PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Hipertiroidisme berat dapat mengalami krisis atau badai tiroid. Pada kasus
seperti ini biasanya manifestasi klinis seperti mata melotot, fisura palpebra
melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam
mengikuti gerakan mata), dan kegagalan konvergensi, sehingga manifestasi klinis
tersebut menjadi semakin berat dan dapat membahayakan kehidupan. Demam
hampir selalu ada dan ini mungkin merupakan petunjuk penting adanya
komplikasi yang serius.
Krisis tiroid adalah fase kritis dari hipertiroidisme. Hal ini jarang terjadi
dan mengancam jiwa. Patofisiologi dari krisis tiroid tidak diketahui secara pasti.
Penyakit memiliki faktor presipitasi yaitu stress berat seperti, infeksi,
pembedahan, kehamilan, sakit kritis. (Urden, 2010)
2.2 Etiologi
Terdapat tiga mekanisme fisiologis yang diyakini dapat mengakibatkan
krisis tiroid adalah (Hudak dan Gallo, 2010):
2.3 Patofisiologi
Krisis thyrotoxic disebut juga sebagai badai tiroid, penyebab penyakit ini
masih belum dipahami. Mekanisme fisiologis yang diperkirakan mencakup
krisis thyrotoxic yang meliputi pelepasan secara tiba-tiba dalam jumlah besar
pada hormon tiroid, jaringan toleransi rendah untuk triiodothyronine (T3),
thyroxine (T4), adrenergik hiperaktif, lipolisis yang berlebihan dan produksi
asam lemak. Pelepasan secara tiba-tiba dalam jumlah besar hormon tiroid ini
diperkirakan menghasilkan manifestasi hiper-metabolik yang terlihat selama
krisis thyrotoxic. Manifestasi endokrin disebabkan oleh peningkatan tingkat
sirkulasi hormon tiroid dan dengan stimulasi sistem saraf simpatik.
Hiperaktivitas adrenergik dianggap krisis thyrotoxic. Meskipun tiroid
adalah hormon katekolamin, kadar katekolamin selama krisis thyrotoxic
biasanya dalam kisaran normal. Hal ini masih diragukan apakah efek
hipersekresi hormon tiroid atau peningkatan kadar katekolamin yang
menyebabkan sensitivitas tinggi dan overfunction tiroid. Tiroid katekolamin
mengakibatkan tingkat peningkatan reaksi kimia, meningkatkan nutrisi,
oksigen konsumsi, peningkatan produksi panas, perubahan dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit, dan keadaan katabolik.
Mekanisme lain yang mungkin akan menyebabkan krisis thyrotoxic adalah
lipolisis yang berlebihan dan produksi asam lemak. Dengan lipolisis yang
berlebihan asam lemak dapat mengakibatkan oksidasi meningkat dan
menghasilkan energi panas yang sulit untuk diredakan melalui vasodilatasi.
Salah satu komplikasi kardiovaskular dari tirotoksikosis adalah atrial
fibrilasi, yang muncul pada 10%-35% kasus. Isu penggunaan antikoagulan
pada atrial fibrilasi dalam settingan tirotoksikosis masih kontroversi. Pada
suatu studi retrospektif, pasien tirotoksikosis dengan atrial fibrilasi, tidak
dalam keadaan status embolik, dibandingkan dengan pasien yang memiliki
atrial fibrilasi dikarenakan penyebab lain. Konsensus mengatakan bahwa pada
pasien tirotoksik yan gmengalami atrial fibrilasi, terapi antitrombotik
dilakukan jika dijumpai faktor resiko untuk stroke. Usia dan penyakit
jantung merupakan faktor resiko tromboemboli pada krisis tiroid. Oleh
karena itu, warfarin atau aspirin mungkin dapat digunakan. Pasien
tirotoksik membutuhkan dosis warfarin lebih kecil daripada pasien eutiroid
oleh karena
peningkatan klirens faktor koagulasi bergantung vitamin.
5.4 Evaluasi
1. Aktivitas meningkat
2. Suhu tubuh kembali normal
3. Fungsi usus kembali normal
4. Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang
diresepkan
5. Pola nafas kembali normal
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Krisis tiroid adalah kedaruratan medis yang disebabkan oleh eksaserbasi akut
dari gejala-gejala hipertiroid. Hal ini dapat berakibat fatal dan mematikan, yang
ditandai dengan dekompensasi satu atau lebih sistem organ, serta keadaan status
hipermetabolik
6.2 Saran
Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Carpenito. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Cynthia M. Taylor, S. S. (Jakata). Diagnosis Keperawatan : dengan Rencana Asuhan.
EGC: 2010.
Corwin, J. Elizabeth. 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
FKUI. 1979. Patologi. Jakarta: FKUI
Ganong. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Gibson, John. 2003. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Guyton. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta: EGC.
Hudak, Gallo. 2010. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume 2 Edisi 6.
Jakarta: EGC
Linda D.Urden, Kathleen M.Stacy, and Mary E. 2010. Critical Care Nursing. St.
Louis: Mosby Elsevier
Nayak B, Burman K. Thyrotoxicosis and Thyroid Storm. Endocrinol Metab Clin N
Am. 2006;35:663-86.
http://www.artikelkedokteran.com/597/tes-tiroid.html diakses pada tanggal 17
Oktober 2013 pk 02.00 pm
http://kampusdokter.blogspot.com/2012/12/krisis-tiroid.html diakses pada tanggal 18
Oktober 2013 pk 07.00 pm
Price, A Sylvia dan Lorraine M Wilson. 2006. Patofisiologi vol 2 edisi 6 . Jakarta:
EGC.