Anda di halaman 1dari 3

JURNAL REFLEKSI

KLIEN Ny. A
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA RESIKO BUNUH DIRI
DI RT 05 RW 01
DESA KERANG KULON WONOSALAM DEMAK

Disusun oleh:
NELI NURUL IZZATI
20901800002

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XII


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
A. Pembuatan Jurnal Refleksi
Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari pada tanggal 2-3 juli 2020 di salah satu
warga Kerang Kulon Rt 05 Rw 01 Wonosalam Demak, dilakukan pada klien dengan
diagnose Resiko Bunuh Diri.
B. Identitas KLien
Nama : Ny A
Umur : 35 Th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Kerang Kulon Rt 05 Rw 01 Wonosalam Demak
Diagnosa Keperawatan : Resiko Bunuh Diri

Dalam 2 hari mengelola klien dengan Resiko Bunuh Diri saya tidak mengalami
hambatan yang berat dalam penerapan Strategi Pelaksanaan Resiko Bunuh Diri. Saat
pertama kali berkenalan dengan klien harus dapat meyakinkan tujuan kita ke klien untuk
apa, dan klien percaya bahawa saya dapat membantu untuk mengurangi rasa sedih yang
dialaminya.
Hari pertama saya gunakan untuk menerapkan SP 1 Pasien yaitu Membina hubungan
saling percaya, identifikasi penyebab perasaan saat ini, tanda dan gejala yang dirasakan,
akibatnya serta cara mengontrol dengan menggunakan tehnik berpikir positif. Sementara
itu, Nietzel, dkk (1998) menekankan bahwa Resiko Bunuh Diri merupakan ketiadaan
harapan seorang individu untuk mengubah pola kesengsaraan hidupnya di masa
mendatang. Individu menganggap bahwa peristiwa hidup negatif sebagai suatu hal yang
pasti terjadi dan tidak bisa dihindari, sementara peristiwa hidup positif dipandang sebagai
suatu hal yang tidak akan terjadi. Lalu saya mengajari untuk cara teknik beerpikir positif
setelah itu klien mempraktikkannya. BHSP saya lalui dengan sedikit lancar karena pasien
bias percaya sepenuhnya.
Evaluasi untuk kegiatan SP 1 Pasien, BHSP berjalan maksimal dikarenakan klien bisa
menceritakan perasaan yang dihadapinya saat ini. Akan tetapi klien mungkin masih
bingung untuk menceritakan masalahnya dengan lebih rinci. Klien saat ini merasakan
sedih karena klien merasa belum siap untuk berjuang sendiri menghidupi keluarganya.
Klien sudah bisa menggunakan cara untuk mengatasi kesedihan yang dihadapinya. Dan
klien sudah membuat jadwal untuk berpikir positif yang akan di lakuakan.
Hari Kedua saya gunakan untuk melakukan SP 3 Pasien yaitu melakukan kegiatan
atau hoby yang bisa dilakukan klien agar tidak slalu memikirkan hal-hal negatif.
Sebelumnya saya mengajarkan ke klien lalu klien mempraktikkannya sendiri.
Evaluasi untuk SP 3 Pasien, klien mampu melakukan kegiatan rumah seperti
menyapu, memasak dengan baik, dank klien merasa pikirannya lebih tenang dan merasa
sibuk dengan aktivitas, sehingga klien lupa dengan kesedihanya
Hari ketiga kami gunakan untuk melakukan evaluasi apakah klien melakukan terapi
sesuai jadwal atau tidak.
Evaluasi SP 3 Pasien, Klien sudah melakukan terapi yang telah diajarkan sesuai
jadwal yang telah dibuatnya. Klien merasa keadaannya saat ini jauh lebih baik daripada
sebelumnya. Klien juga sudah dapat mengontrol kesedihannya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai