Anda di halaman 1dari 51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.1 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.1 Menginterpretasikan, menanggapi, dan
menganalisis teks nonsastra (berita, mengekspresikan teks nonsastra sesuai
artikel, laporan, dan lainnya) secara kaidah secara lisan dan tulis.
lisan dan tulis.
IPK 3 IPK 4
3.1.1 Mengidentifikasi teks nonsastra (berita, 4.1.1 Menginterpretasikan teks nonsastra mengenai
artikel, laporan, dan lainnya) secara isi teks nonsastra sesuai kaidah secara lisan
lisan dan tulis. dan tulis.
3.1.2 Memahami teks nonsastra (berita, 4.1.2 Menanggapi teks nonsastra mengenai isi teks
artikel, laporan, dan lainnya) secara nonsastra sesuai kaidah secara lisan dan tulis.
lisan dan tulis.
3.1.3 Menganalisis teks nonsastra (berita, 4.1.3 Mengekspresikan teks nonsastra mengenai isi
artikel, laporan, dan lainnya) secara teks nonsastra sesuai kaidah secara lisan dan
lisan dan tulis. tulis.
Materi Pembelajaran Artikel nonsastra (berita, artikel, laporan, dan lainnya)

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Uraian pengertian Artikel, Struktur
Artikel, dan Jenis Artikel  Guru melakukan refleksi dengan tanya jawab materi mengenai teks nonsastra berbahasa
Deskripsi daerah-Jawa.
Peserta didik secara berkelompok  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(kolaborasi) melakukan langkah 2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
pertama, yaitu mencari informasi  Peserta didik mencerati penjelasan tentang struktur dan jenis-jeni artikel
berkaitan teks artikel
Media, Alat, dan Sumber Belajar :  Peserta didik diminta menyampaikan kendala-kendala materi didalam website :
Media : https://bit.ly/MATERI_ARTIKEL_KELAS_X
Google Drive, Office 365 3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
Alat :  Peserta didik mencari informasi tentang struktur artikel dari berbagai sumber.
Laptop, Handphone
 Peserta didik mencari informasi tentang jenis artikel dari berbagai sumber.
Sumber :
PanyebarSemangat, hal; 7 Edisi No.  Peserta didik mendiskusikan isi artikel dari berbagai sumber.
26-27 Juni 2020. ; Santosa, Rahmad., 4. Generalization (Menarik Simpulan)
dkk. 2015. Sastri Basa kanggo  Peserta didik membandingkan jenis artikel dari berbagai sumber.
SMA/SMA/MA/MAK kelas X.  Peserta didik menyimpulkan isi artikel.
Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi
5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Jawa Timur. Poerwadarminta, W.J.S.
1939. Baoesastra  Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
 Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran teks artikel

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel

Andi Putra Prasetiya, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
. 3.2 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.2 Menginterpretasi, menanggapi dan
menganalisis unsur intrinsik maupun mengekspresikan teks sastra modern dan
ekstrinsik teks sastra klasik dan klasik (wayang) sesuai isi secara lisan dan
modern secara lisan dan tulis.
tulis.
IPK 3 IPK 4
3.2.1 Menganalisis unsur intrinsik cerita 4.2.1 Menceritakan isi cerita wayang
wayang
3.2.2 Menganalisis unsur ekstrinsik cerita 4.2.2 Menanggapi isi cerita wayang
wayang

3.2.3 Menganalisis relevansi isi cerita 4.2.3 Membaca indah teks dialog cerita wayang
wayang dengan zaman sekarang

Materi Pembelajaran Cerita Wayang

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Menceritakan cerita wayang  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
dengan bahasa yang baik dan 2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
benar.
Deskripsi  Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran, yaitu
Peserta didik menganalisis unsur Peserta didik harus mengunjungi website : https://bit.ly/CERITAWAYANG_KELAS_X
intrinsik dan ekstrinsik teks cerita yang dibuat oleh guru.
wayang dengan menghubungkan  Peserta didik diberikan waktu untuk bertanya jawab dengan guru mengenai langkah
relevansi cerita wayang dengan pembelajaran.
kehidupan zaman sekarang. 3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
Media, Alat, dan Sumber Belajar :  Peserta didik secara berkelompok (kolaborasi) melakukan langkah pertama, yaitu mencari
Media : informasi berkaitan cerita wayang.
Google Drive, Office 365  Peserta didik mencermati unsur intrinsik dan ekstrinsik teks cerita wayang.
Alat : 4. Generalization (Menarik Simpulan)
Laptop, Handphone  Peserta didik menceritakan isi cerita wayang
Sumber :  Peserta didik menanggapi isi cerita wayang
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri 5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK
 Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur.  Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang
Poerwadarminta, W.J.S. 1939.
Baoesastra. Poerwadarminta, W.J.S.
1939. Baoesastra Djawa. Batavia:J.B.
Wolter.

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel
Andi Putra Prasetiya, S.P.d
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.3 Memahami karakteristik bahasa lisan 3.4 Memahami karakteristik bahasa lisan dalam
dalam kegiatan bermain peran, dialog, kegiatan bermain peran, dialog, dan berdiskusi
dan berdiskusi sesuai dengan tatakrama. sesuai dengan tatakrama.

IPK 3 IPK 4
3.3.1 Mengidentifikasi ciri ragam bahasa 4.3.1 Membaca naskah sesuai dengan bermain
lisan dalam teks bermain peran. peran dalam teks
3.3.2 Menganalisis karakteristik bahasa 4.3.2 Memperagakan peran sesuai karakter tokoh
lisan dalam bermain peran dalam teks.
4.3.3 Menyusun teks drama sederhana.
Materi Pembelajaran Teks Drama

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Ragam bahasa lisan, Karakteristik  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
bahasa lisan dalam kegiatan bermain
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
peran, Teknik membaca naskah
drama, Teknik bermain peran, dan 
Peserta didik harus mengunjungi website : https://bit.ly/DRAMA_X_BJAWA yang dibuat
Teknik menulis naskah. oleh guru.
Deskripsi  Peserta didik diberikan waktu untuk bertanya jawab dengan guru mengenai langkah
Setelah belajar tentang ciri-ciri ragam pembelajaran.
lisan dalam teks bermain peran,  Peserta didik mencari informasi tentang karakteristik bahasa lisan dalam kegiatan bermain
peserta didik dapat menganalisis, peran melalui kerja kelompok
mengidentifikasi karakteristik ragam 3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
lisan serta dapat bermain peran dengan  Peserta didik mendiskusikan tentang karakteristik bahasa lisan dalam kegiatan bermain
bahasa yang baik dan benar dalam teks peran.
bermain peran dengan baik  Peserta didik menganalisis ragam bahasa dalam teks drama “Nulung Menthung”.
Media, Alat, dan Sumber Belajar : 4. Generalization (Menarik Simpulan)
Media :  Peserta didik membaca ekspresif naskah drama.
Google Drive, Office 365  Peserta didik menghubungkan peran dengan ragam bahasa yang digunakan dalam teks
Alat : drama “Nulung Menthung”.
Laptop, Handphone 5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Sumber :  Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri  Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang
Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK
kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939.
Baoesastra

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel

Andi Putra Prasetiya, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.5 Memahami karakteristik bahasa lisan 3.6 Memahami karakteristik bahasa lisan dalam
dalam kegiatan bermain peran, dialog, kegiatan bermain peran, dialog, dan berdiskusi
dan berdiskusi sesuai dengan tatakrama. sesuai dengan tatakrama.

IPK 3 IPK 4
3.3.1 Mengidentifikasi ciri ragam bahasa 4.3.1 Membaca naskah sesuai dengan bermain
lisan dalam teks bermain peran. peran dalam teks
3.3.2 Menganalisis karakteristik bahasa 4.3.2 Memperagakan peran sesuai karakter tokoh
lisan dalam bermain peran dalam teks.
4.3.3 Menyusun teks drama sederhana.
Materi Pembelajaran Aksara Jawa

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Teks beraksara Jawa , Tata tulis :  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
pada lingsa, pada lungsi, pada adeg-
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
adeg. pada pangkat/., Fungsi tata
tulis aksara Jawa , Teknik menulis  Peserta didik mencermati tata tulis aksara Jawa dalam teks.
aksara Jawa  Peserta didik menandai tata tulis aksara Jawa dalam teks.
Deskripsi 3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
Peserta didik dapat menulis kalimat  Peserta didik mendiskusikan tata tulis aksara Jawa .
menggunakan Aksara Jawa, menulis  Peserta didik berlatih mengalih tuliskan paragaraf beraksara Latin ke aksara Jawa sesuai
paragraf menggunakan Aksara Jawa, kaidah.
dan mengalih tuliskan paragraf 4. Generalization (Menarik Simpulan)
beraksara dengan bahasa yang baik  Peserta didik mengalihtuliskan paragaraf beraksara Latin ke aksara Jawa dan sebaliknya
dan benar. sesuai kaidah
Media, Alat, dan Sumber Belajar :  Peserta didik menulis paragraf menggunakan aksara Jawa sesuai kaidah
Media :  Peserta didik menyimpulkan tata tulis aksara Jawa sesuai dengan fungsinya.
Google Drive, Office 365 5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Alat :  Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
Laptop, Handphone  Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang.
Sumber :
Pepak Basa Jawa, Santosa, Rahmad.,
dkk. 2015. Sastri Basa kanggo
SMA/SMA/MA/MAK kelas X.
Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur. Poerwadarminta, W.J.S.
1939. Baoesastra; Dinas Pendidikan
Jawa Timur.

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel

Andi Putra Prasetiya, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.5 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.5 Membandingkan penggunaan bahasa dalam
menganalisis penggunaan bahasa teks sastra dan non sastra secara lisan dan
dalam teks sastra dan non sastra secara tulis.
lisan dan tulis.
IPK 3 IPK 4
3.5.1 Mengidentifikasi karakterisitik 4.5.1 Membandingkan penggunaan bahasa
bahasa dalam teks sastra. dalam teks sastra dengan teks non sastra.
3.5.2 Mengidentifikasi karakterisitik 4.5.2 Membuat kalimat yang memuat basa
bahasa dalam teks non sastra rinengga

3.5.3 Mengklasifikasikan jenis basa 4.5.3 Menulis paragraf yang memuat basa
rinengga rinengga

3.5.4 Menjelaskan makna basa rinengga 4.5.4 Mendemonstrasikan teks panyandra dalam
kegiatan budaya.

3.5.5 Menganalisis panyandra pangalem


dalam kegiatan budaya

Materi Pembelajaran Basa Rinengga

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Basa Rinengga  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Deskripsi 2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Dengan terlibat secara aktif dalam  Peserta didik mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam teks sastra dan non sastra
proses pembelajaran yang berpusat dengan benar.
pada peserta didik/ dalam  Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang langkah-langkah pembelajaran, yaitu
pembelajaran menjadi terampil dalam Peserta didik harus mengunjungi website : https://bit.ly/Materi_Basa_Rinengga
memahami basa rinengga yang  Peserta didik dapat mencermati ciri serta jenis basa rinengga yang baik dan benar.
berbasis saintifik. 3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
Media, Alat, dan Sumber Belajar :  Peserta didik menganalisis basa rinengga dalam teks dengan tepat.
Media :  Peserta didik menganalisis panyandra dalam kegiatan budaya dengan tepat
Google Drive, Youtube
 Peserta didik mengklarifikasi jenis basa rinengga dengan benar.
Alat : 4. Generalization (Menarik Simpulan)
Laptop, Handphone  Peserta didik dapat membuat paragraf menggunakan basa rinengga dengan baik dan benar.
Sumber : 5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri
 Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK
kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan  Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang.
Provinsi Jawa Timur.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939.
Baoesastra Djawa. Batavia:J.B.
Wolter.

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel
Andi Putra Prasetiya, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.6 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.6 Menyusun paragraf menggunakan aksara
menganalisis teks beraksara Jawa Jawa

IPK 3 IPK 4
3.6.1 Menjelaskan tatacara penulisan 4.6.1 Menulis kalimat yang mengandung Aksara
Aksara Murda/aksara rajȃ. Murda
3.6.2 Menjelaskan tatacara penulisan Aksara 4.6.2 Menulis kalimat yang mengandung Aksara
Swara. Swara.

3.6.3 Menjelaskan tatacara penulisan Aksara 4.6.3 Menulis kalimat yang mengandung Aksara
Rekan/aksara rèkaan. Rekan.
4.6.4 Menulis paragraf yang padu.
Materi Pembelajaran Aksara Jawa

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 1. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Tata cara penulisan: Aksara Murda,  Guru melakukan refleksi dengan tanya jawab materi mengenai teks nonsastra berbahasa
Aksara Swara, dan Aksara Rekan daerah-Jawa.
Deskripsi
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Peserta didik di dalam
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
pembelajaran menjadi terampil
 Peserta didik membaca teks yang memuat Aksara Murda.
dalam menulis Aksara Murda,
Aksara rekan, dan Aksara swara  Peserta didik Mencermati tata tulis Aksara Murda.
 Peserta didik Mencermati tata tulis Aksara Rekan.
Media, Alat, dan Sumber Belajar :
3. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
Media :
 Peserta didik mengidentifikasi tata cara penulisan Aksara Murda dengan benar.
Google Drive, Office 365
 Peserta didik mengidentifikasi tata cara penulisan Aksara Swara dengan benar.
Alat :
 Peserta didik mengidentifikasi tata cara penulisan Aksara Rekan dengan benar
Laptop, Handphone
4. Generalization (Menarik Simpulan)
Sumber :
 Peserta didik dapat menulis paragraf menggunakan Aksara Murda, Aksara Swara,
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri
Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK Aksara Rekan
kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan 5. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Provinsi Jawa Timur.  Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939.
 Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang
Baoesastra

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel

Andi Putra Prasetiya, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah SMK NEGERI 2 BOYOLANGU
Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa)
Kelas / Semeseter X / Ganjil
Alokasi Waktu 9 JP
Tujuan Pembelajaran: KD 3 KD 4
3.7 Mengidentifikasi, memahami, dan 4.7 Membaca, mencipta, dan mempublikasikan
menganalisis puisi tradisional atau puisi tradisional atau modern.
modern sesuai dengan karakteristik.
IPK 3 IPK 4
3.7.1 Menjelaskan jenis tembang macapat 4.7.1 Mengarang tembang macapat/ mamaca
macopat.
3.7.2 Menjelaskan ciri-ciri tembang 4.7.2 Mempublikasikan tembang macapat/ mamaca
macapat macopat hasil karya sendiri.
3.7.3 Menjelaskan isi tembang 4.7.3 Melagukan tembang macapat/mamaca
macapat macopat karya sendiri di depan kelas.
4.7.4 Menceritakan isi tembang macapat/mamaca
macopat karya sendiri
Materi Pembelajaran Tembang Macapat

Model Learning: Langkah Pembelajaran


Blended learning 6. Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Produk:  Guru memberi salam, menyiapkan kelas, berdoa, kemudian mengabsen peserta didik.
Teks tembang macapat, Jenis-jenis  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
tembang macapat, Ciri-ciri tembang
7. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
macapat, Teknik melagukan tembang
macapat  Peserta didik harus mengunjungi website : https://bit.ly/MATERI_MACAPAT_X yang
Deskripsi dibuat oleh guru.
Dalam proses pembelajaran menjadi  Peserta didik mencermati ciri-ciri tembang macapat..
terampil dalam menganalisis tembang  Peserta didik mencermati jenis - jenis tembang macapat dengan benar.
macapat, dan peserta didik memiliki 8. Data Collection and Processing (Mengumpulkan dan Mengolah Data)
rasa ingin tahu untuk mendapatkan  Peserta didik mendiskusikan ciri, jenis dan cara membuat tembang macapat.
ide berkarya seni, memiliki kepedulian 9. Generalization (Menarik Simpulan)
terhadap karya sastra daerah
 Peserta didik dapat melagukan tembang macapat karya sendiri di depan kelas
Media, Alat, dan Sumber Belajar :
dengan baik dan tepat.
Media :
 Peserta didik dapat menceritakan isi tembang macapat karya sendiri dengan tepat.
Google Drive, Office 365 10. Aplication and Follow-Up (Aplikasi dan Tindak Lanjut)
Alat :
 Peserta didik membuat simpulan pembelajaran.
Laptop, Handphone
 Peserta didik mendengarkan penguatan dari guru berkaitan pembelajaran wayang
Sumber :
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri
Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK
kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Timur.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939.
Baoesastra

Assesmen:
Aspek Tehnik Penilaian Instrumen Penilaian
Sikap Observasi Lembar Observasi
Pengetahuan Tes Tertulis Pilihan Ganda, Norma/Pedoman Penilaian, Kunci
Jawaban
Ketrampilan Kinerja/ Unjuk Kerja Rubrik Penilaian, Pedoman Penilaian

Tulungagung, Juli 2020


Guru Mapel

Andi Putra Prasetiya, S.Pd


Lampiran Materi

Pasinaon 1 : Modhel Teks Pinilih : Nyinau Teks Artikel

ARTIKEL

 Pangerten Artikel yaiku karangan nyata sing jangkep kanthi dawa tartamtu sing digawé kanggo
disebaraké lumantar koran, majalah, buletin, lsp. Panulisan artikel ndarbèni ancas kanggo
ngandharaké gagasan lan fakta sing bisa ngyakinaké, nggulawentah, lan nyenengake sing maca.
 Déné ing Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel yaiku karya tulis jangkep, tuladhané lapuran
pawarta utawa esai ing majalah,kalawarti. lsp. Artikel kuwi karangan.

Pasinaon 2 : Medhar Strukture Artikel

STUKTUR ARTIKEL

ARTIKEL

PAMBUKA ISI DUDUTAN


Tuladha Artikel :

Dexamethasone, Obat sing Ampuh kanggo Pasien Corona?

Dexamethasone, obat anti-inflamasi iki dinane iki


dadi terobosan anyar ngobati pasien virus corona.
Dexamethasone kabukten manjur manut asil
panaliten tim ilmuan Inggris jroning Recovery
Trial, proyek eksperimen paling gedhe ing ndonya
kanggo golek tambane COVID-19, penyakit kang
disebabake dening virus corona kasebut.
Ilustrasi
Sumber : CNN Indonesia

ORGANISASI Kesehatan Dunia Jroning panaliten ing Inggris mau, obat


(WHO) uga aweh apresiasi suksese uji coba iki diwenehake jroning wujud infus tumrap
dexamethasone kang bisa ngurangi resiko pasien kang migunakake ventilator lan arupa
kematian pasien COVID-19 kanthi gejala berat tablet tumrap pasien kang mbutuhake oksigen.
iku. “Iki mujudake pangobatan pertama kang Beda karo kandidat obat COVID-19
dituduhake kanggo nyuda angka kematian liyane kaya umpamane Remdesivir,
marang pasien COVID-19 kang mbutuhake Dexamethasone wis digunakake ing jagading
dukungan oksigen utawa ventilator,” ujare Dr. kedoktersn sajege taun 1960-an. Obat iki uga
Tedros Adhamon Ghebreyesus, Direktur Jendral wis akeh di dol ing toko-toko obat saindenging
WHO jroning pernyataan resmi, mentas iki donya kanthi rega kang murah. Manut asil uji
(16/6). coba ing Ingris, dexamethason diwenehake
Jroning uji coba mau, tim peneliti aweh suwene 10 dina marang pasien mung
dexamethasone marang kira-kira 2.000 pasien mbutuhake ragad 5 pounsterling utawa Rp.
COVID-19 lan 4.000 pasien liyane ora diwenehi 89.000-an. Dene ing Amerika, rega obat iki
dexamethasone kasil ngurangi resiko kematian USD 8 utawa kira-kira Rp. 110.000,-. Yen ing
pasien virus corona kantji gejala berat. Indonesia, rega dexamethasone mung Rp. 200
Kanthi menehi dexamethasone nyuda saben tablete.
resiko kematian pasien kang dirumat Nanging senajan mangkono, obat iki
migunakake ventilator saka 40 dadi 28 persen klebu minangka obat keras saengga ora bisa
lan pasien kanthi alat bantu oksigen saka 25 digunakake sembarangan. Manut UK National
dadi 20 persen. Nanging, obat iki durung Instutute for Health and Care Excellent, ngombe
kabukten bisa marasake kasus COVID-19 kanthi dexamethasone bisa nuwuhake sawenehing efek
gejala ringan. samping kaya dene anane rasa kuwatir, ngurangi
Nukil saka Healthline, dexamethasone daya tahan tubuh, gangguan weteng, kesel,
klebu jroning obat steroid kang minangka ngelu, angel turu, lan ningkate bobot awak.
kortikostreroid. Obat iki wis akeh didol ing Saliyane iku ngombe dexamethasone
apotik merga klebu obat generik. jroning dosis dhuwur uga bisa nuwuhake
Dexamethasone ana sing arupa tablet, cairan, gangguan psikiatris kaya umpamane euforia,
tetes mata, lan tetes kuping. owah-owahan swasana ati, nganti pepenginan
Dexamethasone sing arupa tablet iki lampus dhiri.
biasa digunakake minangka obat anti
peradangan, alergi, ngatur kadar gula darah, Kapetik saka : Panyebar Semangat, hal; 7
Nglawan infeksi, lan ngontrol stres. Saliyane Edisi No. 26-27 Juni 2020.
iku, obat iki uga digunakake kanggo ngobati
rematik, inu-linu (radang sendhi) lan sesek nafas
(asma).
STUKTUR ARTIKEL

Kanggo mangerteni isine artikel, kudu dipahami isi paragraf, gatekna perangane artikel ing dhuwur!
Banjur jinglengana tulisan kang kacithak miring minangka fakta.

Struktur Artikel Ukara


Pangiring/ Pambuka Dexamethasone, obat anti-inflamasi iki dinane iki dadi terobosan anyar
ngobati pasien virus corona. Dexamethasone kabukten manjur manut asil
panaliten tim ilmuan Inggris jroning Recovery Trial, proyek eksperimen
paling gedhe ing ndonya kanggo golek tambane COVID-19, penyakit kang
disebabake dening virus corona kasebut.
Isi 1. Kanthi menehi dexamethasone nyuda resiko kematian pasien kang
dirumat migunakake ventilator saka 40 dadi 28 persen lan pasien
kanthi alat bantu oksigen saka 25 dadi 20 persen. Nanging, obat iki
durung kabukten bisa marasake kasus COVID-19 kanthi gejala ringan.
2. Nukil saka Healthline, dexamethasone klebu jroning obat steroid kang
minangka kortikostreroid. Obat iki wis akeh didol ing apotik merga
klebu obat generik. Dexamethasone ana sing arupa tablet, cairan, tetes
mata, lan tetes kuping.
3. Dexamethasone sing arupa tablet iki biasa digunakake minangka obat
anti peradangan, alergi, ngatur kadar gula darah, Nglawan infeksi, lan
ngontrol stres. Saliyane iku, obat iki uga digunakake kanggo ngobati
rematik, inu-linu (radang sendhi) lan sesek nafas (asma).
4. Jroning panaliten ing Inggris mau, obat iki diwenehake jroning wujud
infus tumrap pasien kang migunakake ventilator lan arupa tablet
tumrap pasien kang mbutuhake oksigen.
Dudutan Nanging senajan mangkono, obat iki klebu minangka obat keras saengga
ora bisa digunakake sembarangan. Manut UK National Instutute for Health
and Care Excellent, ngombe dexamethasone bisa nuwuhake sawenehing
efek samping kaya dene anane rasa kuwatir, ngurangi daya tahan tubuh,
gangguan weteng, kesel, ngelu, angel turu, lan ningkate bobot awak.
Saliyane iku ngombe dexamethasone jroning dosis dhuwur uga bisa
nuwuhake gangguan psikiatris kaya umpamane euforia, owah-owahan
swasana ati, nganti pepenginan lampus dhiri.
Pasinaon 3 : Niteni Jinise Artikel

Miturut teorine, wewatakan lan pamangune sawijine artikel bisa njalari jinise artikel bisa kaperang dadi :

 Artikel Ekploratif
Artikel eksploratif yaiku artikel sing ngandharake kanyatan-kanyatan miturut panalare panulis. Jinis iki
pas banget kanggo ngandharake temon-temon anyar. Tuladhane ana sawijine pawongan nemokake
barang-barang antik.
 Artikel Eksplanatif
Eksplanatif tegese njelasake. Artikel eksplanatif yaiku artikel sing isine nerangake sawijine masalah sing
bisa dipahami dening sing maca.
 Artikel Deskriptif
Deskriptif yaiku artikel sing ngandharake sawijine masalah kang dumadi ing masyarakat, sahingga bisa
disumurupi apa sing satemene dumadi. Jinis iki memper kaya laporan utawa reportase, bedane yen
laporan mung adhedhasar kasunyatan wae, yen artikel panulisane nerangake masalah kanthi gamblang
bisa awujud opini
 Artikel Prediktif
Artikel prediktif yaiku artikel sing isine petungan utawa ramalan apa kang dumadi ing mangkone manut
petungane panulise.
 Artikel Preskriptif
Artikel preskriptif yaiku artikel sing menehi tuntunan tumrap sing maca kanggo nindakake sawijine
pakarya sahingga ora kliru utawa salah anggone nindakake.
Pasinaon 4 : Nintingi Isine Artikel :
Ukara Lamba lan Ukara Camboran Sajrone Teks

UKARA LAMBA

Miturut akeh sithike rerangkene tembung, ukara dibedakake dadi rong ukara yaiku ukara lamba lan ukara
camboran. Ukara lamba diarani uga ukara tunggal, yaiku ukara kang gagasane mung siji kang dumadi
saka Jejer (J) lan Wasesa (W).

Tuladha :
1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) uga aweh apresiasi suksese uji coba
J W

2. Dexamethasone klebu jroning obat steroid


J W

UKARA CAMBORAN

Ukara camboran yaiku yaiku ukara kang gagasane luwih saka siji, Jejer (J), Wasesa (W), Lesan (L) utawa
Katrangan (K) luwih saka siji.

1. Kanthi menehi dexamethasone nyuda resiko kematian pasien kang dirumat


J W L
migunakake Ventilator saka 40 dadi 28 persen
K
Teks artikel “Dexamethasone, Obat sing Ampuh kanggo Pasien Corona?” ing ngisor iki ngandhut ukara
lamba lan ukara camboran. Wacanen kanthi setiti lan temokna ukara-ukara lamba ing sajrone teks!

Dexamethasone, Obat sing Ampuh kanggo Pasien Corona?

Dexamethasone, obat anti-inflamasi iki dinane iki dadi


terobosan anyar ngobati pasien virus corona. Dexamethasone
kabukten manjur manut asil panaliten tim ilmuan Inggris
jroning Recovery Trial, proyek eksperimen paling gedhe ing
ndonya kanggo golek tambane COVID-19, penyakit kang
disebabake dening virus corona kasebut.

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) uga aweh


apresiasi suksese uji coba dexamethasone kang bisa ngurangi
resiko kematian pasien COVID-19 kanthi gejala berat iku. “Iki mujudake pangobatan pertama kang
dituduhake kanggo nyuda angka kematian marang pasien COVID-19 kang mbutuhake dukungan oksigen
utawa ventilator,” ujare Dr. Tedros Adhamon Ghebreyesus, Direktur Jendral WHO jroning pernyataan resmi,
mentas iki (16/6).
Jroning uji coba mau, tim peneliti aweh dexamethasone marang kira-kira 2.000 pasien COVID-19
lan 4.000 pasien liyane ora diwenehi dexamethasone kasil ngurangi resiko kematian pasien virus corona
kantji gejala berat.
Kanthi menehi dexamethasone nyuda resiko kematian pasien kang dirumat migunakake ventilator
saka 40 dadi 28 persen lan pasien kanthi alat bantu oksigen saka 25 dadi 20 persen. Nanging, obat iki durung
kabukten bisa marasake kasus COVID-19 kanthi gejala ringan.
Nukil saka Healthline, dexamethasone klebu jroning obat steroid kang minangka kortikostreroid.
Obat iki wis akeh didol ing apotik merga klebu obat generik. Dexamethasone ana sing arupa tablet, cairan,
tetes mata, lan tetes kuping.
Dexamethasone sing arupa tablet iki biasa digunakake minangka obat anti peradangan, alergi,
ngatur kadar gula darah, Nglawan infeksi, lan ngontrol stres. Saliyane iku, obat iki uga digunakake kanggo
ngobati rematik, inu-linu (radang sendhi) lan sesek nafas (asma).
Jroning panaliten ing Inggris mau, obat iki diwenehake jroning wujud infus tumrap pasien kang
migunakake ventilator lan arupa tablet tumrap pasien kang mbutuhake oksigen.
Beda karo kandidat obat COVID-19 liyane kaya umpamane Remdesivir, Dexamethasone wis
digunakake ing jagading kedoktersn sajege taun 1960-an. Obat iki uga wis akeh di dol ing toko-toko obat
saindenging donya kanthi rega kang murah. Manut asil uji coba ing Ingris, dexamethason diwenehake
suwene 10 dina marang pasien mung mbutuhake ragad 5 pounsterling utawa Rp. 89.000-an. Dene ing
Amerika, rega obat iki USD 8 utawa kira-kira Rp. 110.000,-. Yen ing Indonesia, rega dexamethasone mung
Rp. 200 saben tablete.
Nanging senajan mangkono, obat iki klebu minangka obat keras saengga ora bisa digunakake
sembarangan. Manut UK National Instutute for Health and Care Excellent, ngombe dexamethasone bisa
nuwuhake sawenehing efek samping kaya dene anane rasa kuwatir, ngurangi daya tahan tubuh, gangguan
weteng, kesel, ngelu, angel turu, lan ningkate bobot awak.
Saliyane iku ngombe dexamethasone jroning dosis dhuwur uga bisa nuwuhake gangguan psikiatris
kaya umpamane euforia, owah-owahan swasana ati, nganti pepenginan lampus dhiri.

Kapetik saka : Panyebar Semangat, hal; 7 Edisi No. 26-27 Juni 2020.
Tulisen ukara lamba ing wacan mau!

No Ukara Lamba
1.
2.
3.
4.
5.

Tulisen ukara camboran ing wacan mau!

No Ukara Camboran
1.
2.
3.
4.
5.
Materi Pembelajaran :

Anak-anakku kabeh, miturut sejarahe, wayang kuwi salah sawijine sarana kanggo ngrembakakake piwulang
agama Islam ing tanah Jawa. Para Wali migunakake wayang nalika dakwah islam, kang bisa nggayutake
tradisi Hindu-Buddha kalawan kapitayan anyar kang asipat Islami. Wayang uga didadekake salah sawijining
seni kang nduweni asipat ngibur pamiarsa. Supaya awakmu isa nguwasani bab crita wayang iki, coba
gatekna materi teks wayang sing ana ing buku: 1) Sukendro, D.P. dan Susanti, T.W.. 2014.Wiyata Basa
Kanggo SMA/ SMK/ MA Kelas X. Surabaya: Penerbit Duta; 2) Purnomo, Bambang. Dkk. 2015. Sastri Basa
Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur; 3) Hidayah,
Nurul dan Umi Nayirotin. 2015. Sayaga Basa Jawa kanggo SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga;
lan 4) https://wahyusayogyarani.wordpress.com/2015/08/02/26/.

1. PETA KONSEP

Tema

Unsur Alur
Intrinsik Wewatekane
Busananing Basa
Pamawas
Latar

Latar Belakang
Karya Sastra
Unsur Kahanan
Ekstrinsik
Masyarakat
Latar Belakang
Teks Pangripta
Wayang
Isi kang kinandut
Relevansi Isi sajroning crita
digathukna karo
urip padinan

Orientasi
Komplikasi
Struktur
Teks Wayang Resolusi
Koda

Ukara Crita
Ukara Pakon
Pramasastra
Ukara Pitakon
2. KAGIYATAN PASINAON 1

Sadurunge awakmu miwiti pasinaon dina iki, pitakon-pitakon ing ngisor iki wangsulana luwih dhisik!
1. Awakmu apa nate ndeleng wayang?
2. Andharna apa kang diarani crita wayang?
3. Lakon pewayangan saka crita apa?
4. Ing papan paggonanmu apa isih asring ana pagelaran wayang?
5. Kepriye masyarakat ing papan panggonanmu menawa ana pagelaran wayang?

Nah, sawise awakmu wis mangerteni teks cerita wayang, coba semaken wacan ing ngisor iki!

Pituduh
1. Semaken teks crita ing ngisor iki kang patitis!
2. Sawise rampung nyemak, wangsulana Gladhi Kompetensi sing manggon ing ngisore wacan!

Ngelmu Asthabrata Sri Rama


Ramawijaya iku putrane Prabu Dasarata ing Ayodya. Rama mijil saka garwa
prameswari asma Dewi Ragu. Garwane aran Dewi Shinta, putrine Prabu Janaka ing Mantili.
Satemene akeh para raja, pandhita, resi, jejanggan, lan kawula kang kepengin nggarwa
Dewi Shinta ananging mung Ramawijaya kang bisa mupu sayembara menthang gendhewa.
Sawise dadi penganten, Rama, Shinta, lan Lesmana bali ing Ayodya. Sawise teka ing Ayodya
sejatine Ramawijaya kang dadi ratu nglintir kalenggahane ramane ananging kaselak Dewi
Kekayi. Dewi Kekayi (garwa selir Prabu Dasarata) nagih janji. Mula Rama gagal dadi ratu
malah dihukum buwang ing alas Dhandaka sasuwene 13 tahun.
Ing alas Dhandaka, Shinta dicidra Dasamuka. Rama kekurangan prajurit kanggo
ngrabasa ing Ngalengka. Dumadakan ana kethek abang aran Sugriwa njaluk tulung marang
Rama, manawa Rama gelem nulungi sedya mbiyantu kersane Rama lan bebasan gelem
dadi abdine. Rama sanggup jejering satriyatma, yen dijaluki pitungan mesthi sumadhiya.
Jebul Sugriwa kepengin mateni kangmase aran Subali, Rama ora bisa cidra ing janji
sanadyan tumindake Sugriwa nistha. Subali bisa diperjaya dening Rama.
Sugriwa senadyan wanara mbiyantu Rama merangi Ngalengka njaluk Dewi Shinta.
Rama bisa ngalahake Dasamuka ananging Dasamuka luput ing pati amarga nugrahane
Bathara Brahma. Nalika Dasamuka kena panah Gunawijaya, Dasamuka langsung dibruki
gunung dening Raden Hanoman. Ngalengka bedhah Dewi Shinta diajak kondur ing negara
Pancawati. Kraton iki dibangun uga nalika nedheng-nedhenge perang karo Ngalengka.
Kraton Pancawati mapan ing pucuking gunung Maliawan.
Rama paring piwulang marang Bharata jumeneng ratu ing Ayodya lan Wibisana kang
dadi nata ing Ngalengka. Rama paring piwulang wateging nata kang sinebut Asthabrata.
Astha tegese wolu, brata tegese laku. Lakuning ratu kudu duwe watak wolu, yaiku:
- Kisma (lemah), dadi ratu kudu bisa murah lan asih marang kawulane kaya lemah tansah
migunani tumrap uriping manungsa.
- Warih (banyu), dadi ratu kudu bisa manjing ajur-ajer, mendhak-mendhukul manut
kahanan.
- Maruta (angin), ratu ora wegah niti priksa marang papan lan kawulane ing ngendi wae.
- Angkasa (langit), dadi ratu kudu bisa momot kayadene angkasa kang ora bakal sesak
kanggonan apa wae.
- Candra (rembulan), dadi ratu kudu bisa paring pepadhang para kawula kang nandang
susah, kaya rembulan madhangi jagad ing wayah bengi.
- Surya (srengenge), dadi ratu kudu bisa paring dana marang kawula, tumindak adil, ora
pilih kasih, kaya srengenge sing sorote ngebeki jagad
- Dahana (geni), dadi ratu kudu bisa mbrastha dur angkara, kaya geni kang nempuh apa wae
bakal sirna.
Kartika (lintang), dadi ratu kudu pikukuh ing sabda, ora mencla-mencle, sabdane kanggo paugeran,
tindake kanggo patuladhan, kaya lintang sing papane ajeg ora owah gingsir.
Sumber: http//manglawak.blospot.com
Gawea kelompok diskusi kang cacah anggotane 4 siswa! Tindakna kelompok diskusi lan kelompok kelas!
Temtokna unsur intrinsik crita pewayangan kasebut! Isinen tabel ing ngisor iki kanthi wangsulan kang
trep!

No. Unsur Intrinsik Wangsulan


1. Tema
2. Alur
3. Wewatakan
4. Busananing Basa
5. Pamawas
6. Latar

Nah, sawise ngisi tabel ing ndhuwur, coba wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1. Andharna apa sing diarani tema?
2. Andharna apa sing diarani alur?
3. Andharna apa sing diarani wewatekan?
4. Andharna apa sing diarani busanane basa?
5. Andharna apa sing diarani pamawas?
6. Andharna apa sing diarani latar?

3. KAGIYATAN PASINAON 2

Sawise para siswa kasil ngerteni apa lan maknane struktur sawijine teks crita wayang, sabanjure ana
ing pasinaon iki para siswa kabeh bakal dijak ngrembug lan nintingi utawa nganalisis unsur ekstrinsik
sawijine teks wayang bebarengan. Teks wayang kang bakal dirembug mau bisa digoleki saka buku-buku
wayang, majalah-majalah Jawa, utawa saka sumber-sumber liyane kalebu saka internet.
Unsur ekstrinsik yaiku unsur kang mangun karya sastra saka njaba, kayata:
a. Latar belakang karya sastra diciptakake, yaiku kapan karya sastra kasebut ditulis.
b. Kahanan masyarakat nalika karya sastra kasebut diciptakake, yaiku kahana masyarakat saka ekonomi,
sosial, budaya, politik, nalika karya sastra kasebut diciptakake.
c. Latar belakang utawa kahanan pangripta.

Wayang menika ngadahi teges ingkang maneka warna. Wonten ingkang mastani bilih wayang menika
saking tembung Ayang-ayang minangka gegambaraning jalma. Ugi wonten ingkang mastani bilih wayang
menika cekakaan saking tembung “WAyahe sembahYANG” ingkang tegesipun wayanipun Sholat.
Sanesipun nyebataken bilih wayang menika cekakan saking tembung “WAHANANE HYANG” Tembung
Wahana tegesipun panggenan utawa prantara, dene tembung Hyang tegesipun Gusthi ingkang hakarya
jagad.
Babon carios wayang menika miturut sujarahipun saking Negara India, inggih menika saking carios
Ramayana saha Mahabharata. Cariso Ramayana ingkang basa sankretanipun Rāmâyaṇa saking tembung
Rāma dalah Ayaṇa ingkang tegesipun Lampahing Rama. Carios menika dipunanggit dening Walmiki
(Valmiki) utawi Balmiki. Dene carios Mahabharata ingkang dipunanggit dening Begawan Byasa atau
Vyasa, carios menika wosipun ngengingi Pandawa saha Kurawa ingkang rebatan Negara Astina. Ananging
carios Ramayana saha Mahabharata menika rikala ing tlatah Jawa lajeng kagubah malih dening para
winasis, pramila menika wonten bedha-bedhanipun antawisipun carios Ramayana saha Mahabharata
ingkang saking India kaliyan ingkang wonten ing Jawa. Dene wayang piyambak miturut sumber ingkang
wonten, minangka kabudaya asli Jawa ingkang sampun wonten saderengipun carios Ramayana saha
Mahabharata mlebet ing Jawa.
Geser gumantining jaman sabanjuripun sumbering carios wayang boten namung saking Mahabahrata
saha Ramayana, ananging ugi wonten babon carios wayang sanesipun kadosdene carios Panji, carios seta,
cariso saking Timur tengah lsp. Bedha-bedganing babon carios wayang menika amargi ngrembakaning
donya pagelaran wayang. Jlentrehan ing ndhuwur medharake ngenani unsur ekstrinsik teks cerita wayang,
yaiku crita wayang Ramayana. Saiki coba temtokna unsur ekstrinsik crita ing ngisor iki!
Wacanen crita wayang ing ngisor iki kanthi patitis!

RAMA SINTA
Wonten nagari namanipun Kosala, dumunung ing kutha Ayodya. Ingkang
jumeneng nata Prabu Dasarata. Sang Prabu kagungan garwa cacah tiga. Kaliyan
Dewi kosalya peputra Rama. Kaliyan Dewi Kekeyi peputra Barata. Dene kaliyan
Dewi Sumitra peputra kembar, Lesmana tuwin satrugna.
Prabu Dasarata sampun sepuh sanget. Sang Prabu arsa lereh keprabon.
Rama ginadhang-gadhang nggentosi kalenggahanipun ingkang rama. Ananging,
Dewi Kekeyi mboten narimakaken manawi Rama kawisudha minangka raja
Ayodya. Garwa angka kalih punika ngersakaken Barata, putranipun ingkang
jumeneng nata. Kanthi awrat ing manah, panyuwunipun Dewi Kekeyi
dipunsembadani dening Prabu Dasarata. Wusananipun Rama kedah nglampahi
gesang ing wana dangunipun 14 warsa.
Tindakipun Raden Rama kadherekaken ingkang garwa, Dewi Sinta, dalah
Lesmana. Lampahipun dumugi ing wana Dhandaka. Ing papan punika, tetiganipun
kapanggih Sarpakenaka, rayinipun Prabu Rahwana, raja Alengkadiraja.
Sarpakenaka ingkang asipat raseksa wanodya punika kepencut kabagusaning
Rama. Rama mboten nglanggati. Sarpakenaka lajeng manggihi Lesmana. Lesmana
babar pisan boten nggape piyambakipun. Sarpakenaka nesu, ngamuk. Lesmana
boten kirang weweka. Raseksa wanodya rayinipun Prabu Dasamuka, lajeng
karumpung grananipun saha kaperung talinganipun. Piyambakipun lajeng ngadep
ingkang raka. Rakanipun karerepa murih malesaken wirangipun. Prabu
Rahwanaraja sagah. Lampahipun Prabu Dasamuka tumuju wana Dhandhaka nitih
kreta kencana ngambah jumantara kadherekaken Kala Marica.
Dumugi wana Dhandaka, Kala Marica ingkang asipat raseksa wewah
wujud dados kidang kencana, kidang elok kang warni asisik emas endah ngelam-
elami, ngrengreng merak ati. Kidang rukmi nunten wira-wiri sacelaking papan
dunungipun tiyang tetiga. Sinta sumerep kabregasaning kidang. Piyambakipun
gawok, tuwuh prentuling manah kepengin ngingah kidang rukmi. Rama kasuwun
nyepengaken kewan ingkang ngelam-elami saha memencut manah punika.
Sumber:

Sawise maca teks ing ndhuwur, coba wacanen materi ngenani unsur intrinsik kang ana ing buku Sukendro,
D.P. dan Susanti, T.W.. 2014.Wiyata Basa Kanggo SMA/ SMK/ MA Kelas X. Surabaya: Penerbit Duta; uga
buku Purnomo, Bambang. Dkk. 2015. Sastri Basa Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Banjur jlentrehna unsur intrinsik kang kinandhut!

Pituduh!
Gawea kelompok diskusi kang cacah anggotane 4 siswa! Tindakna kelompok diskusi lan kelompok kelas!
Temtokna unsur ekstrinsik crita pewayangan kasebut! Isinen tabel ing ngisor iki kanthi wangsulan kang
trep!

No. Unsur Ekstrinsik Wangsulan


1. Latar belakang karya sastra
2. Kahanan masyarakat
3. Latar belakang pangripta

4. KAGIYATAN PASINAON 3

Anak-anakku kabeh, awakmu wis sinau ngenani unsur intrinsik lan unsur ekstrinsik teks cerita
wayang. Miturutmu, apa teks cerita wayang kuwi salah sawijining teks kang menarik? Jlentrehna
panyaruwe!
Saben manungsa mesti nduweni daya ketertarikan sing bedha. Apa maneh sing ngenani wacan.
Teks cerita wayang kuwi kagolong teks kang digemati dening para tiyang sepuh, amarga wayang menehi
pitutur kang apik banget kanggo dedasar urip padinan. Supaya awakmu ngguwasani uga bisa nresepake
pitutur kang kinandhut ing sajroning wayang. Coba wacanen teks ing ngisor iki, banjur wangsulana pitakon
kang ana sing sawise wacan.

Pituduh!
1. Wacanen teks ing ngisor kanthi trep!
2. Bentuken kelompok diskusi kang cacahe 4!
3. Temtokna isi kang kinandhut ing sajroning crita!
4. Presentasekake kasil rembuganmu ing ngarep kelas!

LAIRE GATHUTKACA

Ing sawijining dina, kaluarga Pandawa lima lagi remen-remene uga prihaten sanget
nalika putane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi lair. Amarga bayi kang dilahirake dening
Dewi Arimbi awujud raksasa, lan sampun umur 1 taun ari-arine isih nempel durung bisa pedhot.
Putrane Raden Werkudara lan Dewi Arimbi mau diwenehi jeneng Tetuka, nanging ing
sawijining dina banjur dadi Gathut Kaca.
Amarga nalika lair Tetuka awujud raksasa (buta), Raden Werkudara lan para sedhereke
Pandhawa ngrasa isin, amarga Tetuka awujud raksasa lan tali pusare durung pedhot-pedhot.
Banjur para Pandhawa lima padha ngupaya kepriye carane bisa ngubah Tetuka dadi wujud
manungsa biasa lan medhot tali pusare Tetuka kuwi. Kanggo ngrampungake masalah iki banjur
Arjuna diutus kanggo njaluk pitulungane para Dewa kanthi cara semedi njaluk petunjuk para
Dewa. Ing wektu kang padha, Panglima perang Kurawa yaiku Karna uga nglakoni semedi njaluk
senjata pusaka marang Dewa.

Kaprasahan lan Kekhusyukan semedi kang dilakoni Arjuna iku bisa dadekake
goncange kahyangan, saengga Dewa gawe kaputusan bakal menehi pusaka kanggo medhot tali
pusare Tetuka, saengga ari-arine bakal pedhot saka awake. Banjur Bathara Narada diutus kanggo
menehake senjata Kunta wijayadanu marang Arjuna. Ing kene kedadean anane kakeliruan,
Bathara Narada ora bisa bedakake antarane Arjuna lan Karna kang padha nglakoni semedi.
Amarga saka Bathara Narada kang ora bisa bedakake Arjuna lan Karna, akhire Bathara
Narada menehake senjata marang Karna. Nalika ngerti yen kliru, Bathara Narada banjur cepet-
cepet goleki Arjuna lan ngutus Arjuna njaluk senjata Kunta wijayadanu marang Karna. Ora
suwe Arjuna wis ketemu Karna lan njaluk senjata Kunta wijayadanu marang Karna. Nanging
Karna ora gelem menehake senjata Kunta, banjur ndadekake perang tanding antarane Arjuna lan
Karna. Ing perang mau akhire Arjuna bisa ngrebut sarung pusaka, nanging senjatane isih digawa
Miturut panemumu, crita pewayangan kanthi irah-irahan “Laire Gatutkaca” apa ana sambung rapete karo
kasunyatan uripe manungsa ing saben dinane? Andharna lan wenehana bukti-bukti!
Yen wis rampung, gatekna pitakon ing ngisor iki!
1. Andharna watake Gatutkaca kang pantes ditiru?
2. Temtokna isi crita wayang ing saben-saben paragraf wacan crita wayang “Laire Gatutkaca”!
3. Isine crita ing saben paragraf gathukna supaya dadi sawijining crita kang utuh!
4. Temtokna isine crita sing kinandhut ing saben paragraf dadi saparagraf wae kang minangka intisarine
crita saka wacan kasebut!
5. Miturutmu, apa isine teks cocok karo jlentrehane crita? Andharna kanthi ringkes!
6. Garapen tugas kuwi, banjur rembugen karo kancamu sakelas!
Sawise sinau ngenani isi teks crita, awakmu diajak sinau ngenani babagan paramasastra teks crita wayang.
Coba gatekna pitakon ing ngisor iki!
1. Miturutmu kepriye paramasastrane teks wayang?
2. Ana pirang macem ukara ing sajroning crita?
3. Apa awakmu ngerti jlentrehane ukara kasebut?

Nah, ben awakmu paham, setitekna andharan ngenani kawruh paramasastra ing ngisor iki!
Ing sajroning teks crita wayang, ana telung macem ukara, yaiku ukara crita, ukara pakon, lan ukara pitakon.

1. Ukara Crita

Ukara crita umume digunakake kanggo nggawe andharan kang isine arupa pawarta tanpa ngarepake
respon tartamtu (kalimat langsung).
Tuladha:
- Khadafi maca crita wayang kang nduweni irah-irahan “Gatutkaca Gugur”.
- Gatutkaca kuwi putrane Werkudara karo Dewi Arimbi.

2. Ukara Pakon

Ukara pakon yaiku ukara kang isine prentah utawa panjaluk marang wong supaya nindakake
pakaryan kang dikarepake (kalimat perintah).
Tuladha:
- Nak, coba bukaen bukumu kaca 103! Banjur garapen uji kompetensine!
- Jendela kae tutupen, Rin!

3. Ukara Pitakon

Ukara pitakon yaiku ukara kang isine awujud pitakon marang wong liya sing ngarepake wangsulan
(kalimat tanya).
Tuladha:
- Apa awakmu ngerti pasinaon dina iki?
- Kenapa awakmu wingi ora mlebu sekolah?

Nah, sawise maca andharan ing ndhuwur, ayo nyoba Gladhi Kompetensi!
Pituduh!
1. Gawea kelompok kang cacahe 4 siswa saben kelompok!
2. Apa awakmu nemoni ukara crita ing crita wayang “Laire Gatutkaca”? Coba rembugen sakelompokmu!
3. Apa awakmu nemoni ukara pakon ing crita wayang “Laire Gatutkaca”? Coba rembugen sakelompokmu!
4. Apa awakmu nemoni ukara pitakon ing crita wayang “Laire Gatutkaca”? Coba rembugen
sakelompokmu!
5. Sawise rembugan, coba tulisen bukti ukara crita, ukara pakon, lan ukara pitakon kang cacahe 3 saben
ukara!
6. Bajur presentasekake hasil rembuganmu ing ngarep kelas!

5. KAGIYATAN PASINAON 4
Para siswa kabeh, perlu kaweruhi yen paraga punakawan jrone pawayangan Jawa, mesthi didhapuk dadi
perangan kang wigati lan mesthi anane. Saiki wacanen materi kang ana ing buku Purnomo, Bambang. Dkk.
2015. Sastri Basa Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur. Ing buku kuwi ana tuladha sing medharake babagan struktur teks crita wayang kaya ing ngisor iki.

No Struktur Cuplikan Wacan


1. Pambuka Praja Ngamarta nagarane Para Pandhawa, konclang kaya
(orientasi) katerak dahuru. Wis ana pirang-pirang wektu, negara Amarta
kena pageblug, katekan lelara nggegirisi. Akeh para nayakane
praja, sentana, dalah kawula kang nandhang cintraka.
Kahanan mau kawiwitan saka murcane kabeh piyandele
kadang Pandawa, arupa sawernane sanjata sekti.

2. Pasulayan Wacanen ing buku Purnomo, Bambang. Dkk. 2015. Sastri Basa
(Komplikasi) Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kaca 32.

3. Medharake prakara Wacanen ing buku Purnomo, Bambang. Dkk. 2015. Sastri Basa
(Resolusi) Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kaca 32.

4. Panutup Wacanen ing buku Purnomo, Bambang. Dkk. 2015. Sastri Basa
(Koda) Kanggo SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas X. Surabaya: Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kaca 33.

Gladhi Kompetensi!
Sawise maca isi tabel ing ndhuwur, coba tintingana struktur teks crita “Laire Gatutkaca”!
Rembugen karo kelompokmu!

Anak-anakku, saiki awakmu wis pinter ngenani babagan teks crita wayang. Supaya awakmu tambah pinter.
Coba wacanen teks crita wayang kang nduweni irah-irahan “Petruk Dadi Ratu” sing ana ing buku Sukendro,
D.P. dan Susanti, T.W.. 2014.Wiyata Basa Kanggo SMA/ SMK/ MA Kelas X. Surabaya: Penerbit Duta.
Banjur gladhen maca kanthi endah.

Pituduh!
1. Wacanen teks crita wayang kang nduweni irah-irahan “Petruk Dadi Ratu” sing ana ing buku
Sukendro, D.P. dan Susanti, T.W.. 2014.Wiyata Basa Kanggo SMA/ SMK/ MA Kelas X. Surabaya:
Penerbit Duta.
2. Gatekna isi crita kasebut!
3. Gladhen maca teks kasebut kanthi endah!
4. Banjur critakake crita “Petruk Dadi Ratu” ing ngarep kelas supaya kanca lan gurumu bisa mirsani
uga nilai kanthi patitis!

Teks Crita Wayang!

Petruk Dadi Ratu

Nalika, Petruk dadi ratu akeh wong kang gumuyu. Miturut wong-wong, Petruk dadi ratu iku among
lakon impen. Lakon impen wong cilik kang bisa ngowahi kahana. Apa ana rakyat kang mlarat lan bodho bisa
dadi raja kang sugih lan wicaksana? Ana uga kang kandha lakon iku mung pasemon babaga kere munggah
bale. Ana uga kang ngarani menawa Petruk dadi ratu kuwi among lakon aji mumpung babaga kawula alit
kang migunakake kesempatan sajroning kesempitan. Petruk dadi ratu dudu lakon wong bodho kang dadi raja,
Sawise kowe kabeh sinau crita wayang bebarengan, apa sing korasakake? Apa pitutur becik kang bisa
dijupuk? Saiki coba isien tabel ing ngisor iki!

No. Perilaku Ya Tidak


1. Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Saya selalu menggunakan bahasa Jawa yang baik dan benar ketika
mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Saya selalu mengingatkan orang lain jika mereka menggunakan bahasa Jawa
secara tidak tepat.
4. Saya selalu senang jika ada tugas menceritakan teks wayang di depan kelas.
5. Saya selalu mengerjakan tugas sesuai yang diperintahkan.
6. Saya selalu mencari data dari internet/ buku/ pakar sebagai bahan referensi
untuk mengerjakan tugas.
7. Saya selalu mencantumkan sumber ketika saya merujuk
8. Saya selalu memperhatikan dengan saksama penjelasan Guru.
9. Saya selalu mengerjakan tugas dengan kemauan sendiri.
10. Saya selalu mengumpulkan tugas tepat waktu.
11. Saya selalu datang dan masuk ke kelas tepat waktu.
Jumlah
NYINAU TEKS LAKON (DRAMA)

Sajrone pasinaon 1 para siwa bakal sinau babagan teks lakonutawa sosiodrama. Kanggo saran sinau,
parasiswa kaajak mbedah teks lakon kanti irah-irahan “Nulung Mentung”
Sadurunge maca teks lakon kanti irah-irahan “Nulung Mentung” wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki
kang patitis!
1. Punapa panjenengan sampun nate mirsani lakon utawi drama?
2. Napa paedahipun mersani lakon?
3. Napa ingkang panjenengan mangertosi babagan nipun lakon?
4. Kadaspundi caranipun pambudidaya supadhas lakon saget tumuwuh kalian ngrembakaaken piwucal
babaganipun moral kasusilan?
5. Kadaspundhi basa ingkang dipun agem ing sajroning lakon?

Pituduh Pasinaon iki:


Sadurunge miwiti nyinaoni, para siswa amrih kudu ngaturake dunga supaya diwenehi mupangat kang
maksimal. Sawise nyinau babagan lakon iki, para siswa kabeh diajab bisa meruhi lan ngonceki sak akehe
titikkan (ciri-ciri) struktur, panggunane bas sakjerone teks lakon utawa drama. Para siswa uga diajab bisa
prigel muwuhi makna lan migunakake kaweruh basa, bisa ngowahi wujude teks naratif dadi teks dramatik,
banjur mujudake sawijine pentas drama utawa lakon.

Kagiyatan-kagiyatan Nyemak Teks Lakon “Nulung Mentung”

Naskah Lakon
“Nulung Mentung”
Deneng: Auliya Akbar
Swasana : Ing bale (ruang guru), Liesmina mbagekake rawuhe Pak Warta kang lagi dolan tilik
putu.

Antawacana :

Pakwarta : Assalamualaikum
Lismina : Waalaikum Salam, mangga-mangga, Ibu kok boten ndherek?
Pak Warta : Ora, iki mau aku lagi bar njupuk pensiun saka kantor Pos Caruban. Aku ruh bocah mulih
sekolah dhampyak-dhampyak, aku kelingan karo Budi putuku, aku njur numpak ojek
mrene!
Lismina : Ibu mangke napa boten madosi?
Pak Warta : Ibu mau lagi rewang ing daleme Bu Lina kidul omah, ian ya wis tak SMS. Hla awakmu
kok ya kadingaren ana ngomah?
Lismina : Niki mau bakda kerja bakti penghijauan massal, kangge ngirangi pangribawaneng
pemanasan global. Mila kalih Kepala kantor dipunidhini mantuk enjing. Najan kraos kesel
nanging remen.
Pak Warta : (clingukan) Budi ing ngendi kok ora katon,apa wis bubuk. . .apa ngaji ing TPA? Iki
dakgawakake jajan pasar. (maringaken Jajan)
Liesmina : Inggih matur nuwun mangga lenggah(nampa jajan karo nyumanggaake lenggah, ulate
sing maune sumringah owah dadi penting)!Budi kok bubuk siang utawi ngaji, lare niku
duka pripun? Mbandel, luput suwuk Pak!
Pak Warta : Luput suwuk piye? Apa malah nakal? Apa males sinau?
Liesmina : Boten namung makaten. (Karo lungguh madep Pak Warta) Saben wangsul sekolah, boten
nate langsung mantuk teng griya, nanging langsung teng warnet . . . main game online ...
napa play station.
Pak Warta : Ing ngendi olehe dolanan?
Liesmina : Ing warnet sakkilenipun pratigan nika. Malah kula wingi santen kula purugi, kula malah
diamuk, kula ditundung ken wangsul. Mila kula langsung ajar teng enggen. Rebo wingi
malah kula ditimbali teng sekolahannipun, awit budi nyuwuni arta kancane . . . istilah mriki
malak utawi mreman ngoten.
Pak Warta : (Ambegan landung) Sing takkuwatirake dhek biyen pranyata wis kelakon. Bapak wesnate
ngelingake pesangon saka pabrik minangka modal dadi rentenir, bapak wes meling “ Aja
aja nganakake duwit” Jalaran wong nganakake duwit iku dadi larangan negara lan agama.
Liesmina : Lajeng menapa gegayutanipen kalian Budi yoga kula?
Pak Warta : Wong seng mangan duwit anakan iku kena di umpamakake “mangan getiye liyan”,
jalaran wong sing nyaur utang iku mesti ora ikhlas. Apa sing dipangan lan diombe anakmu
iku dadi daging, balung, getih, tenaga pikiran lan tingkah polah. Yen barang seng dipangan
asale ora bener, dadi pekertine anakmu ya mesti keblinger.
Anggada : lho...bapak kula kinten pak Widada nasabah kula saking jiwan. Sampun dangu Pak?
(mlebu salaman karo ngambung tangane pak warta, banjur melu lungguh)
Liesmina : Bapak rawuh menika wau dereng dangu, ngendikane kapang kalih budi.Nanging budi
dereng mantuk, lajeng kula aturi yen Budi sakmenika tambah nakal.
Anggada : inggih Pak! Kados pundi menika? Kamangka sampun kula kursusaken, sampun kula
lesake, teng bimbingan belajar ingkang kondang, larene kok pancet goblog mawon. Rapote
ujian ngisin-ngisini!!!
Pak Warta : lah awakmu yo tahu ngancani budi sinau?
Anggada : Ahh, moten sempat pak, boten wonten wekdal. Yen pinuju tanggal nem,sok-sok kula
nagih nganti dalu, awit nasabah kula sakniki sampun sumebar ngantos Ngawi.
Pak Warta : yen ngono aku ngerti . Budi dadi nakal lan bijine elek, iku sebabe ana ing wongtuane
sakloron.sing sepisan, Budi iku kurangkasihsayang, kekurangan rasa welas asih.
Liesmina : Ah ... rumaos kula kok boten pak. Budi niku sangune yen ditandingaken kalian kanca-
kancane malah paling katah.sandang pangane inggeh kula tumbasaken ingkang paling
modis. Hp ne paling canggih. Inggih paling awis. Dados bab kasih sayang. Budi boten
kekirangan.
Pak Warta : Awakmu kuwi gagal mahami kasih sayang utawa welas asih. Donya brana seng bok
grojoggake marang Budi iku mung saperangan cilek saka welas asih. Budi duweni tingkah
polah kaya mengkono iku, mung golek kawigaten.
Anggada : Nanging kula merdamel ngantos “suku kula damel sirah, sirah kula damel suku”, menika
mangkene rak inggek kangge Budi.
Pak Warta : Masak nyempatke wektu sedela wae ora bisa, mumpung durung kebacut. Yen nganti
kasep mengko sida ana “anak polah bapa kepradah” Yen kui seng dumadi, ndonya sak
isine ora bisa kanggo nuku wirang lan getunmu.
Liesmina : Inggeh, mangke kula cabi nata jadwal merdamel kula.
Pak Warta : Seng angka loro (nyawang anggada), supaya anakmu bisa pinter utegke lan bener
tumindake.... gatekna apa seng dipangan!
Anggada : Ooo... yen bab pangan Gizi ...Budi mboten kirang. Pancen leres, kompor ing griya niki
boten nate ngebul . jalaran ing jaman sarwa instan menika... kanti gampil kula kantun
nelpon. . . .nengga... sekedapmasakan saking restoran siap saji sampun dugi. Kantun nedha,
raosipun sarwa mirasa.
Pak Warta : Sing dak karepake iku dudu wujude panganan, nanging asal-usul duwit seng bok
blanjaake kanggo kaluargamu. Ringkese, lerena anggenmu dadi rentenir!
Angada : Lah kengeng menapa kula kedah kendel? Wong pakaryan kula boten ngrugekake tiang ,
kula malah nulung tiang ingkang nandang kesusahan.
Pak Warta : Katone pakaryanmu iku nulung, nanging sejatine menthung!
Anggada : Kok ngaten?
Pak Warta : Sakiki coba delengen! (mandeng sedela) Kepriye nasibe uwong-uwong sing jaremu mbok
tulung, tambah untung apa malah buntung?
Anggada : Inggih pancet mawon. (matur alus) Malah Pak Brodin kidul lepen nika minggu wingi
bade utang malih, kamongka cicilanipun tasih katah. Mila boten kula sukani maleh,
nanging wusananipun malah utang tiang sanes. Kula ngertos lajeng kula tagih peksa ...
sepedane kula sita, kula sade.
Liesmina : Kamangka niku sepeda seng dianggo sekolah putrane.
Pak Warta : Wusanane....Bapak Broden sak anak bojone mesti geting lan muring. Sabanjure mesti
ndonga tumrap awakmu sak kaluargamu. Ya iki sing jalari memala tumrap bali saomahmu.
Liesmina : Inggih mas anggada, dawuhe bapak ... miturut kula....leres. wiwit sakniki, mangga
dipunkendeli pakaryan Panjenengan.
Anggada : Banjur aku mergawe apa?
Pak Warta : Lah wong omah pinggir dalangedhe kok bingung, ya adeg toko pakaian apa mracang rak
bisa.
Anggada : Inggih kula nurut, kula derek dawuhe Bapak.

Gladen
1. Sapa wae tokoh ing teks lakon kanti irah-irahan “Nulung Mentung”?
2. Ing endi papan dumadining crita?
3. Apa perkara kang muncul ing teks lakon kasebut?
4. Kepiye urutan kedadean crita?
5. Apa kang dirasakake deneng para tokoh ing teks lakon kasebut?
6. Tulisen bakune rembuk utawa ide pokok kang dadi punjeraning ceriya!
7. Tulis perangan teks kang mujudake pambukaneng crita!
8. Tuduhake perangan teks kang mujudake intine cerita, yaiku perangan kang gambarake dumadine
dredah utawa pasulayan!
9. Pasulayan ing crita kasebut karampungi kanthi cara kepiye?
10. Pesan utawa wejangan apa kang pengen diandarake deneng panulis?
Purwaka
Sak durunge sinau aksara carakan (aksara nglegena) gatekna aksara ing ngisor iki!

y [ q x X f d p
Coba bedheken aksara ing dhuwur!
……………………….

Gladhen Sinau

GLADHEN 1

Gatekna tulisan jawa ing ngisor iki lan mangertenana tuladha tulisan jawa kanti patitis!

AKSARA JAWA LAN PASANGAN

a H n N c C r R k
K
Ha Na Ca Ra Ka
f F t T s S w l L
W
Da Ta Sa Wa La
p P d D j J y Y v V

Pa Dha Ja Ya Nya
m g G b B q Q z Z
M
Ma Ga Ba Tha Nga

Tuladha
Sapa : sp
Nawala : nwl
Jaga baya : jgby

Ayoo sinau nulis jawa!


Sakwise para siswa mangerteni aksara lan cara nulise aksara jawa coba ukara ing ngisor iki tulisen
nganggo aksara jawa!

Maca

Mara

Kaca

Sarana

Bathara

Sapala

Gara-gara ana apa

Aja padha karaya-raya

Lawa sanga pada mara

Cara

Yen para siswa sampun saget ngrampungake gladhen ing dhuwur bisa diterusake ing gladhen 2.

GLADHEN 2

Sakwise para siswa nyinau aksara lan pasangan aksara jawa ing gladhen 1 sak iki
coba gatekake materi ing ngisor iki!

SANDANGAN SWARA
i ¤i o [¤o
ě ¤e u Úu
e ¤[

SANDHANGAN PANYIGEG LAN PANGKON


Pangko
r ¤h n
¤\
r ¤/ ng Ú=
SANDHANGAN WYANJANA
Cakra ¤] Ra
Keret ¤} Re
Pengka
l
¤- nya
PEPENGET
Aksara (nj) lan (nc) yen jejer ing sak jeroning tembung panulise sing bener kudu nganggo aksara
(nya) lan dipasangai karo pasangan (ca lan ja).

Tuladaha:

Pancing : pvCi= Banjir : bvJi/

Aksara jawa (ka, ta, la) pasangane yen oleh sandhangan suku panulisane bali kaya asline.

Panulise pasangan yen tumpuk telu aksara sing ngarep kudu dipangkon, amerga pasangan ora
oleh dipasangani maneh.
Tuladha : Ambles bles
am\b<s\b<s\

Tuladha

Dadi siji : ffisiji


Buku : buku
Ketemu : ketemu
Dhewe : [f[w
Toko : [to[ko
Senar : sen/
Uyah : auyh
Tukang : tuk=
Beras : bers\
Krasa : k]s
Tuku Kretu : tukuk}tu
Wadya bala : wd-bl
AYO GLADHEN!!
Sakwise mangerteni tuladha ing dhuwur, rampungna gladhen ing ngisor iki!
Ukara-ukara ing ngisor iki tlisen nganggo aksara jawa!
1. Sing grenang-greneng ana buri omah kuwi sapa?
2. Pak kyai maringi kultum.
3. Pak kasman ngisi amal jariyah.
4. Cengkir gadhing iku warnane kuning gumring.
5. Andhap asor wani ngalah luhur wekasane.
6. Tradisi kalebu ing wewengkon adat.
7. Murid-murid iki ana kagiyatan tengah semester ganep.
8. Rukun agawe santosa crah agawe bubrah.
9. Jarene ana kere dhuwe kebo bule gedhe-gedhe.
10. Tunggak jarak mrajak tunggak jati mati.

Yen uwis ngerjakna gladhen ing dhuwur siswa bisa nerusake gladhen ing ngisor iki.

GLADHEN 3

Ayo…sekarang perhatikan lagi contoh berikut ini dengan baik !

Owahana nganggo tulisan latin!


kemB=kupdalumK[bh
aibudwuh,;[ssu[kHy=rwuh”
akufu[wkemB=k[mBojputih,ab=,lnJ[mBon\
akusen_jjnPs/kyt;ngsri,cenil\cucu/,legmr.
adikT|kubukugmB/cc[h;3;

Tulisen nganggo aksara jawa!

SUGIH TANPA BANDHA


Yen dideleng kasat mata pancen ora ana wong sugih nanging ora duwe bandha. Nanging kanggone wong
Jawa sing diarani wong sugih ora mesthi bandhane akeh. Wong kang duwe ilmu kang mumpuni, kanca
akeh, rasa tentrem ayem lan rasa syukur uga diarani wong sugih. Sugih ing wawasan wong Jawa ora
mung ateges lahiriyah, nanging uga batiniyah.

Coba tulisen nganggo aksara latin!


a. ?[aojturu[so[rkki.
b.?linT=sumun/.
"c.?[ g]obkTaugulu=[komi=.
d.?s-ukurnM[nTn\.
e.?[w=ojwail=jwne.
Piye sinaune nulis aksara jawa sak iki?
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar menulis aksara jawa, berikut diberikan
Tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari.Jawablah sejujurnya terkait
dengan penguasaan materi pada UKB ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi


No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah kalian telah memahmi aksara jawa?
2. Dapatkah kalian menuliskan dengan hafal aksara jawa?
3. Dapatkah kalian menulis aksara jawa sesuai dengan tata tulis
yang tepat?
4. Dapatkah kalian menulis kalimat dengan menggunakan aksara
jawa?
5 Dapatkah kalian menulis paragraf dengan aksara jawa dan
mengalihtuliskan paragraf baik ke aksara jawa dan ke tulisan
latin?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi tersebut dalam
Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar menulis aksara jawa yang sekiranya perlu
kalian ulang dengan bimbingan Guru atauteman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi!.Dan
apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.

Dimana posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi menulis aksara jawa dalam rentang 0 – 100, tuliskan ke dalam
kotak yang tersedia.

Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi menulis aksara jawa lanjutkan kegiatan berikut
untuk mengevaluasi penguasaan kalian!.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Nurul. 2015. Sayaga Basa Jawa Kanggo SMA Kelas X. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Riyadi, imam. 2015. Suluh Basa Jawa Gagrak Anyar X. Jakarta: Penerbit Yudhistira.

Sukendro, Dhita Puspitasari dkk. 2014. Wiyata Basa X. Surabaya: Penerbit Duta.
Kagiyatan Mbangun Konteks lan Pemodelan
Pasinaon 1 Basa Rinengga
Ing kagiyatan iki, para siswa nyinaoni bab basa ing teks sastra utawa non sastra, khususe
babagan basa rinengga. Sadurunge, kanggo nggampangake anggonne nyinaoni bab iki,
Ayo bebarengan diwaca uraian materi lan tuladha ing ngisor iki!

Basa Rinengga

Basa Rinengga asring diwastani basa endah. Basa rinengga gabungan saka tembung
basa lan rinengga. Rinengga tegese dipacaki utawa dipaesi amrih endah saha ngresepake.
Basa rinengga asring diprangguli ing geguritan, sesorah, tanggap wacana, panyandra
manten, saloka, lan saroja.
Carane ngrengga basa, yaiku:
1. Sarana diandharake utawa diserat mawa ukara liya ingkang tetembungane ngemu
surasa luwih bregas.
2. Diganti tetembungane sawetawis, utama diganti tembung kawi.

Karakteristik teks sastra utawa teks non sastra


No Teks sastra Teks Non Sastra
.
1 Karangan non ilmiah utawa asil Karangan dikembangake adhedasar
karya paugeran panggunaane basa
Ora kaiket dening dening paugeran Aturan-aturan panulisane
3 Ngemu makna konotatif, ekspresif, Makna salugune
sugestif

Jinise Basa Rinengga


Tembung Entar
Tembung entar yaiku tembung loro utawa luwih sing digabung dadi siji lan tegese dadi beda
saka asal usule. Tembung entar tegese ora kaya teges salugune (kata kiasan) .
Tuladha:
1. Dasar bocah pinter lan meneng, mula saiki dadi bau tengene Pak Rohmad.
Bau tengene tegese wong kang dipercaya.
2. Dadi wong iku sing dawa ususe ngadhepi pacobaning urip ing donya iki.
Dawa ususe tegese sabar.

Tembung Saroja
Tembung saroja yaiku tembung loro kang padha utawa meh padha tegese dienggo
bebarengan.
Tuladha:
1. Muga-muga sliramu tansah pinaringan bagas waras.
Tembung bagas padha tegese karo tembung waras, yaiku sehat utawa sehat temenan.
2. Cilik gedhe, enom tuwa, padha jejel riyel ngebaki dalan.
Tembung jejel padha tegese karo tembung riyel, yaiku ngesuk utawa suk-sukan.
Tembung Garba
Tembung garba yaiku tembung loro kang digabung dadi siji kanthi ngelongi cacahe wanda.
Tuladha:
1. Narpa + endah = narpendah
2. Sugih + arta = sugyarta
3. Malebu + ing =malebweng
Tembung purwakanthi: dhapukane saka tembung purwa lan kanthi, tegese
tetembungan kang runtut swara, wanda utawa tembunge.

Wujude ana telu:


 Purwakanthi guru swara, kang runtut swarane
Tuladha: ciri wanci lelahi ginawa mati
 Purwakanthi guru sastra, kang runtut sastra (aksara)-ne
Tuladha: ing ngarsa sung tuladha ing madya mangun karsa
 Purwakanthi guru lumaksita, kang runtut wanda utawa tembunge
Tuladha: kolik priya priyagung Anjani putra

GLADHEN!
Sawise maca lan mangerteni uraian materi kasebut, coba garapen pitakon-pitakon
ing ngisor iki!

Ukara-ukara ing ngisor iki ngandung tembung kang nggunakake basa rinengga, coba
golekana tegese tembung kang kacithak miring kang trep!
1. Dadi bocah aja gedhe endhase.
2. Siti entheng tangane, ngerti penggawean ing omah padha dicandhak.
3. Amarga sombong, Pak Adi dadi kembang lambe ing desane.
4. Wong becik iku ora amung wong kang apik praupane, nanging uga apik budi
pakartine.
5. Nalika kagiyatan bersih desa, para warga guyup rukun bebarengan kerja bhakti.
6. Toni tibo jungkir walik nalika sepedahe nabrak pager omahe Pak Untung.
7. Para tamu undhangan klambine sarwendah.
8. Novi dhemenyar amarga ditukokake klambi karo Bapake.
9. Wiwit cilik uripku tansah katula-tula katali.
10. Aja cilik ati, sing sapa salah mesthi bakale seleh.

Yen wis bisa ngrampungake gladhen kasebut, bisa nglanjutake kagiyatan pasinaon
2 iki.
Kagiyatan Mbandingake Tuladha
Belajar 2 Teks Sastra lan Nonsastra
Ing kagiyatan iki, para siswa mbandingake teks sastra lan teks nonsastra.
Sadurunge, kanggo nggampangake anggon nyinaoni bab iki ayo bebarengan diwaca uraian
materi lan tuladha ing ngisor iki!

Karakteristik teks sastra utawa teks non sastra


No Teks sastra Teks Non Sastra
.
1 Karangan non ilmiah utawa asil Karangan dikembangake adhedasar
karya paugeran panggunaane basa
2 Ora kaiket dening dening paugeran Aturan-aturan panulisane
3 Ngemu makna konotatif, ekspresif, Makna salugune
sugestif

Sawise mangerteni karakteristik teks sastra lan nonsastra kasebut, coba gatekna
tuladha teks ing ngisor iki!

Wacan 1
TANCEP KAYON
Assalamualaikum, wr. Wb.
Bapak-bapak, Ibu-ibu para sedherek kakung putri ingkang kula kurmati,
langkung rumiyin sumangga kita sesarengan ngunjukaken raos puji syukur dhumateng
padanipun Gusti Allah Ingkang Maha Agung, amargi ngantos ing titi wanci punika kita
sadaya tansah dipunparingi rahayu kawilujengan. Saengga kita saged jagong
sapatemon wonten dalemipun Bapak Catur Irianto punika kanthi kawilujengan. Solawat
saha salam sumangga kita aturaken dhumateng Kanjeng Nabi Muhammad SAW,
ingkang sampun paring pitedah dhumateng kita arupi piwucal agami Islam.
Bapak, Ibu, para kadang ingkang kula tresnani, wonten ing kalodhangan punika
kita sadaya kaaturan rawuh wonten dalemipun Bapak Catur Irianto sakulawarga,
saperlu mangayubagya anggenipun Bapak Catur Irianto sakulawarga tampi nugraha.
Bapak, Ibu, para sedherek ingkang kula kurmati, kala dinten Selasa Kliwon
tanggal 22 Desember 2009, Panjenenganipun Bapak Catur Irianto saha ibu tampi
kanugrahan saking Gusti Allah Ingkang Maha Mirah, inggih punika wiyosipun keng
wayah ingkang dados gegadhanganipun. Alhamdulillah, wayah nomer setunggal punika
mijil putri. Salajengipun ingkang wayah kaparingan asma Lina Nur Afida Puri
Hayuningrat M.
Para Bapak, Ibu, saha kadang-kadang ingkang kula tresnani, wonten ing
kalodhangan punika, sumangga kita sami nyenyuwun dhumateng padanipun Gusti Allah
Ingkang Maha Agung, mugi-mugi Anakmas Lina Nur Afida Puri Hayuningrat
M.,....................................
Sumber: Sastri Basa kelas X
Wacan 2
NARIMA ING PANDUM
Tembung narima ing pandum wis kerep dirungu lan diucapake, nanging
satemene angel yen dilakoni sajrone urip sedana-dinane. Pancen isih akeh banget wong
kang ora bisa nampa kahanan kang kudu ditampa. Akeh wong owah pikire saka anggone
susah kedlarung-dlarung, kapara malah ora sithik sing nganti nekat lampus dhiri.
Kanyatan iku nuduhake yen satemene wong-wong mau durung bisa nindakake rasa
narima ing pandum.
Narima ing pandum ngemu teges nampa kanthi ikhlas apa sing ditampa lan apa
sing diasilake. Unen-unen iki mujudake wewarah becik kanggo nggegulang watak kang
luhur, yaiku watak pasrah lan ikhlas mring peparing lan kuwasaning Gusti Kang
Murbeng Dumadi. Wewarah iki ana sambung rapete karo kapercayan pribadi ing
babagan kodrate manungsa sing minangka kawulane Gusti. Tegese, manungsa minangka
titah sawanta kaparingan kawenangan ndonga lan mbudidaya sakuwate tenaga, nanging
ora wenang mestekake asil utawa pikolehe kang kudu jumbuh karo apa kang dikarepake.
Kabeh pepesten mau mung kagungane Gusti kang Akarya Jagad.
Minangka tuladha, umpamane ana wong kang anggone nyambut gawe wis
mempeng banget, paribasan sirah kanggo sikil, sikil kanggo sirah lan ya wis ora kurang-
kurang anggone mbudidaya kanthi donga lan ikhtiyar, nanging sanyatane asile ora
sepiroa, kadang kala malah nandhang kapitunan. Yen lagi nandang kahanan kang kaya
mangkene iki, minangka manungsa lumrah wis samestine atine banjur susah, lan
ngresula. Yen wong sing cekak pikire, sing ora bisa nampa kahanan mau kanthi iklas,
bisa-bisa pikirane malah ngambyawara nganti kumawani nyalahake Gusti Allahe, sing
jare ora adil. Nanging beda, yen manungsa mau eling marang pitutur narima ing
pandum, anggone susah lan ngresula mau ora bakal kedawa-dawa. Kanggo munggel
pikiran kang susah ben ora kebacut mutung, enggal-enggal nglenggana pasrah mring
kuwasaning Gusti. Wusana gelem nampa kahanan mau kanthi lila legawa lan percaya
yen kabeh mau mung wujud pacobaning urip.
Saka kapercayane ati mring kuwasaning Gusti Kang Maha Kuwasa, malah
tansaya sengkut anggone makarya lan tansaya gentur anggone donga. Awit wong kang
kaya mangkene iki, percaya yen Gusti Allah ora sare, lan bakal paring kamulyan marang
wong kang sabar, lan iklas nampa pacobaning urip.
Dadi cethane, ngecakake unen-unen narima ing pandum ing bebrayan iku pancen
dudu prakara gang gampang. Sing bisa nglakoni mung wong-wong sing duwe watak
sabar, kang utamane tansah caket mring Gusti Allahe. Mung wong-wong kang duwe
kapercayan kang kuwat, yenta manungsa mono mung saderma nglakoni. Paribasan
manungsa iku mung dadi wayang, kari manut marang karepe dalang.

Sumber: Sastri Basa kelas X


Yen wis mangerteni, bacutna ing kagiyatan gladhen ing ngisor iki!

GLADHEN!

Sawise nyemak kanthi setiti wacan ing dhuwur, wangsulana pitakonan-pitakonan ing ngsisor iki!
1) Manut wujude, apa bedane wacan 1 karo wacan 2 ?
2) Kanggo mangerteni isi lan gagasane, manut panemumu luwih gampang wacan
sing endi?
3) Sakwise mangsuli pitakonan nomer 2, banjur terangna alesanmu!
4) Terangna lan sebutna apa wae bedane basa kang digunakake ing wacan siji lan wacan
kaloro!

Yen wis bisa ngrampungake gladhen kasebut, mula bisa nglanjutake ing kagiyatan
belajar 3 iki.

Kagiyatan Mangerteni Teks Panyandran


Belajar 3

Ing kagiyatan iki, para siswa kaajab bisa mangerteni hakikate teks panyandran.
Kanggo nggampangake anggon nyinaoni bab iki, ayo bebarengan diwaca uraian materi lan
tuladha ing ngisor iki!

Nyandra tegese nggambar utawa amarna kaendahan utawa kahanan sarana pepindhan
dadi sing luwih digatekake yaiku gegambaraning kaendahan utawa kahanan wong
nyandra iku ora mesthi nganggo basa rinengga, tegese nganggo basa kang lumrah.

Candrane Manungsa
Tuladha:
irunge ngudhup mlati
drijine mucuk eri
lembehane mblarak sempal
idepe tumengeng tawang
untune miji timun

Mungguh kang lumrah dicandra yaiku:


 Anggane manungsa lan bab kang gegayutan karo manungsa.
 Anggane danawa lan bab kang gegayutan karo danawa.
 Kahananing alam.
Wacanen teks panyandran ing ngisor iki kanthi setiti banjur garapen pitakon-
pitakone!

Gb.5.1 Upacara Adat Penganten (sumber Koleksi pribadi)

PANYANDRA MANTEN

Sampun sawatawis dangu dennya lelenggahan sri penganten ing sasana kursi
rinengga kang pinalipit mawa retna, kinebutan dening elaring manyura, kongas
gandane ngambar ngebeki ing pahargyan. Samana badanira sampun rumaos gerah lan
sayah, arsa nyuwun kadherekaken manjing ing sasana palereman. Gya tanggap ing
sasmita, sang cucuk lampah nun inggih sang manggaling yuda, ingkang pinaragan
dening Dhimas Bagus Danang Susatya. Sigra jengkar sang manggalayuda saking
palenggahan arsa siyaga ing gati, saweka ing dhiri hangentasi karya andherekaken
tindaknya sri panganten kekalih kang memba narendra sadina.
Lamat-lamat swaraning gendhing Ketawang Srinarendra, kadya paring sasmita
yenta adhicara wus ngancik dumugi titi laksana Kirab Kanarendran. Para-para kang
tinanggenah angentasi karya andherekaken tindaknya sang mustikaning pawiwahan,
gya samya enggal siyaga ing gati saweka ing dhiri arsa ngirabaken penganten. Tata
urut runtut rerentengan tata lampah kirabing penganten. Ing ngajeng piyambak nun
inggih manggala yuda. Sumusul ing sawingkingipun patah sakembaran ingkang
katindakaken ni mas ayu Puspita Harumingtyas dalah rara ayu Retnaningtyas, nunten
lampahing sri penganten sekaliyan ingkang datan kendhat gegandhengan asta, yen
cinandra kadya tan genggang senajanta sarambut pinara sasra.
Sumambung ing wuri lampahing sri penganten sarimbit nenggih punika ta
warnane sang pratiwa manggala suba ya suba manggala tansah hangetut mring
tindaking sang raja sadina ratu sadalu katingal tansah hanjejampang lampah
mbokmenawi wonten payo-payo ingkang bakal tumempuh marang sang penganten,
satriya sakembaran katindakaken dening bagus Bagas Hartono dalah bagus Wisnu
Subroto. Gandheng renteng reruntungan urut jajar kalih tataning lampah manembrama
kirabing penganten, inggih punika para paraga ingkang nggarubyuk kirabing penganten
kanthi guyub padhang guwayane katingal amindha putri dhomas. Kapering wuri punika
para kulawangsa miwah sumitrane. Datan kantun wingking piyambak kawuryan tansah
tut wuri handayani njampangi lampah inggih punika rama dalah ibu nun inggih ingkang
hamengku gati sarta kawastanan panutuping kirab.
Repepeh-repepeh andhadhap anoraga, denira lumaksana tumapaking pada anut
irama, solah bawane kadya ambeksa, salagane anglam-lami, lah punika Sang Suba
Manggala ingkang mangarsani lampah. Sepining penggalih jroning lumaksana kanthi
kebak ing pangarah-arah hamung suka tetuntunan dhumateng sri penganten, mugi
denira arsa lelumban ing madyaning bebrayan agung tansah anengenaken pangatos-
atos pepayung budi rahayu, linambaran tepa sirik ing kadurakan, tresna, amrih ing
karukunan, kumawula, mangertos ing wajib, dene sembada, rosa lan adege wreksa
waringin ingkang kukuh bakuh bangkit kinarya pangayoman. Kembar busanane, rampak
dedeg piyadege, punika ta ingkang sinebat patah sakembaran, ingkang katindakaken
dening lare estri ingkang maksih timur, jroning lumaksana sinambi gegojegan;
parandene datan saru dinulu nanging malah sangsaya anambahi asrining pandulu.
Kaladuking panyandra ayuning patah sakembaran kaya widadari tumurun,
tansah asung puji pangastuti dhumateng sri penganten sekaliyan mugi tansah
kinalisaken ing sukerta, cinaketna ing nugraha nganti tumekaning kaki-kaki lan nini-
nini, tansah tinangsulan reh darmaning palakrama awewaton wetahing sutresna
ingkang suci. Gebyar-gebyar pating pancurat pating palancur kadi taranggana silih
sasana, endah edi raras kawuryan, lah punika ta angagemane sri penganten sarimbit.
Sri penganten kakung mangagem makutha (dhestar rukmi ginepeng), pinatik kumala,
pinatut dening sesumping kembang kanthil miwah dhasi munggwing jangga lir ginupit,
datan kantun ngagem sangsangan kencana ingkang carub wor kalawan sangsangan
puspita rinonce munggwing jangga tumumpang pamidhangan kanan kering, kawuryan
ngegla yayah taksaka munggwing situ banda layu, kaya ula kang ngleker ing uwit,
wimbuh saya akarya bregasing penganten kakung. Atela corek langenarjan awarni
kresna sinulam benang kencana pating calorot cahyane kena soroting pandam kurung
ing madyaning pahargyan yen ta cinandra pindha gumelaring akasa kang kebekan
taranggana. Paningset cindhe puspita, epek baludru pinalipit rukmi pinetha modangan
(untu walang), wangkingan warangka ladrang, ukiran nunggak semi sinosotya,
dhuwung tinatah tinatu rengga sarta sinung gegombyok puspita rinonce, ebah-ebah
kinarya lumaksana kadulu saya amimbuhi pekiking penganten kakung, nyamping
sidamukti pinarada, kacihna lamun nedya sesarengan nggayuh kamukten apancadan
kaleksananing palakrami.
Temanten putri dedege sedheng ora dhuwur ya ora cendhek sayekti wimbuh
hamantesi, sasolahe milangoni, lelewane nuju prana, rinengga ing busana edi endah,
ngagem cundhuk awangun wulan tumanggal tinarates sesotya pinatut kalawan cundhuk
mentul ingkang tansah ebah-ebah yen kinarya lumampah, kalamun cinandra kadi
anggane wong ayu kang lagya ngawe-awe bebedhangane. Ukel rinengga ponang
puspita endah kawuryan asri yen dinulu.
Sangsangan rukmi ingkang kinarya tiba dhadha, pinatik-patik sesotya, satuhu
karya lam-laming kang samya humiyat. Kebayaknya awarni langking sinulam benang
kencana kembar padha irenge kaliyan busanane temanten kakung. Cetha kalamun
panganten sarimbit wus saruju boboting katresnan, mila jroning lumaksana tansah
pepuletan asta datan ginggang sarekma pinara sasra, ajrih uwal kalawan ingkang
garwa dhasar timbang rasa tresnane. Tandang tanduke rasa lumaksanane panganten
ingkang tansah runtang-runtung rerentengan dhumateng sagunging para taruna
satemah enget marang pepacangane, panglocitaning wardaya yen ta kawedhar ing lathi,
―Suk kapan bisa dadi manten kaya dina iki?
Tansah gawang-gawang raketing sih katresnan‖. Para werdha ingkang uninga sri
penganten sarimbit satemah enget mring darmane, gya paring pepuji, ―muga tutuga
anggenira jejodhohan, lestari nganti purnaning mangsa, sih kinasihan kadya angganing
mimi kang lagya amintuna.
Katingal prayitneng kewuh memayungi yuwananing penganten, punika ta taruna
kekalih kang pindha senapatining prang. Dhasar pekik ing warna sinasaban busana adi.
Mila tambah gawang-gawang cahyane, kentar-kentar katon bergase, tebah jaja atampel
wentis para warara ingkang samya humiyat, njinggleng pandulune hamaspaosaken
taruna kekalih. Lumaksana jajar kalih dhampyak-dhampyak, punika ta warnanira para
warara pangaraking lampah ingkang pindha putri dhomas. Sadaya sami sulistya ing
warni, upamia puspita nedheng-nedhenging mekar mangrurah sari, mila pantes kalamun
akarya gawoking paningal, langkung-langkung para jejaka ingkang humiyat kami
tenggengen, pangengeting wardaya bilih kawedhar ing lathi, ―Adhuh-adhuh putri kok
endah-endahing warni, kapan ya aku methik sawiji, kaya sri penganten iki?
Maneka warna busanane kadya puspita hanjrah salebeting taman. Ing wuri para
putri dhomas sumusul para kulawangsane sri penganten, tansah jumurung angombyongi
kirabing panganten sarimbit. Ingkang tansah tut wuri handayani lampahing panganten
kekalih, minangka panutuping lampah, rama lan ibu ingkang hamengku gati. Bombong
sarta birawaning manah sang panutuping kirab, dene atmajane wus kalampahan
jinatukrama ing kakung kang wus dadya pepilihing ati sarta kaiden dening para sepuh
anut reh satataning nagari ugi saged nguningani dhauping putra sineksen dening sagung
para tamu. Pramila jroning lumaksana pethiting lampah tansah asung pepuji ing
salebeting kalbu, mugi-mugi berkah lan pangestuning para sepuh andayanana mring sri
penganten sarimbit.
Sumber: Sastri Basa kelas X

GLADHEN!
1) Teks wacan kasebut ing dhuwur nggambarake acara apa?
2) Tetembungan endi kang nuduhake wangsulanmu?
3) Sapa wae paragane acara mau?
4) ―Lamat-lamat swaraning gendhing Ketawang Srinarendra‖ Adhedhasar ukara
kasebut, manut panemumu nyapa adicara kuwi kudu nganggo swaraning gendhing?
5) Golekana tetembungan kang manut panemumu ora kena ditegesi salugune ing
paragraf 3 lan 4!
6) Manut panemumu, kena apa sajerone teks mau, akeh banget tinemu wewujudaning
basa kang ora salumrahe, tegese beda karo basa pedinan?

Bausastra
retna : emas manjing : mlebu
manyura : merak sasana : papan
sasra : sewu Taksaka : ula
situ : wit taranggana : lintang
humiyat : nyawang pethit ; keri, buri, pucuk
Kagiyatan Maca Teks Panyandran
Belajar 4
Ing kagiyatan iki, para siswa kaajab bisa mangerteni teknik maca teks panyandran.
Sadurunge, kanggo nggampangake anggon nyinaoni bab iki, ayo bebarengan diwaca
uraian materi lan tuladha ing ngisor iki!

Maca panyandran kudu nggatekake wirasa, wiraga, lan wirama. Apa kang dimaksud
wirasa, wiraga, lan wirama?
Wirasa yaiku tingkatan penghayatan dan penjiwaan, seperti tegas, lembut, gembira,
dan sedih yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga
melahirkan keindahan.
Wiraga yaiku dasar keterampilan gerak tubuh.
Wirama yaiku suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. Di dalamnya
terdapat pengaturan dinamika seperti aksen dan tempo.

Sawise mangerteni teknik maca teks panyandran kasebut, coba praktik wacanen
teks panyandran ing ngisor iki!

KIRAB KASATRIYAN
Bebarengan karo swarane gendhing kang mbabar Ketawang Ibu Pertiwi, kaya ana sunar
mencorong metu saka papan ngasone penganten. Iki pratanda yen adicara Kirab
Kasatriyan bakal enggal kalekasanan. Tumiyube angin kaya nggawa ganda wangi ya
gandane Penganten sakloron, kaya aweh sasmita minangka dayane donga saka para
rawuh kakung putri kang tansah muji muga-muga lakune penganten anggone ambyur ing
jagade bebrayan tansah didohake saka sakabehe alangan, sing tinemu amung rasa bagya
mulya awit saka kanugrahane Gusti ingkang Murbeng Dumadi.Lakune penganten
sakloron kaya ngenut iramaning gendhing. Ketara yen penganten sakloron mujudake
priyayi kang njunjung marang lestari lan endahing kabudayan Jawa. Dhasar sing lanang
dedege gedhe dhuwur, nganggo klambi kaya satriya, yen disawang saka kadohan kaya
Danang Sutawijaya kang nggandheng sang garwa ya Dewi Semangkin. Kekarone
anggone lumaku tansah gegandhengan tangan raket banget, kaya ora bakal ucul.
Pengantene putri, pancen wanita kang ayu tenan. Manganggo klambi kang kaya bojone
ratu, yen sinawang saka kadohan kaya wujude widadari kang tumurun saka kayangan.
Pakulitane kuning, resik lan katon seger. Pawakake lencir, irunge bangir, mripate
bunder. Alise njlarit. Lambene tipis kaimbuhan benges abang, kaya tansah mesem mring
kang lagi maspadakake. Anggone lumaku gandhes, luwes, tur kepenak disawang. Akeh
kang ngudarasa, begja temen wong lanang kang bisa ngiket atine. Saka solah bawane,
ketara yen ayune ora mung laire wae, nanging uga tekan batine.
Lakune penganten sakloron wis ngancik sangarepe para tamu. Kaya ora tumengo
panyawange para tamu kajaba marang penganten sakloron. Ing batin ngudarasa,
kekarone nyata-nyata pancen wus ginaris dadi jodhone, sing lanang bagus, sing wadon
ayu, nyata awit saka peparinge Gusti. Mangkono uga, penganten sakloron, anggone
lumaku karo noleh nengen, noleh ngiwa lan tansah mesem, kaya aweh salam
pangayubagya marang sakehing para tamu. Ing batin uga tansah memuji muga-muga
Gusti paring liru marang kabecikane para tamu kang wus gelem teka lan aweh donga
pangestu.
Sumber: Sastri Basa kelas X

Rubrik Penilian Praktik Maca Teks Panyandran

Membaca Teks Panyandran


No. Nama wirama wirasa wiraga Bahasa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pedoman Penskoran
Skor maksimal maca teks panyandran yaiku 16, dene skor minimal yaiku 4. Sawise
rampung, jumlahna kabeh skor, banjur diitung nilai akhir (NA) nganggo rumus ing ngisor iki!

Skor kang dioleh


NA = x 100
Skor Maksimal
a. Penutup
Sawise diskusi, latihan, lan nglaksanakake kagiyatan sajroning pembelajaran, coba
saiki renungna maneh apa kang wis dikuasai lan sing durung dikuasai. Andharna apa kang
dadi kesan sawise sinau babagan basa rinengga kanthi menehi tandha centhang (√) ing
tabel ngisor iki!

No. Pernyataan Ya Tdk


1. Saya sudah bisa menguasai materi basa rinengga.
2. Saya sudah bisa mengidentifikasi karakteristik basa rinengga.
3. Saya sudag bisa mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam teks
sastra dan nonsastra.
4. Saya sudah bisa mengklarifikasi jenis basa rinengga.
5. Saya sudah bisa menganalisis teks basa rinengga.
6. Saya sudah bisa menganalisis teks panyandran.
7. Saya sudah bisa membedakan karakteristik teks sastra dan
nonsastra.
8. Saya sudah bisa mendemonstrasikan teks panyandran.
9. Saya sudah bisa teknik membaca teks panyandran.
10. Saya sudah bisa membaca teks panyandran dengan baik sesuai
kaidah.

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1,
2, 3 atau 4 yang sekiranya perlu kalian ulang dengan bimbingan Guru atau teman
sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi! Apabila kalian menjawab “YA”
pada semua pertanyaan, maka lanjutkan UKB berikutnya.

Di mana posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi Basa Rinengga dalam rentang 0 – 100,
tuliskan ke dalam kotak yang tersedia!
Kotak Nilai Paraf Guru
Supaya bisa dadi ukuran yen wis bisa nguwasani materi basa rinengga, mula coba
garapen pitakon ing ngisor iki kanthi temenan!

Wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki kanthi bener!


1. Apa kang diarani basa rinengga?
2. Kepriye karakteristike basa rinengga?
3. Sebutna jinis-jinise basa rinengga!
4. Apa bedane basa kang digunakake tumrap teks sastra lan non sastra?
5. Andharna basa lumrahe saka basa rinengga ing ngisor iki!
a. Sluman slumum slamet
b. Becik ketitik ala ketara

Memayu hayuning
pribadi, memayu
hayuning kulawarga,
memayu hayuning
sesama, memayu
hayuning bawana

DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Rahmad., dkk. 2015. Sastri Basa kanggo SMA/SMA/MA/MAK kelas X. Surabaya: Dinas Pendidikan Provinsi
Jawa Timur.

Sukendro, Dhita Puspitasari dan Susanti, Triana Wahyu. 2014. Wiyata Basa kanggo
SMA/SMK/MA kelas X. Surabaya: Duta
MATERI

Tembang Macapat
Tembang macapat iku mujudake tembang jawa kuna kang uga sinebut tembang alit. Tembang macapat uga
nduweni pugeran-paugeran tertamtu, yaiku kaiket guru lagu, guru wilangan lan guru gatra.

 Guru Gatra yaiku cacahe (jumlah) larik saben sapada    


 Guru wilangan yaiku cacahe wanda (kata) saben sagatra 
 Guru lagu yaiku dhong-dhinge swara ing pungkasane gatra (a,i,u,e,o)

Arane Tembang Gatra Tembang


NO. Nama Tembang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pucung 12u 6a 8i 12a

2 Maskumambang 12i 6a 8i 8a

3 Megatruh 12u 8i 8u 8i 8o

4 Gambuh 7u 10u 12i 8u 80

5 Mijil 10i 6o 10e 10i 6i 6u

6 Kinanthi 8u 8i 8a 8i 8a 8i

7 Asmaradana 8i 8a 8e/o 8a 7a 8u 8a

8 Durma 12a 7i 6a 7a 8i 5a 7i

9 Pangkur 8a 11i 8u 7a 12u 8a 8i

10 Sinom 8a 8i 8a 8i 7i 8u 7a 8i 12a

11 Dhandhanggula 10i 10a 8e 7u 9i 7a 6u 8a 12i 7a

NO. Arane Tembang Sasmitane Watake

Watake sakpenake lan kurang greget,


1 Pucung Pucung, kaluwak, wanda ‘cung’ lumrahe kanggo
nelakake geguyonan lan pitutur

watake susah utawa sedhih lan melas


maskumambang,kampul, mas kentir,
2 Maskumambang asih, mula cocok kanggo
kambang, kentir
nelakake rasa kasedhihan kang ngenesake

watake
dudukwuluh, sedhih lan kentekan pangarep- arep , mula
3 Megatruh
truh, megatruh, pegat, duduk, wuluh, luh lumrah kanggo nelakake crita kang
nggrantesake ati

4 Gambuh Gambuh, watake


buh, jumbuh, tambuh grapyak , sumanak, mula cocok kanggo
nyritakake pitutur

watake
mijil, tinarbuka, mula pantes kanggo nelakake
5 Mijil
pamjil, wijil, wiyos, raras, medal, sulastri pitutur, nasehat, lan uga crrita
katresnan utawa asmara

watake
Kinanthi, seneng, tresna asih, mitutura, nuladani,
6 Kinanthi
kanthi, gandheng, kanthil mula lumrahe kanggo menehi pitutur lan
crita kang nelakake rasa tresna asih

Asmaradana,
asmara, brangta, kingkin, yungyun ----
7 Asmaradana Asmaradana
watake tresna asih lan sdhih, mula
pantes kanggo nelakake katresnan

durma, Watake,galak , sereng, lan nemu


8 Durma
dur, undur,sirna, galak kanepson

Watake sereng, antepan ati, lan gagah,


Pangkur, wuntat, pungkur, ungkur,
9 Pangkur mula lumrah kanhho nyritakake wong
yudakenaka, ungkur
kang nesu lan kahanan paperangan

Sinom,taruna, anom, weni, nom,srinata, watake sabar, grapyak, lan sumanak, mula
10 Sinom pamase, logondhan, rema, pangrawit, lumrahe kanggo nelakake crita kang
mudha ngemu piwulang lan pitutur

Sarkara, hartati,,dhandhang, madu, manis, Watake luwes, kewes,,lan ndudut ati,


11 Dhandhanggula sari, bremana, guladrawa, gagak, kaga, mula pantes kanggo nelakake crita apa
tresna bae, ing ngendi bae,,lan kahanan apa bae.
MATERI
2. Peta Konsep
Kagiyatan 1

Aksara Murda

Aksara Swara
Nulis Aksara Jawa II
Aksara Rekan

Aksara Angka

3. Kegiatan Pembelajaran
a. Pambuka
Sak durunge sinau aksara murda, swara, rekan, lan angka gatekna aksara ing ngisor iki!

! @ # p+ f+ s+ A I U E O ;45;
Coba bedheken aksara ing dhuwur!
………………………...............................................................................................
...............................

1. Kagiyatan-kagiyatan Sinau Aksara Jawa II

Gatekna aksara murda ing ngisor iki lan mangertenana tuladha tulisan jawa kanti patitis!

Aksara Murda lan pasangane


Tata cara panulisan Aksara Murda lan pasangane.

Tuladha

!: Bathara Narada : *qr!rf


Nabi Nuh : !*i!uh
@ : Kabupaten Kedhiri : @bup[tnediri
R. A. Kartini : r,A,@/tini @
# : Tawangmangu : #w=mzu
raseksi Trijatha : rsekSi#i]jq
$ : kutha Surabaya : kuq$urby
Kraton Surakarta : @][tonrk/t
% : Pandhudewanata : %nD|[fwnt$u
Kutha Palembang : @uq%[lmB=
& : gunung Galunggung : gunu=&lu=gu=
Gusti Gandakusuma : &usTi&nFkusum
* : Begawan Bisma : *egwnisM
*

1. Aksara murda sing digawe ing jaman saiki cacahe mung ana 7 yaiku, na(!),
ka(@),ta(#), sa($), pa(%), ga(&), lan ba(*).
2. Saben-saben aksara murda ana pasangane.
3. Aksara murda bisa diwenehi swara lan sandhangan liyane.
4. Aksara murda ora kena kanggo sesigege wanda.
5. Ing jaman biyen aksara murda mung kanggo tata prunggu, tegese
kanggo pakurmatan. Mula sing ditulis nganggo aksara murda
namung asmane para luhur. Nanging ing jaman saiki aksara murda
ditulis kanggo kabeh jenenge wong, titel lan pangkat, jeneng kutha,
kali, negara, gunung, lembaga pamrentahan sing nduweni badan
hukum, lan sapiturute.
6. Tatacara panulise aksara murda saben tembung cukup siji wae,
yaiku aksara sing neng ngarep dhewe. Yen aksara ngarep dhewe
ora ana murdane ya aksara burine, yen burine ora ana murdane ya
mburine maneh, ngono sateruse.
7. Yen nulis tembung “Gusti Allah”, asmane Nabi, asmane ratu utawa
presidhen, sakabehing aksara kang ana murdane ditulis nganggo
aksara murda.

Bupati Banyuwangi : *upti*vuwzi

Gladhen 1
Sakwise para siswa mangerteni aksara lan tatacara nulise aksara murda coba ukara ing
ngisor iki tulisen nganggo aksara murda kang jumbuh karo tatacarane!
1. Gunung Kelud kuwi kalebu wewengkon Kedhiri lan Blitar.
2. Kabupaten Magetan iku manggon ing Provinsi Jawa Timur.
3. Bagus lan Roni wingi dolan neng Pacitan.
4. Sekolahku manggon ing jalan Monginsidi.
5. Aku budhal menyang Jakarta wingi dina Rabu.

Sawise para siswa nyinau aksara lan pasangan aksara jawa ing gladhen 1 saiki coba gatekake materi ing ngisor iki!

Aksara Swara lan tuladhane


A A sasi Agustus : ssiAguss
tu
I I bangsa Inggris : b=sI=g]is\
U U mas Umarsahid : ms\Um/saif\
Kagiyatan 2
E E negara Eropa : negrE[rop
O O wulan Oktober : wuln\O[kTobe/

Tata cara panulisan Aksara Swara.

1. Aksara swara iku cacahe mung ana 5 yaiku,


A(A), I(I), U(U), E(E), O(O).
2. Aksara swara gunane kanggo nulis tembung manca sing wis rumasuk ing basa Jawa lan
pangucapane kudu dicethakake.
3. Aksara swara ora kalebu aksara murda, nanging tumrap jenenge wong sing diwiwiti aksara
swara, panulisane kudu nggunakake aksara swara.
4. Aksara swara ora kena dadi pasangan. Yen aksara swara manggon ing burine aksara sigeg,
aksara sigege wanda iku kudu dipangku.
5. Aksara swara ora kena diwenehi sandhangan swara.

Gladhen 2
Sakwise mangerteni aksara lan tatacara nulise aksara swara coba ukara ing ngisor iki tulisen nganggo aksara
swara kang jumbuh karo tatacarane!
1. Emanuel lan Abubakar sinau ing negara Inggris.
2. Bangsa Eropa akeh sing dijajah dening bangsa Eropa.
3. Wulan April sesok aku budhal neng Amerika.
4. Raden Ajeng Kartini iku putrine bupati Jepara.
5. Pak Umar kagungan putra sing jenenge Oktariano.

Sawise para siswa nyinau aksara lan pasangan aksara jawa ing gladhen 2 saiki coba gatekake materi ing ngisor iki!

Aksara Rekan, pasangan, lan tuladhane

kha
k+ ....+ khatib lagi khutbah : k+tibLgiku+tBh

K
dza
f+ ....+ lagi dzikir wengi : lgif+iki/wezi

F
fa/va p+ ....P+ fardu kifayah : p+/fukip+yh

za j+ ....+J mbayar zakar fitrah : amBy/j+ktP+it]h

gha
g+ ....+ isih dadi gharim : aisihffig+rim\

G
Tata cara panulisan Aksara Swara.

1. Aksara rekan (rerekan) iku cacahe ana 5, yaiku:


kha(k+), dza(f+), fa/va(p+), za(j+), lan gha(g+).
2. Aksara rekan gunane kanggo nulis tembung manca sing dicethakake, luwih-luwih tembung
Arab.
3. Aksara rekan yen karaketan sandhangan pepet, cecake telu manggon ing jerone pepet, dene yen
karaketan sandhangan wulu , layar, utawa cecak, cecake telu manggon ing sisih kiwane wulu ,
layar, utawa cecak.
4. Yen aturan jaman biyen aksara rekan sing duwe pasangan mung aksara fa/va (P+), nanging
saiki aksara rekan kabeh bisa dadi aksara pasangan lan bisa diwenehi sandhangan. Yen aksara
rekan dadi pasangan, panulise cecak telu manggon ing dhuwure aksara sing dipasangi kajaba
pasangan fa/va.
Kagiyatan 3
Gladhen 2
Sakwise mangerteni aksara lan tatacara nulise aksara rekan coba ukara ing ngisor iki tulisen nganggo aksara
swara kang jumbuh karo tatacarane!
1. Sawise khutbah Abdul Ghafur ngunjuk banyu zam-zam.
2. Masa Khambali arep ziarah menyang negara Arab.
3. Pak Khasbulah lagi ngedum zakat fitrah marang fakir miskin.
4. Dhik Fahri wis faseh maca fatikhah.
5. Yen lagi mangan kudu entek supaya ora mubadzir.

Sawise para siswa nyinau aksara lan pasangan aksara jawa ing gladhen 3 saiki coba gatekake materi ing ngisor iki!

Aksara Angka

1 1 6 6

2 2 7 7

3 3 8 8

4 4 9 9

5 5 0 0

Tata cara panulisan Aksara Swara.

1. Aksara rekan (rerekan) iku cacahe ana 10, yaiku: 1234567890


2. Kanggo nulis angka ing sanjerone ukara kudu ditambahi pada pangkat (;) ing sadurunge lan
sawise angka. Supaya bisa ngerteni antarane angkara angka lan aksara liyane.
Tuladha :
Kamardikan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
km/fikn\I[nFo[nsiyt=gl\;17;AgusT|s\;1945;
3. Panulisan aksara angka iki biasa kaya dene nulis angka ing aksara latin.

Gladhen 2
Sakwise mangerteni aksara lan tatacara nulise aksara rekan coba ukara ing ngisor iki tulisen nganggo aksara
swara kang jumbuh karo tatacarane!
1. Aku lair ing tanggal !4 Februari 2004.
2. Tanggal 23 wingi ibuku tindak menyang Tokyo.
3. Wingi adhiku ulang taun sing ke 11 taun.
4. Mas Fikri lair tanggal 23 Mei 1998.
5. Indra Saputra entuk juara 1 lomba nulis esai.

Anda mungkin juga menyukai