Makalah Kelompok 3 Adaptasi Sistem Endokrinologi Dalam Kehamilan
Makalah Kelompok 3 Adaptasi Sistem Endokrinologi Dalam Kehamilan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya serta kemudahan
yang diberikan sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul.
“Adaptasi Sistem Endokrinologi dalam Kehamilan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya untuk itu saran beserta kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus Sistem kerja hormon berdasarkan
mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu
dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis,
yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin
yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal,
pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Tubuh perlu merasakan Kelenjar endokrin juga disebut kelenjar buatan .
Karena kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung ke
pembuluh darah, tidak ke dalam rongga tubuh. Cabang kedokteran yang
mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu
cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luas di bandingkan dengan
penyakit dalam. Kelenjar endokrin merupakan salah satu kelenjar yang
menghasilkan hormon-hormon yang berperan dalam pematangan dan.
Pengaturan oleh hormon tersebut bertujuan agar seorang bayi dapat bertahan
hidup baik di dalam rahim maupun di luar rahim.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjelasakan definisi dari kerja hormon, apa pengertian dari
kelenjar endokrinologi, apa macam-macam dari hormone reproduksi, dan
menjelaskan klafikasi kelenjar endokrin pada janin ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sistem kerja hormon
2. Untuk mengetahui pengertian kelenjar endokrin
3. Untuk mengetaui kelenjar endokrin apa saja yang terdapat pada janin
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
prediktif atas hasil akhir. Abortus akan terjadi sekitar 80% pada mereka dengan
kadar progesteron dibawah 10 ng/ml, kehamilan yang viable tidak pernah terjadi
pada konsentrasi kurang dari 5,0 ng/ml.
Pada awal kehamilan terdapat ruang antara desidua kapsularis dan parietalis
karena kantong gestasi tidak memenuhi seluruh kavitas uteri. Saat minggu
ke-14 hingga 16 perluasan kantong gestasi telah cukup besar untuk
sepenuhnya mengisi kavitas uteri. Pada kehamilan dini, desidua mulai
menebal, akhirnya mencapai ketebalan 5 hingga 10 mm. Dengan
pembesaran. dapat terlihat terowongan dan banyak lubang-lubang kecil yang
merupakan muara kelenjar uteri. Pada kehamilan lanjut desidua akan
menipis mungkin karena tekanan yang diberikan oleh isi rahim yang meluas.
Pada kehamilan reaksi desidua dianggap tuntas hanya dengan implantasi
blastokista. Perubahan-perubahan pradesidua mula-mula terjadi di sel stroma
endometrium yang berdekatan dengan arteriol dan arteri spiralis, kemudian
meluas bergelombang-gelombang ke seluruh mukosa uterus kemudian dari
tempat implantasi. Sel-sel stroma endometrium membesar membentuk sel
desidua yang poligonal atau bulat. Inti sel menjadi bulat dan vesikular,
sitoplasma menjadi jernih, agak basofilik, dan dikelilingi oleh suatu selaput
bening.
7
3. Hormon-Hormon Desidua
b. Prolactin Desidua
Prolaktin desidua adalah hormon peptida yang mempunyai aktifitas
kimia dan biologis identik dengan prolaktin hipofise. Prolaktin, dihasilkan
oleh desidua endomerium, pertama dideteksi dalam endometrium pada
hari ke 23 setelah implantasi. Progesteron diketahui menginduksi sekresi
prolaktin desidua . Prolaktin desidua masuk kedalam sirkulasi janin atau
maternal setelah mengalami transportasi melintas membran fetal dari
desidua dan dilepaskan kedalam cairan amnion. Tanpa dipengaruhi oleh
pemberian bromokriptin, produksi prolaktin desidua terjadi secara
independent, juga terhadap kontrol dopaminergik.
Sekresi prolaktin desidua meningkat secara paralel sejalan dengan
peningkatan bertahap prolaktin serum ibu yang terlihat sampai minggu ke
10 sehamilan, yang kemudian meningkat secara cepat sampai minggu ke
20, dan kemudian turun sampai mendekati kehamilan aterm. Prolaktin
desidua bekerja mengatur cairan dan elektrolit yang melalui membran
fetal dengan mengurangi permeabilitas amnion dalam arah fetal-maternal.
Tidak seperti prolakti desidua, prolaktin dalam sirkulasi, pada janin,
disekresikan oleh kelenjar hipofise janin, sementara prolaktin dalam
sirkulasi maternal disekresikan oleh hipofise maternal dibawah pengaruh
estrogen. Kedua prolaktin dalam sirkulasi ini keduanya ditekan oleh
bromokriptin yang dimakan ibu.
c. Decidual Insulin-like Growth Factor Binding Protein-1 (IGFBP-1)
IGF binding protein-1 (IGFBP-1) adalah hormon peptida yang
berasal dari sel stroma desidua. Pada wanita yang tidak hamil, circulating
IGFBP-1 tidak berubah selama siklus endometrium. Selama kehamilan,
terjadi peningkatan beberapa kali lipat kadar IGFBP-1 yang dimulai
selama trimester pertama, meningkat pada trimester kedua, dan akhirnya
turun sebelum aterm. IGFBP-1 menghambat ikatan insulin-like growth
factor (IGF) pada reseptor di desidua.
8
saja fungsi plasenta, namun juga fungsi janin. Dengan demikian, produksi
estriol normal mencerminkan keutuhan sirkulasi dan metabolisme janin serta
plasenta. Kadar estriol serum atau kemih yang meninggi merupakan petunjuk
biokimia terbaik dari kesejahteraan janin. Jika assay estriol dilakukan setiap
hari, maka suatu penurunan bermakna (> 50%) dapat menjadi suatu petunjuk
dini yang peka adanya gangguan pada janin.
Terdapat keadaan-keadaan di mana perubahan produksi estriol tidak
menandai gangguan pada janin, tetapi merupakan akibat kecacatan kongenital
ataupun intervensi iatrogenik. Estriol ibu tetap rendah pada kehamilan dengan
defisiensi sulfatase dan pada kasus-kasus janin anensefali. Pada kasus
pertama, DHEA sulfat tak dapat dihidrolisis; pada yang kedua, hanya sedikit
DHEA yang diproduksi janin karena tidak adanya rangsang adrenal janin oleh
ACTH.
F. Kelenjar Thyroid pada Ibu
Pada kehamilan fungsi kelenjar tiroid akan tetap normal, meskipun aka
nada perubahan pada morfologi dan histolgi kelenjar tiroid selama kehamilan.
Dengan adanya intake iodine yang adekuat ukuran kelenja tiroid tidak akan
berubah. Peningkatan vaskular dan histological kelenjar tiroid akan ditemukan
pada keadaan hyperplasia folikular. Meskipun, perkembangan goiter bisa saja
terjadi pada masa kehiman bergantung pada kondisi yang abnormal dan
seharusnya dapat di evaluasi sebelumnya.
Selama trimester pertama, total tiroksin dan triiodothironin akan mulai
meningkat dan puncaknya pada saat pertengahan masa kehamilan, terutama akan
menghasilakan peningkatan pada peningkatan thyroid binding globulin. Kadar
tiroksin bebas selama masa kehamilan tidak akan berubah, meskipun pada
trimester kedua dan ketiga akan adanya penurunan sebanyak 25%. Thyroid
stimulating hormone sementara akan menurun pada trimester pertama. Setelah
penurunan ini, kadarnya akan meningkat seperti pada keadaan sebelum hamil
pada akhir trimester ketiga. Adanya penurunan Thyroid stimulating hormone di
13
mediasi dengan efek terhadap tirotopik pada human chorionic gonadotropin yang
terjadi bersamaan dengan peningkatan free thyroxine pada trimester pertama.
G. Kelenjar Hipofisis Ibu
Hormon-hormon kelenjar hipofisis anterior ibu hanya sedikit berpengaruh
terhadap kehamilan setelah implantasi. Kelenjar ini sendiri bertambah besar kira-
kira sepertiga di mana unsur utama pertambahan besar ini adalah hiperplasia
laktotrof sebagai respons terhadap kadar estrogen plasma yang tinggi. PRL yaitu
produk dari laktotrof, merupakan satu-satunya hormon hipofisis anterior yang
me-ningkat progresif selama kehamilan, yaitu dengan kontribusi dari hipofisis
anterior dan desidua. Tampaknya mekanisme pengatur neuroendokrin normal
tetap utuh. Sekresi ACTH dan TSH tidak berubah. Kadar FSH dan LH turun
hingga batas bawah kadar yang terdeteksi dan tidak responsif terhadap stimulasi
GnRH. Kadar GH tidak berbeda bermakna dengan kadar tak hamil, tetapi
respons hipofisis terhadap hipoglikemia meningkat pada awal kehamilan. Pada
kasus-kasus hiperfungsi hipofisis primer, janin tidak terserang.
H. Kelenjar Paratiroid Ibu
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar
ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan parathormon
atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon parathormon yang ber-
fungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Dengan demikian
pada kehamilan kebutuhan janin terhadap kalsium terjadi peningkatan, juga
penyerapan kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini.
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat, terutama selama mingu ke-30
ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormone paratiroid penting untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormon tersebut
metabolisme tulang dan otot terganggu. Kebutuhan akan kalsium untuk
perkembangan kerangka janin diperkirakan sekitar 30 gr menjelang aterm.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi melalui hiperplasia kelenjar paratiroid dan
peningkatan kadar serum hormon paratiroid. Kadar kalsium serum ibu menurun
14
A. Kesimpulan
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh.. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting,
yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan
kelenjar gonad (ovarium atau testis). Peranan utama hCG adalah memperlama
aktifitas biosintesis korpus luteum, yang memungkinkan produksi progesteron
dan mempertahankan endometrium gestasional. Hormon-hormon plasenta antara
lain gonadotropin korion manusia, laktogen plasenta manusia, steroid plasenta.
B. Saran
Berdasarkan makalah ini kami menilai bahwa dokumentasi kebidanan itu
banyak memiliki manfaat dan fungsi, bagi para pembaca hendaknya dapat
memahami isi dari makalah ini dan dapat digunakan dengan baik khususnya
untuk mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bengkulu dan bagi lembaga pendidikan
Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
15
DAFTAR PUSTAKA
16