Anda di halaman 1dari 30

FISIOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“KONTRAKSI DALAM PERSALINAN”

Disusun Oleh Kelompok 2 :


1. Nadhyifa 11. Revia Sari 21. Tania T S
2. Niken J.S 12. Reza F.S 22. Tri Astuti
3. Nop Pitri S 13. Risci A.P 23. Uchi K
4. Noza R 14. Rosinta D. O 24. Widia P S
5. Nurhayani 15. Rosmala A 25. Veby Y P O
6. Nurul P 16. Sell Natasya K 26. Yeni Reski P
7. Pebi M 17. Sela Oktarika 27. Wahyu A
8. Prety D.S 18. Silvia W 28. Yulya R
9. Putri Handayani 19. Sinta Oktapiani 29. Yuni Silvia P
10. Putri Indri 20. Suci Inda S

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
D4 ALIH JENJANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan

kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan

hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontraksi

Dalam Persalinan” dengan tepat waktu Makalah yang berjudul “Kontraksi Dalam

Persalinan” disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “ Fisiologi Dalam

Praktik Kebidanan”. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat

menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bunda Else

Sri Rahayu M.Tr.Keb selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini

dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu

proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi

kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 3 September 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 1

D. Manfaat............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. His/ Kontraksi..................................................................................... 3
1. Jenis Kontraksi Persalinan........................................................... 3
2. Mekanisme Kontraksi Persalinan................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 12

B. Saran................................................................................................... 12

SOAL-SOAL

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri) (Manuaba,2012). Persalinan diartikan pula sebagai peregangan

dan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim

berkontraksi mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim atau kantong

muskuler yang bentuknya menyerupai buah pir terbalik menegang selama

kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rectum,

tulang belakang dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat

dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan

tekanan.

Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau

lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan

diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan

berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di luar

Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil

sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan

1
sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik

dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru lahir.

Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan

perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir dengan

lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap Pengalaman persalinan bisa

dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau lebih (multi).

(Fauziah, 2015). Kontraksi merupakan tanda awal persalinan ketika

melahirkan. Kontraksi atau disebut juga dengan His merupakan

peregangan pada dinding rahim. Akan tetapi, tidak semua kontraksi

merupakan tanda bahwa ibu akan segera melahirkan. Kontraksi timbul

karena gerakan bayi, baik berupa tendangan dan semacamnya ataupun

karena aktivitas yang membuat ibu kelelahan. Ciri-ciri dari kontraksi ini

adalah frekuensinya teratur dengan lama kontraksi yang semakin panjang,

hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit.

B. Rumusan Masalah

1. Apa jenis kontraksi persalinan?

2. Bagaimana mekanisme kontraksi persalinan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis kontraksi persalinan

2. Untuk mengetahui mekanisme kontraksi persalinan

D.Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan


referensi dan ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa, institusi pendidikan,
terutama masyarakat tentang apa saja kelainan his pada persalinan.
BAB II

PEMBAHASAN

1. HIS / Kontraksi
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk kedalam rongga
panggul.
His yang tidak adekuat adalah suatu keadaan dimana his tidak
normal, baik kekuatannya maupun sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan.

A. Jenis-Jenis Kontraksi

Kontraksi adalah salah satu bentuk ketidaknyamanan yang

dirasakan ibu hamil seiring dengan membesarnya rahim. Jika sudah

mendekati persalinan, otot-otot rahim secara teratur akan meregang lalu

kembali mengendur.

Saat kontraksi, perut bagian bawah akan terasa mengeras, yang

kadang disertai rasa nyeri, namun ada kalanya tidak. Ketika rahim dalam

keadaan tenang usai kontraksi, saat itulah serviks atau mulut rahim terbuka

sedikit demi sedikit yang memungkinkan posisi bayi terdorong menuju

jalan lahir. Kontraksi atau yang sering disebut power, menjadi 1 dari 3

faktor penentu sekaligus ciri utama dimulainya proses persalinan.

Akan tetapi, kontraksi sebetulnya tidak hanya terjadi menjelang

persalinan, melainkan juga pada minggu-minggu sebelumnya karena

dinding rahim menjadi lebih tipis dan peka terhadap rangsangan bahkan

gerakan spontan.

3
Menurut dr. Farchan Djoened, Sp.OG, berdasarkan tingkat

ketegangan otot, penyebab, dan masa terjadinya, ini jenis-jenis kontraksi

yang bisa dialami oleh ibu hamil: 

1. Kontraksi Dini

Biasanya terjadi pada trimester pertama, saat tubuh ibu masih

dalam proses penyesuaian dengan berbagai perubahan akibat

kehamilan. Kontraksi dini perlu diwaspadai bila terjadi secara konstan

disertai dengan keluarnya bercak darah. Segera konsultasikan kondisi

tersebut pada bidan atau dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih

lanjut guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya

keguguran atau kelahiran prematur.

2. Kontraksi Palsu

Kontraksi yang lazim disebut Braxton-Hicks ini ada kalanya mulai

dirasakan pada minggu ke-20 dan akan lebih intens saat kehamilan

memasuki usia 32-34 minggu atau di minggu-minggu akhir

kehamilan. Ditilik dari rasa nyerinya, amat mirip dengan kontraksi -

+sungguhan, yakni seperti nyeri saat kram haid. Namun durasi

maupun jarak antara 1 kontraksi dengan kontraksi berikutnya sama

sekali tidak mengenal pola keteraturan seperti pada kontraksi

sebenarnya. Artinya, waktu kemunculan kontraksi palsu tak bisa

diprediksi, bisa saja muncul setiap 30 menit atau bahkan 1-2 jam

dengan durasi sekitar 30 detik.


Ciri lain yang membedakan, nyerinya lebih terasa di perut bagian

bawah, bukan menyeluruh seperti pada kontraksi sungguhan. Untuk

memastikan, dokter akan memeriksa apakah sudah ada pembukaan

mulut rahim, kepala bayi sudah turun, dan sudah ada penipisan

serviks. Braxton-Hicks perlu dicermati serius jika dirasakan lebih dari

4 kali dalam tenggang waktu 1 jam, dibarengi rasa sakit pada

punggung, perut, dan panggul, serta adanya flek.

3. Kontraksi Sungguhan

Sebenarnya ibu hamil bisa menguji apakah yang dirasakannya

benar kontraksi sungguhan atau kontraksi palsu. Caranya, saat muncul

kontraksi, segeralah berbaring dan rabalah perut. Jika seluruh perut

terasa keras seperti kram, itulah kontraksi sungguhan. Kontraksi

sungguhan juga bisa dicermati dari rasa mulas yang dirasakan

mendominasi secara merata di bagian atas perut, kemudian menjalar

ke pinggang.

Perhatikan pula kemunculannya. Kontraksi sungguhan bersifat

hilang-timbul, namun frekuensinya memiliki pola teratur dengan

intensitas semakin sering dan lama kontraksinya semakin panjang. Di

awal mungkin terjadi 3 kali, masing-masing dengan durasi 20-40 detik

dalam rentang waktu 10 menit. Bila pembukaan jalan lahir semakin

besar, durasinya semakin lama, bisa terasa selama 1 menit.

Frekuensinya pun meningkat menjadi 5 kali dalam rentang waktu 10

menit.
Anda dikatakan sudah memasuki tahap persalinan aktif bila

kontraksi bertahan selama 1 menit dan muncul secara teratur setiap 5

menit sekali atau bahkan lebih sering. Kontraksi sungguhan inilah

yang membantu tubuh Anda menyiapkan jalan lahir bagi Si Kecil.

4. Kontraksi Hubungan Intim

Lantaran takut keguguran atau khawatir tidak sedikit ibu hamil

yang mengurangi atau bahkan puasa berhubungan intim sewaktu

hamil. Kekhawatiran ini ada benarnya karena sperma mengandung

hormon prostaglandin yang menyebabkan kontraksi. Kontraksi yang

belum saatnya tentu dikhawatirkan menjadi pencetus keguguran,

pecah ketuban sebelum waktunya, atau persalinan prematur.

Itulah sebabnya ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran,

pernah melahirkan prematur, memiliki riwayat perdarahan

pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya, atau mulut rahimnya

lemah, biasanya dianjurkan oleh dokter untuk membatasi porsi dan

intensitas hubungan seksual di minggu-minggu akhir kehamilan, jika

sepanjang kehamilan Anda sehat dan kehamilan normal tanpa

komplikasi, kontraksi yang muncul saat berhubungan intim sama

sekali tidak meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau persalinan

prematur.

5. Kontraksi Anomali

Beberapa kontraksi berikut masuk ke dalam kategori kelainan dan

perlu mendapat perhatian serius:


a. Kontraksi Inkordinat adalah kontraksi yang hanya terjadi di

bagian tertentu sehingga pembukaan jalan lahir tidak mengalami

kemajuan. Ini disebabkan oleh ketuban pecah atau miom.

b. Kontraksi Tetanis adalah kontraksi yang terlalu kuat dan kelewat

sering seolah tanpa jeda, sehingga otot-otot rahim sama sekali

tidak mendapat kesempatan relaksasi. Ini harus diwaspadai karena

dikhawatirkan terjadinya solusio placentae atau lepasnya plasenta

dari dinding rahim. Jika terjadi harus segera dilakukan operasi

caesar.

c. Kontraksi Inersia adalah kontraksi yang lemah dan pendek dalam

fase persalinan aktif. Umumnya disebabkan oleh kondisi fisik ibu

yang kurang prima, seperti kurang gizi, anemia, atau TBC. 

B. Mekanisme Kontraksi Persalinan

Rahim Ibu terdiri atas serangkaian otot yang elastis dan dapat

membesar seiring pertumbuhan bayi dalam kandungan. Itulah

sebabnya, saat terjadi perubahan ukuran atau pergerakan bayi, otot

rahim akan menegang dan menimbulkan kontraksi. Termasuk untuk

mendorong kepala bayi masuk ke jalan lahir saat persalinan.

Saat kehamilan awal, kontraksi otot rahim cenderung halus dan tak

terasa oleh Ibu. Seiring kehamilan yang makin membesar, kontraksi

akan makin terasa, namun masih relatif jarang terjadi. Intensitas

kontraksi akan makin meningkat menjelang akhir kehamilan, namun


tidak semua mengarah pada dilatasi rahim seperti saat kelahiran

sesungguhnya.Regulasi aktivitas uterus selama masa kehamilan terbagi

menjadi 4 fase :

a. Fase 0 (belum terdapat pembukaan), yaitu masa dimana terjadi

aktivitas inhibitor yang menyebabkan uterus tidak berkontraksi.

Inhibitor yang bekerja di antaranya progesteron, prostacyclin,

relaxin, parathyroid hormonerelated peptide Nitric Oxide,

kalsitonin, adrenomedullin, dan peptida intestinal vasoaktif.

b. Fase 1 atau masa aktivasi myometrium dimana uterus mulai aktif

berkontraksi karena pengaruh dari uterotropin seperti estrogen.

Fase ini ditandai dengan menigkatnya ekspresi dari serangkaian

reseptor kontraksi seperti reseptor oksitosin dan prostaglandin,

aktivasi beberapa ion tertentu, dan peningkatan gap junction.

Adanya peningkatan gap junction adalah untuk pembentukan

kontraksi yang terkoordinasi.

c. Fase 2 atau fase stimulatorik, yaitu kelanjutan dari fase 1.

Kontraksi secara ritmis terjadi hingga menjelang partus. Hal ini

diperantarai oleh agonis uterotonik seperti prostaglandin dan

oksitosin.

d. Fase 3 atau fase involusi. Pada fase ini terjadi involusi uterus

setelah terjadi partus. Mekanisme ini paling dipengaruhi oleh

oksitosin
1. Mekanisme kontraksi uterus

Mekanisme Kontraksi Kontraksi uterus memiliki fungsi penting

dalam sistem reproduksi wanita meliputi transport sperma dan embrio,

menstruasi, kehamilan, dan kelahiran. Kontraksi abnormal dan

irreguler dapat menyebabkan masalah infertilitas, kesalahan

implantasi, dan kelahiran prematur. Sebaliknya, jika kontraksi uterus

tidak adekuat dan terkoordinasi, bayi akan sulit dilahirkan. Lapisan

yang paling berperan dalam kontraksi uterus adalah miometrium. Pada

dasarnya, uterus berkontraksi secara spontan dan reguler walaupun

tidak ada rangsangan hormonal.

Selama masa kehamilan awal, uterus cenderung dalam keadaan

relaksasi. Kontraksi kuat akan muncul pada masa menjelang partus di

bawah pengaruh hormon oksitosin dan prostaglandin. Sebagai sel

eksitabel, proses kontraksi miometrium pada wanita yang hamil dan

tidak hamil melalui mekanisme yang sama, yaitu difasilitasi oleh

influks kalsium.

Aktivitas listrik pada sel-sel miosit uterus terjadi karena siklus

depolarisasi dan repolarisasi yang terjadi pada membran plasma uterus

dan ini disebut dengan potensial aksi. Potensial aksi diperantarai oleh

9 beberapa jenis jalur, seperti VGCC (Voltage Gated Calcium

Channel), SOCE (store-operated calcium entry), ROCE (receptor-

operated calcium entry), dan atau melalui penyimpanan kalsium di

ruang intrasel. Kontraksi uterus dapat terjadi karena adanya aktivitas


spontan pada otot polos uterus yang disebabkan oleh potensial aksi

tersebut dan sangat bergantung pada peningkatan ion kalsium

intraseluler, elemen kontraksi, serta sistem konduksi antara sel-sel

uterus.

Rangsangan otot polos uterus sangat ditentukan oleh pergerakan

ion natrium (Na+ ), kalsium (Ca2+) dan klorida (Cl- ) ke dalam

sitoplasma dan gerakan ion kalium (K+ ) ke dalam ruang

ekstraseluler. Sebelumnya, ketiga ion ini terkonsentrasi di luar

miometrium. Membran plasma biasanya lebih permeabel terhadap K+

yang nantinya mengubah gradien elektrokimia hingga terjadi potensial

aksi pada miosit. Selanjutnya, depolarisasi membran plasma membuka

VGCC (Voltage Gated Calcium Channel) atau L-type Ca²⁺ Channel

yang mengakibatkan masuknya Ca²⁺ ke dalam sel. Ion Kalsium

kemudian membentuk ikatan kompleks dengan protein kalmodulin

dan mengaktifkan Myosin Light Chain Kinase (MLCK). MLCK harus

memfosforilasi rantai ringan 20-kDa dari myosin, memungkinkan

interaksi molekul myosin dengan aktin. Energi yang dilepaskan dari

ATP oleh myosin ATPase menghasilkan siklus cross-bridge antara

aktin dan myosin untuk menghasilkan kontraksi.

Oksitosin dan stimulan rahim lainnya (seperti prostaglandin)

meningkatkan kontraksi dengan mengikat reseptor spesifik mereka

pada membran sel dan menyebabkan monomer kecil G-protein

berikatan dengan 10 Guanosin-5-Trifosfat (GTP) dan mengaktifkan


Phospholipase C (PLC). Hal ini kemudian akan membelah

phosphatidylinositol bifosfat (PIP2) di membran sel dan menghasilkan

inositol trifosfat (IP3) dan diasilgliserol (DAG) second messenger. IP3

kemudian mengikat reseptor spesifik pada permukaan Retikulum

Sarkoplasma dan dengan demikian meningkatkan ion kalsium intrasel.

DAG mengaktifkan protein kinase C (PKC) yang juga akan

meningkatkan kontraksi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama masa kehamilan awal, uterus cenderung dalam keadaan

relaksasi. Kontraksi kuat akan muncul pada masa menjelang partus di

bawah pengaruh hormon oksitosin dan prostaglandin. Akan tetapi,

kontraksi sebetulnya tidak hanya terjadi menjelang persalinan, melainkan

juga pada minggu-minggu sebelumnya karena dinding rahim menjadi

lebih tipis dan peka terhadap rangsangan bahkan gerakan spontan.

Kontraksi adalah salah satu bentuk ketidaknyamanan yang

dirasakan ibu hamil seiring dengan membesarnya rahim. Jika sudah

mendekati persalinan, otot-otot rahim secara teratur akan meregang lalu

kembali mengendur. Saat kontraksi, perut bagian bawah akan terasa

mengeras, yang kadang disertai rasa nyeri, namun ada kalanya tidak.

Ketika rahim dalam keadaan tenang usai kontraksi, saat itulah serviks atau

mulut rahim terbuka sedikit demi sedikit yang memungkinkan posisi bayi

terdorong menuju jalan lahir.

B. Saran

1. Bagi bidan

Bidan berperan penting dalam memberikan asuhan. Sebagai seorang

bidan pembelajaran guna mempelajari dan memahami bagaimana

perubahan fisiologis yang terjadi selama masa kehamilan dan bersalin..

12
13

2. Bagi pasien

Ibu perlu mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada

fisiologinya agar ibu tahu bahwa perubahan dan hal yang akan

dihadapi itu normal dan ibu dapat mengetahui guna mencegah

terjadinya kelainan atau hal-hal yang tidak diinginkan terkait masalah

kehamilan dan persalinannya.

3. Bagi pendidikan

Sebagai bahan referensi mengenai pemberian asuhan bagi ibu hamil

tentang konseling adaptasi tentang perubahan yang akan terjadi selama

selama kehamilan dan persalinan.


SOAL-SOAL

1. Ny A berusia 26 tahun P1A0 baru saja melahirkan secara spontan 2 jam yg


lalu. Bidan melakukan pemeriksaan uterus tidak berkontraksi. Selain itu
terdapat pendarahan dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan TD 90/70 mmHg,
suhu 36,5, R 80x/m.
Ny A dapat didiagnosa mengalami...
a. Atonia Uteri
b. Retensio plasenta
c. Inversia Uteri
d. Solusio Plasenta
e. Prolaps Uteri
2. Kontraksi yg tidak muncul sama sekali selama persalinan disebut dengan..
a. Retensio Plasenta
b. Inersia primer
c. Inkordinat
d. Prolapsus uteri
e. Tetanis

3. Kontraksi seperti kram haid terjadi setiap 30 menit sekali dengan lama
kontraski 30 detik terjadi memasuki usia 32-34 minggu
a. Kontraksi dini
b. Kontraksi berhubungan
c. Kontraski sebenarnya
d. Braxton Hicks
e. Kontraski normal
4. Sifat his yang baik adalah..
a. Simetris, Fundus dominan, Terkoordinasi, Relaksasi
b. Teratur , Sakit, Terkoordinasi
c. Semakin kuat, Terkoordinasi
d. Nyeri, Terkoordinasi, Lemah
e. Sangat kuat, Teratur, Keluar cairan

14
15

5. Apa yang dimaksud dengan kontraksi dini


a. Kontraksi yang biasanya terjadi pada awal-awal kehamilan atau
saat trimester pertama kehamilan
b. Kontraksi yang terjadi pada usia kehamilan 32-34 minggu
c. Kontraksi yang terjadi menjelang persalinan
d. Kontraksi yang terjadi saat berhubungan seksual
e. Benar semua
6. Apa saja jenis kontraksi abnormal menjelang persalinan, kecuali?
a. Inersia primer
b. Inersia sekunder
c. Takisistol
d. Inkordinat
e. Tetanus
7. Kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan
otot-otot dinding perut yang terasa nyeri, timbul beberapa hari sampai 1 bulan
sebelum kehamilan cukup bulan adalah……..
a. Kontraksi dini
b. Kontraksi hubungan intim
c. Kontraksi palsu
d. Kontraksi sungguhan
e. Kontraksi anomaly
8. His yang kontraksinya lemah, masih sedikit, nyeri, terjadi pengecilan rahim
dalam beberapa jam atau hari adalah……..
a. His pembukaan kala I
b. His pembukaan kala II
c. His pelepasan uri kala III
d. His pengiring kala IV
e. His mengedan

9. Suatu kelainan his dimana his Timbul setelah berlansung his kuat untuk
waktu yang lama, dan terjadi pada kala 1 fase aktif disebut ...
16

a. Inversio uteri
b. Inersia uteri primer
c. His hipertonik
d. Inersia uteri sekunder
e. Mekanisme kontraksi
10. His ini sifatnya berubah-ubah tonus otot uterus meningkat juga di luar his,
dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karna tidak ada sinkronisasi
antara kontraksi bagian-bagiannya. Hal tersebut merupakan ciri-ciri dari
kelainan his ...
a. Inersia uteri
b. Partus lama
c. Kala II lama
d. Inversio uteri
e. His tidak terkoordinasi

11. Kontraksi terjadi akibat mereganyanya ligamen di sekitar rahim biasanya


diikuti oleh perut kembung, konstipasi dan dehidrasi. Kontraksi ini disebut
a. kontraksi Dini
b. Kontraksi palsu
c. Kontraksi saat berhubungan
d. Kontraksi sebenarnya
e. Kontraksi jadi-jadian
12. Ny. C 30 tahun, G IV P II AI hamil 39 minggu. Datang ke BPS pada pukul
09.00 WIB dengan keluhan keringat dingin dan kenceng-kenceng teratur
sejak pukul 07.00 WIB disertai pengeluaran lendir darah. Hasil VT:
pembukaan 7 cm, KK +, penurunan masuk panggul diantara tepi bawah
sympisis dan spina ischiadica.
Sesuai data di atas, Ny. C termasuk inpartu kala ......
a. Kala I fase aktif
b. Kala I fase laten
c. Kala I fase aktif akselerasi
17

d. Kala I fase aktif deselerasi


e. Kala I fase aktif dilatasi maksimal
13. Ny. H umur 24 tahun melahirkan anak pertama 2 menit yang lalu. Plasenta
belum lahir. Terdapat semburan darah tiba-tiba dari jalan lahir, kontraksi
uterus baik. TFU 2 jari diatas pusat. Asuhan kebidanan selanjutnya untuk
penanganan kelahiran plasenta Ny. H adalah ...
a. Pasang infus
b. Kompresi Bimanual Interna
c. Manajemen Aktif Kala III
d. Pengawasan perdarahan
e. Cek robekan jalan lahir
14. Ny. C GI Po Ao mau melahirkan, sudah dipimpin mengejan dari pukul 09.00
WIB hingga pukul 10.00 WIB bayi belum lahir, DJJ 140x/menit, kontraksi
uterus 3x dalam 10 menit, lama 40 detik, KU ibu baik. Sesuai dengan kasus
diatas, batasan toleransi waktu yang masih dimiliki bidan untuk menolong
persalinan adalah...
a. 15 menit
b. 30 menit
c. 45 menit
d. 60 menit
e. 90 menit

15. Tindakan yang harus dilakukan bidan adalah...


a. Merujuk segera
b. Lakukan episiotomi
c. Memperluas jalan lahir
d. Mendorong fundus uteri
e. Tetap pimpin ibu untuk meneran
16.
18

17. Dalam pemantauan his di dalam partograf dipantau setiap ....... menit
a. 20
b. 10
c. 15
d. 45
e. 35
18. Masalah apa yang akan terjadi pada kala IV persalinan jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik .....
a. Solusio plasenta
b. Atonia uteri
c. Plasenta previa
d. Prolaps uteri
e. Emboli ketuban
19. Kontraksi yang di sebabkan oleh ari-ari yang lepas menyebabkan kontraksi
terus menerus tiada henti, hal ini justru sangat berbahaya dan dapat
mengancam ibu dan bayi di kandungan nya adalah?
a. Tetanis
b. Kontraksi saat berhubungan
c. Kontraksi sebenarnya
d. Kontraksi palsu
e. Kontraksi dini
20. Pembagian his dan sifat-sifatnya, kecuali...
a. His pembukaan (kala I)
b. His pengeluaran (kala II)
c. His pelepan uri (kala III)
d. His pengiring (kala IV)
e. His inersia primer
21. His yang terlalu kuat atau terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai
dalam waktu yang sangat singat (partus presipitatus): sifat his normal, tonus
otot di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Dari
pernytaa tersebut merupakan ciri=ciri dari.....
19

a. His hipertonik
b. His yang tidak terkoordinasi
c. Inersia uteri
d. Inersia uteri sekunder
e. Inersia uteri primer
22. Seorang ibu hamil datang ke BPM mengeluh bahwa perutnya sudah keluar
lendir bercampur darah. Bidan melakukan pemeriksaan dan didapati bahwa
pembukaan 3 cm. Setelah dipantau oleh bidan his tersebut sejak awal
kekuatannya sudah lemah dan tidak adekuat. Dari kasus diatas dapat di
diagnosa bahwa ibu tersebut mengalami....
a. Inersia uteri
b. Inersia uteri primer
c. Inersia uteri sekunder
d. His hipotonik
e. His hipertonik
23. Ny. S umur 25 tahun G2P1A0 hamil aterm datang ke BPM “N” bersama
keluarganya mengeluh ingin menangis karena sangat mules-mules disekitaran
perut bawah menjalar ke pinggang, setelah dilakukan pemeriksaan, TD
110/80 mmHg, Nadi 86 x/menit, suhu 36,6C, His kuat dan teratur,
pembukaan 5 cm. Asuhan kebidanan yang diberikan untuk mengatasi keluhan
ibu adalah …
a. Ajarkan tekhnik meneran
b. Lakukan masase uterus
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Cukupi nutrisi ibu dengan memberi makan dan minum
e. Atur posisi bersalin
24. Ny. A umur 27 tahun G1P0AO dalam persalinan fase aktif, ibu terlihat sangat
lemah dan pucat, kontraksi ibu tiba-tiba lemah dan pendek. Berdasarkan
kasus tersebut Ny. A mengalamai kelainan kontraksi yang disebut …
a. Inersia uteri
b. Tetani uteri
20

c. Subinvolusi uterus
d. His palsu
e. Inversio uteri
25. Masalah apa yang akan terjadi pada kala IV persalinan jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik .....
a. Solusio plasenta
b. Atonia uteri
c. Plasenta previa
d. Prolaps uteri
e. Emboli ketuban 
26. Dibawah ini Mekanisme Kontraksi Persalinan, Regulasiaktivitas Uterus sela
ma masa kehamilan terbagi menjadi4 fase, Kecuali…
a. Fase 0
b. Fase 1
c. Fase 2
d. Fase 2
e. Fase 4

27. His yang terlalu kuat atau terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai


dalam waktu yang sangat singkat ( partus presipitatus ) disebut…
a. His yang tak terkoordinasi
b. His Hipertonik
c. His Hipotonik
d. His Anomali
e. His Palsu
28. Pada persalinan kala 1 biasanya his terjadi setiap berapa menit sekali?
a. 5 – 10 menit
b. 5 – 15 menit
c. 10 -15 menit
d. 10 – 20 menit
e. 15 – 20 menit
21

29. Lama kala 1 untuk primigravida adalah….
a. 8 jam
b. 9 jam
c. 10 jam
d. 11 jam
e. 12 jam
30. Kelemahan His yang timbul sejak dari permulaan persalinan disebut ?
a. Inersia Uteri
b. Inersia Uteri Primer
c. Inersia Uteri Sekunder
d. Inersia Uteri Hypotonik
e. Inersia Uteri Deviece
31. Kekuatan His kala I bersifat ?
a. kontraksi bersifat simetris
b. fundus dominan
c. involunter
d. semua jawaban benar
e. semua jawaban salah
32. Ny.D umur 23 tahun telah melahirkan 15 menit yang lalu bayi lahir spontan
BB 3000 gram, panjang bayi 50 cm, jenis kelamin perempuan. Hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
bawah pusat, plasenta lahir lengkap. Ny.D mengeluh perutnya mules dan
mengeluarkan darah stosel kurang lebih 50 cc, ia merasa cemas. Diagnosa
yang dapat ditegakkan dari kasus di atas adalah.persalinan.......
a. Kala.I
b. Kala II
c. Kala III
d. Kala IV
e. Pasca Kala IV
33. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.D adalah........
22

a. Mengukur Tekanan darah


b. Melakukan masase uterus
c. Memantau kandung kemih
d. Melakukan bonding Attacment
e. Melakukan IMD
34. Diketahui ibu terlihat dehidrasi his semakin berkurang. Berdasarkan peristiwa
tersebut faktor apakah yang mempengaruhi keadaan ibu
a. A.Passage
b. B.Passenger
c. C.Power
d. D.Psikologis
e. His
35. Anamnesa yang perlu ditanyakan pada ibu yang dapat mempengaruhi power
ibu saat bersalin kecuali.....
a. UPL
b. Keasaan umum
b. C.His
c. D.Paritas
d. Power
36. Mekanisme kontraksi persalinan pada multi berapa jam ?
a. 5 jam
b. 3 jam
c. 8 jam
d. 9 jam
e. 10 jam
37. Pada kala II his menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50-100 detik, setiap
… menit
a. 2-3 menit
b. 5-10 menit
c. 4-5 menit
d. 7-8 menit
23

e. 3-4 menit

38. Yang benar tentang kontraksi braxton hicks adalah…

a. Saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan, his yang timbul, biasanya


disertai dengan keinginan ibu untuk mengejan.

b. Saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan, diketahui his bersifat tidak


teratur ,tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang
keperut bagian bawah.

c. Hasil pemeriksaan bidan, diketahui bahwa his`semakin sering dengan


frekuensi 3 x 35”/ 10’, disertai keinginan ibu untuk meneran

d. Dari pemantauan bidan, diketahui his yang timbul, mendorong anak


keluar dari rahim ibu

e. Semua salah
39. Hal yang harus dilakukan oleh ibu,. apabila terdapat tanda – tanda kontraksi
uterus semakin sering, menjalar ke pinggang terdapat pengeluaran cairan
lendir bercampur darah, yaitu….

a. Datang ke dukun.

b. Datang ke bidan.

c. Dilakukan perawatan sendiri di rumah.

d. Menunggu sampai sakit tidak tertahan

e. Semua jawaban salah


40. Lama kala 1 untuk primigravida adalah….
a. 8 jam
b. 9 jam
24

c. 10 jam
d. 11 jam
e. 12 jam
41. Kontraksi kuat akan muncul pada masa menjelang partus. Kontraksi tersebut
dipengaruhi hormon….
a. hormon oksitosin dan progesteron
b. hormon oksitosin dan prostaglandin
c. hormon progesterone dan prostaglandin
d. hormon prostaglandin
e. hormon progesteron.
42. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu,
Kala II di BPM hasil anamnesis: ingin meneran seperti mau BAB. Hasil
pemeriksaan: TD 120/80 mmHg,, N 90x/mnt, TFU 34 cm, DJJ 144x/menit,
teratur, kontraksi 4x/10’/45’’, pembukaan lengkap, kepala sudah membuka
vulva 5-6 cm. telah dipimpin meneran selama 1 jam dan belum menunjukkan
kemajuan. Tindakan apakah yang paling tepat sesuai kasus tersebut?
a. Lakukan Rujukan
b. Monitor kontraksi dan DJJ
c. Pasang infus, ibu dipuasakan
d. Rawat pasien sebelum inpartu
e. Lanjutkan memimpin persalinan
43. Kontraksi sejati dan kontraksi palsu setidaknya dapat dibedakan dalam empat
aspek. Berikut ini adalah keempat perbedaan tersebut seperti diungkapkan
oleh Eric. kecuali?
a. Waktu kemunculan
b. Durasi
c. Rasa Nyeri
d. Frekuensi dan intensitas
e. menurut sifatnya
25

44. Ny Yeni melakukan persalinan di BPM. Pada saat persalinan Ny. Yeni
terlihat dehidrasi dan HIS semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi
keadaan Ny.Yeni adalah..
a. kondisi psikologis
b. Kekuatan
c. Passenger
d. Bagian
e. Jalan lahir
45. Ny. S umur 25 tahun G2P1A0 hamil aterm datang ke BPM “N” bersama
keluarganya mengeluh ingin menangis karena sangat mules-mules disekitaran
perut bawah menjalar ke pinggang, setelah dilakukan pemeriksaan, TD
110/80 mmHg, Nadi 86 x/menit, suhu 36,6C, His kuat dan teratur,
pembukaan 5 cm. Asuhan kebidanan yang diberikan untuk mengatasi keluhan
ibu adalah …
a. Ajarkan tekhnik meneran
b. Lakukan masase uterus
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Cukupi nutrisi ibu dengan memberi makan dan minum
e. Atur posisi bersalin
46. Ny. A umur 27 tahun G1P0AO dalam persalinan fase aktif, ibu terlihat sangat
lemah dan pucat, kontraksi ibu tiba-tiba lemah dan pendek. Berdasarkan
kasus tersebut Ny. A mengalamai kelainan kontraksi yang disebut …
a. Inersia uteri
b. Tetani uteri
c. Subinvolusi uterus
d. His palsu
e. Inversio uteri
26
27

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Aprinda Risma. 2014. Pengaruh Oksitosin Terhadap Kontraksi Otot Polos


Uterus. Hayah El. 5(01): 18

Anda mungkin juga menyukai