Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mutia Febrina

NPM : 1910070120015.

Matkul : Pendidikan Agama Islam 2

Prodi : Kesehatan Masyarakat

KESIMPULAN MATERI KESEHATAN MENTAL MENURUT ISLAM

1. Pengertian Mental
KBBI (1995 ), mental ; bersangkutan dgn batin dan watak manusia yang bukan
bersifat badan atau tenaga.
Jadi Mental merupakan cara berfikir dan berperasaan berdasarkan atas nurani yang
tercermin pada prilaku seseorang.

2. Pengertian Kesehatan Mental

Dr. Zakiyah Darajat (1996 )

a. Terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa ("neoroses") dan gejala


penyakit jiwa. ("psychoses").
b. Kemampuan utk.menyesuaikan diri dgn diri sendiri, dgn orang lain,
masyarakat.
c. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan mengembangkan dan
memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan sehingga menimbulkan
kebahagiaan diri dan orang lain
d. Terwujudnya keharmonisan sungguh - sungguh antara fungsi jiwa, mampu
menyelesaikan problem yang terjadi.

3. Kesehatan Mental Dari Kaidah Bahasa Arab


a. al-Tibb al-ruhani
b. Tibb al-Qalb
c. Tazkiyatun nafs

4. Manfaat Pembinaan Kesehatan Mental


Manfaat pembinaan kesehatan mental yaitu :
a. Agar manusia bermental baik
b. Bermoral tinggi, jujur, terpercaya
c. Bertanggungjawab dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya
d. Dapat menjadi teladan bagi lingkungannya.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental


a. Faktor Internal (Dari Dalam Diri)
b. Faktor Eksternal (Dari Luar Diri)

6. Ciri-Ciri Mental Yang sehat


a. Hidup harmoni dengan diri sendiri, lingkungan sosial, terlebih dengan Tuhan.
b. Sikap hidup yang positif
c. Jujur (siddik), setia, ikhlas, bertanggung jawab, terbuka dan tulus.
d. Terpercaya (amanah), sikap, pembicaraan, perbuatan, tidak munafik.
e. Adil, proporsional, objektif, tdk pilih kasih.
f. Konsistensi ( istiqomah), taat azas, dapat bekerjasama, berfikir positif, rasional, kritis,
bijak, optimis
g. Dewasa, berprilaku wajar, terkendali.
h. Disiplin, pola hidup teratur, taat pd aturan.

7. Indikator Mental Yang Tidak Sehat

Indikator ketidaksehatan mental seseorang dapat dilihat dari parameter utama:

a. Hubungan dengan Tuhan


b. Hubungan dengan diri sendiri
c. Hubungan dengan orang lain/sosial
d. Hubungan dengan alam

8. Ciri-Ciri Mental Yang Produktif

a. Berinisiatif, prilaku penuh prakarsa, imajinasi

b. Bekerja keras, suka berbuat hal positif, tdk suka berpangkutangan.

c. Bersemangat, tidak gampang menyerah.

d. Berfikir jauh kedepan


e. Menghargai waktu
f. Tekun, semangat tinggi, daya tahan cukup baik.

9. Mental Masyarakat Modern


a. Memiliki sifat pribadi yang terbuka
b. Mengembangkan sikap slalu berusaha
c. Menghargai perbedaan pendapat.
d. Memanfaatkan waktu secara tepat.
e. Memperkaya diri dgn informasi, pengetahuan.
f. Mampu mengembangkan sikap percaya diri
g. Menghargai pentingnya pendidikan
h. Menghargai prinsip-prinsip demokrasi dalam berkarya
i. Menghargai keberadaan diri orang lain

10. Pengaruh Timbal Balik Antara Mental Dan Fisik


"Dalam badan yang sehat terdapat Mental yang sehat “
“Mental yang tidak sehat menyebabkan badan tidak sehat ; psikosomatis “
Psikisomatis : gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental khususnya
emosi (tekanan darah tinggi, maag, eksim, diare, gemetar )

11. Cara-Cara Mengatasi Gangguan Mental


a. Konsultasi dengan ahli.
b. Mencurahkan isi hati kepada orang lain
c. Berusaha memahami bahwa setiap manusia mempunyai pembawaan dan
pengalaman berbeda.
d. Berfikir positif, memandang segala sesuatu ada hikmahnya.
e. Realistis, menerima kenyataan secara rasional.
f. Rekreasi dan olah raga ringan.
g. Berusaha menyesuaikan diri
h. Berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Eha

12. Cara Mengatasi Stress


a. Ubah lingkungan kerja dan sosial.
b. Pelajari emosi yang dilahirkan persepsi dan opini
c. Berusaha untuk rileks, tenang dlm segala hal.
d. Pelihara fisik dgn gizi dan olah raga
e. Dekatkan diri kepada Tuhan, laksanakan ajaran dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan keyakinan.

13. Gangguan Mental Dapat Di Obati Dengan Cara Informal


a. Masuk perkumpulan sosial.
b. Berdiskusi dgn orang terdekat.
c. Berlibur, makan bersama keluarga .
d. Aktif di berbagai kegiatan spritual.
e. Mengikuti latihan keterampilan
f. Pengembangan diri.

14. Cara Memelihara Kesehatan Mental


a. Memelihara dan menigkatkan iman;
b. Beribadah dan berakhlakul karimah;
c. Berbakti dan mendoakan orang tua;
d. Beramal sholeh dan ikhlas;
e. Suka bertaubat dari dosa yang dilakukan
f. Pandai bersyukur dan bersabar;
g. Suka kerjasama dengan orang lain
h. Beramar makruf dan nahi mungkar;
i. Suka beramal jariyah dengan ikhlas
j. Mengamalkan ilmu untuk kemaslahatan umat;
k. Senang bersodaqoh dan berzakat;
l. Menjauhi kemaksiatan;
m. Rajin berdoa dan beristighfar;
n. Mewujudkan keluarga sakinah;
o. Menyantuni dan meberdayakan fakir miskin dan anak yatim.

15. Sejarah Kesehatan Mental Dalam Islam


Konsep kesehatan mental atau al-tibb al-ruhani pertama kali diperkenalkan dunia
kedokteran Islam oleh seorang dokter dari Persia bernama Abu Zayd Ahmed ibnu
Sahl al-Balkhi (850-934). Dalam kitabnya berjudul Masalih al-Abdan wa al-Anfus
(Makanan untuk Tubuh dan Jiwa), al-Balkhi berhasil menghubungkan penyakit antara
tubuh dan jiwa. Ia biasa menggunakan istilah al-Tibb al-Ruhani untuk menjelaskan
kesehatan spiritual dan kesehatan psikologi.
Sedangkan untuk kesehatan mental dia kerap menggunakan istilah Tibb al-Qalb . Ia
pun sangat terkenal dengan teori yang dicetuskannya tentang kesehatan jiwa yang
berhubungan dengan tubuh. Menurut dia, gangguan atau penyakit pikiran sangat
berhubungan dengan kesehatan badan. Jika jiwa sakit, maka tubuh pun tak akan bisa
menikmati hidup dan itu bisa menimbulkan penyakit kejiwaan, tutur al-Balkhi.
Menurut al-Balkhi, badan dan jiwa bisa sehat dan bisa pula sakit. Inilah yang disebut
keseimbangan dan ketidakseimbangan. Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam
tubuh dapat menyebabkan demam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan,
ketidakseimbangan dalam jiwa dapat menciptakan kemarahan, kegelisahan,
kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengan kejiwaan lainnya.

Selain al-Balkhi, peradaban Islam juga memiliki dokter kejiwaan bernama


Ali ibnu Sahl Rabban al-Tabari . Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya pada
abad ke-9 M, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien
yang mengalami gangguan jiwa. Al-Tabari menekankan kuatnya hubungan antara
psikologi dengan kedokteran.
Menurut dia, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan dan
psikoterapi. Al-Tabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena
imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata al-Tabari, dapat
dilakukan melalui ''konseling bijak''. Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter
yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali
kepercayaan diri pasiennya.

Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi , dokter Muslim
legendaris Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi (al-Razi) juga telah
berhasil mengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untuk
menangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan
mental.
Al-Razi juga tercatat sebagai dokter atau psikolog pertama yang membuka ruang
psikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad.

Anda mungkin juga menyukai