Waru Teknikatama
Document Name: Document No.:
Instruksi Kerja Kesehatan Industri WT-IK-IMS-HSE-05
(Industrial Hygiene)
Effective Date: Page:
25 Agustus 2016 1 (15)
Content:
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
3. Referensi
4. Definisi
5. Instruksi Kerja
6. Form Laporan Yang Digunakan
Revision Record
NOTE: This document is controlled within the PT. Waru Teknikatama Document Control System
1. TUJUAN
Prosedur ini bertujuan memberikan panduan dan tata cara praktek kerja yang sehat dan bersih (higienis) di
perusahaan serta mengenai alat ukur dan teknik pengukuran lingkungan kerja
2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja ini berlaku pada kegiatan/ pekerjaan di area kerja/ workshop sesuai dengan persyaratan dan
peruntukannya
3. REFERENSI
- Integrated Manual Perusahaan
- OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.6
- Peraturan Menteri Perburuhan No 07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja
- Keputusan Menteri Kesehatan RI No 261 tahun 1998 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No 13 tahun 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika
dan kimia di tempat kerja
- SNI 16-7061:2004 tentang pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola
- SNI 16-7062:2004 tentang pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja
- SNI 7231:2009 tentang pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja
4. DEFINISI
4.1 Tempat Kerja
Tempat ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya
4.2 Faktor Lingkungan Kerja
Potensi-potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di lingkungan kerja akibat adanya suatu proses kerja
4.3 Nilai Ambang Batas (NAB)
Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/ intensitas rata-rata tertimbang waktu yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu
4.4 Paparan
Peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor bahaya di tempat kerja
4.5 Rapi atau teratur
Kondisi teratur menempatkan sesuatu pada tempatnya dan tidak ada barang yang berserakan
4.6 Bersih
Kondisi dimana daerah/ barang telah dibersihkan dari debu atau kotoran yang dicuci dengan sabun atau air
serta telah bebas dari virus atau kuman penyakit
4.7 Desinfeksi
Daerah yang dimaksud sebelumnya telah dibersihkan dan kemudian didisinfeksi menggunakan desindektan
industri yang tepat
5.3.2.5 Mikrobiologi
Angka kuman kurang dari 700 koloni/m3 udara dan bebas kuman patogen
5.3.3 Limbah
5.3.3.1 Limbah padat/ sampah
a. Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah. Tempat sampah terbuat
dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan
yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup
b. Sampah dibuang setiap hari atau apabila 2/3 bagian tempat sampah telah terisi oleh
sampah
c. Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara. Sampah dari tempat penampungan
sementara harus diangkut setiap hari
5.3.3.2 Limbah cair
Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair secara sendiri-sendiri atau
dialirkan untuk diolah secara terpusat
5.3.9 Instalasi
a. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat
menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
b. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya
harus dilengkapi dengan penangkal petir
5.3.10 Toilet
a. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal seperti
pada tabel berikut :
Jumlah Karyawan Jumlah wastafel Jumlah Jamban Jumlah peturasan
1-15 1 1 1
16-30 2 2 2
31-45 3 3 3
46-60 4 4 4
61-80 5 5 5
81-100 6 6 6
Setiap jumlah penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan
5.4.3 Limbah
5.4.3.1 Limbah padat/ sampah
Pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan sampah domestik harus sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
5.4.3.2 Limbah cair
a. Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair
b. Kualitas limbah cair hasil proses pengolahan harus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
5.4.3.3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan Limbah Gas
a. Limbah cair harus diolah dalam instalasi pengolahan limbah cair
b. Kualitas limbah cair hasil proses pengolahan harus sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
h. Alat dan bahan harus disusun atau disimpan secara rapi dan tertib
i. Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ke tempat-
tempat yang rapi
5.4.9 Instalasi
a. Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat
menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku
b. Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari bangunan lain di sekitarnya
harus dilengkapi dengan penangkal petir
5.4.10 Toilet
a. Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan minimal seperti
pada tabel berikut :
Jumlah Karyawan Jumlah wastafel Jumlah Jamban Jumlah peturasan
1-15 1 1 1
16-30 2 2 2
31-45 3 3 3
46-60 4 4 4
61-80 5 5 5
81-100 6 6 6
Setiap jumlah penambahan 100 karyawan harus ditambah 1 wastafel, 1 jamban dan 1 peturasan
No Keterangan
1. Display LCD 3 ½ digits LCD dengan unit Lux
:x10 Lux,%Rh,dB:A,C,Lo,Hi dan indikasi
Low Batery “BAT” MAX, HOLD, DATA HOLD
2. Tombol Daya : Pilih Power ON atau power
OFF
3. Tombol pilihan : pilih Fungsi dan rentang
(ranges)
4. MAX HOLD : Jika ditekan akan menahan
data pengukuran yang paling tinggi. Tekan
sekali lagi tombol untuk kembali ke normal
5. DATA HOLD : akan dibaca pada saat DATA
HOLD ditekan. Jika tombol ditekan sekali
lagi akan menghapus data yang di HOLD
dan melakukan pengukuran lebih lanjut
6. Tombol Fungsi : pilih jenis pengukuran yang
dilakukan apakah penerangan (lux), panas
(temperature), kelembapan (humidity) dan
kebisingan (sound level)
7. Mikrofone : di dalamnya terdapat mikrofon
kondenser electric
8. Detektor foto : di bagian dalam terdapat
pendeteksi pengukuran pencahayaan (long
life silicon photo diode)
9. Sensor kelembapan & temperature : di
dalamnya terdapat sensor semi konduktor
10. Terminal Temperature : memasukkan probe
temperature di dalam terminal ini
b. Instruksi Pengoperasian
- Sound Level Meter (Kebisingan)
a) Nyalakan (tekan no 2) dan arahkan tombol fungsi (no 6) ke posisi dB
b) Posisikan mikrofon (no 7) ke sumber bunyi/ bising dengan posisi horizontal
c) Tekan tombol pilihan (no 3) : pilih A & dB, C & dB, Lo & dB dan Hi & dB
d) Pembobotan A,C memiliki rentang frekuensi 30-10KHz, sehingga memberikan indikasi
tingkat suara secara keseluruhan
e) Response fast (cepat) cocok untuk mengukur bising yang dihasilkan dan puncak sumber
bunyi
f) Hasil pembacaan tingkat suara akan ditampilkan
g) Catatan : Angin kencang (lebih dari 10m/sec) akan menyebabkan kesalahan dalam
pembacaan. Pada sata angin kencang, disarankan menggunakan wind screen di depan
mikrofon
Lokasi Lux
Perkantoran :
Ruang pertemuan, resepsionis 200 – 750
Ruang di bagian administrasi 700 – 1500
Ruang pengetikan 1000 – 2000
Workshop :
Packing, warehouse 150 – 300
Pekerjaan visual di lini produksi 300 – 750
Pekerjaan inspeksi 750 – 1000
Maintenance bagian elektronik 1500 – 3000
c. Penggantian Baterai
- Layar akan menampilakn “BAT” ketika baterai sudah mencukupi, gantilah dengan yang baru
- Untuk mengganti, bukalah tutup baterai kemudian dikeluarkan baterai lama dari unit dan
gantilah dengan baterai yang baru (1x9V baterai NEDA 1604, 6F22, atau sejenis) kemudian
tutup kembali tutup baterai
5.6.2 Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
a. Hidupkan alat ukut intensitas kebisingan
b. Periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik
c. Pastikan skala pembobotan (biasanya dipakai network “A”)
d. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang diukur (S
untuk sumber bunyi relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut)
e. Perhatikan hal-hal yang mempengaruhi pengukuran antara lain :
- Kebisingan latar belakang (background noise). Hindari terjadinya refleksi bunyi dari tubuh atau
penghalang sumber bunyi
- Angin
- Kelembapan : pengukuran tidak valid bila terjadi hujan, alat kerja bekerja baik dengan RH 90%
- Suhu : hindari perubahan suhu mendadak
- Tekanan udara : perubahan tekanan udara dampai dengan 10%, tidak berpengaruh (<0.2 dB)
- Getaran : bila peralatan berada pada lingkungan yang bergetar, sebaiknya peralatan diisolasi
terhadap getaran-getaran yang kuat
- Medan magnet : pengaruh magnet eletrostatk dan magnetik terhadap alat ukur bisa diabaikan
Note : catat kejadian yang spesifik selama pengukuran
f. Posisi dan arahkan mikrofon alat ukur dengan sumber bunyi :
- Karakteristik mikrofon (mikrofon tegak lurus dengan sumber bunyi, 70°-80° dari sumber bunyi)
- Jarak antara pengukur dari sumber bising sejauh 75 cm
- Posisikan mikrofon alat ukur setinggi telinga manusia yang ada di tempat kerja tinggi (dari
dasar sampai mikrofon setinggi 120 cm)
g. Mempersiapkan format pencatatan data dan peta lokasi titik pengukuran. Rekam data visual di
area pengukuran
h. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling dalam FR-HSE-29.
Lembar data sampling minimum memuat ketentuan seperti berikut :
1. Nama perusahaan :
2. Tanggal sampling :
3. Lokasi titik pengukuran :
4. Jenis sinyal bunyi (kejut, tetap, nada dan lain-lain) :
5. Rentang waktu pengukuran :
6. Hasil pengukuran intensitas kebisingan :
1m
1m
1m
Gambar 1. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas kurang dari 10
m2
- Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2: titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada setiap 3 (tiga) meter
3m
3m
3m
3m
- Luas ruangan lebih dari 100m2 : titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada
jarak 6 meter
6m
6m
6m
6m
-
Gambar 3. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih dari 100 m2
Note : Lembar denah pengukuran intensitas penerangan umum terlampir dalam FR-HSE-35
b. Persyaratan pengukuran
- Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan
- Lampu penerangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan
c. Tata cara
- Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi
- Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas
setempat atau umum
- Bawa hasil pengukuran pada layar LCD setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat
nilai angka yang stabil
- Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan setempat
dan umum
- Matikan luxmeter setelah selesai silakukan pengukuran intensitas penerangan
5.6.4 Pengukuran kelembapan dan Suhu
a. Hidupkan alat ukur kelembapan/ suhu
b. Periksa kondisi baterai, pastikan bahwa keadaan power dalam kondisi baik
c. Sesuaikan dengan karakteristik pengukuran yang akan dilakukan berupa kelembapan/ suhu
d. Persiapkan format pencatatan data dan peta lokasi titik pengukuran FR-HSE-36
e. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan
f. Posisi dan arahkan sensor alat ukur dengan lingkungan kerja :
- Pengukuran kelembapan :
Layar LCD (no.1) menampilkan kelembapan hasil pembacaan (%RH) secara langsung
Ketika dilakukan test kelembapan lingkungan berubah-ubah nilainya, maka perlu
beberapa menit untuk mendapatkan hasil pembacaan “%RH” yang stabil
Pada saat pengukuran kelembapan, jangan biarkan sensor terkena sinar matahari
langsung dan jangan menyentuh/ memanipulasi sensor kelembapan
- Pengukuran suhu
Layar LCD (no 1) menampilkan hasil pembacaan temperature (°C/°F) secara langsung
Masukan temperature probe ke dalam soket thermocouple tipe K (no 10)
Menyentuh ujung dari sensor ke daerah atau permukaan obyek yang akandiukur itu akan
menampilkan hasil pembacaan (°C/°F) secara langsung
Ketika tombol fungsi temperature rentang 0.1 °C atau 1°C dan 0.1°F atau 1°F. Jangan
pernah mencoba pengukuran tegangan dengan tes tersebut dengan memasukkan soket
termocouple tipe K
g. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling formulir FR-HSE-36
h. Matikan alat ukur kelembapan/ suhu setelah selesai dilakukan pengukuran
i. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar atau aturan yang berlaku
j. Jika didapatkan hasil yang tidak sesuai standar, maka tentukan langkah pengendalian yang akan
dilakukan
III. EVALUASI
1 Ketersediaan Data Kesehatan
1.1 Pemeriksaan Kesehatan Pekerja
- Awal
- Berkala
- Khusus
1.2 Penyakit
- Penyakit Akibat
- Penyakit yang berhubungan dengan kerja
- Penyakit Umum
2 Ketersediaan Data Kecelakaan
3 Ketersediaan Data Bahan Berbahaya
3.1 MSDS
3.2 Prosedur Penanganan Keadaan Darurat
3.3 Personel
3.4
3.5
4 Ketersediaan SOP di lokasi kerja
5 Ketersediaan sarana dan prasarana kerja
IV. PENGENDALIAN
1 Tindakan eliminasi bahaya
1.1 Fisik
1.2 Kimia
1.3 Biologi
1.4 Psikososial
2 Tindakan substitusi/ isolasi
3 Tindakan rekayasa teknik
4 Tindakan administrasi
5 Penggunaan APD
V. KESIMPULAN :
DATA HASIL PENGUKURAN INTENSITAS No Form : FR-HSE-II/29
KEBISINGAN Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
Intensitas Kebisingan
No. Lokasi Waktu Rata-Rata
( )
Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran No Form : FR-HSE-II/34
Intensitas Penerangan Setempat Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
Dibuat Oleh,
Ragil Ambarwati
HSE Spv
Denah dan Hasil Pencatatan Pengukuran No Form : FR-HSE-II/35
Intensitas Penerangan Umum Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
Dibuat Oleh,
Ragil Ambarwati
HSE Spv
Data Hasil Pengukuran Kelembapan dan No Form : FR-HSE-II/36
Suhu Tgl Terbit : 1 September 2016
PT WARU TEKNIKATAMA Revisi : 01
Dibuat Oleh,
Ragil Ambarwati
HSE Spv