Puji dan syukur hanya kehadirat Allah Subhanuhu Wata’ala, karena atas limpahan
rahmat, taufik, dan karuniannya, proposal skripsi yang berjudul, “Pengembangan Bahan Ajar
Tekhnologi Informasi Komunikasi Melalui Animasi Animasi Power Point Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas Ii Sma Negeri 2 Monta”, dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Penyusunan proposal ini dapat diselesaikan berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis menyadari banyak sumbang saran, kritik, dan teguran yang diberikan
oleh berbagai pihak, sehingga mendorong penulis untuk bekerja lebih giat dalam menyelesaikan
tulisan proposal skripsi ini. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Ibnu Khaldun Sudirman, MS.i selaku Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Taman Siswa Bima.
2. Nur Fitrianingsih, S.Kom., MM selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi,
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa Bima.
3. Hardiansyah, M.Pd dan Arif Rahman, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II
Dalam Penulisan proposal skripsi ini.
4. Keluargaku tercinta : Bapak, ibu, dan adikku. atas segala doa, dan dorongannya
5. Para Dosen dan Seluruh Staf Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Taman Siswa
Bima telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga dan selalu memberikan bantuan
kepada penulis.
6. Teman-teman se-angkatan dan seperjuangan serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dalam proses
penyelesaian proposal skripsi ini dari awal sampai akhir.
Penulis hanya dapat memohon, semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan balasan
kebaikan dan barakah kepada pihak-pihak tersebut. Penulis menyadari bahwa proposal skripsi
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik sangat
diharapkan demi perbaikan proposal skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan masyarakat pada khususnya.
Bima,…………. 2017
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).
Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah
intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses
pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat,
2011:152).
Melihat penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa peranseorang guru dalam
merancang ataupun menyusun bahan ajar sangatlah menentukan keberhasilan proses belajar dan
pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. Bahan ajar dapat juga diartikan sebagai segala bentuk
bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar secara mandiri
dan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku.
Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam mengajarkan materi kepada
siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Karakteristik Bahan Ajar
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan tinggi,
contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran.
Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk
memahami materi ajar yang ada di dalamnya. Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan
oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa
karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user
friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2).
1. Self Instructionalyaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampumembelajarkan diri sendiri
dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka di
dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun
tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas
dengan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang
lebih spesifik.
2. Self Containedyaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat
seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca
mempelajari bahan ajar tersebut.
3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan
ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya sebuah bahan
ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.
4. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat menambah
pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya perkembangan ilmu
dan teknologi.
5. User Friendlyyaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses
sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk
mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu
membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran
sebagai berikut :
a. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan
materi pembelajaran.
b. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik ataumengukur
penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikansoal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya.
c. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau kontekstugas dan
lingkungan siswa.
d. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar
ketika belajar secara mandiri.
e. Jenis- jenis Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajarcetak yang
sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja siswa. Di
bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.
1. Handout
Handoutadalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan handout sebagai bahan
tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik (Prastowo dalam Lestari,
2011:79). Guru dapat membuat handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa. Saat inihandout dapat diperoleh
melalui download internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.
2. Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis
terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa sederhana,
menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat
membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo dalam Lestari,
2011: 79) yaitu sebagai berikut.
a. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu
tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
b. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja,misalnya cerita,
legenda, novel, dan lain sebagainya.
c. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pengajaran.
d. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk prosesembelajaran dan berisi
bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akandiajarkan.
3. Modul
Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk
kerja, evaluasi, dan balikan terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar
mandiri tanpa harus dibantu oleh guru.
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan
mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.
5. Buku Ajar
Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi
untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum dipahami.
6. Buku Teks
Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang
merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan tujuan-
tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah
dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat
menunjang suatu program pengajaran Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio)
seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio
visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive
teachingmaterial)seperti CIA (Computer Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials) (Lestari,
2013:6).
f. Fungsi Bahan Ajar
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya diajarkan
kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran
dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana hasil pembelajaran. Bahan
ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai,
isi pelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap
hasil evaluasi (Prastowo dalam Lestari, 2011: 2004).Karakteristik siswa yang berbeda berbagai
latar belakangnya akan sangat terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar. karena dapat
dipelajari sesuai dengan kemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan
hasil belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah
evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapatdibedakan
menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan
pembelajaran kelompok (Prastowo dalam Lestari, 2011: 25- 26).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) yang
mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran TIK di SMA. Penelitian dan
pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat
dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih, 2009: 164). Penelitian pengembangan pendidikan
meliputi proses penelitian, pengembangan dan validasi produk. Melalui penelitian
pengembangan, peneliti berusaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk
digunakan dalam pembelajaran. Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa
materi berbasis masalah power point. Materi berbasis power point diharapkan akan mampu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Borg dan Gall dalam Emzir (2011: 271) mengemukakan langkah-langkah dalam
penelitian dan pengembangan yang bersifat siklus seperti yang terlihat dalam tabel berikut:
Dalam rangka pengembangan produk bahan ajar pada mata pelajaran TIK, model yang
digunakan adalah model penelitian dan pengembangan versi Borg dan Gall dalam Emzir (2011:
275).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah dari bulan Agustus 2017 sampai selesai. Adapun
tempat penelitian merupakan suatu sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai
masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Monta Kab.Bima
Kec.Monta.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari
langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Bord dan Gall, penerapannya
disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki
peneliti, secara garis besar langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang telah
dikemukakan sebelumnya, disederhanakan sesuai kebutuhan penelitian. Hal tersebut didasari
oleh Borg dan Gall (1981) dalam Emzir (2011: 271) yang menyarankan dalam penelitian tesis
dan disertasi penelitian dibatasi dalam skala kecil, termasuk dimungkinkan membatasi langkah
penelitian. Prosedur penelitian pengembangan bahan ajar ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1)
pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk (desain produk),
4) uji lapangan dan revisi produk. Mengambil langkah utama Borg and Gall sampai pada tahap
keempat, prosedur pengembangan bahan ajar berbasis masalah meliputi:
1. Pengumpulan Informasi
Tahap pengumpulan informasi dilakukan untuk menentukan kebutuhan dalam
pembelajaran yang akan berlangsung. Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan
kebutuhan pembelajaran, antara lain kesesuaian kebutuhan pembelajaran dengan
kurikulum yang berlaku, dan tahap perkembangan siswa. Langkah yang dilakukan dalam
tahap ini adalah studi pustaka dan studi lapangan.
a) Studi pustaka
Dilakukan dengan mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan LKS berbasis masalah.
Tahap ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai bahan ajar yang akan
dikembangkan. Berdasarkan studi pustaka akan diketahui karakteristik bahan ajar berupa
LKS berbasis masalah.
b) Studi lapangan.
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa analisis, yaitu analisis kurikulum, analisis
siswa, dan analisis materi.
a. Peneliti mengkaji bahan ajar yang sudah ada di sekolah. Berdasarkan langkah ini
diperoleh informasi bahwa bahan ajar yang sudah digunakan untuk bahan ajar kelas XI di
sekolah menengah atas belum mengeksplorasi pengetahuan siswa serta belum melatih
untuk menggunakan tekhnologi dan informasi.
b. Peneliti mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat ini. Berdasarkan kurikulum tersebut
dilihat kompetensi yang akan dicapai. Pembelajaran TIK di SMA saat ini mengacu pada
Kurikulum 2007 dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan.
c. Analisis siswa dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan,dan pengalaman
siswa, baik sebagai kelompok atau sebagai individu.
d. Analisis materi bertujuan untuk menentukan isi materi dalam LKS berbasis masalah.
2. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mengkaji bahan yang akan disusun, langkah yang dilakukan
meliputi: menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar; analisis materi pembelajaran;
menyusun peta kebutuhan; menentukan judul materi, dan membuat kisi-kisi penilaian produk.
3. Pengembangan bentuk awal produk (desain produk)
Pada tahap ini dilakukan tahap perancangan perangkat LKS berbasis masalah yang
terbagi menjadi dua langkah, yaitu:
a. Mengumpulkan referensi materi mengenai interaksi manusia dengan lingkungan
selanjutnya peneliti membuat pemetaan materi.
b. Perancangan bahan ajar berbasis power point untuk mata pelajaran TIK.
D. Uji Coba Produk
1. Desain Ujicoba
Ujicoba produk dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar cetak yang dihasilkan agar
dapat digunakan dalam pembelajaran. Proses Ujicoba produk itu sendiri, meliputi: 1) Validasi
ahli materi, 2) Validasi ahli media, 3) Analisis I, 4) Revisi tahap I, 5) Validasi Guru TIK SMA,
6) AnalisisII, 7) Revisi tahap II, 8) Ujicoba lapangan, 9) Analisis tahap III, 10) Revisi produk
akhir, 11) Produk Akhir bahan ajar berbasis animasi powerpoint.
2. Subjek Ujicoba
Setelah bahan ajar mendapatkan validasi dari ahli materi, ahli media, dan guru TIK maka
produk akan segera diujicobakan. Subjek ujicoba adalah siswa kelas XISMA Negeri 2 Monta.
3. Waktu Uji Coba.
Setelah produk mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media di STKIP Taman
Siswa Bima, dan validasi dari guru TIK yang di lakukan, kemudian dilanjutkan uji coba
lapangan pada siswa.
4. Jenis Data
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka,
simbol, kode, dan lain-lain. Jenis data pengembangan bahan ajar ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif.
a. Data kualitatif
Data kualitatif berasal dari kritik, saran, dan komentar dari para ahli terhadap bahan ajar
yang di kembangkan. Sedangkan pada uji coba lapangan, data kualitatif diperoleh dari observasi
dan wawancara.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari angket atau kuesioner yang diberikan kepada validator untuk
menilai produk pengembangan bahana ajar. Dan tes kelas yang digunakan untuk mengukur
pencapaian peserta didik setelah menggunakan produk pengembangan bahan ajar.
5. Instrumen Pemgumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah observasi, wawancara,
angket atau kuesioner, dan tes.
a. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dijadikan sasaran pengamatan.Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan secara langsung untuk mengetahui keefektifan dari produk pengembangan.
b. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.Angket dalam
penelitian dan pengembangan bahan ajar ini diberikan kepada validator untuk menilai produk
pengembangan. Dalam penelitian ini ada 2 macam angket yang digunakan, pertama angket untuk
validator dan yang kedua angket untuk siswa.
6. Tekhnik Analisis Data
Patton mengatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sedangkan
Suprayogo mendefinisikan analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki sebuah nilai sosial,
akademis, dan ilmiah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
pengumpulan data lewatinstrumen kemudian dikerjakan sesuai dengan prosedur penelitian dan
pengembangan.
a. Analisis data angket validasi
Data hasil penilaian terhadap kelayakan produk pengembangan bahan ajar matematika
dianalisis secara deskriptif. Penentuan tingkat kevalidan dan revisi produk seperti pada tabel 3.1
Tabel 31. Tingkat Kevalidan dan Revisi Produk
Rumus yang di gunakan adalah :
Comment