Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK

“”

Mata Kuliah : Geografi Desa – Kota

Dosen Pengampu : Dra.Novida Yenny

Oleh :

Kelompok 1

Kelas C Reguler 2018

1. Mery Sidabutar (3182131010)


2. Petronella Lasmaria (3183331018)
3. Fairuz Nabilah Ramadhani (3183331030)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatNyakami
dapat menyelesaikan penulisan makalahyang berjudul “”ini dengan baik dan tepat
waktu.Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra.Novida Yenny selaku
Dosen mata kuliah Geografi Desa – kota yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah yang telah disusun ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan pembaca dan penulis. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini, baik
dalam susunan kalimat maupun tata bahasanya. Hal ini dikarenakan keterbatasaan
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Medan,11 September 2020

Hormat kami

Kelompok 1

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
.............................................................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................
.............................................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN...................................................................................................
.............................................................................................................................................1

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2

C. Tujuan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
2

BAB IIPEMBAHASAN....................................................................................................
.............................................................................................................................................3

A. Pengertian Ruang Lingkup Desa dan Kota..........................................................


..............................................................................................................................3
B. Ruang Lingkup Desa dan Kota............................................................................
..............................................................................................................................4

iii
C. Fungsi Desa dan Kota..........................................................................................
..............................................................................................................................4

BAB IIIPENUTUP............................................................................................................
.............................................................................................................................................27

A. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
28

B. Saran
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
20

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
.............................................................................................................................................21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PENGERTIAN DESA
Bambang Utoyo
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di
bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan
R. Bintarto
Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis,
sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain
Sutarjo Kartohadikusumo
Desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah
camat
William Ogburn dan MF Nimkoff
Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan sosial di dalam daerah terbatas.
S.D. Misra
Desa adalah suatu kumpulan tempat tinggal dan kumpulan daerah pertanian
dengan batas-batas tertentu yang luasnya antara 50 – 1.000 are.
Paul H Landis
Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan

5
3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
UU no. 22 tahun 1999
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah
Kabupaten
UU no. 5 tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
UU no. 6 tahun 2014
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PENGERTIAN KOTA
Max Weber
Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Louis Wirth Kota adalah pemukiman yang relatif
besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya.
R. Bintarto
Kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi heterogen serta coraknya lebih
matrealistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.

6
UU No 26 th 2007
Tentang penataan ruang, kawasan perkotaan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan pendistribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Menteri Dalam Negeri RI No 4 / 1980
Suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah, lingkungan
kehidupan yang mempunyai ciri nonagraris.

7
BAB II
PEMBAHASAN

  A.  Pengertian Ruang Lingkup Desa dan Kota


Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai ruang lingkup desa dan kota, ada baiknya
kita terlebih dahulu mengetahui pengertian dari ruang lingkup itu sendiri. Secara umum “ruang
lingkup bisa berarti pembatasan variable yang digunakan, berapa banyak subjek yang akan
diteliti, luas lokasi penelitian, materi yang dikaji, dan sebagainya.” Sedangkan secara khusus
“ruang lingkup berarti pengertian suatu materi secara lebih detail.” Dan dengan adanya ruang
lingkup ini materi yang disajikan jauh lebih terarah.
Menurut  Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Desa, disebutkan bahwa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Secara umum desa bisa diartikan sebagai salah satu perwujudan geografis yang terjadi
akibat dari unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu wilayah tertentu
dan memiliki hubungan timbal balik dengan desa lainnya. Ciri khas tersebut bisa berupa
kebiasaan, budaya, penduduk, mata pencaharian, strata sosial, dan sebagainya. Dengan memiliki
ciri khas, sebuah desa bisa lebih meningkatkan kebersamaan antar warganya dan juga bisa
menjadi pendapatan tersendiri bagi warganya. Berikut ini ada beberapa definisi mengenai desa
yang diungkapkan oleh para ahli.
      Menurut Bintarto, desa adalah sebuah perwujudan geografis (wilayah) yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi sosial ekonomi, politik, dan kultural dalam hubungan dan pengaruh timbal
baliknya dengan daerah-dearah sekitarnya.
      Menurut P.J. Bournen, desa adalah bentuk kuno dari kehidupan bersama yang hampir semuanya
saling mengenal; kebanyakan bekerja di bidang pertanian, perikanan, dan sebagainya tergantung
oleh hukum dan kehendak alam. Dalam tempat tinggal itu terdapat banyak ikatan kekeluargaan
yang rapat, ketaatan, dan kaidah-kaidah sosial.
      Menurut R.H. Unang Soenardjo, desa adalah kesatuan masyarakat berdasar pada adat dan
hukumnya yang menetap dalam suatu wilayah tertentu, mempunyai ikatan lahir batin yang

8
sangat kuat, baik karena keturunan maupun karena kesamaan politik, ekonomi, sosial, dan
keamanan, mempunyai susunan pengurus yang dipilih berdasar pada kesepakatan bersama,
mempunyai kekayaan dan mempunyai hak untuk mengatur urusan rumah tangga sendiri-sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat dimana masyarakatnya
masih memiliki hubungan sosial yang sangat kental, kebanyakan bekerja di bidang pertanian dan
ikatan kekeluargaan yang kuat.
Secara umum, kota merupakan tempat bermukim warga kota , tempat bekerja, tempat
kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintahan dan sebagainya. Sedangkan, secara istilah Kota
berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan
menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, social, ekonomi, budaya.
Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan kehidupan modern dan
menjadi wewenang pemerintah kota. Berikut ini definisi kota menurut beberapa ahli:
      Menurut John Brickerhoff Jackson, kota adalah suatu tempat tinggal manusia yang merupakan
manifestasi dari  perencanaan dan perancangan yang dipenuhi oleh berbagi unsur seperti
bangunan,  jalan dan ruang terbuka hijau.
      Menurut Marbun, kota merupakan kawasan hunian dengan jumlah penduduk relatif besar, tempat
kerja penduduk yang intensitasnya tinggi serta merupakan tempat pelayanan umum. Kegiatan
ekonomi merupakan hal yang penting bagi suatu kota karena merupakan dasar agar kota dapat
bertahan dan berkembang. Kedudukan aktifitas ekonomi sangat penting sehingga seringkali
menjadi basis perkembangan sebuah kota. Adanya berbagai kegiatan ekonomi dalam suatu
kawasan menjadi potensi  perkembangan kawasan tersebut pada masa berikutnya.
      Menurut Max Weber, Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.
      Menurut Wirth, Kota sebagai pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Akibatnya hubungan sosialnya menjadi
longgar acuh dan tidak pribadi (impersonal relation)
Jadi dapat disimpulkan kota adalah suatu tempat dimana perkembangannya lebih maju dan
kehidupan masyarakatnya modern serta kurangnya ikatan kekeluargaaan antar warganya dan
masyarakatnya lebih individual.

9
Pengertian dari ruang lingkup desa adalah batasan variabel dari suatu kesatuan hukum
dimana bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan
pemerintah sendiri.
Pengertian dari ruang lingkup kota adalah batasan variabel dari suatu bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi,
corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.

  B.  Ruang Lingkup Desa dan Kota


Di Indonesia kehidupan masyarakat pedesaan memiliki suatu hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas
wilayahnya. Di dalam kehidupan masyarakat pedesaan Indonesia memiliki sistem kehidupan
umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Pekerjaan-pekerjaan yang di luar pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang biasa mengisi
waktu luang. Masyarakat pedesaan di Indonesia bersifat homogen, seperti dalam hal mata
pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. Selain itu, kehidupan masyarakat pedesaan di
Indonesia identik dengan dengan istilah gotong-royong yang merupakan kerja sama untuk
mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Kerja bakti itu ada dua macam, yaitu kerja sama
untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbul dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri, dan kerja
sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya tidak dari inisiatif warga itu sendiri.
Secara sosiologis penekanannya pada pola hubungan serta kesatuan masyarakat industri,
bisnis, dan  wirausaha lainnya dalam struktur yang lebih kompleks. Sedangkan secara fisik,  kota
dinampakkan dengan adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi, hiruk pikuknya kendaraan,
pabrik, kemacetan, kesibukan warga masyarakatnya, persaingan yang tinggi, polusinya, dan
sebagainya.
Masyarakat di perkotaan secara sosial kehidupannya cendrung heterogen, individual,
persaingan yang tinggi yang sering kali menimbulkan pertentangan atau konflik. Munculnya
sebuah asumsi yang menyatakan bahwa masyarakat kota itu pintar, tidak mudah tertipu, cekatan
dalam berpikir, dan bertindak, dan mudah menerima perubahan, itu tidak selamanya benar,
karena secara implisit dibalik semua itu masih ada masyarakatnya yang hidup di bawah standar

10
kehidupan sosial. Untuk lebih memahami mengenai kehidupan masyarakat desa dan kota,
berikut akan diuraikan ruang lingkup dari desa dan kota:
a.         Lingkungan umum dan orientasi alam
Bagi masyarakat kota cendrung mengabaikan kepercayaan yang berkaitan dengan kekuatan alam
serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada rasionalnya. Dan bila dilihat dari mata
pencahariannya masyarakat kota tidak bergantung  pada kekuatan alam, melainkan bergantung
pada tingkat kemampuannya (capablelitas) untuk bersaing dalam dunia usaha.
Berbeda dengan masyarakat desa yang masih sangat bergantung pada hukum alam dan adat
istiadat. Dan dilihat dari mata pencahariannya masyarakat desa sangat bergantung pada kekuatan
alam.

b.         Pekerjaan atau mata pencaharian


Kebanyakan masyarakat kota lebih cenderung mengarah pada bidang perindustrian dan
perdagangan yang merupakan basis perekonomian masyarakat, bentuk mata pencaharian yang
primer seperti sebagai pengusaha, pedagang, dan buruh industri. Namun ada sekelompok
masyarakat yang bekerja pada sektor informal misalnya pemulung, pengemis dan pengamen.
Di desa masyarakat lebih cenderung pada bidang pertanian karena masih luasnya lahan pertanian
yang bisa dibudayakan. Walaupun terlihat adanya tukang kayu,tukang genteng dan bata, akan
tetapi inti dari pekerjaan mereka adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping  pertanian
hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.

c.         Infrastruktur
Infrastruktur dapat menjelaskan lingkup desa dan kota, infrastruktur di kota jauh lebih kompleks
jika dibandingkan dengan infrastruktur di desa yang bisa digolongkan cenderung minimum.

d.        Ukuran komunitas


Umumnya masyarakat perkotaan lebih heterogen dibandingkan masyarakat pedesaan. Karena
mayoritas masyarakatnya berasal dari sosiokultural yang berbeda-beda, dan masing-masing dari
mereka mempunyai tujuan yang bermacam-macam pula, diantaranya ada yang mencari
pekerjaan atau ada yang menempuh pendidikan. Jumlah penduduknya masih relatif besar.
Berbeda dengan masyarakat pedesaan, komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas

11
perkotaan. Pekerjaan di bidang pertanian, perimbangan tanah dengan manusia cukup tinggi
dibandingkan dengan industri, dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang
rendah per kilometer perseginya, dan tanah pertanian luasnya bervariasi.

e.         Kepadatan penduduk


Tingkat kepadatan di kota lebih tinggi bila dibandingkan di desa, hal ini disebabkan oleh
kebanyakan penduduk di daerah perkotaan awalnya dari berbagai daerah.

f.          Homogenitas dan heterogenitas


Homogenitas dalam pedesaan diwujudkan dalam bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan prilaku.
Sebaliknya di kota heterogenitas tampak dalam orang-orang dengan macam-macam subkultur
dan kesenangan, kebudayaan, mata pencaharian. Kota mempunyai daya tarik dalam hal
pendidikan, komunitas dan transportasi sehingga kota tempat berkumpul bebagai kelompok
etnis.

g.         Diferensiasi sosial


Di daerah perkotaan, diferensiasi sosial relatif tinggi, sebab tingkat perbedaan agama, adat
istiadat, bahasa, dan sosiokultural yang dibawa oleh para pendatang dari berbagai daerah cukup
tinggi. Sedang di daerah pedesaan diferensiasi sosial reletif rendah karena adanya kesamaan
dalam bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan prilaku.

h.         Pelapisan sosial


Lapisan sosial di desa lebih didominasi oleh perbedaan status dan peranan di dalam struktur
masyarakatnya. Di dalam struktur masyarakat kota lebih menghargai prestasi daripada
keturunan.

i.           Mobilitas sosial


Mobilitas pada masyarakat perkotaan lebih dinamis daripada masyarakat pedesaan. Kenyataan
itu adalah sebuah kewajaran sebab perputaran uang lebih banyak terjadi di daerah perkotaan
daripada di pedesaan.

12
j.           Interaksi sosial
Penduduk kota lebih sering kontak tetapi cenderung lebih formal, dan tidak bersifat pribadi,
tetapi melalui tugas atau kepentingan lain. Sehingga hubungan yang terjadi hanya seperlunya
saja. Masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya dan tingkat mobilitas sosialnya rendah, maka
kontak pribadi per induvidu lebih sedikit. Juga kontak dengan radio, televisi, majalah , poster,
koran, dan media lain yang lebih sophisticated.

k.         Pengawasan sosial


Dikarenakan masyarakatnya yang kurang saling mengenal satu sama lain dan juga luasnya
wilayah kultural perkotaan di tambah lagi keheterogenitasan masyarakatnya yang membuat
sistem pengawasan sosial perilaku antar anggota masyarakatnya makin sulit terkontrol. Sedang
didesa tekanan sosial oleh masyarakat desa lebih kuat karena bersifat pribadi dan ramah tamah,
dan keadaan masyarakatnya homogen. Penyesuaian terhadap norma-norma sosial lebih tinggi
dengan tekanan sosial informal dan nantinya dapat sebagai pengawasan sosial.

l.           Pola kepemimpinan


Dikota pola kepemimpinannya didasarkan pada pertanggung jawaban secara rasional atas dasar
moral dan hukum. Dengan demikian hubungan antar pemimpin dan warga masyarakatnya
berorientasi pada hubungan formalitas. Sedangkan didesa pola kepemimpinannya dinilai
berdasarkan kualitas pribadi. Misalnya karena kesalehan, kejujuran, jiwa pengorbanannya, dan
pengalamannya. Kriteria ini melekat terus pada generasi berikutnya, maka kriteria pun akan
menentukan kepemimpinan di pedesaan.

m.       Standar kehidupan


Berbagai fasilitas dan sarana akan membahagiakan kehidupan apabila disediakan dan cukup
nyata dirasakan oleh penduduk yang jumlahnya padat. Di kota dengan konsentrasi dan jumlah
penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuha tersebut,
sedangkan didesa tidak harus demikian.

n.         Ketidaksetiakawanan sosial

13
Dalam masyarakat pedesaan ciri-cirinya akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan dalam
pengalaman, persamaan tujuan dimana hubungannya bersifat informal dan bukan bersifat
kontrak sosial/ perjanjian. Dalam masyarakat desa ditemukan gotong-royong, dan musyawarah.
Sedangkan di kota terdapat perbedaanpembagian tenaga kerja, saling tergantung, spesialisasi,
tidak bersifat pribadi, bermacam-macam perjanjian serta hubungannya bersifat formal.

o.         Nilai dan sistem nilai


Hal tersebut dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku. Di pedesaan masih
berlaku nilai-nilai keluarga, pola bergaul, mencari jodoh. Nilai-nilai agama masih dipegang kuat.
Bentuk ritual-ritul agama dikaitkan dengan proses dewasnya manusia yang dikuti upacara-
upacara. Pendidikan belum merupakan nilai orientasi penuh, cukup hanya bisa baca tulis dan
pendidikan agama. Dalam nilai-nilai ekonomi masih bersifat subsistem tradisional. Dalam
masyarakat perkotaan nilai dan sistem nilai di dalam struktur masyarakat perkotaan lebih bersifat
formal, berdasarkan aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan perundang-undangan.
  
  C.  Fungsi Desa dan Kota
Fungsi desa dapat dilihat dari dua segi, yaitu kedudukan desa sebagai bentuk pemerintahan
terkecil di negara Indonesia dan desa dalam tinjauan region atau wilayah geografis, yaitu sebagai
daerah “hinterland” atau daerah yang mendukung keperluan masyarakat kota khususnya
kebutuhan sumber bahan pangan.
Dalam fungsinya sebagai pemerintahan daerah tingkat terendah, pemerintahan desad
iharapkan mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah yang
lebih tinggi, misalnya kabupaten dan propinsi. Jadi pemerintah desa dengan semua aparatnya
harus mampu mengarahkan perubahan-perubahan, melaksanakan fungsi administratif, membantu
proyek-proyek masyarakat, memperkenalkan pemikiran-pemikiran baru dan inovasi yang maju
ke arah keajuan dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran penduduk yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Fungsi desa dapat diuraikan sebagai berikut:
   Ke dalam
a.       Sebagai mata pencaharian penduduk karena lahan di desa dapat dimanfaatkan untuk melakukan
kegiatan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan dan peternakan.

14
b.      Dalam fungsinya sebagai pemerintah daerah tingkat terendah, pemerintah desa mampu
menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah yang lebih tinggi,
misalnya kabupaten dan provinsi. Dalam melaksanakan programnya, aparat desa harus dapat
menyelaraskan dengan kondisi yang ada di daerah masing-masing.
c.       Sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan karena di desa kekerabatannya masih sangat
erat, misalnya dalam hal kerja bakti membersihkan lingkungan desa.

  Ke luar
a.       Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota. Kebutuhan tenaga kerja karena beraneka ragamnya
lapangan pekerjaan di kota seringkali dipenuhi oleh penduduk yang berasal dari desa.
b.      Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota karena banyak penduduk desa berusia produktif
yang bekerja dalam proses pembangunan fisik di kota, sehingga dapat dijadikan mitra dalam
rangka pembangunan wilayah perkotaan.
c.       Desa merupakan hinterland, yaitu daerah penyokong/penyuplai kebutuhan masyarakat kota
karena sebagian lahan di desa dimanfaatkan untuk areal pertanian. Hasil produksi pertaniannya
ada yang dikonsumsi sendiri dan ada yang untuk dijual di kota.
d.      Sebagai penyuplai kebutuhan masyarakat kota, desa merupakan peghasil bahan makanan bagi
penduduk perkotaan, misalnya padi, jagung dan buah-buahan. Oleh karena itu, desa berfungsi
sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
e.       Desa dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi masyarakat kota karena udaranya yang bersih
dan jauh dari keramaian untuk menghilangkan jenuh dari rutinitas sehari-hari.
f.       Desa sebagai sarana religius karena jauh dari pusat hiburan malam.
g.      Desa merupakan pusat industri kecil dan industri kerajinan rakyat dan hasilnya dipasarkan ke
kota.

  Sebagai bagian dari negara


Desa yang memiliki potensi keindahan alam, jauh dari polusi dan keramaian kota, serta
kebudayaannya yang masih unik merupakan daya tarik sektor pariwisata dan menarik turis baik
dalam negeri maupun luarnegeri untuk dating berkunjung. Sehingga, dapat menghasilkan devisa
bagi negara.

15
Dengan menyimak definisi kota yang diutarakan oleh para ahli seperti yang telah
dijelaskan di depan, tentu dapat melihat apa fungsi kota. Oleh karenanya, dapatlah dibuat
kategori kota seperti yang dikemukakan oleh  NOEL  P. GIST  sebagai berikut :

1. Production Center
2. Center of trade and commerce.
3. Political Capital.
4. Cultural Center.
5. Health and Recreation.
6. Divercified cities.

Demikianlah fungsi kota secara garis besar, yang sekaligus menunjukkan tujuan yang ingin
dicapai oleh suatu kota. Untuk lebih jelasnya berikut uraian mengenai fungsi kota:
  Ke dalam
a.         Kota sebagai sarana rekreasi warga setempat karena banyak tersedia berbagai macam tempat
rekreasi yang menghibur.
b.         Kota sebagai sarana kesehatan yang baik karena didukung fasilitas dan tenaga medis yang baik.
c.         Kota sebagai sarana mendapat pendidikan yang bermutu karena mempunyai tenaga didik dan
kurikulum yang tertata baik.
d.        Kota merupakan tempat melamar pekerjaan karena lowongan pekerjaan yang disediakan
beraneka ragam, tetapi terbatas jumlahnya.

  Ke luar
a.         Kota sebagai sarana urbanisasi bagi penduduk desa karena fasilitas dan lowongan pekerjaan
yang tersedia beraneka ragam.
b.         Kota sebagai pusat rekreasi masyarakat desa bila merasa bosan dengan tempat rekreasi di desa.
c.         Kota merupakan sarana bagi masyarakat desa yang ingin mendapat pendidikan yang lebih baik.
d.        Kota merupakan sarana bagi masyarakat desa untuk mengobati sakit apabila tidak dapat
disembuhkan di desa.

  Sebagai bagian dari negara


a.         Kota sebagai pusat pemerintahan.

16
b.         Kota dapat mendatangkan devisa bagi negara karena sebagai pusat industri yang menghasilkan
sesuatu untuk diekspor ke negara lain.
c.         Kota sebagai pusat pariwisata penduduk mancanegara karena memiliki tempat rekreasi yang
beraneka ragam, sehingga dapat mendatangkan devisa bagi negara.
d.        Kota sebagai pusat perekonomian karena kegiatan ekonomi terpusat di kota.
e.         Kota sebagai pusat politik dan administrasi pemerintahan.

17
BAB III
PENUTUP

  A.  Kesimpulan
Pengertian desa dan kota sangatlah beragam tergantung dari segi mana kita melihatnya,
seperti yang telah dipaparkan diatas mengenai pengertian desa dan kota dari para ahli.
Pengertian dari ruang lingkup desa adalah batasan variabel dari suatu kesatuan hukum
dimana bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan
pemerintah sendiri. Pengertian dari ruang lingkup kota adalah batasan variabel dari suatu
bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gajala
pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis
dan materialistis.
Kemudian dalam kehidupan masyarakat desa dan kota bisa diuraikan dari beberapa ruang
lingkup kajiannya, yaitu : lingkungan umum dan orientasinya, pekerjaan dan mata pencaharian,
ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas dan heterogenitas, deferensiasi sosial,
pelapisan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengawasan sosial, pola kepemimpinan,
standar kehidupan, kesetiakawanan, nilai dan sistem nilai.
Fungsi desa dapat dilihat dari dua segi, yaitu kedudukan desa sebagai bentuk pemerintahan
terkecil di negara Indonesia dan desa dalam tinjauan region atau wilayah geografis, yaitu sebagai
daerah “hinterland” atau daerah yang mendukung keperluan masyarakat kota khususnya
kebutuhan sumber bahan pangan. Dalam fungsinya sebagai pemerintahan daerah tingkat
terendah, pemerintahan desad iharapkan mampu menjalankan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan oleh pemerintah yang lebih tinggi, misalnya kabupaten dan propinsi. Fungsi dari kota
adalah sebagai berikut:
a.         Kota sebagai pusat pemerintahan.
b.         Kota dapat mendatangkan devisa bagi negara karena sebagai pusat industri yang menghasilkan
sesuatu untuk diekspor ke negara lain.
c.         Kota sebagai pusat pariwisata penduduk mancanegara karena memiliki tempat rekreasi yang
beraneka ragam, sehingga dapat mendatangkan devisa bagi negara.
d.        Kota sebagai pusat perekonomian karena kegiatan ekonomi terpusat di kota.
e.         Kota sebagai pusat politik dan administrasi pemerintahan.

18
DAFTAR PUSTAKA
http://sosiologiiainsupel.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-perkotaan.html
diakses tanggal 11 September 2020
http://vauzi.com/pengertian-ruang-lingkup-secara-umum-dan-khusus/html diakses tanggal11
September 2020
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/sosi4303/pengertian%20desa.html diakses tanggal 11
September 2020
http://dilihatya.com/1798/pengertian-desa-menurut-para-ahli.html diakses tanggal 11 September
2020
https://www.academia.edu/8635253/Konsep_dan_Pengertian_Kota_Menurut_Para_Ahli.html
diakses tanggal 11 September 2020
http://subiantogeografi.wordpress.com/pengertian-desa-dan-kota/html diakses tanggal 11
September 2020
http://ekadut.blogspot.com/2010/01/fungsi-desa.html diakses 11 September 2020
http://samuel-idegue.blogspot.com/2012/01/kehidupan-masyarakat-pedesaan-di.html diakses
tanggal 11 September 2020
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-70869-Pengetahuan%20Akademik-FUNGSI
%20%20KOTA.html diakses tanggal 11 September 2020
https://nido05.wordpress.com/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat-perkotaan/html diakses
tanggal 11 September 2020
http://ewissok.blogspot.com/2012/10/pola-keruangan-desa.html diakses tanggal 11 September
2020

19

Anda mungkin juga menyukai