Anda di halaman 1dari 2

Nama : Handoko Wahyu S W

Kelas : PAI J

Nim : 23010170352

No Absen : 18

Saat ini dunia Pendidikan Agama Islam tengah mengalami koreksi total, khususnya
dalam menetapkan sasaran pengembangan potensi dasar manusia yang paling penting.
Tantangan dunia pendidikan era sekarang adalah upaya pembelajaran yang dapat
memberikan kepuasan intelektual mahasiswa. Pewaris produk-produk lama yang absolut
harus diganti dengan konsep-konsep baru yang terus bertambah dan berkembang.

Dengan adanya Pendidikan Agama Islam diharapkan orang-orang dapat mengetahui


tentang ajaran Islam dan yang terkandung di dalamnya. Selain itu dalam ajaran islam juga
dianjurkan untuk mempraktikkan atau mengamalkan apa yang diajarinya.

Dalam memahami islam kita harus melalui Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyash,
maka dari itu sebagai muslim yang beriman wajib belajar 4 pedoman itu. Untuk dapat
memahami Al-Qur’an dan hadits kita harus mengerti bahasa arab mulai dari mufrodatnya
sampai susunan kalimatnya. Selain itu kita juga harus belajar asbabun nuzul ayat maupun
asbabul wurud hadits, karna banyak yang memvonis seseorang dengan satu ayat dari Al-
Qur’an padahal pembahasan atau kasusnya berbeda dengan asbabun nuzulnya.

Sering kita dengar bahwa Tholabul ‘ilmi fariidlotun ‘alaa kulli muslimin, kita semua
pasti tahu apa arti dari hadits itu. Mencari ilmu wajib bagi setiap muslim, salah satunya ilmu
tentang memahami Al-Qur’an. Barang siapa yang ingin hidupnya selamat dunia dan akhirat
hendaknya dia memahami dan mengamalkan isi dari Al-Qur’an. Sedangkan Al-Qur’an tidak
bisa dipahami begitu saja. Salah satu ilmu untuk memahami Al-Qur’an adalah menguasai
bahasa arab. Tidak cukup hanya bahasa arab saja, masih banyak lagi ilmu yang menjadi
perantara kita untuk memahami isi dan kandungan Al-Qur’an.

Didalam kitab Alala yang banyak dikaji di pesantren disebutkan bahwa tanpa adanya
otak yang normal, kesungguhan, kesabaran, bekal, adanya guru, dan lama waktunya maka
ilmu tidak akan ada hasilnya, dan sediki pula ilmu yang didapat. Banyak ulama’ mengatakan
Al ‘ilmu bilaa ‘amalin Kassyajar bilaa tsamrotin ilmu tanpa amal ibarat pohon tak berbuah,
seberapapun ilmu yang kita dapat harus bisa memanfaatkan dengan baik dengan cara
mengamalkan dan mengajarkan pada yang lain, sedangkan al ‘amal bilaa ‘ilmin ‘amaluhu
marduudatun laa tuqbalu beramal tanpa disertai ilmu amalnya tertolak/tidak diterima.
Ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya dan menjadi pertanda bagi orang yang
berakhlaq baik. Ilmu juga yang membedakan antara mannusia dengan hewan. Misalkan tanpa
ilmu, niscaya manusia sama seperti hewan, karena hewan pun mempunyai otak, makan,
minum sebagaimana manusia. Para ulama’ juga berkata Akhul ‘ilmi hayyun khoolidun ba’da
mautihi wadzul jahli maitun wahuwa yamsyii ‘alatsaro, orang yang mempunyai ilmu niscaya
hidup selamanya setelah mati ibarat gajah mati meninggalkan gading, sedangkan orang
bodoh dianggap mati walaupun masih berjalan di atas bumi sebab hidupnya tidak manfaat
untuk yang lain.

Anda mungkin juga menyukai