Anda di halaman 1dari 20

PT.

Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 1 (15)

Content:
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Referensi
4. Definisi
5. Instruksi Kerja
6. Form Laporan Yang Digunakan

Revision Record

0 25/08/16 Initial issue RA RY GBT


REV. DATE DESCRIPTION PREPARED BY REVIEWED BY APPROVED BY

NOTE: This document is controlled within the PT. Waru Teknikatama Document Control System

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 2 (15)

1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan memberikan panduan dan tata cara praktek kerja yang sehat dan bersih (higienis) di
perusahaan serta mengenai alat ukur dan teknik pengukuran lingkungan kerja

2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku pada kegiatan/ pekerjaan di area kerja/ workshop sesuai dengan persyaratan dan
peruntukannya

3. REFERENSI
- Integrated Manual Perusahaan
- OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.6
- Peraturan Menteri Perburuhan No 07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja
- Keputusan Menteri Kesehatan RI No 261 tahun 1998 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 13 tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan kimia di tempat kerja
- SNI 16-7061:2004 tentang pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola
- SNI 16-7062:2004 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja
- SNI 7231:2009 tentang pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

4. DEFINISI
4.1 Tempat Kerja
Tempat ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya
4.2 Faktor Lingkungan Kerja
Potensi-potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di lingkungan kerja akibat adanya suatu proses kerja
4.3 Nilai Ambang Batas (NAB)
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/ intensitas rata-rata tertimbang waktu yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
4.4 Paparan
Peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor bahaya di tempat kerja
4.5 Rapi atau teratur
Kondisi teratur menempatkan sesuatu pada tempatnya dan tidak ada barang yang berserakan
4.6 Bersih
Kondisi dimana daerah/ barang telah dibersihkan dari debu atau kotoran yang dicuci dengan sabun atau air
serta telah bebas dari virus atau kuman penyakit
4.7 Desinfeksi
Daerah yang dimaksud sebelumnya telah dibersihkan dan kemudian didisinfeksi menggunakan desindektan
industri yang tepat

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 3 (15)

5. INSTRUKSI KERJA TATA CARA DAN RENCANA PENANGGULANGAN


5.1 Kesehatan
5.1.1 Semua karyawan harus menjaga kondisi kesehatan mereka dalam keadaan yang baik
5.1.2 Orang yang bekerja di lapangan secara teratur (waktu yang lama) harus melakukan tes kesehatan di
departemen yang berwenang (rumah sakit, laboratorium klinik, dan lain-lain yang ditetapkan)
5.1.3 Sertifikat kesehatan harus dikeluarkan oleh departemen yang menyelenggarakan tes kesehatan
tersebut

5.2 Kebersihan Personil


Setiap orang yang berada di area workshop harus memenuhi standar kebersihan perorangan, seperti mandi
secara teratur, berganti pakaian, bercukur, mengobati luka yang ringan dan menggunakan fasilitas dengan
semestinya yakni kebersihan kamar mandi, dan juga pembuangan

5.3 Hygiene Lingkungan Kerja Area Perkantoran


5.3.1 Penyehatan air
a. Tersedianya air bersih dengan kapasitas minimal 40 liter/orang/hari
b. Fasilitas kerja harus dilengkapi dengan saluran air bersih

5.3.2 Penyehatan udara ruangan


5.3.2.1 Suhu : 18-26 °C, kelembapan : 40-60 %
5.3.2.2 Debu : kandungan debu maksimal dalam ruangan dalam pengukuran rata-rata 7 jam adalah
sebagai berikut :

No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal


.
1. Debu Total 0.15 mg/m3
2. Asbes Total 5 serat/ml udara dengan panjang serat > 5 µ

5.3.2.3 Pertukaran udara


0.283 m3 /menit/orang dengan laju ventilasi : 0.15 – 0.25 m/detik
5.3.2.4 Bahan pencemar
Kandungan bahan pencemar dalam ruang kerja, dalam rata-rata pengukuran 8 jam sebagai
berikut :

No Parameter Konsentrasi Maksimum (mg/m3)


1 Asam Sulfida (H2S) 1
2 Amonia (NH3) 17 (25 ppm)
3 Karbon Monoksida (CO) 29 (25 ppm)
4 Nitrogen Monoksida (NO2) 5.60 (3.0 ppm)
5 Sulfur Dioksida (SO2) 5.2 (2 ppm)

5.3.2.5 Mikrobiologi
Angka kuman kurang dari 700 koloni/m3 udara dan bebas kuman patogen

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 4 (15)

5.3.3 Limbah
5.3.3.1 Limbah padat/ sampah
a. Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah. Tempat sampah terbuat
dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan
yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup
b. Sampah dibuang setiap hari atau apabila 2/3 bagian tempat sampah telah terisi oleh
sampah
c. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara. Sampah dari tempat penampungan
sementara harus diangkut setiap hari
5.3.3.2 Limbah cair
Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair secara sendiri-sendiri atau
dialirkan untuk diolah secara terpusat

5.3.4 Pencahayaan di ruangan


Pencahayaan di tempat kerja harus mendapatkan penerangan yang cukup untuk melakukan pekerjaan.
Insensitas cahaya di ruang kerja minimal 1000 lux dalam rata- rata pengukuran 8 jam

5.3.5 Kebisingan ruangan


Tingkat paparan kebisingan ruangan kerja minimal 85 dBA dalam rata-rata pengukuran selama 8 jam

5.3.6 Getaran di ruangan


Tingkat paparan getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
No Frekuensi (Hz) Nilai Tingkat Getaran (10-6 m) .
1 4 < 100
2 5 < 80
3 6.3 < 70
4 8 < 50
5 10 < 37
6 12.5 < 32
7 16 < 25
8 20 < 20
9 25 < 17
10 31.5 < 12
11 40 <9
12 50 <8
13 63 <6
5.3.7 Vektor penyakit
5.3.7.1 Serangan penular penyakit
a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor (100 cm x 100 cm)/ 30 menit
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor dalam pengukuran 24 jam
c. Indeks nyamuk aedes aegypty : container indeks <=5 %
5.3.7.2 Tikus : setiap ruang kantor harus bebas tikus

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 5 (15)

5.3.8 Ruangan dan bangunan


a. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan
kecelakaan
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih
c. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m3/ karyawan
d. Dinding bersih dan berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat
dari bahan yang kedap air. Dinding tidka boleh lembab atau basah
e. Langit-langit kuat, bersih berwarna teran, ketinggian minimal 2,5 m dari lantai
f. Atap kuat dan tidak bocor
g. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai
h. Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja dapat tempat yang cukup untuk
bergerak bebas, paling sedikit 2 m buat seorang pekerja
i. Alat dan bahan harus disusun atau disimpan secara rapi dan tertib
j. Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ke tempat-
tempat yang rapi

5.3.9 Instalasi
a. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat
menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
b. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya
harus dilengkapi dengan penangkal petir

5.3.10 Toilet
a. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal seperti
pada tabel berikut :
Jumlah Karyawan Jumlah wastafel Jumlah Jamban Jumlah peturasan
1-15 1 1 1
16-30 2 2 2
31-45 3 3 3
46-60 4 4 4
61-80 5 5 5
81-100 6 6 6
Setiap jumlah penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan

b. Toilet karyawan wanita harus terpisah dengan toilet karyawan pria

5.4 Hygiene Lingkungan Kerja Industri


5.4.1 Penyehatan air
a. Tersedianya air bersih untuk kebutuhan karyawan dengan kapasitas minimal 60 liter/orang/hari
b. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, mikrobiologi
dan radioaktif
c. Fasilitas kerja harus dilengkapi dengan saluran air bersih

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 6 (15)

5.4.2 Penyehatan udara ruangan


5.4.2.1 Suhu : 18-30 °C, kelembapan : 65-95 %
5.4.2.2 Debu : kandungan debu maksimal dalam ruangan dalam pengukuran rata-rata 8 jam adalah
sebagai berikut :
No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal
.
1. Debu Total 10 mg/m3
2. Asbes Total 5 serat/ml udara dengan panjang serat > 5 µ
3 Silica Total 50 g/m3
5.4.2.3 Pertukaran udara
0.283 m3 /menit/orang dengan laju ventilasi : 0.15 – 0.25 m/detik

5.4.3 Limbah
5.4.3.1 Limbah padat/ sampah
Pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan sampah domestik harus sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
5.4.3.2 Limbah cair
a. Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair
b. Kualitas limbah cair hasil proses pengolahan harus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
5.4.3.3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Gas
a. Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair
b. Kualitas limbah cair hasil proses pengolahan harus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan

5.4.4 Pencahayaan di ruangan


Tingkat paparan pencahayaan maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :

Jenis Pekerjaan Tingkat Keterangan


pencahayaan
minimal (lux)
Pekerjaan kasar & tidak 100 Ruang penyimpanan & ruang peralatan/ instalasi
terus menerus yang memerlukan pekerjaan secara rutin
Pekerjaan kasar dan terus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
menerus
Pekerjaan rutin 300 Pekerjaan kantor/ administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin dan perakitan/ penyusunan

5.4.5 Kebisingan ruangan


Tingkat paparan kebisingan maksimal selama 1 hari pada ruang proses produksi sebagai berikut :

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 7 (15)

No Tingkat Kebisingan (dBA) Pemaparan Harian (Jam)


1. 85 8
2. 86 6
3. 88 4
4. 90 6
5. 91 2
6. 94 1
7. 97 30
8. 100 15

5.4.6 Getaran di ruangan


Tingkat getaran maksimal untuk kenyamanan dan kesehatan karyawan pada masing-masing ruangan
lingkungan industri sebagai berikut :

No Frekuensi (Hz) Nilai Tingkat Getaran (10-6 m)


1 4 < 100
2 5 < 80
3 6.3 < 70
4 8 < 50
5 10 < 37
6 12.5 < 32
7 16 < 25
8 20 < 20
9 25 < 17
10 31.5 < 12
11 40 <9
12 50 <8
13 63 <6
5.4.7 Vektor Penyakit
5.4.7.1 Serangan penular penyakit
a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor (100 cm x 100 cm)/ 30 menit
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor dalam pengukuran 24 jam
c. Indeks nyamuk aedes aegypty : container indeks <=5 %
5.4.7.2 Tikus : setiap ruang kantor harus bebas tikus

5.4.8 Ruangan dan bangunan


a. Bangunan kuat, terpelihara, bersih dan tidak memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan
kecelakaan
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan bersih
c. Setiap karyawan mendapatkan ruang udara minimal 10 m3/ karyawan
d. Dinding bersih dan berwarna terang. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat
dari bahan yang kedap air. Dinding tidka boleh lembab atau basah
e. Langit-langit kuat, bersih berwarna teran, ketinggian minimal 3 m dari lantai
f. Atap kuat dan tidak bocor
g. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6 kali luas lantai

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 8 (15)

h. Alat dan bahan harus disusun atau disimpan secara rapi dan tertib
i. Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ke tempat-
tempat yang rapi

5.4.9 Instalasi
a. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat
menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
b. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya
harus dilengkapi dengan penangkal petir

5.4.10 Toilet
a. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal seperti
pada tabel berikut :
Jumlah Karyawan Jumlah wastafel Jumlah Jamban Jumlah peturasan
1-15 1 1 1
16-30 2 2 2
31-45 3 3 3
46-60 4 4 4
61-80 5 5 5
81-100 6 6 6
Setiap jumlah penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan

b. Toilet karyawan wanita harus terpisah dengan toilet karyawan pria

5.5 Pemantauan Hygiene Lingkungan Kerja


5.5.1 Pemantauan higiene kerja meliputi semua tempat kerja baik di office maupun di workshop
5.5.2 Pemantauan dilakukan secara terencana. Pemantauan higiene kerja dapat dilakukan secara insidentil
apabila terdapat perubahan kondisi fisik lingkungan kerja
5.5.3 Pengukuran dan pemantauan higiene lingkungan kerja merupakan metode terbaik untuk mencegah
Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada pekerja
5.5.4 Nilai Ambang Batas faktor fisika dan kimia pada lingkungan kerja sesuai dengan peraturan dapat
ditinjau kembali sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 9 (15)

5.6 Alat dan Teknik Pengukuran Lingkungan Kerja


5.6.1 Alat ukur lingkungan kerja (4 in 1 Environment Meter)
a. Deskripsi Panel Alat Ukur

No Keterangan
1. Display LCD 3 ½ digits LCD dengan unit Lux
:x10 Lux,%Rh,dB:A,C,Lo,Hi dan indikasi
Low Batery “BAT” MAX, HOLD, DATA HOLD
2. Tombol Daya : Pilih Power ON atau power
OFF
3. Tombol pilihan : pilih Fungsi dan rentang
(ranges)
4. MAX HOLD : Jika ditekan akan menahan
data pengukuran yang paling tinggi. Tekan
sekali lagi tombol untuk kembali ke normal
5. DATA HOLD : akan dibaca pada saat DATA
HOLD ditekan. Jika tombol ditekan sekali
lagi akan menghapus data yang di HOLD
dan melakukan pengukuran lebih lanjut
6. Tombol Fungsi : pilih jenis pengukuran yang
dilakukan apakah penerangan (lux), panas
(temperature), kelembapan (humidity) dan
kebisingan (sound level)
7. Mikrofone : di dalamnya terdapat mikrofon
kondenser electric
8. Detektor foto : di bagian dalam terdapat
pendeteksi pengukuran pencahayaan (long
life silicon photo diode)
9. Sensor kelembapan & temperature : di
dalamnya terdapat sensor semi konduktor
10. Terminal Temperature : memasukkan probe
temperature di dalam terminal ini

b. Instruksi Pengoperasian
- Sound Level Meter (Kebisingan)
a) Nyalakan (tekan no 2) dan arahkan tombol fungsi (no 6) ke posisi dB
b) Posisikan mikrofon (no 7) ke sumber bunyi/ bising dengan posisi horizontal
c) Tekan tombol pilihan (no 3) : pilih A & dB, C & dB, Lo & dB dan Hi & dB
d) Pembobotan A,C memiliki rentang frekuensi 30-10KHz, sehingga memberikan indikasi
tingkat suara secara keseluruhan

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 10 (15)

e) Response fast (cepat) cocok untuk mengukur bising yang dihasilkan dan puncak sumber
bunyi
f) Hasil pembacaan tingkat suara akan ditampilkan
g) Catatan : Angin kencang (lebih dari 10m/sec) akan menyebabkan kesalahan dalam
pembacaan. Pada sata angin kencang, disarankan menggunakan wind screen di depan
mikrofon

- Lux Meter (Pencahayaan)


a) Nyalakan (tekan 2) dan arahkan tombol fungsi (no 6) ke posisi “Lux”
b) Posisikan foto detector (no 8) ke arah sumber cahaya dengan posisi horizontal
c) Tekan tombol pilihan (no 3) : pilih rentang 20,200,2000,20.000 lux
d) Baca hasil pembacaan iluminasi yang tertera di layar LCD (No 1)
e) Over range : jika instrumen hanya menampilkan satu “1” dalam M.S.D. itu menandakan
sinyal yang yang masuk terlalu kuat, maka pilih rentang yang lebih tinggi
f) Ketika pengukuran telah selesai. Jauhkan photo detector no 8 dari sumber cahaya
g) Rekomendasi iluminasi :

Lokasi Lux
Perkantoran :
Ruang pertemuan, resepsionis 200 – 750
Ruang di bagian administrasi 700 – 1500
Ruang pengetikan 1000 – 2000
Workshop :
Packing, warehouse 150 – 300
Pekerjaan visual di lini produksi 300 – 750
Pekerjaan inspeksi 750 – 1000
Maintenance bagian elektronik 1500 – 3000

- Humidity/ Temperature (Kelembapan/Suhu)


1. Pengukuran Kelembapan (Humidity)
a) Nyalakan (tekan no 2) dan arahkan tombol fungsi (no 6) ke posisi “%RH”
b) Posisikan sensor (no 9) ke lingkungan kerja
c) Kemudian di layar LCD (no 1) menampilakn kelembapan hasil pembacaan (%RH)
secara langsung
d) Ketika dilakukan test kelembapan lingkungan berubah-ubah nilainya, maka perlu
beberapa menit untuk mendapatkan hasil pembacaan “%RH” yang stabil
Peringatan :
 Jangan biarkan sensor kelembapan (no.9) terkena sinar matahari langsung
 Jangan menyenth atau memanipulasi sensor kelembapan
2. Pengukuran Suhu (Temperature)
a) Nyalakan (tekan no 2) dan arahkan tombol fungsi (no 6) ke posisi “TEMP”
b) Tekan tombol pilihan (no 3) : pilih rentang “0.1°C atau 1°C dan 0.1°F atau 1°F”
c) Kemudian di layar LCD (no 1) menampilkan hasil pembacaan temperatur (°C/°F)
secara langsung

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 11 (15)

d) Masukan temperature probe ke dalam soket thermocouple tipe K (no 10)


e) Menyentuh ujung dari sensor ke daerah atau permukaan obyek yang akan diukur itu
akan menampilkan hasil pembacaan (°C/°F) secara langsung
Peringatan :
 Ketika tombol fungsi temperature rentang “0.1°C atau 1°C dan 0.1°F atau 1°F.
Jangan pernah mencoba pengukuran tegangan dengan tes tersebut dengan
memasukkan soket termocouple tipe-K

c. Penggantian Baterai
- Layar akan menampilakn “BAT” ketika baterai sudah mencukupi, gantilah dengan yang baru
- Untuk mengganti, bukalah tutup baterai kemudian dikeluarkan baterai lama dari unit dan
gantilah dengan baterai yang baru (1x9V baterai NEDA 1604, 6F22, atau sejenis) kemudian
tutup kembali tutup baterai
5.6.2 Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
a. Hidupkan alat ukut intensitas kebisingan
b. Periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik
c. Pastikan skala pembobotan (biasanya dipakai network “A”)
d. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang diukur (S
untuk sumber bunyi relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut)
e. Perhatikan hal-hal yang mempengaruhi pengukuran antara lain :
- Kebisingan latar belakang (background noise). Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau
penghalang sumber bunyi
- Angin
- Kelembapan : pengukuran tidak valid bila terjadi hujan, alat kerja bekerja baik dengan RH 90%
- Suhu : hindari perubahan suhu mendadak
- Tekanan udara : perubahan tekanan udara dampai dengan 10%, tidak berpengaruh (<0.2 dB)
- Getaran : bila peralatan berada pada lingkungan yang bergetar, sebaiknya peralatan diisolasi
terhadap getaran-getaran yang kuat
- Medan magnet : pengaruh magnet eletrostatk dan magnetik terhadap alat ukur bisa diabaikan
Note : catat kejadian yang spesifik selama pengukuran
f. Posisi dan arahkan mikrofon alat ukur dengan sumber bunyi :
- Karakteristik mikrofon (mikrofon tegak lurus dengan sumber bunyi, 70°-80° dari sumber bunyi)
- Jarak antara pengukur dari sumber bising sejauh 75 cm
- Posisikan mikrofon alat ukur setinggi telinga manusia yang ada di tempat kerja tinggi (dari
dasar sampai mikrofon setinggi 120 cm)
g. Mempersiapkan format pencatatan data dan peta lokasi titik pengukuran. Rekam data visual di
area pengukuran
h. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling dalam FR-HSE-29.
Lembar data sampling minimum memuat ketentuan seperti berikut :
1. Nama perusahaan :
2. Tanggal sampling :
3. Lokasi titik pengukuran :
4. Jenis sinyal bunyi (kejut, tetap, nada dan lain-lain) :
5. Rentang waktu pengukuran :
6. Hasil pengukuran intensitas kebisingan :

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 12 (15)

7. Tipe alat ukur :


8. Tipe kalibrator :
9. Penanggung jawab hasil pengukuran :
i. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau peraturan yang berlaku
j. Jika didapatkan hasil yang tidak sesuai standar, maka tentukan langkah pengendalian yang akan
dilakukan.

5.6.3 Pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja


a. Penentuan titik pengukuran
1. Penerangan setempat : obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan
meja kerja, pengukuran dapat dilakukan diatas meja yang ada
Note : denah dan hasil pencatatan pengukuran intensitas penerangan pada penerangan
setempat terlampir dalam formulir FR-HSE-34
2. Penerangan umum : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak
tertentu setinggi satu meter dari lantai
Jarak tertentu tersebut dibedakan luas ruangan sebagai berikut :
- Luas ruangan kurang dari 10 m2. Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak setiap 1(satu) meter

1m

1m

1m

Gambar 1. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10
m2

- Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2: titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada setiap 3 (tiga) meter

3m

3m

3m

3m

Gambar 2. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas antara 10 m2 –


100 m2

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 13 (15)

- Luas ruangan lebih dari 100m2 : titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada
jarak 6 meter
6m

6m

6m

6m
-
Gambar 3. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Note : Lembar denah pengukuran intensitas penerangan umum terlampir dalam FR-HSE-35
b. Persyaratan pengukuran
- Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan
- Lampu penerangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
c. Tata cara
- Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi
- Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas
setempat atau umum
- Bawa hasil pengukuran pada layar LCD setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat
nilai angka yang stabil
- Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan setempat
dan umum
- Matikan luxmeter setelah selesai silakukan pengukuran intensitas penerangan
5.6.4 Pengukuran kelembapan dan Suhu
a. Hidupkan alat ukur kelembapan/ suhu
b. Periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik
c. Sesuaikan dengan karakteristik pengukuran yang akan dilakukan berupa kelembapan/ suhu
d. Persiapkan format pencatatan data dan peta lokasi titik pengukuran FR-HSE-36
e. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan
f. Posisi dan arahkan sensor alat ukur dengan lingkungan kerja :
- Pengukuran kelembapan :
 Layar LCD (no.1) menampilkan kelembapan hasil pembacaan (%RH) secara langsung
 Ketika dilakukan test kelembapan lingkungan berubah-ubah nilainya, maka perlu
beberapa menit untuk mendapatkan hasil pembacaan “%RH” yang stabil
 Pada saat pengukuran kelembapan, jangan biarkan sensor terkena sinar matahari
langsung dan jangan menyentuh/ memanipulasi sensor kelembapan

- Pengukuran suhu
 Layar LCD (no 1) menampilkan hasil pembacaan temperature (°C/°F) secara langsung
 Masukan temperature probe ke dalam soket thermocouple tipe K (no 10)
 Menyentuh ujung dari sensor ke daerah atau permukaan obyek yang akandiukur itu akan
menampilkan hasil pembacaan (°C/°F) secara langsung

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


PT. Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 14 (15)

 Ketika tombol fungsi temperature rentang 0.1 °C atau 1°C dan 0.1°F atau 1°F. Jangan
pernah mencoba pengukuran tegangan dengan tes tersebut dengan memasukkan soket
termocouple tipe K
g. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling formulir FR-HSE-36
h. Matikan alat ukur kelembapan/ suhu setelah selesai dilakukan pengukuran
i. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau aturan yang berlaku
j. Jika didapatkan hasil yang tidak sesuai standar, maka tentukan langkah pengendalian yang akan
dilakukan

5.7 Kebersihan Makanan


5.7.1 Makanan harus dibawa di dalam tempat makanan dan tidak dicampur dengan barang-barang lain
5.7.2 Tempat makanan harus segera dibersihkan setelah dikosongkan
5.7.3 Tempat makanan harus dijaga tetap kering, dingin, diberi ventilasi, kedap/ bebas dari binatang-
binatang kecil, bersih dan rapi
5.7.4 Deterjen, sabun, pembunuh serangga dan produk/ bahan kimia harus disimpan di tempat terpisah

5.8 Pencegahan Malaria


5.8.1 Semua karyawan bekerja pada suatu tempat yang terjangkit malaria harus diberi penjelasan tentang
malaria sebelum bekerja
5.8.2 Mencegah digigit nyamuk adalah langkah pertama dalam pencegahan melawan malaria. Meliputi
tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Di dalam ruangan :
 Jaga supaya pintu dan jendela selalu tertutup
 Pasang screen/ saringan yang rapat (16 lubang tiap luas 6 mm x 6 mm)
 Gunakan pengusir serangga seperti Alletrind, Pyrethroide, dll
2. Di luar ruangan :
 Lindungi kulit dengan pakaian/ lengan panjang
 Lindungi kulityang terbuka dengan cream penolak nyamuk

5.9 Pengendalian Hama


5.9.1 Keberadaan hama (binatang pengerat, serangga, tomcat) di tempat kerja/ workshop harus segera
dilaporkan
5.9.2 Pengontrolan hama harus dilakukan secara teratur melalui penyemprotan atau pengendalian yang lain
5.9.3 Jika diperlukan pembunuh serangga, perangkap binatang pengerat atau alat control lainnya yang
sejenis dapat digunakan di area produksi, ataupun workshop
5.9.4 Di dalam kasus dimana gangguan hama ada terus menerus, mungkin diperlukan bantuan dari pihak-
pihak khusus

6. FORM LAPORAN YANG DIGUNAKAN


6.1 Form FR-HSE-28 - Checklist Hygiene Industri
6.2 Form FR-HSE-29 - Data Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan
6.3 Form FR-HSE-34 - Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran Intensitas Penerangan Setempat
6.4 Form FR-HSE-35 - Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran Intensitas Penerangan Umum
6.5 Form FR-HSE-36 – Data Hasil Pengukuran Kelembapan dan Suhu

WT-IK-IMS-HSE-05-Kesehatan Industri (Hygiene Industri) Rev 0 WT-IK-IMS-HSE-05


No Form : FR-HSE-II/28
CHECKLIST HIGIENE INDUSTRI
Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
Tanggal Pelaksanaan :
Lokasi :
Data Umum Kondisi Tempat Kerja :

Beri tanda jika diperlukan Berkelanjutan


No Uraian Higiene Industri Remarks
Bagus Tidak Bagus Ada Tidak Ada Ya Tidak
I. PENGENALAN BAHAYA
1 Bahan/ Material
1.1 Bahan yang digunakan
1.2 Bahan yang dihasilkan
1.3 Bahan yang disimpan
1.4
1.5
2 Orang
2.1 Jumlah pekerja di lokasi kerja
2.2 Kebijakan Manajemen
2.3 Perilaku Pekerja
2.4
2.5
3 Cara (Metode)
3.1 Prosedur
3.2 Implementasi Prosedur
3.3
3.4
4 Alat
4.1 Alat yang digunakan
4.2 Perawatan/ Implementasi Prosedur
4.3 Alat Deteksi
4.4
4.5
5 Lingkungan
5.1 Peta Lingkungan
5.2 Fisik : 1. Kebisingan
2. Temperature
3. Cahaya
4. Radiasi
- sinar radioaktif
- elektromagnetik
5. Getaran
6. Kelembapan
7.
5.3 Kimia : 1. Debu
2. Uap (Gas)
3. Iritatif
4. Korosif
5. Mudah Terbakar
6. Mudah meledak
7. Beracun
8. Karsinogen
9. Alergi
5.4 Biologi : 1. Virus
2. Bakteri
3. Jamur
4.
5.5 Ergonomi : 1. Kerja berdiri terus menerus
2. Posisi kerja membungkuk
3. Beban kerja membungkuk
4. Upah/ kesejahteraan
5.

II. PEMANTAUAN (MONITORING)


1 Pemantauan Lingkungan
1.1 Fisik
1.2 Kimia
No Form : FR-HSE-II/28
CHECKLIST HIGIENE INDUSTRI
Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
1.3 Biologi
1.4 Ergonomi
1.5 Psikososial
2 Pemantauan Medis
2.1 Pemeriksaan Kesehatan di Awal
2.2 Pemeriksaan Kesehatan berkala
2.3 Pemeriksaan Kesehatan khusus
3 Pemantauan Biologi
3.1 Pemeriksaan Urine
3.1 Pemeriksaan Air liur
3.3 Pemeriksaan Darah
3.5

III. EVALUASI
1 Ketersediaan Data Kesehatan
1.1 Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
- Awal
- Berkala
- Khusus
1.2 Penyakit
- Penyakit Akibat
- Penyakit yang berhubungan dengan kerja
- Penyakit Umum
2 Ketersediaan Data Kecelakaan
3 Ketersediaan Data Bahan Berbahaya
3.1 MSDS
3.2 Prosedur Penanganan Keadaan Darurat
3.3 Personel
3.4
3.5
4 Ketersediaan SOP di lokasi kerja
5 Ketersediaan sarana dan prasarana kerja

IV. PENGENDALIAN
1 Tindakan eliminasi bahaya
1.1 Fisik
1.2 Kimia
1.3 Biologi
1.4 Psikososial
2 Tindakan substitusi/ isolasi
3 Tindakan rekayasa teknik
4 Tindakan administrasi
5 Penggunaan APD

TIM PEMANTAUAN HIGIENE INDUSTRI


No Nama Tanda Tangan
1
2
3

V. KESIMPULAN :
DATA HASIL PENGUKURAN INTENSITAS No Form : FR-HSE-II/29
KEBISINGAN Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01

A. Lembar Data Sampling Pengukuran Intensitas Kebisingan Di Tempat Kerja


1. Nama Perusahaan :
2. Jenis Perusahaan :
3. Unit Kerja/ ruang kerja :
4. Tanggal Sampling :
5. Petugas :

Intensitas Kebisingan
No. Lokasi Waktu Rata-Rata

Tipe Alat Ukur :

Petugas Penanggung Jawab

( )
Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran No Form : FR-HSE-II/34
Intensitas Penerangan Setempat Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01

A. Denah Pengukuran Intensitas Penerangan Pada Penerangan Setempat


1. Nama Perusahaan :
2. Jenis Perusahaan :
3. Jumlah Tenaga Kerja :
4. Unit Kerja/ ruang kerja :
5. Jenis Lampu :
(Pijar / Gas / Germicida / Fluorescent / Natrium / Infrared*)
6. Jenis Penerangan :
7. Tanggal Pengukuran :

DENAH PENERANGAN SETEMPAT

MEJA KERJA 1 MEJA KERJA 2

MEJA KERJA 3 MEJA KERJA 4

MEJA KERJA 5 MEJA KERJA 6

Dibuat Oleh,

Ragil Ambarwati
HSE Spv
Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran No Form : FR-HSE-II/35
Intensitas Penerangan Umum Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01

A. Denah Pengukuran Intensitas Penerangan Pada Penerangan Setempat


1. Nama Perusahaan :
2. Jenis Perusahaan :
3. Jumlah Tenaga Kerja :
4. Unit Kerja/ ruang kerja :
5. Tanggal Pengukuran :
6. Petugas :
7. Waktu Pengukuran :

DENAH PENERANGAN SETEMPAT

Hasil Pengukuran (Lux)


No Ruang Rata-Rata Remarks
Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III

Dibuat Oleh,

Ragil Ambarwati
HSE Spv
Data Hasil Pengukuran Kelembapan dan No Form : FR-HSE-II/36
Suhu Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01

A. Denah Pengukuran Intensitas Penerangan Pada Penerangan Setempat


1. Nama Perusahaan :
2. Jenis Perusahaan :
3. Jumlah Tenaga Kerja :
4. Unit Kerja/ ruang kerja :
5. Tanggal Pengukuran :
6. Petugas :
7. Waktu Pengukuran :

No Lokasi Waktu %RH °C Ket

Dibuat Oleh,

Ragil Ambarwati
HSE Spv

Anda mungkin juga menyukai