Anda di halaman 1dari 3

Persepsi Remaja terhadap Peringatan Kesehatan Berbentuk

Gambar pada Bungkus Rokok


Mahasiswa Program Sarjana Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Bahasa Indonesia,
Kelas C.2, NIM: 19505244022, e-mail: estupanduaji.2019@student.uny.ac.id
Dosen Pembimbing: Indah Wahyuni S.Pd.T., M.Pd.

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial serta makhluk hidup yang memiliki
segala macam hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia
tentu tak lepas dari sebuah pendidikan. Manusia mengenal pendidikan sejak dini
hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan menumbuhkembangkan potensi manusia
agar menjadi manusia dewasa, beradab dan normal. Manusia selain sebagai
makhluk sosial dan makhluk yang memerlukan suatu pendidikan, pada
hakekatnya manusia tersebut memiliki unsur hakekat yang terdiri dari unsur
jasmani dan rohani. Di dalam unsur rohani terdapat cipta, rasa dan karsa.
Sedangkan dipandang dari unsur jasmani, manusia sebagai makhluk biologis yang
memiliki struktur organisme fisik yang kompleks. Agar jasmani dapat tetap
terjaga, memerlukan makanan dan minuman yang disebut dengan kebutuhan
primer. Selain itu, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jasmani, manusia juga
mementingkan satu hal yang dinamakan kesehatan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Bab
1 Pasal 1 menyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
ekonomis”. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan
atau perawatan. Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan diperlukan beraneka
ragam cara yang dilakukan oleh setiap individu. Namun, masih terdapat individu
yang kurang bahkan tidak terlalu mementingkan kesehatan pada tubuhnya. Salah
satu penyebab timbulnya masalah kesehatan adalah rokok.
Rokok berbentuk silinder dari kertas yang berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) yang berisi daun-daun tembakau
yang telah di cacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan
membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya. Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dimasukkan kedalam kantong.
Perilaku merokok adalah menyengaja menghisap asap rokok padahal asap
rokok tersebut mengandung nikotin dan tar yang membahayakan kesehatan.
Sedangkan orang yang merokok disebut dengan perokok. Perokok sendiri dibagi
menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang
yang mengisap rokok secara langsung, sedangkan perokok pasif adalah orang
yang menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh para perokok aktif walaupun
dirinya tidak merokok. Ini biasanya terjadi karena orang tersebut berada di sekitar
perokok aktif, ataupun sebaliknya seorang perokok aktif yang berada di sekitar
orang-orang yang tidak merokok.
Di Indonesia sendiri rokok menjadi perbincangan di semua kalangan baik
dari segi pro maupun kontra. Hal utama yang dibahas sudah tentu tentang
berbagai masalah yang disebabkannya, baik bagi kesehatan ataupun kualitas hidup
pencandunya. Hal tersebut disebabkan karena rokok memberikan dampak buruk
yang cukup banyak bagi kesehatan. Banyak perokok di Indonesia yang sudah
menyadari akan bahaya merokok. Namun, kesadaran bahaya merokok tidak lantas
membuat mereka berhenti untuk merokok. Untuk itu pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi
kesehatan yang harus dipenuhi oleh produsen. Di dalam PP tersebut telah
dicantumkan indikator-indikator yang harus dipenuhi oleh produsen.
Kerugian atau bahaya yang dapat ditimbulkan dari kegiatan merokok
adalah meningkatkan risiko kanker perut, kanker darah dan limfa, menghambat
perbaikan DNA dan merusak lapisan dalam paru-paru yang akhirnya dapat
menyebabkan kanker paru-paru, menyebabkan leukimia karena mengandung zat
benzene, menimbulkan gangguan kehamilan dan janin, menyebabkan diabetes
melitus tipe 2, meningkatkan resiko katarak, menyebabkan penyakit stroke dan
masih banyak lagi penyakit-penyakit kronis yang dapat di timbulkan dari
merokok.
Upaya untuk menyadarkan para pecandu rokok untuk meninggalkan rokok
memang tidak mudah. Banyak hal yang telah dilakukan, bahkan yang terkini dan
menjadi bahan perbincangan saat ini yaitu tertera gambar bahaya atau penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh merokok yang sangat mengerikan pada kemasan
rokok. Akan tetapi, gambar mengerikan tersebut tidak terlalu dihiraukan oleh para
pecandu rokok termasuk para remaja masa kini. Remaja adalah generasi penerus
bangsa dan sebagai pelopor gerakan pembaharuan kemajuan negara. Jika remaja
merokok dibiarkan merajalela maka amat berbahaya bagi diri remaja sendiri,
lingkungan sekitar, dan masa depan bangsa.
Untuk itu penulis akan melakukan penelitian atau survei tentang “Persepsi
Remaja Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Bungkus Rokok.”

Anda mungkin juga menyukai