Abses Serebri
Abses Serebri
TINJAUAN PUSTAKA
OTAK
2.1 ANATOMI KEPALA
2.1.1 Kulit Kepala
Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau kulit,
connective tissue atau jaringan penyambung, aponeurosis atau galea aponeurotika,
loose connective tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium.
2.1.2 Tulang Tengkorak
Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua
bagian yaitu kranium (kalvaria) yang terdiri atas delapan tulang dan kerangka wajah
yang terdiri atas empat belas tulang. Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas
yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada
permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan
otak dan pembuluh darah. Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar
tengkorak atau basis kranii. Dasar tengkorak ditembusi oleh banyak lubang supaya
dapat dilalui oleh saraf dan pembuluh darah.
2.1.3 Meningia
Meningia merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakang. Fungsi meningia yaitu melindungi struktur saraf halus yang membawa
pembuluh darah dan cairan sekresi (cairan serebrospinal), dan memperkecil benturan
atau getaran terdiri atas 3 lapisan, yaitu :
Gambar 1: Lapisan Meningia
1. Duramater (Lapisan sebelah luar)
Duramater adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari
jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak terdiri dari selaput
tulang tengkorak dan duramater propia di bagian dalam. Di dalam
kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Duramater pada
tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan darah vena
dari otak, rongga ini dinamakan sinus longitudinal superior yang
terletak diantara kedua hemisfer otak.
2. Arachnoid (Lapisan tengah)
Arachnoid adalah membran impermeabel halus yang meliputi otak
dan terletak diantara piamater di sebelah dalam dan duramater di
sebelah luar. Selaput ini dipisahkan dari duramater oleh potensial,
disebut spatium subdural, dan dari piamater oleh spatium
subarachnoideum, yang terisi oleh cairan serebrospinal.
3. Piamater (Lapisan sebelah dalam)
Piamater adalah membran vaskular yang dengan erat membungkus
otak, meliputi gyri dan masuk kedalam sulci yang paling dalam.
Membran ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan
epineuriumnya. Arteri – arteri yang masuk ke dalam substansi otak
juga diliputi oleh piamater.
2.2.1. Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam
rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terdiri
dari otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (Trunkus
serebri). Besar otak orang dewasa kira-kira 1300 gram, 7/8 bagian berat terdiri dari
otak besar.
Gambar 2: Otak
a. Diensefalon
Bagian batang otak paling atas terdapat diantara serebellum dengan
mesensefalon, kumpulan dari sel saraf yang terdapat dibagian
depan lobus temporalis terdapat kapsula interna dengan sudut
menghadap kesamping. Diensefalon ini berfungsi sebagai
vasokonstriksi (memperkecil pembuluh darah), respiratorik
(membantu proses pernafasan), mengontrol kegiatan refleks, dan
membantu pekerjaan jantung.
b. Mesensefalon
Atap dari mesensefalon terdiri dari empat bagian yang menonjol ke
atas, dua di sebelah atas disebut korpus kuadrigeminus superior
dan dua disebelah bawah disebut korpus kuadrigeminus inferior.
Mesensefalon ini berfungsi sebagai pusat pergerakan mata,
mengangkat kelopak mata, dan memutar mata.
c. Pons varoli
Pons varoli merupakan bagian tengah batang otak dan arena
itu memiliki jalur lintas naik dan turun seperti otak tengah.
Selain itu terdapat banyak serabut yang berjalan menyilang
menghubungkan kedua lobus cerebellum dan menghubungkan
cerebellum dengan korteks serebri.
d. Medula oblongata
Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang
paling bawah yang menghubungkan pons varoli dengan
medulla spinalis. Medulla oblongata memiliki fungsi yang
sama dengan diensefalon.
2.2.3 Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal adalah hasil sekresi plexus khoroid. Cairan ini
bersifat alkali, bening mirip plasma dengan tekanannya 60-140 mm air. Sirkulasi
cairan serebrospinal yaitu cairan ini disalurkan oleh plexus khoroid ke dalam
ventrikel-ventrikel yang ada di dalam otak. Cairan itu masuk ke dalam kanalis
sentralis sumsum tulang belakang dan juga ke dalam ruang subaraknoid melalui
celah-celah yang terdapat pada ventrikel keempat. Setelah itu cairan ini dapat
melintasi ruangan di atas seluruh permukaan otak dan sumsum tulang belakang
hingga akhirnya kembali ke sirkulasi vena melalui granulasi araknoid pada sinus
sagitalis superior.
Oleh karena susunan ini maka bagian saraf otak dan sumsum tulang belakang
yang sangat halus terletak diantara dua lapisan cairan. Dengan adanya kedua
‘bantalan air’ ini maka sistem persarafan terlindungi dengan baik. Cairan
serebrospinal ini berfungsi sebagai buffer, melindungi otak dan sumsum tulang
belakang dan menghantarkan makanan ke jaringan sistem persarafan pusat.
2.2 Fisiologi Otak
Otak terletak di dalam batok kepala dan melanjutkan diri menjadi saraf
tulang belakang (medulla spinalis). Berat otak manusia kurang lebih 1.300-1.400
gram (2% berat badan), terdiri lebih dari 100 milyar sel saraf dan 1 triliun sel
penyokong saraf (neuroglia).3
Bila dilihat dari atas, otak besar tampak terbelah menjadi 2 belahan, yaitu
otak kiri dan otak kanan. Keduanya dihubungkan dengan semacam serat yang
disebut corpus callosum. Bila otak dibelah secara vertikal, tampak bagian otak
sebelah luar berwarna abu-abu dan otak bagian dalam berwarna putih. Alur yang
membagi otak menjadi 2 belahan disebut fisura longitudinal.3
Otak kiri : cara berpikir linier, sekuensial, mengatur hal-hal yang bersifat rasional,
berurusan dengan kata-kata, bahasa, dan matematika.
Otak kanan : berhubungan dengan kreativitas, seni, musik, gambar, warna.
Gambar 1 : Anatomi Otak
Lobus frontal (di depan dahi) : dibagasi oleh sulcus centralis sampai frontal pole
dan terletak di bagian atas dan anterior sulcus centralis. Lobus ini dibagi menjadi
3 komponen utama, yaitu korteks motoric primer (area 4), korteks premotor (area
6), korteks prefrontal. Keseluruhan lobus frontal memiliki fungsi penting yaitu
pengatur motoric, pusat bicara motoric, pusat emosi, pusat berpikir, pusat
perilaku, pusat inisiatif.
Lobus temporal (di seputaran telinga) : dimulai dari polus temporal sampai lokus
oksipital. Lobus ini berperan sebagai pusat pendengaran, pengertian bahasa,
pemahaman suara, dan irama music, serta pengaturan fungsi memori
Lobus parietal (di puncak kepala) : dibatasi oleh sulcus centralis sampai lobus
oksipiral, superior, dan lobus temporal. Fungsi lobus ini sebagai pusat pemroses
sensori somato-sensorik yang meliputi nyeri, suhu, taktik, dan penilaian objek
dalam orientasi ruang.
Lobus occipital (di belakang) : terletak posterior dari parieto oksipital dan
peoccipital notch. Perannya adalah sebagai pusat penerima dan penganalisa
penglihatan, dan untuk mengenali penglihatan serta warna.2
Diensefalon
Batang otak
Medulla spinalis
Menempati 2/3 bagian atas kanalis spinalis pada dewasa dalam kolumna
vertebra. Panjang keseluruhan pada dewasa normalnya 42 hingga 45 cm. pada
dewasa, konus medularis (ujung distal medulla spinalis) berakhir pada L1 atau L2
dari kolumna vertebra. Ada 31 segmen medulla spinalis, yaitu 8 segmen
cervicalis, 12 segmen thoracalis, 5 segmen lumbalis, 5 segmen sacralis, 1 segmen
coccygeus. Fungsi dari medulla spinalis yaitu jalur penjalaran impuls saraf dari
dan ke otak, jalur utama yang memhubungkan otak dan system saraf tepi, pusat
refleks utama. Medulla spinalis dibungkus oleh tulang belakang (vertebra) yang
keras untuk melindungi chorda spinalis dan meninges yang membungkus otak dan
chorda spinalis yang mengandung cairan serebrospinal
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ABSES SEREBRI
Abses otak adalah infeksi pada otak yang diselubungi kapsul dan terlokalisasi
pada satu atau lebih area dalam otak. Penyebab oleh karena adanya inflamasi dan
kumpulan bahan supuratif yang berasal dari lokal ( infeksi telinga, abses gigi, infeksi
sinus paranasal, infeksi mastoid pada os temporal, abses epidural) atau sumber infeksi
yang jauh (paru, jantung, ginjal dll) yang disebabkan oleh bakteri piogenik.9,12,13 Abses
cerebri ini bisa terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terjadi pada dekade ke tiga
dari kehidupan.9,13 Pria terkena 2 kali lebih sering dibanding wanita.4
3.2 Epidemiologi
Sebelum munculnya human immunodeficiency virus (HIV), abses otak
menyumbang 1500-2500 kasus dirawat di Amerika Serikat setiap tahun; Insiden itu
diperkirakan 0,3-1,3 per 100.000 orang per tahun3. Dalam populasi terdapat dewasa
memiliki probabilitas lebih besar daripada anak-anak, dominasi laki-laki disbanding
perempuang (rasio 2: 1 sampai 3: 1) dengan usia rata-rata 30 sampai 40 tahun, meskipun
distribusi usia bervariasi tergantung pada Kondisi predisposisi yang menyebabkan
pembentukan abses otak 3.
Pasien dengan imunosupresi akut atau kronis, terutama pasien yang penerima
transplantasi organ padat, sumsum tulang penerima transplantasi, atau orang-orang
dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).. Pada orang dengan AIDS,
toksoplasma ensefalitis telah gangguan otak fokal yang paling umum. Kejadian tahunan
pada 1980-an sampai awal 1990-an adalah sekitar 0,7 per 100 orang-tahun. Faktor risiko
untuk CNS toksoplasmosis termasuk CD4 + sel jumlah rendah, infeksi oportunistik
sebelumnya, penggunaan narkoba suntikan, dan kurangnya profilaksis 5.
Kematian dari abses serebri pada pasien hiv dapat mengalami penurunan dengan
mendekteksi dini melalui pengenalan CT scan yang mengakibatkan diagnosis awal dan
lokalisasi akurat.6,7 kemajuan lebih lanjut dalam mikroorganisme isolasi dan identifikasi,
antimikroba unggul dengan cairan serebrospinal yang lebih besar (CSF) penetrasi dan
aspirasi stereotactic telah menghasilkan kematian kontemporer kurang dari
10%.6Kematian terutama dipengaruhi oleh usia dan kondisi neurologis saat masuk;
keterlambatan rawat inap, defisit neurologis fokal saat masuk, kekebalan gangguan tuan
rumah, diabetes mellitus yang tidak terkontrol, dan Glasgow Coma Scale (GCS) <12
berhubungan dengan kematian dan defisit neurologis permanen. 4
3.4 PATOFISIOLOGIS
Abses otak dapat terjadi akibat penyebaran perkontinuitatum dari fokus infeksi di
sekitar otak maupun secara hematogen dari tempat yang jauh, atau secara langsung
seperti trauma kepala dan operasi kraniotomi. Abses yang terjadi oleh penyebaran
hematogen dapat pada setiap bagian otak, tetapi paling sering pada pertemuan substansia
alba dan grisea; sedangkan yang perkontinuitatum biasanya berlokasi pada daerah dekat
permukaan otak pada lobus tertentu(2,7).
Abses otak bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada
penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah
sistemik selalu tidak jenuh sehingga sekunder terjadi polisitemia. Polisitemia ini
memudahkan terjadinya trombo-emboli. Umumnya lokasi abses pada tempat yang
sebelumnya telah mengalami infark akibat trombosis; tempat ini menjadi rentan terhadap
bakteremi atau radang ringan. Karena adanya shunt kanan ke kin maka bakteremi yang
biasanya dibersihkan oleh paru-paru sekarang masuk langsung ke dalam sirkulasi
sistemik yang kemudian ke daerah infark.
Biasanya terjadi pada umur lebih dari 2 tahun(11). Dua pertiga AO adalah soliter,
hanya sepertiga AO adalah multipel(2,4,9,12). Pada tahap awal AO terjadi reaksi radang
yang difus pada jaringan otak dengan infiltrasi lekosit disertai udem, perlunakan dan
kongesti jaringan otak, kadang-kadang disertai bintik perdarahan. Setelah beberapa hari
sampai beberapa minggu terjadi nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga
membentuk suatu rongga abses. Astroglia, fibroblas dan makrofag mengelilingi jaringan
yang nekrotik( n . Mula-mula abses tidak berbatas tegas tetapi lama kelamaan dengan
fibrosis yang progresif terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris. Tebal kapsul
antara beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.
Stadium ini berlangsung dari hari 4-9 dan ditandai denganadanya infiltrasi
makrofag dan limfosit8. Inti dari serebritis menjadi nekrosis serta meluas dan
mulaiterbentuk kapsul fibroblast.2 3 6
Stadium ini berlangsun pada hari ke 14. Kapsul`matang dan tebal mengelilingi
bagian tengah berongga yang mengandung sel debris dan sel – sel polimorfnuklea.
Abses otak dapat disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi, yang mendasari
penyakit (misalnya, infeksi human immunodeficiency virus [HIV]), riwayat pengobatan
dengan obat imunosupresif, gangguan hambatan pelindung disekitar otak (misalnya,
karena prosedur operasi, trauma, mastoiditis, sinusitis, atau infeksi gigi), atau sumber
infeksi sistemik (misalnya, endokarditis atau bakteremia)4. Pada pasien dengan AIDS,
abses otak lebih berasal dari infeksi oportunistik, meskipun abses otak bakteri telah
dilaporkan dalam persentase kecil kasus
Patogen umum dalam abses otak terkait AIDS termasuk Toxoplasma gondii,
Listeria monocytogenes, dan Cryptococcus neoformans. Toxoplasma encephalitis adalah
penyebab paling umum dari lesi intrakranial fokus dalam AIDS, bahkan di era saat ART.
Tahap pertama dari abses otak adalah cerebritis awal, 11 yang dapat
menyebabkan perivaskular sebuah respon inflamasi yang mengelilingi pusat nekrotik,
dengan peningkatan edema dalam leukosit di sekitarnya. Selanjutnya, pusat nekrotik
mencapai ukuran maksimum dan kapsul terbentuk melalui akumulasi fibroblas dan
neovaskularisasi. Kapsul mengental dengan kelimpahan kolagen reaktif, tetapi
peradangan dan edema melampaui kapsul.
← - Demam
Gejala awal peningkatan tekanan intracranial adalah nyeri kepala, mual, muntah. Gejala lainnya
adalah mengantuk dan binggung; kejang umum atau fokal; dan deficit fokal motorik (hemiparese),
sensorik (hemihipestesia) dan kemampuan bicara. Demam dan leukositosis tidak selalu tampak.
1. Abses lobus frontal : nyeri kepala, mengantuk, inatensi dan gangguan fungsi mental umum.
Hemiparese kontralateral disertai kejang motorik dan kelainan wicara (lesi di hemisfer dominan)
adalah tanda neurologis yang sering dijumpai. Dapat dijumpai anosmia unilateral dan
eksoftalmus ringan
2. Abses lobus frontoparientalis atau lobus frontalis : gangguan fungsi luhur (inatensi atau disfasi)
disertai gangguan lapang pandang
3. Absesb lobus temporalis : nyeri kepala awalnya satu sisi yang sama dengan abses dan
terlokalisasi di regi frontotemporalis. Jika abses terdapat di lobus temporalis dominan, akan
timbul afasi anomik (kesulitan menamai sesuatu). Tanda khas abses lobus temporalis kanan
adalah kuadrantanopia homonym atas.
5. Abses serebelar : sering ditemukan nistagmus dengan arah deviasi konjugat kearah lesi. Motorik
ekstremitas perlahan menjadi hipotoni dan terjadi inkoordinasi ipsilateral disertai
ketidakmampuan melakukan gerakan – gerakan tangkas. Gejala lainnya berupa tengkuk kaku,
nyeri kepala, retraksi kepala kea rah lesi. Tanda defisiti sereberal menandakan keparahan
Pasien dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) sering muncul dengan klinis sub
akut dengan gejala nonspesifik, seperti keluhan neuropsikiatri, sakit kepala, disorientasi,
kebingungan, dan kelesuan maju lebih dari 2 sampai 8 minggu; terkait penurunan berat badan demam
yang umum 13
Tes tuberkulin
Tingkat Toxoplasma IgG adalah beberapa potensi untuk digunakan dalam menilai
pasien AIDS dengan focal lesi SSP. Tingkat prevalensi dari tingkat Toxoplasma IgG positif
tinggi pada populasi umum. Toxoplasma IgG negatif adalah diagnosis selain Toxoplasma
encephalitis, tetapi tidak mengesampingkan diagnosis ini benar-benar. Hasil tes serum IgG
negatif dapat menempatkan diagnosis toksoplasmosis lebih rendah dalam pertimbangan
diagnostik diferensial tetapi tidak mengecualikan diagnosis seluruhnya.
Pungsi lumbal sering kontraindikasi pada orang dengan dugaan abses otak. Hasil dari
patogen dari pemeriksaan CSF yang diduga abses otak rendah, kurang dari 10%. Fungsi
lumbal kadang-kadang untuk mendapatkan CSF untuk sitologi dan aliran cytometry studi
(untuk menyingkirkan metastasis), deteksi antigen kriptokokus, dan polymerase chain
reaction (PCR) assay untuk T. gondii. Namun, ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Mengingat risiko herniasi otak dalam pengaturan tekanan intrakranial yang meningkat, dan
hasil yang rendah tes diagnostik, fungsi lumbal harus dihindari dalam sebagian besar kasus.
Aspirasi
Pasien dengan abses otak akan menjalani beberapa jenis aspirasi CT-dipandu atau
evakuasi terbuka abses. Cairan purulen biasanya harus ditaruh dalam wadah steril, selain
penggunaan standar penyeka Culturette, karena hasil mikrobiologis dari sampel jaringan
yang lebih besar dan cairan secara signifikan lebih tinggi dari hasil spesimen kecil diserahkan
untuk diambil swab. Selain itu, beberapa laboratorium mikrobiologi tidak menerima
spesimen disampaikan pada budaya swab untuk organisme tertentu, terutama basil asam
(BTA). Karena pentingnya peran anaerob dalam abses otak, upaya khusus juga harus
dilakukan untuk mengoptimalkan pemulihan anaerob. Pewarnaan asam-cepat dengan
mikobakteri dan kultur jamur, Nocardia, Rhodococcus equi. Sampel untuk ini digunakan
untuk pasien immunocompromised, tetapi harus dipertimbangkan pada beberapa pasien
imunokompeten juga.
Tes PCR
Pemeriksaan EEG
Pnemoensefalografi
Arteriografi dapat diketahui lokasi abses di hemisfer. Saat ini, pemeriksaan
angiografi mulai ditinggalkan setelah digunakan pemeriksaan yang relatif noninvasif
seperti CT scan. Dan scanning otak menggunakan radioisotop tehnetium dapat diketahui
lokasi abses; daerah abses memperlihatkan bayangan yang hipodens daripada daerah otak
yang normal dan biasanya dikelilingi oleh lapisan hiperderns.
CT scan
CT scan memiliki beberapa keterbatasan terutama jika dilakukan tanpa kontras. Ini
mungkin kehilangan cerebritis awal dan otak kecil dan batang otak dapat dilihat buruk.
Secara khusus, itu mungkin kehilangan lesi 1,5 cm atau lebih kecil seperti biasanya
terlihat di endokarditis.
Limfoma SSP pada pasien AIDS juga bermanifestasi dengan lesi cincin
meningkatkan, tetapi cenderung soliter daripada beberapa, meskipun limfoma SSP
multifokal tidak terjadi. Mengingat kesulitan dalam membedakan toksoplasmosis dari
limfoma SSP, sejumlah teknik radiografi tambahan telah dipelajari, termasuk emisi
talium foton tunggal computed tomography (SPECT) dan tomografi emisi positron. Tes
ini dapat studi tambahan yang berguna dalam kasus-kasus sulit.
3.8 Penatalaksaan
Umum
- Konsultasi dengan ahli mikrobiologi klinis untuk mengetahui penyebab pasti dari abses
otak
- Antimikroba harus dipandu oleh hasil kultur mikroba, karena keragaman patogen dan
kebutuhan terapi berkepanjangan (butuh waktu 6-8 minggu)
- Terapi empiris harus dimulai setelah aspirasi sambil menunggu hasil kultur dan harus
dipandu oleh kemungkinan patogen
- Tes tambahan untuk abses otak budaya negatif termasuk serologi HIV, crytococcal
serum antigen, dan toksoplasmosis titer
- Pada kasus tertentu abses otak dapat diobati dengan antimikroba saja, terutama ketika
agen penyebab diketahui dan lesi adalah <2,5 cm
- intervensi bedah saraf dengan dekompresi dan drainase abses mungkin harus dilakukan
untuk mengatasi gejala klinis dan mendapatkan diagnosis baksterilogis16
- Dalam imunosupresi, spesies Nocardia, Toxoplasma dan jamur seperti Aspergillus atau
Scedosporium yang lebih mungkin terjadi.
(i) nocardiosis
- Abses otak adalah manifestasi umum dari meluasnya mikroba nocardiosis di yang
immunocompromised.
- Untuk Nocardia asteroides dan spesies lainnya rentan terhadap sulfonamid, IV atau
trimethoprim lisan + sulfametoksazol adalah pengobatan awal yang biasa:
- Terapi kombinasi dengan trimetoprim sulfametoksazol + PLUS amikasin memiliki hasil yang
baik sebagai terapi empiris, dan dalam kasus-kasus sulit yang lambat untuk merespon
trimetoprim sulfametoksazol tunggal.
(ii) Toksoplasmosis:
- Dalam AIDS, infeksi otak dengan Toxoplasma gondii adalah umum. Gunakan:
- Durasi terapi adalah selama 3 sampai 6 minggu tergantung respon klinis. Relapse adalah
umum, sehingga terapi pemeliharaan dengan setengah dosis di atas diperlukan sementara pasien
imunosupresi.
- Kalsium folinate 15 mg secara oral setiap hari biasanya ditambahkan untuk mengurangi
sumsum tulang penindasan, dan sel putih dan platelet harus diawasi secara ketat.
- Untuk pasien alergi terhadap sulfonamid, pengganti sulfadiazin, klindamisin 600 mg (anak: 15
mg / kg hingga 600 mg) secara oral atau IV, 6-jam10
3.9 Prognosa