Jenis Jenis Material PDF
Jenis Jenis Material PDF
Pendahuluan
Keramik juga telah dipergunakan manusia sejak lama. Keramik yang banyak
ditemukan sebagai artefak-artefak peninggalan kebudayaan yang telah lampau banyak
dipergunakan sebagai benda hiasan, wadah, dan tempat untuk sesuatu dan terbuat dari
tanah liat yang dibakar (clay). Pada abad 20, istilah keramik kemudian dipergunakan
untuk berbagai mecam aplikasi-aplikasi keteknikan/rekayasa (engineering). Material
keramik untuk bidang rekayasa adalah material yang mampu menahan suhu yang
tinggi yang tidak mampu ditahan oleh logam. Semikonduktor adalah salah satu contoh
dari material keramik rekayasa (engineering ceramic) untuk aplikasi pada bidang
elektronik. Salah satu keunggulan dari material keramik terbaru adalah ketahanannya
terhadap temperature yang sangat tinggi (> 1200°C) dimana logam tidak bisa.
Keunggulan tersebut dimanfaatkan pada desain pesawat ulang-alik yakni pada bagian
hidung dan sisi bagian bawah yang harus menahan panas sangat tinggi ketika
bergesekan dengan lapisan atmosfir bumi.
Kemudian pada abad ke-21, makin banyak jenis material baru yang ditemukan.
Dengan makin dieksplorasinya minyak bumi maka tidak hanya bahan bakar saja yang
diproduksi dari cairan-yang-memfosil tersebut akan tetapi juga material. Material yang
diciptakan dari turunan minyak bumi kemudian disebut sebagai polimer. Polimer
kemudian dikembangkan lagi menjadi banyak sekali turunan-turunan dengan sifat yang
bermacam-macam. Material polimer memiliki keunggulan yakni densitasnya yang
rendah sehingga banyak diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari seperti untuk
packaging, wadah, aksesoris interior maupun eksterior. Pengembangan material tidak
hanya berhenti pada ketiga jenis material yang telah dijelaskan sebelumnya, akan
tetapi terus dilanjutkan dengan menggabungkan material-material berbeda untuk
memperoleh sifat material yang lebih baik. Material ini kemudian disebut sebagai
komposit. Material komposit dikembangkan dengan menggabungkan beberapa jenis
material berbeda untuk mendapatkan sifat material yang lebih baik yang berasal dari
perpaduan masing-masing material penyusun komposit tersebut.
Klasifikasi Material
Logam
Material logam memiliki konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Tak hanya
itu, material ini juga memiliki sifat-sifat mekanis yang unggul dibandingkan dengan
jenis material yang lain. Ada beragam jenis material logam yang ada saat ini, seperti
yang terlihat di tabel periodik unsur, material logam menempati mulai dari golongan IA
dan IIA serta golongan B (logam transisi). Dari sekian banyak jenis logam, ada
beberapa logam yang mendapatkan porsi besar di dalam apikasi-aplikasi dunia rekayasa
(engineering). Logam-logam tersebut diklasifikasikan ke dalam istilah ferrous dan non-
ferrous. Logam ferrous adalah yang yang berbasis pada Besi (Fe) sebagai komponen
penyusun utama sedangkan non-ferrous adalah selain Fe yang menjadi penyusun
utamanya. Beberapa non-ferrous digolongkan ke dalam base metal dikarenakan muda
bereaksi dengan oksigen (terkorosi) membentuk lapisan oksida di permukaannya.
Beberapa non-ferrous tersebut adalah Aluminium (Al), Tembaga (Cu), Timbal (Pb),
Seng (Zn), Nikel (Ni), dan Timah (Sn). Ada juga jenis non-ferrous lain yang juga banyak
diaplikasikan yakni Magnesium (Mg) dan Titanium (Ti).
Baja (Steel)
Karbon di dalam matriks besi akan memperkuat besi yang dalam keadaan murni
rendah sifat mekaniknya. Jika di dalam matriks besi kandungan karbonnya maksimal
2% maka disebut sebagai baja, tapi jika kandungan karbonnya lebih besar dari 2%
maka disebut sebagai besi tuang. Gambar 2 menunjukkan diagram kesetimbangan
antara besi dan karbon (Fe-C Phase Diagram).
Baja jenis ini memiliki kandungan karbon hingga 0,3% sehingga memiliki mampu
bentuk yang baik dan mampu las yang baik. Oleh karena kandungan karbonnya yang
rendah maka baja jenis ini banyak dipergunakan untuk kaleng, panel kendaraan, kabel,
dll. Baja low C untuk aplikasi tersebut kandungan karbonnya < 0,1% dengan mangan
(Mn) sampai 0,4%, ditemui dalam bentuk lembaran tipis (sheet atau strip). Untuk plate
pada aplikasi structural umumnya kandungan karbonnya dinaikkan hingga 0,3%
dengan kandungan Mn hingga 1,5%. Kemungkinan aplikasinya adalah untuk produk
proses stamping, forging, seamless tube, dan boiler plate.
Tidak berbeda dengan Low C steel kecuali kandungan karbonnya pada kisaran
0,3-0,6% dan mangannya 0,6-1,65% sehingga memiliki ketangguhan dan keuletan
yang baik, kekuatan sedang. Umumnya baja jenis ini dipergunakan untuk shafts, axles,
gears, crankshafts, couplings dan forgings. Untuk baja dengan kadungan 0,4-0,6% juga
dipergunakan untuk rails, railway wheels, dan rail axles.
Baja jenis ini memiliki kandungan karbon >0,6% sehingga memiliki kekuatan
mekanis yang tinggi tetapi keuletan yang rendah. Baja ini memiliki kekerasan dan
ketahanan aus yang tinggi. Baja karbon tinggi diaplikasikan untuk material pembuatan
pegas dan kabel kuat-tinggi, rolling mills, rope wire, screw drivers, hammers, wrenches,
band saws.
Gambar 3. Beberapa contoh aplikasi dari baja karbon
Adapun besi dengan kandungan karbon yang lebih besar daripada 2% maka
disebut sebagai besi tuang (cast iron). Besi tuang memiliki kandungan karbon jenuh
sehingga kelebihan karbon ini akan berbentuk karbon bebas yang tidak mengisi matriks
dari besi. Karbon bebas ini disebut sebagai grafit. Besi tuang digolongkan sebagai
berikut ini;
Besi tuang ini keras dan getas, memiliki ketahanan aus yang baik. Hal tersebut
dikarenakan matriks yang menyusun besi tuang ini adalah pearlite dan cementite yang
keras dan getas. Besi tuang jenis ini dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat
sehingga mencegah terbentuknya grafit di dalam besi tuang. Biasanya dengan
memasangkan pendingin (chiller) di permukaan cetakan. Aplikasi dari besi tuang putih
adalah; brake shoes, shot blasting nozzles, mill liners, crushers, pump impellers dan
abrasion resistant parts.
2. Besi tuang kelabu (grey cast iron)
Besi tuang ini dihasilkan dari proses pendinginan lambat. Matriksnya berupa
ferrite dengan grafit yang tersebat berbentuk flakes. Memiliki kuat tekan, ketahanan
fatik, dan ketahanan aus yang tinggi. Adanya grafit memberikan keuntungan berupa
kapasitas meredam getaran yang ringgi. Aplikasi untuk besi tuang ini adalah; gears,
flywheels, water pipes, engine cylinders, dan brake discs.
Besi tuang ini dibuat dengan memberikan perlakuan panas kepada besi tuang
putih. Matriksnya adalah ferrite dengan partikel-partikel grafit bebas. Besi tuang mampu
tempa memiliki keuletan dan mampu mesin yang baik. Besi tuang mampu tempa
dengan matriks ferritic lebih lunak dan tidak kuat serta keras dibandingkan yang
bermatriks pearlite. Aplikasi dari besi tuang jenis ini adalah; parts of power train of
vehicles, bearing caps, steering gear housings, agricultural equipment, railroad
equipment.
Sebenarnya jenis ini sama dengan besi tuang kelabu, yang membedakan adalah
morfologi/bentuk dari grafitnya yaitu berbentuk bulat (spheroid) di dalam matriks ferrite
atau pearlite. Modifikasi grafit ini dengan penambahan magnesium (Mg) ke dalam
leburan sebelum casting. Memiliki keuletan yang tinggi, kekuatan fatik yang baik,
ketahanan aus baik, ketahanan guncang baik serta. Aplikasi untuk besi tuang jenis ini
adalah; automotive engine crankshafts, heavy duty gears, military and railroad vehicles.
Proses pembuatan besi baja dilakukan dengan mereduksi bijih besi (umumnya
magnetite [Fe3O4]) dengan reduktor karbon (kokas) di dalam tanur tinggi (blast
furnace). Hasil dari proses tersebut adalah Pig Iron yakni besi yang masih harus diatur
kembali kadar karbonnya untuk dijadikan baja.
Gambar 4. Beberapa contoh aplikasi dari besi tuang
Non-ferrous
1. Aluminium
Logam Aluminium dalam keadaan murni sangat lunak, ringan, tidak beracun
(sebagai logam), non-magnetik. Aluminium juga mudah dibentuk (forming), dimesin
(machining), dan dituang (casting). Untuk meningkatkan kekuatannya maka aluminum
dipadu (alloying) dengan beberapa jenis logam lain yang memiliki struktur kristal yang
sama. Aluminum paduan (alloy) kemudian diklasifikasikan ke dalam beberapa seri
sesuai dengan logam pemadunya.
Seri
Paduan Utama Sifat-sifat Industri
Paduan
High corrosion resistance,
high electrical and thermal Electrical and
1xxx -
conductivity, easy chemical
workability
2xxx Tembaga (Cu) High strength Aircraft, automobile
Combines moderate Construction,
3xxx Mangan (Mn) strength with good automobile (truck
workability bodies)
Automotive,
Lower melting point, not
4xxx Silicon (Si) mechanical
brittle
engineering
Moderate/high strength.
Packaging
5xxx Magnesium (Mg) Very high corrosion
(cansheet)
resistance
Medium strength, corrosion Construction,
6xxx Magnesium/silicon resistant and heat transport nd
treatable engineering
Aircraft, other
applications
7xxx Seng (Zn) Very high strength requiring high
strength/weight
ratios
Specific. Example: alloying Very high stress
8xxx Various with Tin (Sn) for high engineering
fatigue strength applications
Logam aluminium murni diperoleh dari proses ekstraksi bijih logamnya yang
disebut Bauxite dengan proses elektrolisis. Proses elektrolisis yang melibatkan energy
listrik untuk membebaskan logam aluminum dari pengotor bijihnya dinamakan Proses
Bayer. Bijih bauxite yang berasal dari tambang tidak bisa begitu saja direduksi dengan
reduktor seperto pada proses pengolahan besi baja. Bijih bauxite harus dirubah terlebih
dahulu menjadi alumina (Al2O3) untuk dapat diekstrak logam aluminumnya. Alumina
kemudian dicampur dengan elektrolit yang disebut cryollite pada saat proses
elektrolisis. Logam alumina kemudian akan terkumpul pada katoda dan akan di-
stripping lalu dileburkan kembali dan dicetak menjadi ingot.
3. Nikel
Nikel adalah salah satu logam non-ferrous yang sangat penting di dalam dunia
rekayasa (engineering). Logam ini memiliki ketahanan mulur (creep) yang sangat baik.
Sifat tersebut sangat penting untuk aplikasi-aplikasi yang berada pada temperature
sangat tinggi dimana logam lain tidak dapat bertahan. Untuk aplikasi-aplikasi yang
membutuhkan ketahanan korosi yang baik sangat membutuhkan keberadaan logam ini.
Logam nikel bersama kromium dan besi membentuk paduan baja tahan karat (stainless
steel) yang banyak diaplikasikan untuk peralatan-peralatan yang tahan korosi. Logam
nikel diekstrak dari bijih logamnya dengan menggunakan metode baik pyrometallurgy
maupun hydrometallurgy. Bijih logam nikel yang umumnya ditambang ada dua yaitu
dari jenis sulfide dan oksida, dari jenis sulfide umumnya adalah pentlandite dan dari
jenis oksida adalah laterite (ada limonite, saprolite, dan garnierite). Karena ketahanan
korosi yang baik dan juga pada temperature tinggi maka nikel banyak diaplikasikan
untuk pembuatan turbin untuk pesawat terbang.
Nikel digunakan di banyak industri dan produk-produk konsumsi, termasuk baja
tahan karat, magnet, koin, baterai isi ulang, senar gitar dan paduan-paduan khusus.
Nikel juga digunakan untuk pelapisan (plating) dan sebagai penghasil warna hijau
dalam gelas. Nikel merupakan logam pemadu (alloying metal) yang unggul dan
kegunaan utamanya adalah pada baja nikel (nickel steel) dan besi tuang nikel (nickel
cast iron) yang bermacam-macam jenis. Nikel juga banyak dipergunakan untuk paduan-
paduan lainnya, seperti kuningan dan perunggu nikel (nickel brasses and bronzes), dan
juga paduan-paduan dengan tembaga, kromium, aluminium, timbal, kobalt, perak, dan
emas. Berikut beberapa data statistik mengenai penggunaan nikel dalam berbagai
bidang; Water treatment (4%), Pulp and paper (8%), Plumbing and piping (8%), Hot
water system (3%), Marine (3%), Architecture, building and construction (18%),
Consumer goods (15%), Transport and automotive (12%), Chemical processing (11%),
Kitchen work-surfaces and kitchenware (8%), Energy (10%)
4. Titanium
Logam titanium sangat terkenal sekali dengan kekuatannya yang dapat serupa
dengan beberapa baja tapi lebih ringan daripada baja (sekitar 45% lebih ringan).
Logam ini juga terkenal dengan ketahanan korosinya yang baik. Akan tetapi
kekuatannya tidak mampu bertahan pada temperature 430°C (mengalami pelunakan).
Proses ekstraksinya menggunakan Proses Kroll atau Proses Hunter dari bijih logamnya
yaitu rutile atau ilmenite yang terdapat di kerak bumi. Logam titanium lebih banyak
diaplikasikan sebagai elemen paduan untuk pada baja maupun aluminum. Pada baja
titanium berfungsi sebagai penghalus butir dan juga pada aluminum. Adanya titanium
juga meningkatkan kekuatan dari aluminum.
Aplikasi dari logam aluminum banyak pada industry dirgantara seperti pada
paduan AA 6061-T6 pada pesawat-pesawat terbang komersial. Titanium 6AL-4V banyak
digunakan pada bagian-bagian pesawat seperti fire walls, landing gear, exhaust ducks
(helicopter), dan hydraulic system. Pada bagian mesin, titanium digunakan pada rotor,
compressor blades, dan nacelles. Sedangkan untuk aplikasi di laut, titanium digunakan
untuk pembuatan propeller shafts dan rigging, dan juga untuk heat exchangers pada
desalination plants. Titanium dalam bentuk oksidanya (TiO2) digunakan sebagai
pigment warna putih untuk cat, kertas, pasta gigi dan plastic. Titanium dioksida (TiO2)
juga dipergunakan sebagai tabir surya pada produk-produk kosmetik untuk melindungi
kulit manusia dari radiasi sinar UV yang membahayakan karena dapat menyebabkan
kanker kulit. Titanium dioksida juga berfungsi sebagai fotokatalis dalam pengolahan air
kotor.
Logam titanium juga banyak dipergunakan di bidang olah raga seperti; tennis
rackets, golf clubs, lacrosse stick shafts, cricket, hockey, lacrosse, football helmet grills,
dan frame sepeda serta komponen lainnya. Ada juga aplikasi logam ini untuk barang-
barang outdoor seperti cookware, peralatan makan, lentera, dan kerangka tenda.
Titanium memiliki tampilan kilau logam yang sangat menarik sehingga cocok juga untuk
aplikasi di bidang structural seperti tugu atau monument peringatan, atau sebagai
casing untuk peralatan elektronik atau juga dapat sebagai perhiasan seperti cincin.
Titanium memiliki sifat yang istimewa untuk aplikasi di bidang medis yakni
biocompatible, artinya logam titanium dapat diterima oleh tubuh manusia jika
dipasangkan di dalam tubuh manusia dan tidak menyebabkan inflamasi. Karena sifatnya
tersebut, titanium sering dijadikan implant pada proses penyembuhan tulang yang
patah. Selain itu, untuk pemasangan gigi palsu juga menggunakan logam titanium
sebagai akarnya.
Logam timah bersifat lunak, mudah ditempa dan tahan korosi serta tidak
beracun untuk manusia. Pada masa lampau logam tersebut merupakan logam paduan
terbesar di dalam pembuatan perunggu (Cu-Sn). Bersama tembaga, logam timah telah
menjadi warisan peradaban yang sangat berharga. Perkakas sehari-hari yang terbuat
dari perunggu banyak sekali memudahkan kehidupan manusia pada zaman perunggu
(Bronze age) sejak 3000 SM, baru setelah 600 SM logam timah murni diproduksi.
Logam timah diperoleh dari ekstraksi bijih logam cassiterite (SnO2) yang umumnya
banyak ditambang. Selain cassiterite sebagai mineral bijih utama ada juga mineral lain
yang mengandung logam timah namun dalam persentase yang lebih kecil yaitu;
stannite, cylindrite, franckeite, canfieldite, dan tealite (dari jenis sulfide). Proses
ekstraksi logam timah menggunakan metode pyrometallurgy yakni melebur bijih logam
bersama reduktor karbon sehingga terpisah logam timah dari kotorannya. Di Indonesia,
bijih logam timah berupa cassiterite banyak terdapat di Bangka dan Belitong.
6. Timbal
Logam timbal (dikenal juga sebagai timah hitam) adalah logam yang mengkilat
abu-abu kebiruan yang memiliki ketahana korosi yang baik dan mudah sekali dibentuk.
Logam ini telah dipergunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari sejak 5000
tahun yang lalu. Logam ini di dalam bidang kesehatan digolongkan sebagai logam berat
yang toksik untuk tingkat pajanan tertentu kepada manusia. Logam ini merusak sistem
syaraf dan menyebabkan kemunduran otak. Kadar Pb yang berlebih menyebabkan
kelainan pada darah mamalia. Sama seperti logam berat lainnya, seperti merkuri, timbal
akan terakumulasi pada jaringan lunak dan tulang. Logam timah hitam murni terdapat
di alam, tetapi jarang sekali ditemui. Timah hitam biasanya dalam bentuk bijih dan
bergabung dengan seng (Zn), perak (Ag), dan tembaga (Cu). Bijih timah hitam
potensial yang umumnya ditambang adalah galena (PbS), cerrusite (PbCO3), dan
anglesite (PbSO4). Galena merupakan bijih timah hitam utama yang mengandung kadar
Pb 86.6%. Bijih timah hitam dengan kandungan Pb kurang dari 10% dan atau
sedikitnya 3% masih dapat dieksploitasi secara eknomonis. Kadarnya dapat
ditingkatkan dengan proses pengolahan mineral. Umumnya menggunakan flotasi
sehingga kadarnya naik menjadi 70% atau lebih.
Logam ini telah dipergunakan sebagai pipa air pada Kekaisaran Romawi, sebagai
pelapis (glaze) pada keramik-keramik kuno, sebagai kosmetik (kohl), dipergunakan oleh
orang Mesir Kuno untuk menggelapkan tepian kelopak mata. Pada zaman modern,
logam ini dipergunakan pada konstruksi bangunan, baterai, selongsong peluru,
pemberat pancing, paduan timah solder, dan sebagai pelapis radiasi.
Keramik
Keramik identik dengan clay (tanah liat) sebagai bahan dasar pembuatannya, hal
ini karena pada masa lampau keramik dibuat dari material tersebut dengan cara
dibentuk lalu dibakar di dalam tungku. Seiring perkembangan teknologi, keramik jadi
lebih menarik tempilannya dengan ditemukannya teknik pewarnaan (glazing)
dipermukaannya. Keramik ada yang kristalin ada pula yang amorf (contohnya glass).
Keramik memiliki sifat mekanis yang baik dalam hal ketahanan aus dan temperature
tinggi. Material ini juga memiliki kekuatan tekan yang baik akan tetapi karena sifatnya
yang getas maka tidak tahan terhadap beban tarik satu arah. Keramik diklasifikasikan
ke dalam beberapa kelas sebagai berikut;
1. Glasses: optical, composite reinforce, containers, household
2. Clay products: whiteware, bricks
3. Refractories: furnace lining (fire bricks)
4. Abrasives: sandpaper, cutting, polishing
5. Cements: composite, structural
6. Advance ceramics: engine (rotors, valves, bearings), sensors
a. Glass forming
Hot-pressing, seperti proses tempa pada logam dimana segumpal gelas panas
ditekan diantara cetakan (dies). Biasa dipakai untuk membuat insulator dari
gelas.
Rolling, untuk memproduksi lembaran gelas (sheet)
Float moulding, untuk memproduksi kaca jendela yang jernih
Blow moulding, untuk memproduksi botol atau keca pada bola lampu pijar
Fiber drawing, untuk memproduksi fiber glass
b. Particulate forming
Pembuatan komponen dari keramik umumnya dengan metode ini yang mana
melibatkan proses pressing menggunakan cetakan kemudian dilanjutkan dengan proses
sintering pada temperatur tinggi sehingga terjadi perlekatan antar partikel, tujuan
sintering adalah menurunkan tingkat porositas pada bakalan yang telah dicetak. Proses
ini lebih terkenal untuk pembuatan engineering ceramics (material keramik untuk
aplikasi-aplikasi khusus di bidang rekayasa). Serbuk keramik terlebih dahulu dicampur
dengan binder (pengikat) sebelum di-pressing. Ada tiga jenis teknik pressing di dalam
proses ini yaitu;
Pada proses ini terjadi pengerasan pasta yang dibuat dari campuran antara
material semen dengan air (contoh; concrete). Umumnya digunakan untuk membangun
struktur dengan dimensi yang besar dan bentuk yang kompleks seperti apartemen,
jalan laying, dll. Proses pengerasan semen terjadi karena terjadi peristiwa hidrasi dari
semen (reaksi kimia kompleks yang melibatkan air dan partikel semen). Sampai saat ini,
material semen Portland yang paling banyak dipergunakan pada proses cementation.
Semen Portland dibuat dari campuran antara clay dan mineral gamping yang kemudian
dikalsinasi pada 1400°C. Setelah proses kalsinasi kemudian dilakukan grinding hingga
menjadi serbuk halus yang kita kenal sebagai semen untuk bangunan.
Polimer
Polimer adalah molekul besar yang tersusun atas unit terkecil yang berulang dan
teratur. Unit terkecil tersebut dinamakan monomer. Material ini bersifat isolator, tahan
korosi namun tidak tahan temperature tinggi, mudah dibentuk, viskoelastis dan non-
kristalin. Polimer dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu (1) polimer alam dan (2)
polimer sintetis. Polimer alam adalah molekul besar yang terjadi secara alami dan
terdapat di alam, sebagai contoh adalah shellac, amber, karet alam, protein, DNA, dan
juga selulosa. Sedangkan polimer sintetis banyak sekali jumlahnya. Pada umumnya
polimer sintetis merupakan molekul besar yang monomernya merupakan turunan rantai
karbon dari minyak bumi meskipun ada juga yang bukan berupa rantai karbon, sebagai
contoh adalah karet sintetis, Bakelite, neoprene, nylon, PVC, polystyrene, polyethylene,
polypropylene, polyacrylonitrile, PVB, silicone, dll. Berdasarkan pola susunan
monomernya polimer dibedakan atas beberapa jenis yaitu;
Gambar 12. Jenis-jenis copolymer
Ada banyak jaenis polimer yang sudah dikembangkan. Ada yang disebut sebagai
thermoset dan ada pula yang disebut sebagai thermoplast. Polimer thermoset
contohnya adalah phenolics, melamine, epoxy. Sedangkan themoplastik contohnya
adalah polyethylene, polypropylene, PVC, PTFE/Teflone, polystyrene. Polimer thermoset
akan melunak jika dipanaskan namun tidak dapat dibentuk dan tidak akan mengalir.
Berbeda dengan polimer thermoset, polimer thermoplastic akan melunak dan mudah
dibentuk ketika dipanaskan. Ketika didinginkan akan menjadi kaku. Polimer jenis ini
dapat didaur ulang karena jika dipanaskan ia akan melunak dan dapat dibentuk lagi
menjadi benda lainnya.
Reaksi polimerisasi ada yang disebut addisi dan ada juga yang kondensasi.
Polimerisasi addisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi addisi dimana monomer
berikatan satu sama lain tanpa kehilangan atom atau molekul. Ada tiga tahapan yang
berlangsung ketika polimer terbentuk melalui reaksi polimerisasi addisi yakni (1) tahap
inisiasi (initiation), (2) tahap propagasi (propagation), dan (3) tahap terminasi
(termination). Beberapa contoh polimer addisi adalah sebagai berikut;
Beberapa jenis polimer thermoplastic dapat didaur ulang, berikut ini adalah
contohnya dengan symbol daur ulang masing-masing;
Komposi merupakan material yang tersusun atas dua atau lebih material sebagai
konstituen dan memiliki sifat gabungan dari kedua material konstituen tersebut.
Komposit terdiri atas matriks dan penguat (reinforce/filler) yang menjadi definisi
khususnya. Matriks pada komposit berfungsi sebagai distributor tegangan yang diterima
oleh penguat yang jenisnya dapat bermacam-macam. Berdasarkan jenis matriksnya
komposit debedakan atas beberapa kelas yakni;
Komposit yang terdiri matriks polimer (resin) dan penguat, biasanya fibre, yang
terdistribusi di dalam matriks. Terdapat dua jenis resin untuk komposit matriks polimer
yakni polimer thermoset dan thermoplas. Matriks polimer yang memiliki kekuatan
mekanis yang rendah, missal; duktilitas tinggi, modulus young rendah, digabungkan
dengan penguat yang memiliki kekuatan mekanis, missal; duktilitas rendah dan
modulus young tinggi, yang tinggi sehingga didapatkan kombinasi dari keduanya.
Komposit matriks polimer yang diperkuat dengan jalinan fibre memiliki kekuatan
mekanis yang baik yakni;
Komposit matriks polimer banyak diaplikasikan karena low cost di dalam proses
fabrikasinya akan tetapi ada beberapa kekurangan yang dimiliki oleh koposit jenis ini
yaiku;
Berdasarkan jenis material penguatnya komposit matriks polimer terdiri dari tiga
yaitu;
Unidirectional fibre
Rovings
Veil mat
Chopped strand
Woven fabric
Matriks untuk komposit ini umumnya dari paduan Al-Si (seri 4xxx) dan juga dari
seri 2xxx dan 6xxx. Jenis penguat ang dipergunakan adalah;
- Alumina (Al2O3) atau silicon carbide (SiC) dalam bentuk partikel sebanyak 15-
70 vol% (particulate composite)
- Continuous fibre dari alumina, SiC, graphite (long fibre reinforced composite)
- Discontinuous fibre dari alumina (short-fibre reinforced composite)
Teknik farbrikasinya ada tiga yakni; (1) powder metallurgy (sintering), (2) stir
casting, (3) infiltration. Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matrik logam aluminum
adalah;
Matriksnya adalah logam titanium yang ringan lagi kuat. Penguat yang umumnya
dipergunakan adalah continuous monofilament SiC fibre, titanium boride (TiB2), dan
titanium carbide (TiC) dalam bentuk partikel. Teknik fabrikasinya menggunakan powder
metallurgy (sintering). Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit matriks logam titanium
adalah;
- High strength
- High stiffness (modulus young)
- High creep resistance
- High thermal stability
- High wear resistance
Komposit yang matriksnya berupa keramik dengan penguat yang juga dari
keramik. Matriks keramik tersebut dapat berupa alumina (Al2O3) atau silicon karbida
(SiC). Sedangkan penguatnya juga dapat berasal dari jenis keramik yang sama.
Komposit matriks keramik dirancang untuk meningkatkan ketangguhan keramik
konvensional yang pada umumnya getas. Jenis penguatnya dapat berupa contiuous
(long) fibre atau discontinuous (short) fibre. Sebagai contoh untuk short fibre adalah
Al2O3, SiC, TiB2, aluminum nitride (AlN), zirconia (ZrO2). Kebanyakan komposit matriks
keramik menggunakan penguat dari SiC karena menghasilkan kekuatan dan modulus
young yang tinggi. Sifat-sifat yang dimiliki oleh komposit jenis ini adalah;
Difabrikasi dengan metode sol-gel, direct metal oxidation atau chemical bonding.
Komposit jenis ini dimanufaktur untuk aplikasi-aplikasi; manufacturing heat exchangers,
filters for hot liquids, thermo-photovoltaic burners, burner stabilizers, combustion liners
of gas turbine engines.
Carbon-carbon composite
Komposit matriks karbon dan grafit memiliki keunggulan yaitu kekuatan dan
rigiditasnya tidak berubah pada temperature tinggi yang temperaturnya mencapai
2300°C. Komposit jenis ini difabrikasi dengan teknik kompaksi atau multiple
impregnation dari frame berpori dengan liquid carbonizer precursor serta subsequent
pyrolization. Komposit jenis ini juga dapat difabrikasi dengan metode chemical vapor
deposition (CVD) dari pyrolitic carbon. Sebenarnya komposit matriks karbon tidak
dipergunakan untuk aplikasi temperature tinggi sebagaimana komposit jenis lain kan
tetapi karena sifatnya yang mampu mempertahankan kekuatan dan rigiditas pada
temperature hingga 2300°C membuatnya dapat dipergunakan untk aplikasi yang
bertemperatur tersebut seperti pada bidang aeronautic seperti spacecraft structure.
Gambar 18. Beberapa contoh aplikasi dari komposit matriks keramik
Material Mutakhir
Logam
o Shape memory alloys
o Biomaterials
o Amorphous metal (metallic glass)
Keramik
o Mesoporous materials
o Solar cell
o Geopolymers
o Biomaterials
Polimer
o Biodegradable polymer
o Biomaterials
Komposit
o Clay composite
Ada lebih banyak lagi jenis material mutakhir karena dewasa ini terus
dikembangkan material-material yang difungsikan untuk aplikasi-aplikasi yang semakin
canggih seperti di bidang electronics, spacecraft, health, energetic. Beberapa contoh di
antaranya adalah;
a. Shape memory alloy
Shape memory alloy (SMA, smart metal, memory metal, memory alloy, muscle
wire, smart alloy) merupakan paduan yang dapat mengingat bentuk aslinya. Paduan ini
dibentuk dengan proses tempa dingin sehingga komponen yang terbuat dar paduan ini
dapat kembali ke bentuk asalnya dengan cara dipanaskan. Material ini merupakan
alternatif material yang ringan yang dapat menggantikan aktuator konvensional seperti
hydraulic, pneumatic, and motor-based systems. Aplikasinya juga meliputi: kedokteran
dan ruang angkasa.
Gambar 19. Beberapa contoh aplikasi dari Shape Memory Alloy (SMA)
b. Metallic biomaterial
Material ini juga dinamakan sebagi metallic glass karena tidak memiliki struktur
kristal sebagaimana logam pada umumnya. Logam amorf adalah material logam
dengan struktur atom yang tidak teratur (tidak kristalin). Material ini difabrikasi
langsung dari lelehan logamnya dengan pendinginan yang sangat cepat (10 4-105
°C/detik), dengan laju pendinginan yang sangat cepat tersebut maka atom-atom di
dalam lelehan logam tidak mendapat kesempatan untuk menjadi teratur. Selain
pendinginan super cepat, metallic glass juga dapat difabrikasi dengan teknik physical
vapour deposition, solid-state reaction, ion irradiation, mechanical alloying.
Logam amorf memiliki ketahanan aus dan korosi yang sangat baik karena tidak
memiliki batas butir sebagai titik lemah logam pada umumnya. Logam ini lebih tangguh
dan ulet dibandingkan dengan oxide glasses dan keramik pada umumnya. Logam amorf
telah banyak diaplikasikan untuk bidang kesehatan, olahraga, dan elektronik. Untuk
bidang kesehatan sebagai skrup, pen, atau plat untuk tulang, medical scalpels, coating
untuk hip implant. Untuk bidang oleh raga seperti raket tenis, golf clubs, skis, baseball
dan softball bats. Aplikasi lainnya adalah sebagai coating pada refineries plant dan oil
pipes, armor, ballistic, cell phone casing, anti-theft devices, perhiasan seperti jam
tangan dan cincin.
Gambar 21. Beberapa contoh aplikasi dari material amorf (metallic glass)
d. Mesoporous material
Material yang memiliki pori dengan diameter diantara 2-50 mm disebut material
mesopori. Jika pori < 2 mm disebut microporous material dan > 50 mm disebut
macroporous material. Material ini memiliki luas permukaan yang besar sehingga
memiliki banyak tempat untuk proses serapan terjadi. Sefat tersebut cocok diaplikasi
sebagai katalis, sensor, dan lain-lain yang membutuhkan surface area yang besar.
Beberapa contoh material mesopori adalah dari jenis alumina, silica, oksida-oksida dari
niobium, tantalum, titanium, zirconium, cerium, dan timah. Struktur mesopori-nya dapat
dibuat menjadi teratur atau sebaliknya. Untuk memfabrikasi material mesopori ada
beberapa metode yaitu; (1) Pillaring method, (2) Liquid crystal templating. Material
mesopori dapat diaplikasikan untuk bidang catalysis, sorption, gas sensing, ion
exchange, optics, dan photovoltaics.
Gambar 22. Zeolite mesoposi disintesis dari abu terbang (fly ash)
e. Geopolymer
Material ini pertamakali dikembangkan oleh Joseph Davidovits sejak tahun 1973,
sedangkan terminologi geopolimer diperkenalkannya pertama kali pada tahun 1976.
Material ini memiliki sifat gabungan antara polimer anorganik (plastik) dan keramik.
Geopolimer bisa disintesis dari mineral aluminosilikat dan limbah pembakaran dari batu
bara ataupun limbah dari hasil peleburan bijih besi atau proses smelting logam
tembaga, nikel, dan lain-lain yang menghasilkan terak dengan kandungan silikat dan
alumina yang dapat dipergunakan sebagai precursor dalam pembuatan geopolimer.
Aplikasinya dapat sebagai pengganti semen (green technology), enkapsulasi limbah B3.
f. Biodegradable polymer
Material polimer ini umumnya disintesis dari bahan yang bersumber dari alam
sehingga mudah terdegradasi ketika dibuang kea lam, berbeda dengan polimer sintesis
yang tidak mudah terdegradasi. Polimer dapat dirancang agar menjadi partially
degradable atau fully degradable. Polimer yang partially degradable adalah polimer
yang berasal dari gabungan antara sintetic polimer yang berbasis petroleum dengan
komponen organic (bisa sebagai fiber). Ketika dibuang maka komponen organic akan
terurai dengan mudah dan cepat oleh mikroorganisme dan meninggalkan struktur
matriks yang rapuh sehingga mempermudah alam untuk mendegradasi. Berbeda
dengan polimer sintetis yang permukaannya sangat halus sehingga sulit bagi alam
untuk mendegradasi. Sedangkan fully degradable polimer adalah polimer yang
seluruhnya terbuat dari bahan yang berasal dari alam atau komponen mahluk hidup
sehingga lebih mudah terdegradasi. Salah satu contoh dari material ini adalah sintesis
polyester dari asam levulinic.
Asam levulinik dapat diisolasi dari biomass dengan proses konversi melalui
hidrogenasi untuk menghasilkan polyester yang dapat terurai. Untuk aplikasi di bidang
medis ada beberapa jenis polimer yang menjadi biomaterial dan mudah terdegradasi di
dalam tubuh manusia, utamanya diaplikasikan sebagai drug release system, namun ada
juga yang dijadikan sebagai komposit untuk implant di dalam tubuh. Polimer tersebut
contohnya adalah collagen, chitosan, dll.
Referensi:
James E. Mark. 1999. Polymer Data Handbook. USA: Oxford University Press, Inc.,
diunduh melalui laman
http://www.qmc.ufsc.br/~minatti/docs/20061/polymer_data_handbook.pdf pada 2
September 2011.
Dmitri Kopeliovich. Cast Irons. SubsTech (Substance and Technology), diakses melalui
laman http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=cast_irons pada 2 September
2011.
Cast steel: Classification of Carbon and Low-Alloy Steels. Key to Metals, diakses melalui
laman http://steel.keytometals.com/articles/art62.htm pada 2 September 2011.