Anda di halaman 1dari 14

VISI SEKOLAH

Rambu-rambu merumuskan visi sekolah:

1. mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll yang bersifat baku dan telah
menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia
2. mengacu visi umum pendidikan yaitu  dengan rumusan: “Terwujudnya Insan Kamil”
3. memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik
4. berkepribadian, nasionalisme, budaya-nasional/Indonesia
5. perkembangan era global
6. perkembangan IPTEK
7. dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan
8. sesuai konteks daerah, sekolah, visi yayasan
9. belum operasional
10. menggambarkan harapan masa datang
11. dan sebagainya

Indikator-indikator VISI sekolah, misalnya:

1. Indikator: ciri, tanda, unsur yang ada, spesifikasi, dsb


2. Rambu-rambu: kata yang mengandung apa yang diharapkan, ada proses kenaikan, adanya
perbandingan (unggul/kompetitif), konotasi sempurna, canggih, komplit, bermutu tinggi,
dsb.
3. Misalnya dengan awalan kata : “Terwujudnya”, “Terpenuhi”, “Teselenggara”, dll yang
sejenis

Contoh rumusan indikator visi:

1. Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman, dan bertaqwa
2. Terwujudnya KTSP di sekolah
3. Terwujudnya standar proses pembelajaran yang efektif dan efisien
4. Terwujudnya standar prasarana dan sarana pendidikan yang relevan dan mutakhir
5. Terwujudnya standar tenaga pendidik dan kependidikan
6. Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan
7. Terwujudnya standar penilaian pendidikan
8. Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai
9. Terwujudnya budaya mutu sekolah
10. Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, bersih, dll
11. Dsb.
B. MISI SEKOLAH

Misi mengacu kepada indikator, satu (1) indikator bisa lebih dari satu misi, ada benang merahnya
dengan misi, redaksinya operasional, terukur, kata kerja, dll, misalnya dengan kata
“mewujudkan”, “memenuhi”, dan sebagainya. Mengacu indikator butir (b)  tentang:
“Terwujudnya KTSP Sekolah” , maka rumusan misinya antara lain:

1. Mewujudkan Dokumen-1 atau Buku-1 KTSP


2. Mewujudkan silabus semua mata pelajaran dan untuk semua jenjang/kelas/tingkatan
3. Mewujudkan RPP semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
4. Mewujudkan  perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir, dan berwawasan kedepan
5. Mewujudkan  diversifikasi kurikulum SMP agar relevan dengan kebutuhan, yaitu
kebutuhan peserta didik, keluarga, dan berbagai sektor pembangunan dan sub-sub
sektornya.
6. Dan sebagainya sesuai dengan kondisi dan tuntutan sekolah masing-masing

Contoh lain:

1. Mewujudkan sekolah inovatif


2. Mewujudkan organisasi sekolah yang terus belajar (learning organization)
3. Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir, dan berwawasan kedepan
4. Mewujudkan pembiayaan pendidikan yang memadai, wajar dan adil
5. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu dan tangguh
6. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh
7. Mewujudkan kemampuan olah raga yang tangguh dan kompetitif
8. Mewujudkan sekolah wiyata mandala yang menikmatkan belajar siswannya
9. Mewujudkan sekolah sehat
10. Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif
11. Mewujudkan kepramukaan yang menjadi suri tauladan
12. Mewujudkan kemampuan KIR yang cerdas dan kompetentitif
13. Mewujudkan nilai-nilai agama bagi kenikmatan hidup peserta didik
14. Mewujudkan keterampilan kejuruan yang marketable dan kompetif
15. Mewujudkan nilai-nilai solidaritas bagi kehidupan sekolah
16. Dan sebagainya
17. Kebijakan Strategis Sekolah
18. 
19. 1. Pemerataan dan Perluasan1. Pemerataan dan Perluasanakses pendidikan di
kecamatanakses pendidikan di kecamatanCiputatCiputat
20. 
21. 2. Peningkatan Mutu, relevansi dan2. Peningkatan Mutu, relevansi danDaya Saing
lulusan TK dan SD diDaya Saing lulusan TK dan SD diKecamatan CiputatKecamatan
Ciputat
22. 
23. 3 . P e n i n g k a t a n T a t a k e l o l a , .
P e n i n g k a t a n T a t a
k e l o l a , a k u n t a b i l i t a s k u n t a b i l i t a s danan
p e n c i t r a a n e n c i t r a a n p u b l i k
p e l a k s a n a u b l i k
p e l a k s a n a p e n d i d i k a n d i e n d i d i k a n
d i K e c a m a t a n C i p u t a t e c a m a t a n
C i p u t a t
24.

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

( Acuan Inmendiknas No : 1/U/2002 )

I. RASIONAL

Banyak cara dalam penyusunan rencana strategik sebuah lembaga sesuai dengan konsep yang
dikembangkan para ahli manajemen, akan tetapi bila sebuah lembaga telah memiliki acuan yang
telah ditetapkan sebaiknya acuan tersebut sebagai rujukan utama. Teori dan konsep rencana
strategi sebagian besar lahir dari konsep bisnis, misalnya: IE (Internal-Eksternal) matrik, SPACE
(Strategic Position and Action Evaluation) matrik, Grand Strategy matrik, TOWS matrik dan
BCG, dan sebagai penetapan alternative strategi dapat menggunakan QSPM (Quantitative
Strategies Planning Matriks) . Diantara konsep-konsep tersebut yang tidak menggunakan
parameter bisnis adalah: Matrik TOWS. Sehingga dalam penyusunan renacana strategis yang
akan dibahas akan mengambil rujukan Inmendiknas No: 1/U/2002 yang menggunakan konsep
TOWS matrik.

Dengan mempelajari Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, disusul dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor :
589/IX/6/Y/99 tentang penjelasan teknis penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, juga merujuk pada Instruksi Mendiknas No. 1/U/2002 tentang Pelaksanaan
Akuntabilitas di lingkungan Depdiknas, maka penyusunan Rencana Strategi sekolah sebaiknya,
menggunakan referen peraturan tersebut, agar memudahkan para Manajemen maupun Pelaksana
dalam menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Pengembangan sistematika penulisan rencana strategi dimungkinkan untuk dikembangkan lebih


rinci maupun lebih komprehensif, hal tersebut sangat tergantung pada kesiapan tim penyusun
renstra lembaga yang bersangkutan. Dalam dokumen rencana strategik perlu dilampiri Renstra
dalam bentuk matrik yang mengikuti format PS yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi
Negara (LAN). Dalam matrik tersebut telah tersusun sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam bentuk LAKIP.

Penyusunan rencana strategi sebuah lembaga yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kaitan
yang erat antara Renstra dan LAKIP, sehingga petugas penyusun laporan akuntabilitas akan
dengan mudah melihat keterkaitan antara keduanya. Dengan logika demikian maka dapat
disimpulkan bahwa laporan akuntabilitas tersebut merupakan satu tolok ukur keberhasilan dari
renstra lembaga tersebut.

Semoga penjelasan teknis penyusunan dokumen renstra ini dapat membantu tim penyusun
renstra lembaga untuk memahami langkah-langkah penyusunan. Akhirnya dengan harapan
semoga penyusunan renstra di masing-masing lembaga memiliki persepsi yang sama dan tidak
menutup kemungkinan setiap lembaga untuk mengembangkan sesuai dengan dinamika yang
terjadi di lingkungan masing-masing.

II. KONSEP RENCANA STRATEGIS

1. Pengertian.

Rencana strategis dalam teori manajemen dikenal dengan istilah “manajemen strategis”. Konsep
manajemen strategis sering digunakan dalam dunia bisnis. Dan dalam sistem manajemen modern
mengimplementasikan konsep tersebut dalam sebuah organisasi lebih sering disebut dengan
istilah “Rencana Strategis” atau merupakan Strategi yang direncanakan atau disesain sesuai
dengan kondisi lingkungan yang ada. Berikut beberapa ahli manajemen mendiskripsikan
pengertian strategi:
a. Strategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaftif terhadap peluang dan
ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi
(Argyris : 1985 , Mintzberg : 1979 , Steiner dan Miner : 1977 ).

b. Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter : 1985).

c. Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan,
konsumen, komunitas, pemerintah dan lain-lain, baik secara langsung maupun tidak langsung
menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan (Andrews : 1980 , Chaffe : 1985).

d. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus
menerus, dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan
di masa depan (Hamel dan Prahalad : 1995).

e. Strategic management can be defined as the art and science of formulating, implementing, and
evaluating cross-functionals that enable an organization to achieve its objective (Fred R. David ;
2003)

Dari beberapa pengertian yang diutarakan para ahli manajemen tersebut pada dasarnya
menjelaskan bahwa strategi mengandung pengertian-penertian sebagai berikut:

a. Merupakan tujuan jangka panjang untuk mencapai keunggulan bersaing.

b. Merupakan respon jang adaftif terhadap kondisi yang akan datang.

c. Merupakan kegiatan terus menerus yang senantiasa meningkat.

d. Yang selalu berorientasi pada pelanggan/ kastemer.

e. Merupakan kekuatan motivasi bagi penyelenggara dan masyarakat

f. Selalu bertitik tolak dari peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan

g. Selalu berangkat dari apa yang dapat terjadi dan bukan apa yang terjadi

h. Merupakan paduan konsep dan seni dalam merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi
untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi Perencanaan.

a. Penerjemah kebijakan Umum: kebijakan umum ditetapkan oleh pimpinan, perlu diterjemahkan
secara konkrit, jelas, komprehensi dan bertahap.

b. Perkiraan yang bersifat ramalan: perkiraan masa depan yang dianalisis secara ilmiah
berdasarkan fakta dan data masa lalu dan sekarang
c. Berfungsi ekonomi: sumber daya yang terbatas, maka pemanfaatannya perlu perencanaan
yang matang sesuai dengan kebutuhan

d. Memastikan suatu kegiatan: rencana yang mengatur hak dan kewajiban, tugas dan tanggung
jawab serta wewenang mereka, sehingga staf akan bekerja dengan penuh kepastian.

e. Alat koordinasi: koordinasi merupakan kegiatan penting dalam pelaksanaan fungsi manajemen
dalam mencapai tujuan, kaitan pekerjaan satu dgn yang lain, kapan dan bagaimana pelaksanaan,
sehingga menjadi terpadu dan harmonis

f. Alat/sarana pengawasan: manajer untuk mengetahui apakah suatu kegiatan telah dilakukan
dengan hasil memuaskan, realisasi sesuai/tidak.

3. Macam Perencanaan.

a. Dilihat dari sisi waktu :

1) Perencanaan Jangka Panjang: perencanaan masih berbentuk garis-garis besar yang bersifat
sangat strategis dan umum, rencana menjangkau waktu 20 – 30 tahun ke depan.

2) Perencanaan Jangka Menengah: perencanaan jangka panjang dipecah menjadi beberapa


tahapan pelaksanaan jangka menengah, setiap tahapan disesuaikan dengan prioritas, dengan
rentang waktu 3 – 5 tahun.

3) Perencanaan Jangka Pendek: kurun waktu paling lama satu tahun, mungkin satu bulan,
kwartal, atau tengah tahun. Perencanaan ini lebih konkret, rinci, terukur dan sasaran jelas,
penjadwalan, metode dan sumber daya.

b. Dilihat dari sisi tingkatan manajemen :

1) Perencanaan Strategis: seni dan ilmu untuk pembuatan, penerapan, dan evaluasi keputusan
strategis antar fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan.

2) Perencanaan Operasional: merupakan bagian dari rencana strategis, lebih mengarah pada
bidang fungsional, sifatnya spesifik dan jangka pendek.

4. Pendekatan

Pendekatan dalam membuat perencanaan sebuah organisasi menurut (Husein Umar: 2001) ada
beberapa pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Atas – Bawah (Top – Down Approach): Perencanaan dibuat pimpinan, unit
dibawahnya tinggal melaksanakan.
b. Pendekatan Bawah – Atas (Bottom – Up Approach): Pimpinan memberikan gambaran situasi
dan kondisi (visi, misi, tujuan sasaran dan sumber daya), memberi kewenangan kepada unit di
bawah.

c. Pendekatan Campuran (Combination Approach): Pimpinan memberikan petunjuk perencanaan


secara garis besar, rencana detail diserahkan kpd kreativitas unit di bawahnya.

d. Pendekatan Kelompok (Group Approach): Perencanaan dibuat oleh sekelompok tenaga ahli,
biasanya Biro Perencanaan.

5. Tahapan Strategi

Menurut (David: 2003) “The strategic management process consists of three stages: strategy
formulation, strategy implementation, and strategy evaluation. Pada dasarnya proses manajemen
strategis mengikuti 3 tahapan tersebut, yaitu: rumusan kebijakaan strategi, strategi pelaksanaan
dan strategi evaluasi. Dokumen rencana strategi akan berisi kebijakan strategi dan rancangan
strategi pelaksanaan, sedangkan pelaksanaan dan strategi evaluasi dalam bentuk laporan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP).

The strategic formulation includes developing a vision and mission, identifying an organization’s
external opportunities and threats, determining internal strengths and weaknesses, establishing
long-term objectives, generating alternative strategies, and choosing particular strategies to
pursue. Sebagian besar dokumen rencana strategis merupakan uraian tentang “strategic
formulation” secara garis-garis besar dari sebuah lembaga atau organisasi.

Strategy implementation requires a firm to establish annual objectives, devise policies, motivate
employees, and allocate resources so that formulated strategies can be executed. Strategi
implemetasi dapat digunakan sebagai lampiran dokumen rencana strategis dalam bentuk matrik
atau format, hal tersebut akan mempermudah dalam penyusunan laporan akuntabilitas.

Strategy evaluation is the final stage in strategic management,

… and three fundamental strategy evaluation activities are:

a. Reviewing external and internal factors that are the bases for current strategies

b. Measuring performance, and

c. Taking corrective actions.

Strategi evaluation akan menjadi bagian penting dari laporan akuntabilitas kinerja sebuah
lembaga atau organisasi.

6. Model-model penyusunan rencana strategis.

III. STRATEGI PENYUSUNAN RENSTRA.


1. Tim penyusun

Tim penyusun renstra disarankan merupakan representasi dari seluruh unit kerja yang ada di
lembaga tersebut. Akan lebih efektif bila anggota tim tersebut adalah mereka yang langsung
menangani program di setiap unit kerja. Jumlahnya lebih baik tidak lebih dari 5 orang sebagai
tim inti. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka tim tersebut dapat melakukan presentasi
dihadapan staf pimpinan dan staf lain yang relevan untuk mendapatkan masukan, kritik dan
saran-saran.

2. Strategi penyusunan.

Strategi penyusunan dapat ditempuh melalui tim kecil penyusunan renstra. Kegiatan menjaring
informasi dapat ditempuh melalui brainstorming kemudian disusun dalam satu sistematika yang
ditetapkan. Untuk mencari masukan tidak harus melalui pertemuan formal akan tetapi dapat
ditempuh dengan cara konsultasi pada pimpinan unit kerja yang di perlukan informasinya dan
dianjurkan juga menjaring informasi dari “stake holders” lainnya, seperti orang tua (komite
sekolah), Dinas Pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli terhadap sekolah tersebut. Dalam
menyusun kerangka pikir renstra harus selalu memperhitungkan visi, misi, tupoksi lembaga/unit
dan kebijakan pimpinan. Penyempurnaan perlu dilakukan terus menerus sejalan dengan
kebijakan pimpinan lembaga maupun kebijakan pendidikan nasional.

IV. SISTEMATIKA DAN KOMPONEN RENSTRA

Penulisan dokumen rencana stratejik menurut Inmendiknas No. 1/U/2002 disarankan dengan
struktur penulisan seperti berikut:

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Rasional.

B. Dasar Hukum

C. Tujuan.

D. Sasaran.

BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA.

A. Organisasi

B. Tugas Pokok dan Fungsi


C. Mekanisme Kerja.

BAB III : RENCANA STRATEGIS.

A. Visi, Misi dan Nilai-nilai.

B. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi.

C. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE).

D. Strategi pendekatan kebijakan.

E. Program dan Kegiatan.

BAB IV : PENUTUP

LAMPIRAN.

1. Matrik Rencana strategis model PS

2. Matrik Jadwal Pentahapan.

3. Matrik Diskripsi Program.

V. PENJELASAN TEKNIS PENULISAN

Untuk mempermudah dalam penyusunan rencana strategis, berikut diberikan penjelasan teknis
sebagaimana aturan dalam mengembangkan penyusunan Renstra. Penggunaan susunan kalimat
sepenuhnya diserahkan pada tim penyusun Renstra lembaga yang bersangkutan, selama
memenuhi persyaratan : keterbacaan dan mudah dimengerti oleh pembacanya.

KATA PENGANTAR :

Kata pengantar merupakan pengantar dari Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dan
uraiannya pada umumnya berisi tentang : Pentingnya penyusunan renstra, kebijakan pokok
lembaga, keterlibatan seluruh unsur, proses penyusunan dan ucapan terima kasih.

DAFTAR ISI

Daftar Isi merupakan petunjuk bagi pembaca untuk mecari halaman berapa yang akan dibaca.
Daftar Isi dapat dibuat lebih rinci sesuai dengan rincian yang ditulis. Kata Pengantar dan Daftar
Isi diberikan nomor halaman menggunakan romawi kecil (i, ii, iii… dst). Sedangkan untuk Bab I
sampai Lampiran nomor halaman mengunakan angka (1, 2, 3… dst).

BAB I : PENDAHULUAN
A. Rasional.

Rasional berisi uraian tentang perlunya penyusunan renstra dalam mencapai visi dan misi
lembaga, dukungan peraturan dan perundangan yang mewajibkan lembaga menyusun renstra.
Kebijakan-kebijakan penting dari pimpinan Departemen maupun Direktorat Jenderal yang dapat
dijadikan rujukan akan lebih melengkapi rasional yang akurat. Pendekatan manajemen baik
secara konsep maupun pengalaman emperik, penjelasan teknis juga perlu diperhatikan. Uraian
rasional cukup singkat, jelas dan mudah dimengerti sehingga pembaca dapat mengikuti alur
pemikiran tentang penyusunan renstra.

B. Dasar Hukum

Dasar hukum memuat daftar urutan UU, PP, Perpres, Inpres, Permendiknas dan Instruksi
Menteri maupun SK Dirjen sebagai landasan hukum yang mewajibkan penyusunan renstra atau
merupakan suplemen tentang Rencana Strategis.

C. Tujuan Penulisan

Menjelaskan tujuan penulisan Renstra tersebut, yaitu penyusunan renstra dalam mencapai visi
dan misi lembaga.

D. Sasaran Penulisan

Sasaran yang dimaksud adalah sasaran penulisan atau indikator keberhasilan dari penulisan
renstra ini, merupakan pernyataan hasil yang hendak dicapai.

BAB II : ORGANISASI DAN TATA KERJA.

A. Organisasi

Menjelaskan dasar hukum dari struktur organisasi sekolah yang bersangkutan, baik melalui
narasi maupun bagan struktur organisasi, atau menggunakan keduanya yaitu narasi dan bagan
struktur organisasi.

B. Tugas Pokok dan Fungsi

Menjelaskan tugas pokok dan fungsi sekolah dari eselon yang paling tinggi sampai eselon yang
rendah. Biasanya diambil dari SK Organisasi dan Tata Kerja lembaga tersebut (contoh : untuk
Dit.Jen Mutendik dari Permendiknas Nomor: 8 Tahun 2005).

C. Mekanisme Kerja.

Menjelaskan mekanisme kerja lembaga baik internal maupun eksternal, dapat diambil dari SK
yang berlaku dan dapat dilengkapi atau dijelaskan dengan bagan mekanisme kerja internal dan
eksternal.
BAB III : RENCANA STRATEGIS.

A. Kebijakan Nasional Strategis

Dalam kerangka penulisan renstra kebijakan nasional tidak dimasukkan, tetapi akan lebih
lengkap bila kebijakan nasional tersebut perlu dimunculkan sebagai acuan penulisan dan
pengembangan rencana strategi. Kebijakan Nasional Strategis diambil dari kebijakan tingkat
Nasional, biasanya sudah tertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) dan
Rencana Strategis yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional atau Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah. Dari beberapa kebijakan yang ada diambil kebijakan yang
sesuai dengan Tupoksi lembaga.

B. Visi, Misi dan Nilai-nilai.

Menjelaskan visi, misi dan nilai-nilai yang disusun dengan urutan :

1. Visi : diambil dari visi lembaga (kalau sudah ada), kalau belum ada maka perlu disusun
terlebih dahulu.

2. Misi : diambil dari misi lembaga (kalau sudah ada)

3. Nilai-nilai : berisi tentang nilai-nilai dasar atau falsafah yang dijunjung tinggi oleh seluruh staf
untuk dijadikan landasan operasional dalam mencapai visi dan misi lembaga.

C. Tujuan, Sasaran dan Aktivitas Organisasi.

1. Tujuan : menjelaskan tujuan dari setiap misi lembaga, yang dapat diuraikan dalam satu atau
beberapa tujuan

2. Sasaran : menguraikan tentang sasaran setiap tujuan, sebaiknya penulisan sasaran dengan
pernyataan kuantitatif yang hendak dicapai dalam jangka panjang.

3. Aktivitas Organisasi : menguraikan daftar kegiatan manajemen mulai dari penyusunan renstra,
koordinasi, memfasilitasi, konsolidasi, pengendalian melalui monitor dan evaluasi, tindak lanjut
hasil ME dan penulisan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP)

D. Analisa Lingkungan Internal (ALI) dan Analisa Lingkungan Eksternal (ALE).

1. Analis Lingkungan Internal (ALI)

Menguraikan analisa lingkungan internal terbagi dalam 2 kondisi yaitu :

a. Kekuatan : menguraikan tentang potensi yang dimiliki lembaga yang diperkirakan akan
mampu memberikan dukungan yang kuat untuk mencapai visi dan misi lembaga.
b. Kelemahan : menguraikan tentang kelemahan lembaga yang diperkirakan akan menghambat
tetapi dibutuhkan dalam mencapai visi dan misi lembaga.

2. Analisa Lingkungan Eksternal (ALE)

Menguraikan hasil analisa lingkungan eksternal yang terbagi dalam 2 kondisi :

a. Peluang : menguraikan kondisi peluang yang ada di luar lembaga, yang memungkinkan dapat
mendukung tercapainya visi dan misi lembaga.

b. Ancaman : menguraikan kondisi di luar lembaga yang merupakan ancaman lembaga atau
minimal akan menghambat lembaga dalam mencapai visi dan misi lembaga.

E. Strategi pendekatan kebijakan.

Menguraikan strategi pendekatan yang perlu di tempuh dengan cara anallisa strategi TOWS,
menjadi strategi: S – O; S – T; W – O; dan W – T dan rumusan strategi tersebut dapat juga
dijadikan kebijakan sekolah.

1. Strategi S–O: Optimalkan S dan O sehingga menjadi strategi yang produktif dan efektif.

2. Strategi S–T: Optimalkan S dan menekan T sehingga menjadi strategi yang produktif.

3. Strategi W–O: Minimalkan W dan optimalkan O sehingga menjadi strategi yang dapat
memanfaatkan peluang dalam mencapai visi dan misi.

4. Strategi W–T: Minimalkan W dan T atau pertahankan kondisi W dan T kalau bisa di minimize
dengan strategi ini.

Dalam merumuskan strategi pendekatan matrik TOWS diperlukan kemampuan dan wawasan
yang cukup luas khususnya tentang kebijakan lembaga yang bersangkutan, tupoksi lembaga,
arah visi dan misi. Strategi yang dihasilkan merupakan kebijakan makro dari sekolah tersebut,
oleh karena itu dalam penulisannya memiliki cakupan yang luas. Rumusan kebijakan ini akan
menjadi rujukan dalam penetapan program-program lembaga, selanjutnya diuraikan menjadi
kegiatan yang lebih terinci, realistis dan terukur.

F. Program dan Kegiatan.

Pada dasarnya menguraikan program jangka panjang dalam bentuk kegiatan – kegiatan yang
harus dilakukan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Program dinyatakan dalam kata
benda dan merupakan program dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Program dan kegiatan ini disarankan mengacu pada program dan kegiatan setiap
unit kerja atau sub unit kerja, seperti kebijakan yang disebutkan sebelumnya. Dalam dokumen
Renstra cukup sampai program-program lembaga..
Program : merupakan pernyataan kumpulan kegiatan yang mengacu pada tujuan dan tupoksi
Unit Kerja tersebut (biasanya dalam bentuk kalimat yang dibendakan)

Kegiatan : merupakan uraian dari program dalam bentuk kegiatan-kegiatan untuk mencapai
sasaran, sesuai dengan kebijakan lembaga. Penulisan kegiatan dalam bentuk kalimat kerja dan
terukur secara kuantitas yang akan dicapai dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Penulisan kegiatan bila diuraikan dalam matrik PS-1/2/3/4/5 maka kegiatan tersebut
pernyataannya harus sudah terukur.

BAB IV : PENUTUP

Dalam uraian penutup menjelaskan proses penyusunan yang berhasil dengan baik atas dukungan
semua pihak, dan hasilnya akan dapat bermanfaat bagi seluruh pimpinan maupun staf sehingga
semua pihak dapat memberikan kontribusi dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Biasanya
juga termasuk ungkapan terima kasih.

LAMPIRAN.

Dalam lampiran dokumen renstra dapat dilampirkan beberapa matrik sebagai ringkasan dokumen
renstra. Matrik tersebut antara lain:

1. Matrik Rencana strategis model PS

2. Matrik Pentahapan.

3. Matrik Diskripsi Program.

VI. PENUTUP

Demikian penjelasan teknis penyusunan rencana strategi sekolah dengan rujukan Inmendiknas
Nomor: 1/U/2000. Namun demikian tidak menutup kemungkinan masing-masing sekolah dapat
mengembangkan sesuai dengan kebijakan maupun tuntutan sekolah setempat. Yang terpenting
adalah dokumen Rencana Strategi dapat diukur untuk diketahui tingkat kinerjanya melalui
laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Semoga penjelasan teknis ini dapat membantu
tim dalam menyusun rencana strategi lembaga dan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (LAKIP).

LAMPIRAN:

1. Format matrik Perencanaan Stratejik (format PS).

2. Format matrik Jadwal Pentahapan

3. Format matrik Diskripsi Program

Anda mungkin juga menyukai