Upaya pencegahan pada tuli terbagi menjadi tiga yakni pencegahan primer, sekunder hingga tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan suatu upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebelum tuli terjadi, atau
dalam kata lain untuk mencegah terjadinya tuli. Upaya-upaya pencegahan primer yakni sebagai berikut.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan yang dilakukan pada saat sudah terdapat faktor
risiko atau mungkin proses penyakit, namun belum timbul tuli, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk
mencegah agar gangguan pendengaran tidak berlanjut semakin parah. Pencegahan sekunder yang dapat
dilakukan yakni dengan melakukan skrining fungsi pendengaran, terutama pada bayi baru lahir yang
memiliki riwayat keluarga dengan tuli sejak lahir.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan pada saat tuli sudah terjadi dengan tujuan
membantu pasien menyesuaikan diri terhadap kondisinya, dan menurunkan progresivitas kecacatan.
Pencegahan tersier dilakukan dengan cara:
1. Konseling genetik pada beberapa keluarga dengan riwayat tuli sejak lahir
2. Meningkatkan kesadaran serta pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat-obatan
yang bersifat ototoksik
3. Meningkatkan kesadaran pasien untuk memilih terapi yang sesuai dan tepat untuk gangguan
pendengarannya, terutama pemilihan alat bantu dengar.