafid Muharam (WM), Sekretaris
Menteri Pemuda dan Olahraga, dan Rosalina Manulang (RM), Direktur Pemasaran PT
Anak Negeri Mindo.
2. Sejak ditahan pada April 2011, MEI mengklaim bahwa proses hukum yang menjeratnya
berdampak pada berbagai masalah di perusahaannya, antara lain penurunan target
penjualan, berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan bahkan terancam
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada 1.500 karyawannya.
3. MEI dituntut hukuman 3,5 tahun penjara akibat terbukti memberikan cek kepada WM
dan Muhammad Nazaruddin (MN), anggota DPR. Menurut dia, hal ini terpaksa agar PT
DGI berhasil menjadi pelaksana proyek Wisma Atlet. Berbagai pemberian dan komitmen
semacam ini juga sudah dianggap hal yang umum di dunia konstruksi. MEI juga
mengaku tidak memperoleh keuntungan pribadi atas proyek tersebut.
4. M. Assegaf, Kuasa Hukum MN, mengatakan bahwa kliennya hanya sedang sial karena
menemani RM memberikan cek pada WM. Kedatangan MEI bermaksud untuk
mengingatkan bahwa cek yang diberikan merupakan cek mudur, belum dapat diuangkan.
Tim kuasa hukum memohon agar MEI segera dibebaskan dan dipulihkan nama baiknya.
DISKUSI
1. Apakah argumentasi MEI dapat diterima secara etika?
Jawab:
Menurut saya, argumentasi MEI tidak dapat diterima secara etika. MEI berusaha untuk
membela dirinya yang tertangkap saat memberikan cek demi keberhasilan untuk
memperoleh proyek Wisma Atlet. Walaupun ia mengaku bahwa hal tersebut sudah biasa
di dunia konstruksi, tetap saja dikatakan sebagai kasus suap yang merupakan salah satu
bentuk dari korupsi. Menurut Suwidya, Ketua Majelis Hakim, MEI terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana secara bersama, perbuatan korupsi
secara bersamaan sebagaimana dakwaan primer yang diatur Pasal 5 ayat 1 huruf b
Undang-undang Pemberantasan Tindak Korupsi Nomor 31 Tahun 1999. Perbuatan
terdakwa yang membenarkan penyuapan bukan merupakan bentuk kontributif terhadap
upaya pemerintah dalam melakukan reformasi birokrasi yang dapat memberatkan
putusan. Adapun sikap MEI yang kooperatif selama dipersidangan dan belum memiliki
catatan hitam sebelumnya dapat dipertimbangkan untuk meringankan putusan.

Keinginan seseorang untuk merubah keadaan atau mencapai keinginan tertentu dengan
usaha yang tidak rumit dan secepat mungkin tampaknya menjadi faktor penyebab
terjadinya praktek suap-menyuap dikasus ini. Secara tidak sadar atau bahkan sadar,
tindakan yang ia lakukan telah menyalahi etika bahkan merugikan orang lain. Suap-
menyuap sudah menjadi persoalan yang biasa dan tidak asing lagi di kalangan
masyarakat Indonesia. Bahkan sudah membudaya dalam berbagai aspek kehidupan.
Tindakan suap-menyuap dalam suatu kegiatan bisnis merupakan salah satu masalah
sistemik dalam prinsip etika bisnis. Walaupun suap merupakan suatu tindakan transaksi
tetapi tidak dianggap sebagai transaksi bisnis karena sifatnya tidak transparan, tidak
wajar, dan tidak sah. Persaingan pasar menjadi tidak sehat karena keberhasilan akan
bergantung pada kekuatan dan kesanggupan pihak dalam menyiapkan dana untuk
menyuap, bukan pada peningkatan kualitas produk dan jasa. Dampak yang mengenai PT
DGI setelah MEI ditangkap merupakan ganjaran yang patut ia terima atas apa yang ia
lakukan. MEI juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya terhadap 1.500
karyawannya yang teracam di PHK.
2. Jelaskan apakah perusahaan memiliki alternatif tindakan lain yang tidak
melanggar hukum dan beretika untuk tetap dapat mempertahankan hidupnya dan
menciptakan lapangan pekerjaan?
Jawab:
Tindakan suap-menyuap dalam kegiatan bisnis dapat dicegah melalui tindakan preventif
antara pihak-pihak yang terlibat, yaitu:
a. Perusahaan (pelaku bisnis)
PT DGI perlu melakukan transformasi budaya perusahaan menjadi beriklim etis
(ethical climates) sehingga bisnis yang dijalankan dapat bebas dari suap-menyuap.
Perubahan dapat dilakukan pada empat kompnen utama perusahaan, antara lain
struktur, sistem, prosedur, dan sumber daya manusia. Perlunya menanamkan nilai-
nilai dan norma budaya perusahaan seperti kesadaran haramnya kekuatan uang atau
barang dalam rangka gratifikasi juga dan upaya mengurangi beban konsumen dan
pihak-pihak yang dirugikan lainnya.

b. Pemerintah
Pihak pemerintah perlu menerapkan sistem reward dan punishment serta menghukum
dengan tegas kedua pihak yang melakukan tindakan suap-menyuap. Dalam hal
punishment, tidak hanya dihukum namun juga di cabut izin jabatan yang sedang
diemban. Adapun harmonisasi regulasi perlu diperjelas dan diterapkan agar tidak
membingungkan dan tidak memberikan sedikitpun peluang kepada pihak untuk
melakukan tindakan suap-menyuap. Kolaborasi antara pemerintah sebagai pembuat
kebijakan dengan pelaku usaha sebagai bagian dari pelaksana dari kebijakan yang
berlaku. pemerintahan harus ada transparansi ataupun keterbukaan.

http://www.teropongsenayan.com/82395-dengan-ini-yakinlah-tali-suap-menyuap-akan-terputus

Anda mungkin juga menyukai