Sehat jiwa adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Kesehatan jiwa dapat didefinisikan sebagai ranah yang mengurus (mengelola dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional menjadi lebih optimal. Keadaan yang memungkinkan individu menjadi sejalan dan selaras dengan keadaan orang lain.
2. Apa saja ciri – ciri sehat jiwa ?
a. Pandai menerima kenyataan yang baik maupun buruk.
b. Puas dengan hasil karyanya. c. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima. d. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas e. Berhubungan dengan orang lain untuk saling menolong dan memuaskan. f. Mengambil hikmah dari kejadian buruk. g. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kuratif dan konstruktif. h. Memiliki rasa kasih sayang yang besar. i. Mampu menghargai diri sendiri. j. Bertanggung jawab dan mampu mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa bergantung terhadap orang lain.
3. Apa saja tanda gangguan jiwa yang dapat muncul ?
a. Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas. b. Mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar. c. Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur. d. Sering marah berlebihan dan sangat sensitif. e. Merasa putus asa dan tak berdaya. f. Sering merasa bingung, khawatir, atau takut. g. Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan. h. Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi. i. Merasa sulit untuk berkonsentrasi. j. Merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah. k. Perubahan suasana hati yang drastis. l. Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. m. Tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari. n. Memiliki pikiran untuk bunuh diri.
4. Bagaimana cara meningkatkan kesehatan jiwa ?
a. Menerima dan menghargai diri sendiri Menyadari bahwa setiap individu unik dan berbeda. Penting untuk mengenali kelemahan dan kelebihan yang dimiliki, serta bersikap realistis terhadap hal-hal yang masih dapat diubah. b. Terbuka dengan menyampaikan pikiran atau perasaan Mengungkapkan pikiran atau perasaan dapat membantu seseorangmerasa lebih ringan dan berdamai dengan masalah yang sedang dihadapi. Sikap terbukadapat dilakukan dengan menceritakan permasalahan kepada orang yang dipercaya, seperti keluarga atau teman dekat. Selain itu, juga dapat dilakukan kepada pihak lain yang berkaitan dengan situasi yang sedang dialami. c. Mengatur pola hidup Pola hidup yang sehat, seperti olahraga teratur dan konsumsi makanan bergizi dapatmeningkatkankeseimbangan tubuh, kualitas tidur, dan daya konsentrasi. Hal inimendorong tubuh yang lebih tenang,rileks, dan lebih positif.Hindari pola makan tidak sehat, minuman beralkohol, merokok, sertaobat-obatan terlarang untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi perasaan yang tidak menyenangkan. d. Membangun pikiran positif Pikiran positif membuat seseorangmerasalebih tenang saat menghadapi masalah karena dapat melihat masalah dari sudut pandang yang lain, fokus pada hal penting dari masalah yang dihadapi, dan tidak berlarut dalam tekananatau perasaan tidak menyenangkan. e. Memiliki waktu untuk melakukan kegiatan yang disukai Melakukan kegiatan yang disukai atau menyenangkan dapat memunculkan emosi positif sehingga menyeimbangkan emosi negatif yang muncul akibat stress. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan, seperti berkebun, memasak, berjalan di taman, melukis, dan lain-lain. f. Membangun relasi positif dengan orang lain Mengikuti kegiatan atau membantu orang lain dapat membuat seseorang merasa semakin berharga, percaya diri, dan tidak merasakan kesepian. Hal ini dapat dilakukan baik di lingkungan tempat tinggal, kerja, atau komunitas. g. Meminta bantuan kepada orang lain Seringkali seseorang merasa lelah dan tidak mampu berpikir jernih saat sedang menghadapi masalah. Saat hal tersebut terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah meminta bantuan kepada orang yang dipercaya dapat membantu penyelesaian masalah, seperti keluarga, teman dekat, rekan kerja,atau tenaga professional (dokter, psikolog, psikiater, pemuka agama, dan lain-lain).
5. Apa saja faktor risiko seseorang memiliki masalah jiwa ?
a. Faktor biologis: gangguan fungsi otak akibat genetik, infeksi, cedera kepala, atau gangguan nutrisi. b. Faktor psikologis: trauma, rasa kehilangan mendalam khususnya saat anak-anak, ditelantarkan, dan kesulitan berhubungan dengan orang lain. c. Faktor lingkungan: perceraian atau kematian, kehidupan keluarga yang berantakan, pergantian tempat kerja atau sekolah, ekspektasi sosial, hingga kekerasan dari lingkungan.
Keputusasaan Merupakan Status Emosional Yang Berkepanjangan Dan Bersifat Subyektif Yang Muncul Saat Individu Tidak Melihat Adanya Alternatif Lain Atau Pilihan Pribadi Untuk Mengatasi Masalah Yang Muncul Atau Untuk Mencapai