OLEH:
NIT 17.4.02.096
Program Studi Teknik Pengolahan Produk perikanan
Menyetujui,
nk
l/,/
v^
I
t
Mengetahui:
Ketua Program studiTeknik Pengolahan produk perikanan
ffifr
*E f*iE r
-tIEIIF
POUTEKNIK KP STDOARIO
FORMUUR
BIMBIIIGA]T KPA
irr- frlL/^lo
€- [rru*
/w4
r. f.sl.Pl., ,t-si
,l
POUTETilfi XPSTDOAR'O
TargC Efblof :2 Agustls 2O1S
f,evisl lc: -
FORT,IUUR
UMBII{GA]T XPA
k -r-,
/1
uLdl;, ur.^
t-
!.*-, /<:1
(i uw, Ncc- n*"t- l4lA .."
/h I
RONA AFWIN AZHARI. 17.4.02.096. Pengaruh Penambahan Jenis Karamel Berbeda Terhadap Mutu
Produk Seabar. Dibawah Bimbingan Tri Rahayu Andayani. S.St.Pi.,M.Si danSoni Harsanto.
A.pi.,M.Si. [Proposal KPA SMT Genap TA.2019/2020]
PENDAHULUAN
Bandeng (chanos-chanos) merupakan ikan bernilai ekonomis penting yang banyak di pelihara di
tambak-tambak air payau di Indonesia. Dengan jumlah produksi per tahun 66 ribu ton. Kelemahan dari ikan
bandeng adalah banyaknya duri yang terdapat pada ikan. Batari (bandeng tanpa duri) merupakan salah
satu pengolahan ikan bandeng yang menjadi solusi dari permasalahan banyaknya duri dari ikan bandeng.
Limbah dari pengolahan batari berupa isi perut, sisik, sirip, dan tulang berserta duri. Limbah duri yang
dihasilkan merupakan sumber mineral berupa kalsium dan fosfor (Wulandari dan Kusumasari, 2019).
Tetapi, kurangnya penanganan secara intensif pada limbah yang dihasilkan, maka dilakukan
pengembangan produk inovasi dari duri ikan bandeng salah satunya adalah produk Seabar. Tetapi, dalam
pengembangannya produk ini masih terdapat kekurangan berupa bentuk produk yang kkurang konstan,
rasa karamel yang masih dominan, serta tekstur yang keras. Hal itu disebabkan oleh karamel yang kurang
baik.
Maksud dari Kerja Praktek Alhir (KPA) mengetahui dan mempelajari tentang proses karamelisasi,
bahan baku yang digunakan, pengaruh karamel pada mutu Seabar, dan mempelajari hasil pengujian
hedonik. Tujuan dari KPA ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam poses
karamelisasi hingga mutu dan hasil pengujian hedonik yang didapatkan. Kekurangan pada produk Seabar
yang terletak pada karamel merupakan masalah yang akan dipelajari pada Kerja Praktek Akhir (KPA) ini
demi penyempurnaan produk unuk siap dipasarkan lebih jauh.
TINJAUAN PUSTAKA
Seabar merupakan sejenis snack bar yang dibuat dengan komponen berupa fish flake yang berasal
dari limbah batari, kismis, rice crispy, dan manisan rumput laut yang dicampur dengan karamel, memiliki
daya tahan 3 bulan, varian rasa berupa original, coklat. Karamel merupakan hasil pencoklatan non
enzimatis, yang disebabkan oleh pemanasan berbagai macam gula pada suhu 170°C.karamel dapat
terbuat dari gula, susu, dan glukosa. Fungsinya sebagai bahan pewarna alami, bahan penambah cita rasa
dan aroma (Koswara, 2009).
METODOLOGI
Kerja Praktek Akhir (KPA) dilaksanakan pada 2 Maret hingga 17 Mei 2020 di lingkup Politeknik
Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Alat yang digunakan lembar blangko, laptop, kalkulator, stopwatch,
baskom, timbangan, mixer, sendok, sendok sayur, gapitan, oven, loyang, blender, saringan, gapitan,
wajan, kompor, kuas, cetakan, oven, termometer. Bahan yang digunakan responden lingkup Politeknik
Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, air, tepung ikan, tepung tapioka, tepung beras, rice crispy, kismis, gula,
vanili, telur, santan, air, jeruk nipis, susu kental manis, glukosa, mentega, coklat, rumput laut. Dengan tata
laksana pembuatan produk Seabar diawali dengan pembuatan fish flake yang berasal dari duri bandeng.
kemudian manisan rumput laut. setelah komponen dibuat dan terpenuhi, dilanjutkan dengan pembuatan
karamel. Pembuatan karamel sendiri berasal dari susu, gula, dan glukosa. Pembuatan karamel memiliki
titik kritis pada pengaturan suhu dan waktu pembuatan. Setelah membuat semua variasi karamel di
lanjutkan dengan pembuatan Seabar.
Produk yang sudah dibuat kemudian diujikan secara organoleptik (warna, aroma, tekstur, rasa)
yang dinilai menggunakan skala hedonik dan numerik. Analisis data dilakukan berdasarkan SNI 01-2346-
2006. Dan Pengujian kalori.
DAFTAR PUSTAKA
Koswara S. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. EbookPangan.com. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-PEMBUATAN-PERMEN.pdf. [24 Februari 2020].
Wulandari P dan S Kusumasari. 2019. Effect of Extraction Methods in The Nutritional Characterictic of
Milkfish (Chanos-chanos forsskal) Bone Powder. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science.383.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Praktek Akhir (KPA) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Dr. Muh Heri Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si selaku Direktur Politeknik Kelautan
Akhir (KPA).
3. Tri Rahayu Andayani, S.St.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
(KPA).
4. Soni Harsanto, A.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
(KPA).
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
Penulis
iii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ....................................................................... 2
1.2.1. Maksud ................................................................................ 2
1.2.2. Tujuan .................................................................................. 2
1.3. Pendekatan Masalah ..................................................................... 3
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................. 15
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................ 15
3.2.1. Alat .................................................................................. 15
3.2.2. Bahan .............................................................................. 15
3.3. Metode Kerja Praktek Akhir (KPA)............................................... 15
3.3.1. Uji Pendahuluan............................................................... 15
iv
3.3.2. Pengamatan Pengujian .................................................... 17
3.3.3. Rancang Percobaan ........................................................ 19
3.4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data................................ 20
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 20
3.4.2. Teknik Pengolahan Data .................................................. 21
3.5. Analisis Data ............................................................................... 22
3.6. Materi dan Rencana Kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA)............ 22
3.6.1. Materi Kerja Praktek Akhir (KPA) ..................................... 22
3.6.2. Rencana Kerja Praktek Akhir ........................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat ............................................................................................... 5
2. Bahan ........................................................................................... 5
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
II. TINJAUAN PUSTAKA
Seabar adalah salah satu diversifikasi produk perikanan yang berasal dari
limbah pengolahan bandeng tanpa duri (batari). Produk ini sejenis snack bar
yang terdiri dari fish flake yang berasal dari tepung duri halus ikan bandeng,
manisan rumput laut, kismis, dan rice crispy yang dicampur menggunakan
karamel. Produk ini berbentuk batangan dengan toping coklat diatasnya. Produk
ini memiliki 3 varian rasa yaitu rasa original, rasa coklat, dan rasa matcha.
Seabar merupakan salah satu inovasi dari taruna Politeknik Kelautan dan
telah memiliki ijin edar Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT) dengan nomor P-
Gambar 1.
Untuk membuat Seabar dibutuhkan alat dan bahan. Berikut alat dan bahan
yang digunakan beserta fungsinya dalam pembuatan Seabar yang tersaji dalam
4
5
menggunakan bahan pangan serealia seperti beras, gandum atau jagung dan
modifikasi sereal yang berbahan baku tepung duri ikan yang berbentuk serpihan
bandeng. Duri yang digunakan merupakan duri halus ikan bandeng yang daging
ikannya masih menempel. Duri yang sudah disiapkan kemudian dicuci hal ini
darah, lemak, dan komponen nitrogen lainnya (Wijayanti dkk, 2012). Selanjutnya
dicuci kemudian diletakkan diatas loyang yang sudah dilapisi plastik, dan
dengan bahan tambahan lainnya seperti tepung tapioka, tepung beras, margarin,
gula, air, santan, telur, vanili, jahe dengan presentase bahan dapat dilihat pada
menggunakan alat gapitan hingga memiliki warna coklat dan matang secara
merata. Lain dari flake yang biasa dijual di pasaran, fish flake yang digunakan
mematangkan adonan, sehingga bentuk pada fish flake masih belum seragam.
pemanggangan oven. Selain itu flake yang dibuat memiliki adonan dengan testur
padat. Adonan tersebut dipipihkan dan dipotong, terlebih dahulu sebelum dioven,
sehingga flake yang dihasilkan memiliki ukuran yang seragam. Berikut komposisi
Eucheuma spinosum. Rumput laut jenis ini memiliki manfaat bagi tubuh antara
lain sebagai antioksidan, asam lemak omega 3, lemak omega 6, dan protein
(Pondungge dkk, 2018). Pembuatan manisan rumput laut ini digunakan sebagai
pengganti buah kering yang biasanya terdapat dalam produk snack bar dan
menambah ciri khas makanan ini yang berasal dari hasil perikanan di Indonesia.
dengan proses penambahan gula dengan kadar air tinggi sehingga manisan
8
dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama menurut Joseph, dkk
(2019). Penambahan gula dilakukan untuk memperbaiki flavour (rasa dan bau)
kering. Sebelum digunakan rumput laut di rendam dengan air tawar selama 24
2019). Rumput laut dicuci hingga bersih menggunakan air tawar. Kemudian
ditimbang dan beri gula dengan perbandingan antara gula dan rumput laut 1:1,
campur hingga rata dan didiamkan selama 24 jam. Setelah perendaman, rumput
laut dikeringkan menggunakan oven selama 4 jam dengan suhu 50°C. Manisan
2.3.3. Pencampuran I
pada Seabar yakni: fish flake, manisan rumput laut, kismis, dan rice crispy.
karamel, adonan tidak menggumpal dan dapat tercampur rata, sehingga produk
berupa gula ditambah dengan air dan air jeruk nipis, dengan komposisi : 150
gram gula, 150 gram air, dan 30 ml air jeruk. Pembuatan karamel dilakukan
terbentuk. Suhu yang dibutuhkan dalam pembuatan karamel yaitu 170°C (Sirait,
2018) atau hingga gula memiliki warna coklat dan tekstur lengket.
2.3.5. Pencampuran II
Seabar dengan karamel yang sudah dibuat. Komponen Seabar yang sudah
dibutuhkan suhu dan waktu yang tepat untuk mendapatkan tekstur karamel yang
tepat. Karamel sendiri pada produk Seabar dapat mempengaruhi rasa, bentuk,
2.3.6. Pencetakan
2.3.7. Pendinginan
selama 15 menit atau sampai adonan memiliki bentuk yang padat dan tidak
mudah pecah.
10
2.3.8. Pemotongan
dipotong menjadi ukuran 10 x 2,5 x 2 cm. Kemudian produk ditata diatas loyang,
2.3.9. Pengemasan
baik dari pengaruh luar maupun dalam. Kemasan juga dapat digunakan sebagai
wadah bagi produk sekaligus sebagai alat pemindahan dan promosi secara tidak
packing machine. Produk yang sudah jadi, disusun kedalam mesin dan mesin
2.4. Karamel
salah satu poses pencoklatan non enzimatik yang disebabkan oleh pemanasan
gula yang melampaui titik leburnya. Suhu yang dapat menghasilkan warna coklat
tersebut yaitu 170°C (Sirait, 2012). Air yang diberikan pada gula (sukrosa)
dengan pemanasan, akan memecah sukrosa menjadi dua gula sederhana yaitu
disebut dengan inversi sukrosa (Suwarno dkk, 2015). Langkah selanjutnya dalam
karamelisasi glukosa dan fruktosa, yang ada dalam larutan (dalam air)
11
mengeluarkan air. Gugus hidroksil dari satu molekul dan hidrogen dari yang lain
bergabung bersama dan meninggalkan air, membuat kedua molekul ini saling
terhubung. Dehidrasi ini juga dikenal sebagai kondensasi, terjadi dengan banyak
molekul glukosa dan fruktosa. Namun, produk tidak selalu sama, karena reaksi
dapat terjadi dengan gugus hidroksil dalam setiap molekul dan ion hidrogen
dalam setiap molekul (Anne, 2014). Berikut reaksi yang terdapat pada karamel
Karamel dapat dibuat dari berbagai bahan yang memiliki kandungan gula
yang tinggi seperti gula, susu, dan glukosa, berikut penjelasan tentang bahan
1. Gula
molekul sukrosa adalah C22H22O11 Gula dengan berat molekul 342 g/mol dapat
berupa kristal-kristal bebas air dengan berat jenis 1,6 g/ml dan titik leleh 160°C.
Sukrosa ini kristalnya berbentuk prisma monoklin dan berwama putih jemih.
penambah cita rasa manis, sebagai pengawet alami, selain itu gula dapat
digunakan sebagai bahan pengikat. Menurut Lesmana dan Endang (2018) gula
2. Susu
keadaannya pada pengolahan susu cair menjadi susu kental atau susu bubuk.
Selain itu jika dipanaskan dengan adanya gula (sukrosa, gula inver atau
glukosa) akan membentuk flavor khas yang berasal dari reaksi antara protein
susu dengan gula pereduksi. Reaksi ini disebut dengan anam reaksi Maillard,
dan digambarkan sebagai bagian lain dari karamelisasi. Karamelisasi jenis lain
juga terjadi jika gula, glukosa, dan gula invert dicampur jadi sirup dan dididihkan
pada suhu 149° – 157° C. Jenis karamelisasi yang lebih kuat yang menghasilkan
Natrium bikarbonat dengan sirup mendidih pada suhu sekitar 149° C. Kerja
3. Glukosa
Dalam setiap pembuatan produk pasti memiliki titik kritis tersendiri. Untuk
untuk menghindari terjadinya produk yang gagal. Hal yang harus dilakukan
dalam pengendalian kritis diawali dengan pemilihan bahan baku, bahan baku
yang digunakan tidak mengandung bahaya gai kesehatan manusia, baik bahaya
yang sesuai dengan aturan pakainya atau sesuai dengan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makan (BPOM) No. 11 tahun 2019 tentang bahan
Tambahan Pangan (BTP). Ketiga dalam tahap proses pengolahan, pada tahap
ini yang menjadi titik kritis pembuatan karamel yaitu pengatura suhu dan waktu
yang tepat untuk mendapatkan poduk yang diinginkan (Koswara dkk, 2017).
Kandungan gizi karamel yang dapat dimbil dari setiap satu sendok
2.5. Kalori
2.5.1. Pengertian Kalori
satuan dari panas yang dibutuhkan 1 gram air unruk mencapai 1°C dalam
1000 kalori. Mselain itu energi juga bisa menggunakan satuan kilojoule (kJ). Satu
kilojoule adalah energi yang diperlukan untuk menggeser suatu benda dengan
(Zikri,2015).
Fungsi kalori menurut (Zikri 2015) ada tiga yang utama bagi tubuh yaitu:
Kalori sebagai sumber energi dalam aktivitas sel, konraksi serabut otot dalam
kerja mekanis (seperti respirasi dan denyut jantung), dan sitesis molekul baru.
2. Aktivitas Fisik
aktivitas.
4. Pertumbuhan
Kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) akan dilaksanakan pada tanggal 2 Maret
2020 hingga tanggal 17 Mei 2020, di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar blangko, laptop,
oven, loyang, blender, saringan, gapitan, wajan, kompor, kuas, cetakan, oven,
termometer.
3.2.2. Bahan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, air, tepung ikan, tepung tapioka,
tepung beras, rice crispy, kismis, gula, vanili, telur, santan, air, jeruk nipis, susu
1. Pembuatan Karamel
karamel, yaitu susu, gula, dan glukosa dengan komposisi yang berbeda-beda.
Pengujian resep akan dilakukan observasi untuk menentukan titik kritis dari
setiap resep. Kemudian setiap sumber karamel akan diuji kembali untuk
15
16
efektif atau memiliki karakteristik yang sama. Hasil dari trial and error akan
karamel:
1. Timbang bahan yang dibutuhkan Karamel gula (gula pasir:50 gram, air: 50
gram, air jeruk: 10 ml) karamel susu (susu:50 ml, gula: 10 gram, cuka makan
0,1 ml) karamel glukosa (gula: 50 gram, glukosa: 15 gram, air: 75 ml)
kemudian ukur suhu dan waktu hingga menghasilkan tekstur karamel yang
diinginkan.
2. Pembuatan Seabar
Seabar terdiri dari fish flake, manisan rumput laut, kismis, dan rice crispy
4. Fish flake yang memiliki ukuran besar diperkecil ukurannya secara acak.
6. Rumput laut kemudian ditimbang dan diberi gula pasir dengan perbandingan
suhu 50°C.
17
9. Pencampuran bahan kering Seabar (fish flake, manisan rumput laut, kismis,
14. pengemasan
1. Pengujian Organoleptik
yaitu pengujian yang dilakukan pada sejumlah panelis untuk mengetahui tingkat
yang disajikan terhadap panelis. Uji organoleptik dilakukan oleh 20 panelis tidak
terlatih. Pengamatan yang dilakukan meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur.
numerik yang digunakan adalah 1 = sangat tidak suka, 2 = agak tidak suka, 3 =
suka, 4 = sangat suka, 5 = amat sangat suka. Lembar penilaian yang akan diisi
2. Pengujian Kalori
menghasilkan kalori. Menurut Bazier (2017) terdapat tiga komponen utama pada
dengan dua tahap yaitu tahap penentuan kapasitas kalor Kalorimeter Bom dan
1 tablet asam benzoat dengan neraca analitik. Tablet asam benzoat dimasukkan
kedalam mangkuk sampel dalam bom, dipasang kawat pemanas pada kedua
permukaan asam benzoat. Bom ditutup rapat, kemudian diisi bom secara
air. Suhu di dalam ember diatur ± 1,5ºC dibawah suhu kamar. Dimasukkan
pengatur otomatis mengatur suhu mantel supaya seimbang dengan suhu air
didalam ember. Suhu air di dalam ember yaitu T1. Dijalankan arus listrik untuk
19
membakar cuplikan. Tombol hendaknya jangan ditekan lebih dari 5 detik. Suhu
Suhu air dicatat tiap menit hingga dicapai harga maksimum yang konstan
selama paling tidak 2 menit. Suhu akhir yaitu T2. Kalorimeter dibuka lalu bom
dikeluarkan gas-gas hasil reaksi melalui lubang di atas bom dengan memutar
drei. Dengan menggunakan botol semprot dicuci bagian dalam bom dan
metil merah. Titik akhir titrasi ditandai dengan munculnya warna merah muda.
koreksi ΔU1. Kawat pemanas yang tidak terbakar dilepaskan dari elektroda dan
diukur panjangnya. Panjang kawat yang habis terbakar diukur dalam cm. Data
panjang kawat ini digunakan untuk menghitung factor koreksi ΔU2. Dihitung
dengan penentuan kapasitas kalor. Jumlah zat yang ditimbnag sekitar 1 gram.
(Astiari, 2016):
∆HT = ∆UT + pV
dari berbagai macam sumber (gula, susu, dan glukosa). Formulasi bahan
Sumber Karamel
Ulangan
Gula Susu Glukosa
1 A1 B3 C1
2 A2 B2 C2
3 A3 B1 C3
(2015) yaitu :
1. Observasi
Observasi yaitu teknik ini menuntut adanya pengamatan dari isi peneliti
data ini dapat berupa tabel, grafik dan diagram. Data ditabulating
tergolong pada salah satu dari pada kelas-kelas yang eksklusif secara
angka.
21
2. Dokumentasi
primer dan data sekunder yang telah diperoleh diolah dan dianalisis
1. Editing
2. Tabulasi
Data yang diperoleh dari lebar penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai
mutunya dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat
kepercayaan 95%. Untuk menghitung interval nilai mutu rerata dari setiap panelis
Keterangan:
n = banyaknya panelis
S2 = keragaman niai mutu
1,96 = koefisien standar deviasi pada taraf 95%
̅ = nilai mutu rata-rata
Xi = nilai mutu dari panelis ke-i, dimana i = 1,2,3,..... n
s = simpangan baku nilai mutu.
Duncan.
Materi kegiatan yang akan dilaksanakan pada Praktek Kerja Akhir (KPA)
ini adalah:
berbagai jenis karamel terhadap mutu produk Seabar secara garis besar dapat
1. Tahap awal: pada tahap ini akan dilakukan pencarian bahan baku yang
sesuai dengan spesifikasi SNI. Pada tahap ini juga akan dilakukan pencarian
2. Tahap pelaksanaan: pada tahap ini dilakukan uji coba (trial and error) dari
berbagai formulasi dan mencari suhu dan waktu yang sesuai dengan karamel
yang diinginkan. Setelah pencarian waktu dan suhu yang tepat, hal yang
maupun bahan yang memiliki karakteristik yang sama dengan kontrol suhu
dan waktu yang sama. Setelah mendapatkan sampel dari berbagai perlakuan
organoleptik.
dalam bentuk rencana jadwal kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 7. Lampiran
4.
DAFTAR PUSTAKA
Amy. 2020. Nutrition Facts: The Easiest Ever Salted Caramel Sauce.
https://amyshealthybaking.com/nutrition-labels/nutrition-facts-the-
easiest-ever-salted-caramel-sauce/ [23 Februari 2020].
Astiari Y. 2016. Substitusi Gula Sukrosa dengan Gula Fruktosa Pada Proses
Pembuatan Roti Terhadap Sifat Sensori dan Nilai Kalori Roti. Skripsi.
Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoo Semarang.
Gianti I dan Herly E. 2011. Pengaruh Penambahan Gula dan Lama Penyimpanan
Terhadap Kualitas Fisik Susu Fermentasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak 6(1): 28-33.
Iriawan F. 2012. Pembuatan Fish Flake Dari Ikan Lele (Clarias sp.) Sebagai
Makanan Siap Saji. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor.
Joseph GS, Lana L, dan Marina FS. 2019. Pengaruh Sukrosa Terhadap
Karakteristik Fitokimia dan Sensoris Manisan Kering Paprika Merah
(Capsicum annuum var grossum). Diupload oleh Faradila Imani di
https://www.scribd.com/document/412693922/16913-34012-1-SM. [27
Februari 2020].
Koswara S, Mauizzati P, Dyah S, Anita NA, Yanti KL, Nur AY, ratna W, Devi R,
Cita L, Siti A, Nurita LT, dan Puji L. 2017. Produksi Pangan untuk
Industri Rumah Tangga: Permen Karamel Susu. Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Jakarta.
Lesmana HS dan Endang PB. 2018. Profil Glukosa Darah Sebelum, Setelah
Latihan Fisik Submaksimal dan Selelah Fase Pemulihan Pada
Mahasiswa FIK UNP. Jurnal Media ilmu Keolahragaan Indonesia 8 (2):
44-48.
24
25
Mas’ud F. 2011. Prevalensi Derajat Infeksi Dctylogyrus sp. pada Insang Benih
Bandeng (Chanos-chanos) di Tambak Tradisional, Kecamatan Glagah,
Kabupaten Lamongan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan 3 (1): 27-
39.
Nusantari E, Aryati A, dan Rita MH. 2016. Ikan Bandeng Tanpa Duri (Chanos-
chanos) sebagai Peluang Bisnis Masyaraka Desa Mootinelo, Kabupaten
Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat 3 (1): 78-87
Panggat EB. 2014. Product Innovations From Tuna and Milkfish Processing By-
Products For Human Food Consumption. Food and Fertilizer
Technology Center.
Podungge A, Lena JD, dan Hanny WM. 2018. Kandungan Antioksidan Pada
Rumpu Laut Eucheuma Spinosum yang Diekstrak dengan Metanol dan
Etanol. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan 6 (1): 197-201.
Sirait VAA. 2018. Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Tehadap Proses Non
Enzimatik Browning Jus Buah Pir Yali (Pyrus bretchneideri Rehd.) Yag
Dipanaskan Pada Suhu 60°C. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan alam. Uniersitas Lampung.
Sucipta IN, Ketut S, dan Pande KDK. 2017. Pengemasan Pangan Kajian
Pengemasan Yang Aman, Nyaman, Efektif dan Efisien. Udayana
University Press. Bali.
Suwarno, Rita DR, dan Indah H. 2015. Proses Pembuatan Gula Invert dari
Sukrosa dengan Katalis, Asam, Sitrat, Asam tarrat dan Asam Klorida.
Momentum 11(2):99-103.
Zikri M. 2015. Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori pada anak Usia 13-
15 Tahun. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lampiran 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Ikan Bandeng
SEABAR
Uji Organoleptik
Warna, aroma, rasa, Tekstur,
Keterangan:
Analisa Produk Berkualitas
Variabel yang diteliti
Duri bandeng
Leacing, pengeringan
dan penghalusan
Rumput laut
Tepung duri
Perbandingan
gula dan rumput Perendaman gula
laut 1:1 selama
mixing
24 jam
Pengeringan
Pencampuran I
Pembuatan karamel
Pencampuran II
Pencetakan
Pendinginan
Pemotongan
Pengemasan
SEABAR
28
Lampiran 3. Lembar Penilaian
Nama panelis :
Tanggal :
Petunjuk:
1. Panelis mencicip sampel yang telah disediakan satu per Satu
2. Setelah mencicip beri penilaian sesuai dengan kolom
3. Sebelum mencicip ke sampel selanjutnya, panelis diharapkan meminum air
putih untuk menetralisir rasa.
4. Beri tanda centang (√) pada kolom.
A. Warna
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3
Amat sangat suka 5
Sangat suka 4
Suka 3
Agak tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
B. Aroma
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3
Amat sangat suka 5
Sangat suka 4
Suka 3
Agak tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
C. Rasa
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3
Amat sangat suka 5
Sangat suka 4
Suka 3
Agak tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
D. Tekstur
Kode contoh
Spesifikasi Nilai
1 2 3
Amat sangat suka 5
Sangat suka 4
Suka 3
Agak tidak suka 2
Sangat tidak suka 1
29
I. PENDAHULUAN
Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data
statistik BKIPM tahun 2019 tercatat 66 ribu ton ikan bandeng yang diproduksi
dan 23 ribu ton ikan yang diekspor. Tetapi kelemahan dari bandeng sendiri
permukaan kulit luar pada punggung, bagian dada ada 12 pasang duri pendek,
pada rongga perut terdapat 16 pasang duri dan pada bagian perut dekat ekor
terdapat 12 pasang duri, sehingga terdapat 164 duri pada ikan bandeng
bandeng yang menjadi solusi dari permasalahan banyaknya duri dari ikan
mencapai 23% yang terdiri dari 10% isi perut, 11% tulang ikan yang masih
terdapat daging, dan 2% berupa sirip (Panggat, 2014). Menurut Adawiyah dan
Raisha (2014) tulang ikan bandeng yang dihasilkan pertahun mencapai 5,4 ton.
Limbah tulang dan duri ikan bandeng ini masih belum memiliki penanganan
yang secara intensif, sehingga limbah ini biasanya hanya dibuang atau dijadikan
pakan ternak. Padahal menurut Wulandari dan Kusumasari (2019), bubuk tulang
ikan bandeng merupakan salah satu sumber mineral berupa kalsium dan fosfor.
1
2
Sehingga diperlunya pengolahan lebih lanjut duri dan tulang ikan bandeng
Produk yang berasal dari tulang dan duri ikan bandeng yang menjadi
salah satu produk inovasi taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo,
yaitu „Seabar‟. Produk ini sejenis dengan snack bar yang dibuat dengan
penambahan tepung duri ikan bandeng dan rumput laut. cemilan ini dibuat
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan protein dan kalsium anak dan remaja
laut, dan pencampuran dengan karamel. Selama ini salah satu yang menjadi
titik kritis dari pembuatan „Seabar‟ adalah pembuatan karamel. Karamel adalah
berwarna coklat. Karamel terbentuk dari pemanasan gula pada suhu 170°C dan
Dalam produk „Seabar‟ ini sendiri pembuatan karamel masih belum bisa
Akhir (KPA) ini penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Penambahan
1.2.1. Maksud
karamel
Seabar
1.2.2. Tujuan
yang kurang sempurna. Karena produk yang dihasilkan tidak stabil misal rasa
karamelnya yang dominan, tekstur produk yang terlalu keras ataupun terlalu