Anda di halaman 1dari 23

GIZI DAN KESEHATAN

MAKALAH CARA PERHITUNGAN ENERGI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

NAMA ANGGOTA:

YUSTINA SELVI ARNOLDA PEREN


IVON TRINITA ARIFIN ANGELA JITA
GENOVEVA TINI YOLANDTIANA NAHANG

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PEMBANGUNAN INDONESIA

MAKASSAR/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasihnya
melimpah kepada kami. Sehingga kami boleh melaksanakan tugas kami tanpa ada
gangguan ataupun halangan.

Pada kesempatan ini juga kami boleh menyelesaikan tugas matakuliah dengan
menyusun makalah yang berjudul Cara Perhitungan Energi. Semoga isi dari pada
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah ilmu yang
telah kita miliki.

Kami pun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian isi materi, oleh
karena itu kami mengharapkan keritik dan saran yang membangun dari teman-
teman mahasiswa kelas VID BIOLOGI REGULAR serta yang terutama dosen Ibu
Gaby Maulinda Spd.M.Kes. Sekian dari kami kelompok IV.

Makassar, Juni 2017

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

I.I. LATAR BELAKANG..........................................................................................

I.2. TUJUAN..............................................................................................................

I.3. RUANG LINGKUP MATERI............................................................................

BAB II DASAR TEORI...........................................................................................

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................

BAB IV PENUTUP..................................................................................................

4.1. KESIMPULAN ..................................................................................................

4.2. USUL DAN SARAN..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang selalu tumbuh dan berkembang dalam


hidupnya Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani.
Sehingga tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental
dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit (WHO 1950).

Semua aspek tersebut akan mempengaruhi penampilan atau performance setiap


individu, dalam melakukan aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya,
berkreasi dan melakukan hal-hal yang produktif serta bermanfaat.

Di era globalisasi ini, Indonesia masih memiliki PR besar dalam hal kesehatan
yaitu masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang sadar akan pentingnya
kesehatan terutama dalam hal kebutuhan gizi. Hal ini disebabkan karena
rendahnyatingkat pengetahuan tentang gizi itu sendiri juga rendahnya daya beli m
asyarakat sehingga mempengaruhi status gizi seseorang.

Gizi yang tidak terpenuhi akan menyebabkan turunnya kualitas seseorang


dalam menjalani aktivitas. Hal inilah yang menyebabkan perlunya peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang seberapa banyak nilai kalori yang dibutuhkan
dan nilai kalori yang dikeluarkan (intake = output) yang sering disebut dengan
menu seimbang.

I.2. TUJUAN

1. Tujuan dari pada makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
perhitungan energi atau kalori pada gizi dan kesehatan manusia.

I.3. RUANG LINGKUP MATERI

Ruang lingkup makalah ini mencakup pengertian energi, manfaat, rumus


pergitungan energi, dan kelebihan dan kekurangan energi.

BAB II
DASAR TEORI

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Energi berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan
suhu dan kegiatan fisik. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen
sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai
cadangan jangka panjang (IOM, 2002).

Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein.
Pangan sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan
minyak, buah berlemak (alpokat), biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan
kemiri), santan, coklat, kacang-kacangan dengan kadar air rendah (kacang tanah
dan kacang kedele), dan aneka pangan produk.

Energi sangat dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup,


menunjang pertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi yang digunakan
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada didalam bahan makanan.
Kandungan karbohidrat, lemak dan protein suatu bahan makanan akan
menentukan nilai energinya (Almatsier, 2004).

Menurut Sastrowinoto (1985), konsumsi energi didefinisikan sebagai suatu


energi yang dikeluarkan atau dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas
tertentu. Konsumsi energi pada manusia diukur dengan KiloKalori(KKal).

Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi


energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi
seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas
yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi.

Berbagai faktor yang mempengaruhi kecukupan energi adalah berat badan,


tinggi badan, pertumbuhan dan perkembangan (usia), jenis kelamin, energi
cadangan bagi anak dan remaja, serta thermic effect of food (TEF).
TEF adalah peningkatan pengeluaran energi karena asupan pangan yang
nilainya 5-10% dari Total Energy Expenditure (TEE) (Mahan & Escoot-stump
2008). Angka 5 % digunakan bagi anak-anak yang tekstur makanannya lembut
dan minum ASI/susu (umur <3 th) ; dan 10% pada usia selanjutnya.
BAB III

PEMBAHASAN

Kalori adalah sebuah istilah yang pasti sudah tak asing lagi di telinga kita,
apalagi karena saat diet kita akan berfokus pada jumlah kalori yang harus masuk
ke dalam tubuh dan juga yang harus dibakar. Kalori sendiri merupakan satuan
untuk energi, menurut penjelasan Samuel Oetoro, seorang dokter spesialis gizi,
maka sudah cukup jelas bahwa tubuh manusia memerlukan energi dalam satuan
kalori ini supaya bisa beraktivitas dan menjalankan fungsinya. Pada setiap
makanan yang kita konsumsi, jumlah kalorinya akan berbeda-beda.
Nilai gizi didalamnyalah yang akan menjadi dasar dalam menentukan
perbedaan kalori dari setiap sumber makanan dan lemak merupakan zat gizi
dengan kandungan kalori tertinggi, di mana karbohidrat serta protein ada di
bawahnya. Hal ini dikarenakan di dalam lemak ada sembilan kalori sedangkan
protein serta karbohidrat memiliki empat kalori apabila ketiganya ingin
dibandingkan. Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang akan menentukan
asupan kalori seseorang dan juga seberapa besar energi yang tubuh akan
keluarkan:

 Aktivitas sehari-hari.
 Tinggi badan.
 Berat badan.
 Jenis kelamin.
 Faktor usia.

Menghitung Kebutuhan Energi


Cara Harris Benedict
Energi   = AMB (Angka Metabolisme Basal) X Aktivitas Fisik
 AMBLaki-laki = 66 + (13,7 xBB) + (5xTB)- (6,8 x U)
 Perempuan = 655 + (9,6 xBB) + (1,8xTB) – (4,7 xU)
Ket:
BB = Berat badan aktual bukan BBI*(kg)
TB = Tinggi Badan (cm)
U = Usia (th)
AMB adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk mempertahankan proses
hidup utama, jadi tidak dalam posisi bekerja atau beraktifitas melainkan dalam
posisi istirahat total atau tidur.
Aktivitas Fisik
Pembagian aktifitas fisik seseorang:

*Catatan= BBI (Berat badan Ideal) digunakan untuk orang gemuk atau kurus.

Rumus BBI = (TB –100) – 10% (TB-100)

Mengetahui Status Gizi orang dewasa menggunakan IMT (Indeks massa tubuh).

Menghitung Kebutuhan Protein, Lemak, dan Karbohidrat

Cara menentukan kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat menurut WHO


adalah sebagai berikut:

 Protein = 10-15% dari kebutuhan energi total


 Lemak = 10-25% dari kebutuhan energi total
 Karbohidrat = 60-75% dari kebutuhan energi total atau sisa dari
kebutuhan energi yang telah dikurangi dengan energi yang berasal dari
protein dan lemak

CONTOH PERHITUNGAN

Seorang perempuan mempunyai BB 70 kg dengan TB 165 cm dengan usia 28


th. Aktivitas sehari-hari termasuk ringan. Hitung kebutuhan zat gizi
perempuan tersebut.

IMT = 70/(1,65)2= 25,71 (Gemuk)

BBI = (165-100)-10%(165-100) = 58,5 kg

Kebutuhan Energi

AMB Perempuan= 655 + (9,6 xBB) + (1,8xTB) – (4,7 xU)

                      = 655 + (9,6 x 58,5) + (1,8x165) – (4,7x28)

                      =1382 kkal

Kebutuhan Energi = 1382 x 1,55 = 2142,1 kkal=2142 kkal

Kebutuhan Zat Gizi

Protein = 10-15% x 2142 kkal = 214,2 - 321,3 kkal dalam ukuran gram
53,55-80,32 gram (1 kkal = 4 gram Protein)
Lemak = 10-25% x 2142 kkal = 214,2 - 535,5 kkal dalam ukuran gram
23,8-59,5 gram (1 kkal = 9 gram Lemak
Karbohidrat = 60-75% x 2
142 kkal =1285,2-1606,5 kkal dalam ukuran gram 321,3-401,625 gram
(1kkal=4 gram Karbohidrat

Kebutuhan Kalori Harian Manusia

Kebutuhan kalori pada anak usia 2-3 tahun adalah 1000-1400 kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 4-8 tahun adalah 1200-1800 kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 9-13 tahun adalah 1600-2200
kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 14-18 tahun adalah 1800-2400
kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 19-30 tahun adalah 2000-2400
kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 31-50 tahun adalah 1800-2200
kalori.
Kebutuhan kalori pada perempuan usia 51 ke atas adalah 1600-2200
kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 4-8 tahun adalah 1400-2000 kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 9-13 tahun adalah 1800-2600 kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 14-18 tahun adalah 2200-3200 kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 19-30 tahun adalah 3000 kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 31-50 tahun adalah 2200-3000 kalori.
Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 51 tahun ke atas adalah 2000-2800
kalori.

Tingginya kebutuhan kalori harian tersebut ditentukan oleh seberapa aktif orang
tersebut dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

Manfaat Kalori

Seperti yang sudah disebutkan, manfaat kalori yang paling utama untuk tubuh
manusia adalah sebagai sumber energi sehingga tanpa kalori manusia tidak akan
mampu mengerjakan kegiatannya sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa manfaat atau fungsi kalor bagi tubuh selain dari
perannya yang memberikan energi. Jika kalori sering harus dibakar demi
mendapatkan hasil diet yang memuaskan, lalu apa sebetulnya fungsi kalori?

1. Memberi Pengaruh pada Kondisi Psikologis


Asupan kalori yang kurang pada seseorang akan membuat kondisi psikologis
orang tersebut menjadi tidak stabil yang berimbas pada emosi yang mudah
berubah. Asupan kalori yang tidak terpenuhi secara cukup akan membuat
seseorang dapat merasa sedih secara berlebihan, merasa tertekan, dan juga mudah
marah.

Kalori yang kurang juga otomatis membuat seseorang tak mempunyai


semangat untuk melakukan banyak hal karena pada dasarnya tubuh harus
memiliki energi untuk memulai kegiatan apapun

2. Menjaga Kesehatan Tubuh

Orang yang diet terlalu keras, tubuhnya tidak akan memiliki cukup kalori
sehingga tubuh pun akan menjadi lebih lemas dan kelihatan lemah.Tubuh yang
lemah biasanya juga berkaitan dengan sistem daya tahan tubuh yang menurun, itu
artinya virus, bakteri serta sejumlah ragam penyakit lainnya akan dengan mudah
menyerang tubuh.

Kalori yang tercukupi akan sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
Bahkan tubuh membutuhkan kalori supaya segala aktivitas dan pekerjaan penting,
seperti aktivitas organ pencernaan, aktivitas organ jantung, organ pernapasan serta
organ tubuh lainnya.

3. Mendukung Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Kalori tak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa untuk mengerjakan banyak
aktivitas, bahkan balita dan anak-anak juga memerlukan kalori yang cukup. Kalori
yang cukup akan berperan sebagai penunjang perkembangan dan pertumbuhan
mereka.

Selama dalam masa pertumbuhan, kalori sangat penting untuk dipenuhi setiap
anak dan bila kekurangan kalori, ini bisa juga dikaitkan dengan masalah
kekurangan gizi.
Organ tubuh anak dapat menjadi lebih lemah serta gampang terkena penyakit
jika gizi tak terpenuhi secara sempurna. Bukan hanya akan menjadi sumber tenaga
bagi tubuh, perkembangan jantung, paru-paru, dan otak serta beragam jenis organ
lainnya akan dapat didukung. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk selalu
mengawasi tumbuh kembang anak dengan mencukupi segala nutrisi yang
dibutuhkan, termasuk kalori.

4. Mendukung Kegiatan Tubuh

Tubuh membutuhkan kalori supaya bisa menjalankan segala aktivitasnya,


karena tubuh akan membakar kalori sehingga menjadi sebuah sumber tenaga.
Tanpa adanya energi yang berasal dari kalori, maka sudah bisa dipastikan bahwa
segala bentuk aktivitas tak akan mampu dilakukan oleh tubuh.

Inilah yang menjadi penentu perbedaan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh
orang yang tidak melakukan aktivitas dengan yang melakukan aktivitas. Kurang
produktifnya tubuh manusia bisa jadi dikarenakan rendahnya asupan kalori yang
masuk ke dalam.

5. Mengendalikan Berat Tubuh

Mengendalikan berat badan bisa dilakukan dengan cara mengetahui ukuran


kebutuhan kalori yang pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan berbeda.
Proses pembakaran akan dapat dilakukan oleh tubuh apabila tersedia kalori
sehingga aktivitas apapun tak masalah untuk kita laksanakan.

Sumber energi sama sekali tidak ada jika tak ada kalori, maka inilah alasannya
mengapa diet sembarangan itu salah dan yang benar adalah dengan menghitung
kalori dengan benar agar tidak berlebihan dan juga tidak terlalu sedikit.

6. Sumber Energi
Mungkin kebanyakan orang akan berpikir bahwa yang akan tubuh bakar adalah
semua kalori dan lemaklah yang akan menjadi sisanya di dalam tubuh, tapi
sebenarnya pikiran semacam ini malah tidak sepenuhnya benar. Tubuh memang
membutuhkan kalori sehingga tubuh dapat terdorong dan terdukung untuk
melaksanakan berbagai macam kegiatan.

Kalori ini sendiri perannya sangat vital dalam memproduksi sumber tenaga
yang bisa diasumsikan menjadi 3 komponen sangat penting, yakni karbohidrat,
protein serta lemak (jadi tidak hanya lemak saja)

Efek Kekurangan Kalori

Seperti yang sudah dibahas, kalori berperan sangat penting dalam memberikan
energi bagi tubuh melalui bermacam-macam makanan yang masuk ke dalam
tubuh kita. Dari kalori tersebutlah, tubuh kita akan mendapatkan nutrisi penting,
seperti lemak, protein, dan karbohidrat.

Apabila kekurangan kalori, ada beberapa efek yang harus diwaspadai dan di
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Sistem Kardiovaskular Kacau

Perlu diketahui bahwa kekurangan kalori bisa membawa efek buruk bagi
sistem kardiovaskular di mana sistem ini memainkan peranan sangat vital dari
protein itu sendiri. Otot-otot pada jantung bisa menjadi kuat berkat adanya zat
protein dan jika sampai kalori satu ini tak terpenuhi, tak heran apabila
keoptimalan dari kinerja otot jantung dalam prosesnya memompa aliran darah
berkurang dan menurun. Kesehatan pembuluh darah juga terdukung oleh adanya
protein.

Jika sampai kalori protein ini hilang atau bahkan berkurang di dalam tubuh dan
tidak segera ditangani, pembuluh darah dapat berkemungkinan besar menjadi
lebih rapuh dan bahkan akibatnya dapat sangat fatal dan berakibat kematian.
Pembuluh darah akan selalu bersih dari plak-plak kolesterol jahat berkat protein,
maka jika sampai kehilangan kalori ini, penyakit jantung adalah risikonya.
Intinya, risiko sakit jantung akan meningkat seiring dengan tidak terpenuhinya
kalori tersebut.

Lebih berbahayanya lagi jika tak segera memenuhi asupan protein di dalam
tubuh, akan ada kecacatan produksi yang bisa berimbas pada ketidak mampuan
atau ketidak optimalan sel darah dalam performanya. Itulah alasan mengapa
sebelumnya disebutkan bahwa kardiovaskular bisa kacau karena kalori protein tak
dipenuhi dengan baik dan sempurna. Bahkan tak hanya jantung yang bisa terkena
efek buruknya, namun juga organ dalam lainnya yang juga turut menjadi lemah,
seperti bagian otak. Waspadalah senantiasa terhadap munculnya gejala sering
kesemutan pada anggota tubuh karena ini dapat menjadi salah satu efek
kekurangan kalori.

2. Menurunnya Kesehatan Sistem Saraf Otak

Penting untuk diketahui bahwa sel saraf biasanya mendapatkan perlindungan


dari protein, demikian pula yang terkait secara langsung di pusat, yaitu pada organ
otak. Inilah yang kemudian menjadikan pasokan protein kalori menjadi berkurang
dan bisa berdampak buruk terhadap kondisi sistem saraf otak. Saraf otak yang
terkena gangguan akan membuat seseorang menjadi kurang bisa berkonsentrasi
atau berfokus pada suatu hal yang juga mengakibatkan kecerdasan yang menurun
serta kepikunan.

Karena adanya sistem transmisi saraf yang dianggap tidak maksimal dan
terganggu, maka kedua hal tersebut adalah masalah kesehatan yang akan muncul
dan dialami. Tak hanya pada daya ingat dan kecerdasan, bahkan penglihatan pun
juga bisa terkena dampaknya. Bila kadar kalori, terutama protein, tak dalam
kondisi normal dan malah berkurang, hubungan saraf penglihatan pun menjadi
kurang optimal.

Untuk kasus gangguan penglihatan, hal ini akan dirasakan ketika mulai adanya
gejala pandangan yang mengabur. Kaburnya penglihatan ini adalah akibat dari
kurang lancarnya antara saraf pusat yang ada di bagian otak dan juga sistem saraf
organ mata. Padalah otak adalah yang memiliki peran sangat penting yang mampu
mengendalikan seluruh fungsi dan performa anggota dan organ tubuh.

3. Tak Punya Tenaga

Karena kalori adalah sumber penting penyedia energi, bila asupan kalori yang
masuk ke dalam tubuh tidaklah seharusnya, maka otomatis akan terjadi penurunan
tenaga secara drastis. Tubuh akan sangat cepat lelah ketika penyediaan pasokan
energi yang pada dasarnya berasal dari kalori berkurang, bahkan rasa lelah ini bisa
juga dibarengi dengan jantung berdebar. Dengan keadaan seperti ini, segala
aktivitas apapun yang kita lakukan menjadi sangat melelahkan.

Umpamakan saja tubuh kita seperti mesin di mana habisnya bahan bakar pada
mesin pasti akan menjadikan seluruh kinerja mesin menjadi macet. Kalau tidak
segera ditangani secara benar dan berkelanjutan, kalori yang rendah bisa
memengaruhi kegiatan kita, baik itu secara mental atau secara fisik. Kelumpuhan
dan koma adalah dua kondisi yang patut diwaspadai karena sistem kinerja tubuh
dapat berhenti hingga asupan nutrisi yang dibutuhkan dapat terpenuhi kembali.
Saat kalori yang tubuh perlukan sudah didapat, maka aktivitas tubuh akan normal
kembali.

4. Mengalami Gangguan Hormon

Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh asupan kalori yang cukup
dan tidak lupa juga akan produksi akan berbagai macam enzim yang mendukung
fungsi tubuh. Jika hormon dan enzim mengalami gangguan dan menjadi tak
seimbang, otomatis keoptimalan dari sistem pencernaan dan reproduksi pun akan
mengalami gangguan juga. Kedua sistem tersebut mendapat dukungan penuh dari
pasokan kalori di mana enzim dan hormon terlibat di dalamnya.

5. Mengalami Gangguan Kesehatan Rambut, Kulit dan Kuku


Tak salah lagi, kalori yang kurang juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan
kulit dan rambut, terutama jika kekurangan asupan kalori protein. Nutrisi sangat
penting untuk diseimbangkan karena efek buruk dapat terjadi di bagian rambut;
kondisi rambut dapat menjadi mudah pecah, bercabang, kering dan juga
kemerahan sehingga akan sangat kelihatan bahwa rambut tersebut tidak terawat
baik dan rusak.

Bukan hanya rambut, kulit tubuh pun kesehatannya bisa menjadi sangat
berkurang.

Selain rambut, kulit yang kekurangan kalori juga bisa menjadi rusak dan sangat
mudah terpapar radikal bebas sehingga berisiko mengalami penyakit kulit,
kekeringan serta kekusaman. Kalori protein adalah yang biasanya bisa menjaga
kulit agar tetap sehat dan terlindung dari radikal bebas, jadi apabila nutrisi
berkurang maka hal ini sama saja dengan meningkatkan risiko kerusakan jaringan
kulit. Penuaan dini pun menjadi efek lainnya di mana pada kulit akan muncul
garis halus dan kerutan, serta sisik sebab elastisitasnya sudah berkurang.

Masih ada lagi bagian tubuh yang perlu dilindungi supaya tak ikut rusak seperti
halnya rambut dan kulit, yaitu bagian kuku. Kuku pun berpeluang untuk diserang
berbagai kondisi buruk, seperti ketidakmerataan pada permukaannya dan juga
kekeringan. Terkadang kuku pun bisa mengalami perubahan warna sehingga
kelihatan tidak jernih dan bening seperti seharusnya.

6. Kelaparan

Saat kalori tak terpenuhi secara normal, terutama kalori karbohidrat, maka
kelaparan akan melanda tubuh kita. Karbohidrat memainkan peran sebagai
sumber energi dan tenaga untuk setiap tubuh manusia, maka ketika tubuh tak
mendapatkan asupan nutrisi satu ini, seseorang akan menjadi cepat dan gampang
lapar.
Ketika kelaparan melanda, maka pelarian atau jalan pintas seperti
mengonsumsi makanan sembarangan adalah yang akan dilakukan kebanyakan
orang agar rasa lapar bisa terpuaskan; hal ini merujuk pada konsumsi junk
food yang sama sekali tak bernutrisi dan bisa memicu berbagai penyakit
berbahaya bagi tubuh.

7. Mengalami Gangguan pada Otot

Kalori yang dibutuhkan oleh tubuh kita pada dasarnya juga berperan sebagai
pendukung jaringan otot, maka apabila kekurangan kalori (khususnya kalori
protein), jaringan otot akan mengalami gangguan. Gangguan pada jaringan otot
ini bisa dimulai dari munculnya rasa sakit di bagian otot dan hal ini menunjukkan
bahwa sistem otot tidak dapat bekerja dengan baik dan secara maksimal. Karena
massa otot turun, ini dapat membuat tubuh melemah dan kalau tak segera
ditangani dengan memenuhi kalori tersebut, kondisi bisa menjadi lebih serius
seperti misalnya fisik terlalu kurus.

Merusak Perkembangan Sel

Kehidupan sel di dalam tubuh dapat sehat dan optimal dikarenakan adanya
keberadaan dan asupan kalori yang pas dan tidak kurang. Keberlangsungan
kehidupan sel bisa menjadi terganggu apabila asupan kalori tidaklah terpenuhi
dengan baik alias mengalami defisiensi. Dampak buruk yang paling umum adalah
mudah terserangnya sel oleh radikal bebas, bahkan perkembangan sel juga bisa
dirusak oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan ketidakwajaran pada
pertumbuhannya. Keadaan seperti ini bisa menjadi penyebab adanya tumor
maupun kanker atau yang juga bisa disebut dengan istilah mutasi genetik.

9. Lambatnya Sistem Metabolisme

Kekurangan kalori karbohidrat bisa menjadi hal yang buruk bagi metabolisme
tubuh manusia karena fungsi dan prosesnya akan menjadi lebih lambat dari
seharusnya. Fungsi karbohidrat adalah sebagai bahan bakar dan seperti yang kita
tahu, karbohidrat adalah sumber energi untuk tubuh sehingga sangat vital adanya.
Karbohidrat yang asupannya kurang bisa mengganggu sistem metabolisme, jadi
sebelum menjadi lebih serius, ada baiknya untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat sesegera mungkin.

Efek Kelebihan Kalori

Selain adanya efek kekurangan kalori, ada juga risiko-risiko yang harus
ditanggung apabila kita sampai mengalami kelebihan kalori. Berikut ini bisa
dilihat kondisi apa saja yang bisa terjadi ketika kelebihan kalori lemak,
karbohidrat serta protein.

1. Obesitas

Kebanyakan mengonsumsi karbohidrat, lemak dan protein bisa memicu


kelebihan berat badan yang juga disebut dengan istilah obesitas. Ini bisa saja
terjadi ketika seseorang terlalu banyak makan sumber makanan yang tinggi
kandungan karbohidratnya tanpa diimbangi bergerak aktif atau melakukan
olahraga. Apabila setelah mengonsumsi karbohidrat langsung tidur, maka peluang
obesitas menjadi lebih besar; Anda perlu tahu apa bahaya tidur setelah makan.

2. Kerusakan Otak dan Hati

Kekurangan kalori bisa merusak saraf otak, begitu juga ketika kelebihan kalori.
Organ hati dan otak dapat terancam fungsi dan kesehatannya ketika asupan kalori
protein terlalu berlebihan di dalma tubuh. Terlalu berlebihan maka bisa dengan
mudah memroduksi racun yang organ hati akan proses sehingga nantinya
menimbulkan penimbunan racun. Inilah yang kemudian menjadikan fungsi otak
dan hati mengalami ketidakseimbangan.

3. Gangguan pada Dinding Arteri


Konsumsi lemak, apalagi lemak jenuh yang berlebihan bisa memicu kolesterol
tinggi dan ini otomatis akan berdampak buruk bagi arteri jantung. Masalah
kesehatan lainnya bisa muncul apabila arteri telah rusak, seperti halnya
gangguanpenyakit ginjal dan otak. Gejala penyakit jantung juga menjadi
risikonya.

4. Berisiko Kanker

Akibat nutrisi yang tak seimbang atau berlebihan, apalagi kalori lemak, tanpa
diimbangi dengan konsumsi sumber makanan dengan kandungan serat tinggi, sel
kanker pun bisa tumbuh dan berkembang di organ manapun. Kanker yang paling
umum adalah kanker organ reproduksi, kanker ginjal, kanker kandung empedu
serta kanker usus besar.

5. Dehidrasi

Kelebihan kalori, khususnya protein, mampu memicu kondisi dehidrasi alias


kurangnya cairan di dalam tubuh. Tubuh yang di dalamnya terlalu banyak kadar
proteinnya akan terbeban dan melakukan pekerjaan berat saat membangun
jaringan tubuh. Ketika mengonsumsi banyak protein, asupan air juga harus
banyak untuk menyeimbangkannya.

6. Kerusakan Organ Ginjal

Fungsi ginjal adalah sebagai penyaring segala bentuk senyawa atau zat yang
organ tubuh lainnya hasilkan. Kalori yang terlalu banyak di dalam tubuh maka
akan memberatkan kinerja ginjal karena saking banyaknya zat racun yang ginjal
harus saring. Kondisi ini bisa muncul ketika seseorang terlalu banyak
mengonsumsi protein hewani.

Sumber Makanan Berkalori Tinggi


Ada banyak sumber makanan yang kalorinya terbilang tinggi, berikut di bawah ini
adalah daftarnya yang bisa Anda perhatikan:

1. Kacang-kacangan (718 Kkal/100gr) dan biji-bijian.


2. Apel (52 Kkal/100 gr).
3. Susu (452 Kkal/100 gr).
4. Alpukat (160 Kkal/100 gr).
5. Coklat (589 Kkal/100 gr).
6. Minyak sayur dan minyak ikan (902 Kkal/100 gr).
7. Raspberry (52 Kkal/100 gr).
8. Blueberry (38 Kkal/100 gr).
9. Pir (58 Kkal/100 gr).
10. Anggur (69 Kkal/100 gr).
11. Kelapa (354 Kkal/100 gr).
12. Kurma (282 Kkal/100 gr).
13. Pisang (89 Kkal/100 gr).
14. Mangga (156 Kkal/100 gr).
15. Nasi goreng (>600 Kkal/100 gr).
16. Keripik Kentang (>160 Kkal/100 gr).
17. Dressing salad (631 Kkal/100 gr).
18. Kentang goreng.
19. Es krim.
20. Makanan cepat saji.
21. Gorengan
22. Kue tart.
23. Minuman bersoda.
24. Masakan dengan kandungan minyak dan santan tinggi.

Untuk lebih amannya, tentu mengonsumsi sumber-sumber makanan ini perlu


disesuaikan dengan kebutuhan harian asli agar kesehatan tubuh tetap terjaga.
Mengingat ada banyak efek buruk kekurangan maupun kelebihan kalori, menjaga
asupan tetap normal adalah tugas Anda.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kalori sendiri merupakan satuan untuk energi, menurut penjelasan Samuel
Oetoro, seorang dokter spesialis gizi, maka sudah cukup jelas bahwa tubuh
manusia memerlukan energi dalam satuan kalori ini supaya bisa beraktivitas dan
menjalankan fungsinya. Pada setiap makanan yang kita konsumsi, jumlah
kalorinya akan berbeda-beda.
Menghitung Kebutuhan Energi
Cara Harris Benedict
Energi   = AMB (Angka Metabolisme Basal) X Aktivitas Fisik
Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang akan menentukan asupan kalori
seseorang dan juga seberapa besar energi yang tubuh akan keluarkan:

 Aktivitas sehari-hari.
 Tinggi badan.
 Berat badan.
 Jenis kelamin.
 Faktor usia.

Manfaat Kalori
1. Memberi Pengaruh pada Kondisi Psikologis
2. Menjaga Kesehatan Tubuh
3. Mendukung Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
4. Mendukung Kegiatan Tubuh
5. Mengendalikan Berat Tubuh
6. Sumber Energi

Efek Kekurangan Kalori

1. Sistem Kardiovaskular Kacau


2. Menurunnya Kesehatan Sistem Saraf Otak
3. Tak Punya Tenaga
4. Mengalami Gangguan Hormon
5. Mengalami Gangguan Kesehatan Rambut, Kulit dan Kuku
6. Kelaparan
7. Mengalami Gangguan pada Otot
8. Merusak Perkembangan Sel
9. Lambatnya Sistem Metabolisme

Efek Kelebihan Kalori

1. Obesitas
2. Kerusakan Otak dan Hati
3. Gangguan pada Dinding Arteri
4. Berisiko Kanker
5. Dehidrasi
6. Kerusakan Organ Ginjal

4.2. Usulan dan Saran


Agar selalu menjaga keseimbangan makanan agar kalori yang diperoleh tidak
berlebihan ataupun kekurangan yang akan berakibat pada kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5650456/Penghitungan_Kebutuhan_Kalori

www.academia.edu/5305341/KECUKUPAN_ENERGI_DAN_NILAI_GIZ

http://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/kalori

Anda mungkin juga menyukai