Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara sistematis
melalui bukti fisis. Pada ilmu fisika, metode ilmiah memastikan didapatkannya suatu
kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti dan tersusun secara sistematis. Jika tidak
dilakukan metode ilmiah maka eksperimen-eksperimen yang dilakukan akan meragukan
dan tidak dapat ditetapkan hukum atau rumus yang jelas akan terjadinya suatu fenomena
fisis.
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Jangka Sorong
Hipotesis
Dugaan teoritis sementara yang menjelaskan hasil pengukuran
Prediksi
Deduksi logis dari hipotesis
Eksperimen
Pengujian atas hubungan karakterisasi dengan prediksi dan hipotesis
Bersifat logis
Metode ilmiah berarti langkah-langkah yang dilakukan peneliti dapat dijelaskan dengan
logis, bukan berdasar firasat atau hal lain yang tidak dapat dijelaskan dengan logika.
Bersifat obyektif
Hasil-hasil yang didapat harus merupakan hasil yang objektif, artinya hasil itu tidak eksklusif
hanya bisa dilakukan oleh peneliti dan bukan merupakan hasil rekayasa.
Bersifat empiris
Hasil didapatkan dari kejadian nyata yang benar-benar terjadi, bukan karangan atau
berbasis hanya dari opini peneliti sendiri atau orang lain.
Bersifat konseptual
Berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan konsep-konsep suatu fenomena. Penelitian
bukan terbatas hanya pada fakta-fakta yang dapat dirasakan atau dilihat secara nyata,
tetapi juga penjelasan konsep bagaimana fakta-fakta tersebut terjadi dan kaitan
diantaranya.
2. Identifikasi Masalah
Menemukan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian.
3. Perumusan hipotesis
Membuat rumusan awal yang menjelaskan permasalahan yang ingin diangkat. Hipotesis
bersifat sementara karena belum adanya hasil objektif dari eksperimen, oleh karena itu
hipotesis tidak bisa dijadikan kesimpulan hasil penelitian ilmiah.
4. Eksperimen
Percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang ingin
diidentifikasi. Eksperimen yang umum dilakukan adalah rekayasa penciptaan ulang
permasalahan, dengan kata lain peneliti meniru proses terjadinya permasalahan yang
diteliti. Pada eksperimen variabel-variabel yang berpengaruh pada proses fisis dikendalikan
sebaik mungkin, sehingga peneliti benar-benar mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh pada hasil eksperimen tersebut.
5. Analisis Hasil
Peneliti melakukan analisis terhadap hasil eksperimen. Analisis ini dikembangkan dari
rumusan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya, terutama apakah hipotesis yang dibuat
dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau tidak. Jika terdapat
hubungan yang jelas atau kesesuaian antara hasil eksperimen dengan hipotesis, maka
hasil analisis dapat dijadikan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka
dilakukan pengulangan langkah-langkah sebelumnya. Pengulangan dapat dilakukan dari
tahapan perumusan hipotesis atau dari tahap eksperimen.
6. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan menjadi penutup dari langkah-langkah penelitian dengan metode
ilmiah. Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti dapat menarik
kesimpulan yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat. Kesimpulan
sejatinya dibuat dengan jelas dan padat, menggambarkan inti dari eksperimen dan tidak
keluar dari eksperimen yang dilakukan.